Anda di halaman 1dari 3

Anti Inflamasi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Setyari, dkk (2008)1 dengan judul “potensi
analgesik dan inflamasi dari ekstrak tapak liman” mengemukakan bahwa Obat analgesik dan
antiinflamasi adalah obat yang paling banyak diresepkan di dunia, walaupun obat ini cukup
sering menimbulkan efek samping obat yang serius. Diperkirakan pada pemakai obat jangka
panjang 15-40% akan mengalami saluran cerna bagian atas, 10-25% akan mengalami tukak
peptic, terutama tukak lambung, dan 1-4% akan mengalami komplikasi yang akan mengancam
jiwa seperti pendarahan lambung. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Bakosky and Hanly,
(1999)2 yang mengemukakan bahwa efek samping dari mengonsumsi analgesik dan antiinflamasi
dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. Obat ini bekerja dengan cara menghambat kerja
enzim cyclooxygenase (COX) yang bertanggung jawab dalam produksi prostaglandin, obat yang
non-selektif dapat menurunkan kemampuan mukosa lambung dalam mempertahankan diri
terhadap bebagai macam bahan yang dapat merusak mukosa lambung (Widodo, 1999)3.
Untuk mengurangi efek samping yang berbahaya ini maka perlu ditemukan obat alternatif yang
murah, aman dan murah terutama berasal dari tanaman herbal. Salah satu tanaman yang banyak
digunakan oleh masyarakat di Indonesia yaitu tapak liman (Elephantophus scraber LI). Tanaman
ini dapat mengatasi berbagai radang. Dan dapat pula mengatasi perut kembung,hepatitis, beri-
beri, disentri, dan lain-lain.
Metode yang digunakan pada penelitian kali ini yaitu menggunakan hewanuji yang diberikan
ekstark tapak liman dan ditaruh diatas hot plate. Selain itu mereka juga menggunakan rancangan
acak lengkap dan data yang diperoleh di analisis menggunakan Uji ANOVA, apabila aada
perbedaan maka dilanjutkan denfan uji LSD.

Dalam penelitiannya oleh Saputri, dkk (2016)4 menggunakan juga tanaman herbal selain tapak
liman. Mereka menggunakan kemangi atau (Ocimum americanum L.) yang diduga memiliki efek
sebagai anti-inflamasi. Hal inipun sejalan dengan penelitian oleh Umar,(2011)5 yang
menjelaskan bahwa perlunya tanaman obat yang dinilai aman dan mudah dijangkau oleh
masyarakat. Pada penelitian menggunakan tanaman kemangi ini, ada beberapa peneliti yang
pernah menguji tanaman ini, Fitriani (2011)6 menguji aktifitas ekstrak etanol pada daun kemangi
sebagai anti-inflamasi. Selain itu, dilakukan juga oleh Maimun dkk (2009)7 terhadap jumlah sel
radang pada plantar. Pada tanaman kemangi ini mengandung minyak atsiri yang diketahui
terdapat sitral, kamfer, dan metil sinamat (Siemonsma dan Kasem, 1994)8. Sitral adalah
campuran dari dua monoterpen asiklik: geranial (A sitral atau citral trans) dan neral (cis citral
atau citral B) (Chaimovitsh et al., 2011)9. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sitral
mempunyai aktivitas anti-inflamasi.
Metode yang digunakan pada uji anti-inflamasi ini yaitu metode Winter yang dimodifikasi
dengan menyuntikkan larutan secara subplantar. Analisis yang diperoleh kemudan diolah secara
statistik dengan menggunakan program SPSS 16 lalu dilakukan uji Saphiro-Wilk untuk melihat
normalitas data setelah uji Levene untuk homogenitas data, dan setelah data terdistribusi normal
dan homogen diuji kembali menggunakan uji ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%.

Dapus :
1. Setyari,W., S. A. Sudjarwo., 2008. Potensi Analgesik Dan Antiinflamasi Dari Ekstrak
Tapak Liman (elephantophus scraber). Jurnal Penelitian Media Eksakta. 1(7); 16-22.

2. Bakowsky VS, and Hanly JG. 1999. Complications of Nonsteroidal Antiinflammatory


drug gastropathy and use of gastric cytoprotection: Experience at a tertiary care health
center. J Rheumatol; 26 (7): 1557 – 63

3. Widodo MA. 1999. Mekanisme Kerja Anti Inflamasi dan Mekanisme Efek Samping
OAINS (Fokus pada COX-1 dan COX-2). Dalam: Achmad H, Widodo MA, Arsana PM,
eds. Reumatologi Menyongsong Millenium ke-3. Malang: KONKER VI IRA; 46 – 51

4. Saputri, F, C., Zahara, R. 2016. Uji Aktivitas Anti-Inflamasi Minyak Atsiri Daun
Kemangi (Ocimum americanum L.) pada Tikus Putih Jantan yang Diinduksi Karagenan.
Pharm Sci Res. 3(3); 107-119.

5. Umar, Anandini N.L. (2011). Perbandingan ekstrak daun kemangi (Ocimum basilicum
L.) dengan ketokonazol 2% dalam menghambat pertumbuhan candida sp. pada
kandidiasis vulvovaginalis. Universitas Diponegoro: Fakultas Kedokteran

6. Fitriani, N.M. (2011). Uji daya antiinflamasi ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum
sanctum L.) pada tikus putih jantan galur wistar. STIKES NWU: Farmasi

7. Maimun, Z.A., Mudjiwijono, H.E., Arif., Hamada, M. (2009). Efek antikeradangan


ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum Linn) terhadap jumlah sel radang pada plantar
pedis rattus norvegicus jantan strain wistar yang diinduksi karagenan. Majalah
kedokteran, 1-9

8. Siemonsma, J. S., Kasem, Piluek. (1994). Vegetaables. Prosea 8


9. Chaimovitsh, D., et al. (2011). The relative effect of citral on mitotic microtubules in
wheat roots and BY2 cells. Pubmed, 14 (2), 354-644

Anda mungkin juga menyukai