Anda di halaman 1dari 1

Teks Eksplanasi

Penyimpangan Seksual
(Izzati Faustina)

Penyimpangan seksual atau yang kerap dikenal dengan “LGBT” yaitu akronim dari “lesbian, gay,
bisexual, transgender”. Istilah ini digunakan semenjak tahun 1990-an dan mengganti frasa
“komunitas gay”. Akronim ini dibuat dengan tujuan untuk menekankan keanekaragaman “budaya
yang berdasarkan identitas seksualitas dan gender”.

Di era yang baru ini serta dengan didukungnya kemajuan teknologi, LGBT menjadi hal yang lumrah
dan menjadi perbincangan di kalangan masyarakat. Dimulai dari aplikasi Facebook yang memiliki
fitur pengubahan foto profil menjadi berwarna pelangi dengan tulisan “celebrate pride”. Hal ini
sangat memancing kontroversi kala itu. Para pengguna jika mengganti foto profil dengan fitur ini,
maka mereka mendukung pernikahan sejenis. Facebook pada saat itu sedang mendukung momen
kemenangan komunitas LGBT di Amerika Serikat yang melegalkan pernikahan sesama jenis pada
Sabtu, 27 Juni 2015.

Penegakkan diagnosis pada penderita LGBT ini hanya bisa dilakukan oleh ahli tertentu lewat
serangkaian tes. Diagnosis yang dimaksud adalah karena penderita memiliki gen tertentu yang hilang
sehingga sifat-sifat yang seharusnya muncul justru tidak tersekspresikan. Gaya hidup juga sangat
amat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku. Apabila seseorang mempunyai rasa tidak puas atau
trauma terhadap lawan jenisnya, maka orang itu dapat melampiaskannya ke sesama jenis. Selain itu,
factor lingkungan juga perlu diperhatikan. Ketika seseorang bergaul dengan penderita LGBT, ada
kemungkinan orang itu akan tertular.

Penyimpangan seksual juga memiliki dampak yang sangat berbahaya dan tentunya merugikan bagi
para penderita. Seorang penderita bisa terinfeksi oleh virus HIV (peyakit menular seksual). Selain
itu, bagi laki-laki bisa terkena sifilis dan kanker anal atau dubur yang disebabkan oleh seks anal.
Penderita yang kerap melakukan oral seks, bisa terkena penyakit kanker mulut. Selain dapat
menimbulkan penyakit, penderita LGBT juga sering mendapat pelecehan seksual walaupu, di zaman
sekarang sudah banyak gerakan pendukung LGBT.

Dengan maraknya fenomena penyimpangan seksual di era modern ini, peran keluarga dan lingkungan
dalam menjaga pergaulan anak sangat diperlukan. Pengetahuan agama juga harus diberikan dan
ditingkatkan. Pemerintah perlu mengadakan seminar mengenai bahaya LGBT yang disertai dengan
undang-undang yang mengatur. Dengan demikian, maraknya penyimpangan sosial dapat dicegah.

Anda mungkin juga menyukai