Anda di halaman 1dari 14

DINAMIKA MUSLIM MORO DI FILIPINA SELATAN DAN GERAKAN

SPARATIS ABU SAYYAF

Abd. Ghofur
Dosen Fak. Ushuluddin UIN Suska Riau
email: ghofur06@yahoo.com

Abstrak
Muslim Moro di Filipina Selatan mendiami wilayah dalam cakupan 13 Propinsi meliputi
Mindanao, Sulu, Basilan, Palawan, Balabac, Tawi-Tawi, Cotabato, Cotabato Utara; Lanao Selatan
dan Lanao del Norte dan Sultan Kudarat. Wilayah selatan Filipina ini sejak abad ke 15 M berada
dibawa kekuasaan Sultan Sulu dan Mindanao. Pada abad 16 M Kolonial Spanyol menjajah Filipina
baik di Utara dan Selatan hingga tahun 1898, karena ada persaingan antar koloni maka perebutan
kekuasaan antara Spanyal dan Amerika tak terhindarkan, dan Amerika menang ditandai dengan
dibuatnya Traktat Paris. Sejak Filipina merdeka tahun 1946, nasib muslum Moro di Selatan
Filipina belum juga berubah, karena kuatnya tekanan pemerintah Filipina terhadap minoritas
Muslim dengan tetap melanjutkan kebijakan yang dibuat pemerintah kolonial Amerika. Maka
tahun 1968 muncul pergerakan muslim yang terorganisir Muslim Independent Movement (MIM);
lalu muncul pula Moro Libration Front (MLF) tahun 1971; pergerakan MLF berganti nama
Moro national Libration Front (MNLF) pimpinan DR. Nur Misuari ; dri MNLF sebagian
memisahkan diri membentuk Moro Islamic Libration Front (MILF) dipimpin oleh Hasyim Selamat;
terakhir tahun 1993 dari MILF muncul pergerakan Abu Sayyaf pimpinan Abdurrazak Janjalani.
Munculnya beragam bentuk pegerakan muslim disebabkan terdapat pebedaan ideologi perjuangan.

Kata Kunci: Muslim Moro, MNLF, Abu Sayyaf

dan Sulu) tepatnya pada tahun 1380 M.


PENDAHULUAN
Kedatangan saudagar muslim ternyata lebih
Kelompok muslim Moro mendiami awal daripada kedatangan kolonial Barat
wilayah yang tercakup dalam 13 propinsi Spanyol, karena Spanyol pertama kali
yang berada di bawah Undang-Undang mendaratkan kapal dagangnya tanggal 16
Empat Zona yang berbeda-beda yaitu: Maret 1521 M. Sebelum kedatangan kolonial
pertama, masuk dalam zona IV ada gugusan Spanyol, wilayah selatan Philipina dibawah
pulau Palawan; kedua, masuk dalam zona IX kesultanan Mindanao dan Sulu.
seperti pulau Sulu , Basilan, Tawi-Tawi, Berdirnya kesultanan Mindanao dan Sulu
Zamboanga del Sure; ketiga, masuk dalam merupakan langkah penting dalam tradisi
Zona XI tercakup didalamnya gugusan pulau sejarah politik suku Tausog khususnya dan
Cotabato Selatan, Dan Davao del sure; Muslim Moro umumnya. Kekuasaan Sultan
sedangkan keempat, masuk dalam zona XII Sulu dimulai sejak tahun 1450 M yang
seperti Lanao del Norte, Lanao del Sure, dipimpin oleh Sultan Syarif Abu Bakar,
Cotabato Utara, Maguindanao dan sultan sampai akhirnya kekuasaan ini jatuh pada
Kudarat (Abdullah, 1983:341). tahun 1915 seiring kuatnya tekanan politik
Berdasarkan sumber tradisi setempat, kekuasaan kolonial Amerika. Hal ini berarti
yaitu jaringan geneologis yang disebut kekuasaan kesultanan Sulu bisa bertahan
dengan tarsila. maka banyak penulis menilai hingga 500 tahun dan tak mampu ditaklukan
Mindanao dan Sulu sebagai miniatur proses oleh kolonial Spanyol. Namun sebagian ahli
Islamisasi di Asia Tenggara. Walaupun sejarah percaya bahwa kesultanan sebagai
sumber tarsila cenderung bersifat mitologis, suatu sistem baru mengalami kejatuhan sejak
namun terurai secara kronologis dan runtut tahun 1936 M. Ketika persemakmuran
dalam menjelaskan asal usul komunitas menolak untuk mengakui setiap pewaris
muslim Moro. Dijelaskan dalam catatan yang menentang kekuasaan sultan Jamalul II
sejarah geneologi tarsila, bahwa Islam masuk terakhir berkuasa. Formasi komunitas politik
ke wilayah Filipina bagian Selatan (Mindanao
Sosial Budaya (e-ISSN 2407-1684 | p-ISSN 1979-2603)
Vol. 13, No. 2, Juni 2016
Sosial Budaya, Vol. 13, No.2, Juni 2016, pp. 175 – 188

yang terorganisir sebagai hasil dari unifikasi 1. Potret muslim Moro Filipina.
banua (komunitas) yang terpusat Luas Filipina secara keseluruhan
memberikan sumbangan berharga bagi suku sekitar 300.000 KM2, yang terdiri dari
Tausog di kesultanan Sulu. Kesultanan Sulu 7.109 pulau dan memiliki tiga kelompok
bukan hanya melingkupi masyarakat suku kepulauan yaitu, di bagian Utara
Tausog, tetapi juga mengendalikan beberapa terdapat gugusan pulau Luzon; di
suku lainnya seperti suku Samal, Yakanes, bagian Barat terdapa gugusan pulau
Badjaus yang muslim, termasuk suku-suku Palawan dan Mindanao; sedangkan di
yang terletak di wilayah Zamboanga dan bagian Tengah terdapat pulau Bohol,
Basilan (Bakar,1993:199). Cebu leyte, Masbate, Negraos, Panay
Dalam uraian berikut akan dijelaskan dan Samar; sedangkan di Bagian Selatan
beberapa hal terkait tentang Muslim Moro, terdapat gugusan pulau Mindanao, Sulu,
diantaranya tentang potret muslim Moro Tawi-Tawi, Balabac, Cotabato dan
dari awal masuknya Islam hingga lahirnya Lanao (Nugroho, 1996).
kesultanan Mindanao dan Sulu; selanjutnya Kelompok muslim Moro mendiami
membahas tentang nasib muslim Moro pada wilayah yang tercakup dalam 13
zaman penjajahan Spanyol dan Amerika propinsi yang berada di bawah
hingga memasuki Filipina Merdeka; tidak Undang-Undang Empat Zona yang
kalah menariknya penulis juga menguraikan berbeda-beda yaitu : pertama, masuk
dan menganalisis pergerakan Muslim Moro: dalam zona IV ada gugusan pulau
Moro National Libration Front (MNLF, 1971) Palawan; kedua, masuk dalam zona IX
pimpinan Nur Misuari, Moro Islamic Libration seperti pulau Sulu , Basilan, Tawi-Tawi,
Front (MILF, 1984) pimpinan Hasyim Zamboanga del Sure; ketiga, masuk
Selamat dan terakhir gerakan Abu Sayyaf dalam Zona XI tercakup didalamnya
pimpinan Aburrazak Janjalani (1993). gugusan pulau Cotabato Selatan, Dan
Pergerakan Abu Sayyaf yang lahir lebih Davao del sure; sedangkan keempat,
terbaru ini, cenderung mengarah pada masuk dalam zona XII seperti Lanao
tindakan radikal, ekstrim bahkan banyak del Norte, Lanao del Sure, Cotabato
pengamat organisasi ini dikategorikan Utara, Maguindanao dan sultan Kudarat
sebagai kelompok terorisme. (Abdullah, 1983).
Ketika dikelompokkan pada sisi
PEMBAHASAN etnik-linguistik, maka melayu Muslim
Negara Filipina wilayahnya dibagi Moro terdiri dari suku Maguindanao;
menjadi tiga grup pulau yaitu Luzon, Visayas Marano; Iranos, Sangir, Kalagon,
dan Mindanao. Kemudian dibagi menjadi 17 Tausog, Iranum, Molbog, Jamapon,
Region, 80 Provinsi, 120 Kota, 1.511 Yakan, Sangil, Palawan, Kolibugan dan
Munisipalitas dan 42.008 distrik. Sebanyak 80- Samal. Secara kuantitas berdasarkan
an provinsi itu dikelompokkan pula menjadi sensus penduduk tahun 1990 dari
17 Wilayah ('Region') untuk kemudahan keseluruhan penduduk Filipina sekitar
administratif. Kebanyakan kantor 65 juta jiwa, maka melayu muslim Moro
pemerintah memiliki kantor regional untuk diperkirakan sekitar 5% lebih (2,8 juta
melayani provinsi-provinsi di dalamnya. Jiwa). Sedangkan pemeluk Katolik
Wilayah ini tidak memiliki pemerintahan diperkirakan sekitar 94% (Ensiklopedia,
lokal yang terpisah, kecuali Mindanao dan 2003).
Sulu yang banyak Muslimnya dan Wilayah Sedangkan berdasarkan sumber lain
Administratif Cordillera, yang memiliki menyebutkan pula bahwa saat ini
otonomi sendiri. Jumlah penduduk muslim jumlah penduduk muslim Moro hampir
Filipina sekitar 5-7 Jta jiwa dari sekitar 104 7 juta jiwa karena diperkirakan hampir
Juta berdasarkan data 2016 sekitar 10% dari keseluruhan penduduk
(https://id.wikipedia.org/wiki/Filipina). Filipina. Kebanyakan muslim Moro
mendiami wilayah bagian Selatan yaitu
kepulauan Mindanao, Sulu, Basilan,
Palawan, Balabac, Tawi-Tawi, Cota

176
Abd. Ghafur: Dinamika Muslim Moro di Filiphina...

Bato, Lanao Selatan dan Lanao del dan berupaya menduduki wilayah
Norte. Propinsi-propinsi yang didiami Mindanao dan Sulu ternyata mereka
muslim Moro cukup banyak misalnya menemukan bangsa yang memiliki
Mindanao (80%); Pulau Sulu (94% agama, adat istiadat serta karakteristik
muslim); Sultan Kudarat (37% Muslim); yang sama seperti orang moor di
Cotabato utara (36% Muslim); Lanao Aljazair maupun Andalusia (Spanyol).
Del Norte (23 % Muslim); Kemudian di Untuk seterusnya Spanyol lebih sering
sebelah Barat Daya terdapat sekitar 29 menyebut muslim Mindanao dan Sulu
% muslim Moro dari seluruh jumlah sebagai bangsa Moor atau Moro
penduduk (Saleeby, 1990:34). (Saleeby, 1990:476).
Keragaman kelompok etnik- Kedatangan Islam di wilayah
linguistik ini tidak menjadikan muslim Selatan Filipina seperti Mindanao dan
Moro seperti kelompok yang terpisah, Sulu berasal dari sumber tradisi
mengingat terdapat banyak kesamaan setempat, yaitu jaringan geneologis yang
dari segi bahasa yang mereka gunakan disebut dengan tarsila. Sebagaimana
dan agama yang mereka anut. Sebagai halnya sumber-sumber silsilah lainnya,
contoh bahasa Maguindanao dan tarsila cenderung bersifat mitologis,
Marano memiliki kemiripan dari segi namun terurai secara kronologis dan
penyebutan dan makna yang terkandung runtut dalam menjelaskan asal usul
dalam kosa kata, sehingga kedua komunitas muslim Moro. Berdasarkan
pengguna bahasa ini saling memahami. sumber-sumber tersebut maka banyak
Kemudian banyak pula kedekatan penulis menilai Mindanao dan Sulu
secara linguistik antara dialek yang sebagai miniatur proses Islamisasi di
digunakan sebagian orang Islam dan Asia Tenggara. Dijelaskan dalam catatan
Katolik seperti bahasa Tausog (wilayah sejarah geneologi tarsila, bahwa Islam
selatan) yang hampir sama dengan masuk ke wilayah Filipina bagian
bahasa Tagalog dan Visayan (ada di Selatan ( Mindanao dan Sulu) tepatnya
wilayah Utara). Kedua bahasa ini pada tahun 1380 M. Kedatangan
digunakan secara luas (massive) oleh saudagar muslim ternyata lebih awal
mayoritas pemeluk Katolik. Menurut daripada kedatangan kolonial Barat
pendapat ahli bahasa modern, semua Spanyol, karena Spanyol pertama kali
bahasa dan dialek tersebut ternyata mendaratkan kapal dagangnya tanggal
berasal dari rumpun keturunan yang 16 Maret 1521 M yang di pimpin oleh
sama. Melayu Muslim Moro meski Ferdinand de Magelhand.
menyandang kelompok minoritas di Perkembangan Islam di wilayah
Filipina, namun mereka adalah Mindanao dan Sulu diawali kedatangan
komunitas agama terbesar kedua setelah saudagar-saudagar yang dipimpin
pemeluk Katolik. Posisi seperti ini seorang ulama Arab bernama Syarif
membuat komunitas melayu Muslim Auliya Karim al-Mahdum dan Raja
Moro penting bagi perkembangan Baguinda yang menyebarkan ajaran
sosio-politik di negara Filipina pasca Islam. Sebutan penyebar Islam di
kolonialisasi Spanyol dan Amerika. wilayah ini antara lain Masyaikha,
Kelompok Melayu Muslim Filipina Makhdum dan Auliya. Masing-masing
Selatan sering disebut oleh Spanyol kelompok menyatakan diri sebagai
dengan bangsa Moro. Menurut catatan orang yang dekat dengan keturunan
sejarah, istilah “moro” merujuk pada kata Nabi Muhamad SAW. Khusus sosok
asal yaitu “moor”, “mauriscor” atau Raja Baguinda dari catatan sejarah
“muslim”. Kata moor berasal dari bahasa beilau datang lebih belakangan setelah
latin, mauriscor adalah istilah yang perkembangan Islam di Sumatra Barat
seringkali digunakan orang-orang berjalan intensif, mengingat Raja
Romawi kuno untuk menyebut Baguinda adalah seorang pangeran dari
penduduk wilayah Aljazair Barat dan keturunan raja-raja Pagaruyung Sumatra
Maroko. Ketika kolonial Spanyol tiba Barat. Raja baguinda datang ke wilayah

177
Sosial Budaya, Vol. 13, No.2, Juni 2016, pp. 175 – 188

Mindanao karena untuk menghindari Kemudian berdiri kesultanan Sulu


serangan Kerajaaan Hindu-Budha di wilayah Selatan Filipina setelah
Majapahit yang saat itu menyerang kesultanan Maguindanao. Berdirnya
Sriwijaya. Ia tiba di kepulauan Sulu kesultanan ini merupakan langkah
setelah 10 tahun mendakwahkan Islam penting dalam tradisi sejarah politik
di kepulauan Zamboanga dan Basilan. suku Tausog. Kekuasaan Sultan Sulu
Atas hasil usaha Raja Baguinda akhirnya dimulai sejak tahun 1450 M yang
raja terkenal Maguindanao, Kabungsuan dipimpin oleh Sultan Syarif Abu Bakar,
Maguindanao memeluk Islam, dan dari sampai akhirnya kekuasaan ini berakhir
tahap inilah proses islamisasi di wilayah pada tahun 1915 seiring kuatnya
ini terus berlanjut. Pada masa tekanan politik kekuasaan kolonial
pemerintahan sultan Kabungsuan Amerika. Hal ini berarti kekuasaan
Maguindanao, telah diperkenalkan kesultanan Sulu bisa bertahan hingga
sistem hukum Islam seperti tertuang 500 tahun. Namun sebagian ahli sejarah
dalam Maguindanao Code of Law atau percaya bahwa kesultanan sebagai suatu
Luwaran, yang didasarkan pada kitab- sistem baru mengalami kejatuhan sejak
kitab sumber rujukan umumnya hampir tahun 1936 M. Ketika persemakmuran
sama dengan bermazhabkan Syafi’i menolak untuk mengakui setiap pewaris
(Fiqih) dan Sunni dari sisi (Kalam). Hal yang menentang kekuasaan sultan
ini bisa diketahui sumber rujukannya Jamalul II terakhir berkuasa. Formasi
seperti Fathul Qareeb, Taqreeb al-Intifaaq, komunitas politik yang terorganisir
Fath al-Mu’in dan kitab Mir’au al-Thulab sebagai hasil dari unifikasi banua
(Saleeby, 1990). (komunitas) yang terpusat memberikan
Islam berkembang di wilayah sumbangan berharga bagi suku Tausog
selatan Fhilipina seperti Davao (sebelah di kesultanan Sulu. Kesultanan Sulu
tenggara pulau Mindanao); Kepulauan bukan hanya melingkupi masyarakat
Lanao dan Zamboanga Utara pada saat suku Tausog, tetapi juga mengendalikan
Raja Baguinda menjadi orang yang beberapa suku lainnya seperti suku
berkuasa di kawasan tersebut. Sepanjang Samal, Yakanes, Badjaus yang muslim,
garis pantai kepulauan Filipina termasuk suku-suku yang terletak di
semuanya berada di bawah kekuasaan wilayah Zamboanga dan Basilan (Bakar,
pemimpin-pemimpin Islam yang 1993:199). Kesultanan Sulu juga
bergelar Datu (Datuk) atau Raja. berperan dalam mengambil legitimasi
Menurut penjelasan Cesar Adib Majul kekuasaan dari tradisi sebagai bagian
bahwa meskipun terdapat perbedaan dari wilayah Daar al-Islam, yaitu wilayah
mencolok dalam hal penerapan tradisi yang berupaya untuk menerapkan
kebudayaan dan hukum adat istiadat syariat Islam dan hukum Islam.
setempat, masyarakat muslim Filipina Menurut Cesar A. Majul, dalam
cenderung memiliki struktur sosial yang “The Role of Islam In The History of Filipina
serupa. Seringkali struktur sosialnya People”, membagi dua pendekatan
merupakan warisan kulutral yang terus tentang keberadaan sulthan muslim di
dipertahankan sejak sebelum mereka bagian selatan terutama Kesultanan Sulu
menganut Islam. Seperti penggunaan dan Mindanao. Pertama, memberikan
sistem kekuasaan Datu (Datuk) atau tekanan pada perkembangan politik
Raja, yakni penguasa lokal (Majul, mereka sejalan dengan garis kerajaan
1984:26). Pada saat mereka menjadi dan perkembangan lembaga-lembaga
muslim, beberapa Datu atau Datuk yang pribumi, sambil menela’ah hubungan
dianggap memiliki kekuasaan yang kuat mereka dengan kerajaan tetangga
diberi gelar “sulthan”. Sampai sekarang sebagai bentuk hubungan dengan luar
meskipun sudah berkurang otritasnya, negeri. Kedua, pendekatan yang
sistem kekuasaan datu (datuk) ini masih memandang raja-raja sebagai bagian dari
dipertahankan sebagian masyarakat konstelasi yang lebih luas dari sulthan
muslim Filipina. dan raja-raja yang sebenarnya bagian

178
Abd. Ghafur: Dinamika Muslim Moro di Filiphina...

dari daar al Islam, sebagai prasarat dari pasca kolonial, bagaimana upaya mereka
sebuah sistem kekuasaan Islam saat itu mempertahankan identitas umat Islam
(Majul, 1980:9). lokal dan muslim pada umumnya.
Pada saat masuknya kolonial Respon yang diberikan sangat
Spanyol ke Filipina pada tanggal 16 dipengaruhi oleh konsep umat dalam
Maret 1521 M, penduduk muslim telah teks Al-Quran, namun istilah itu
mencium adanya maksud lain di balik diterjemahkan dalam konteks Islam di
ekspedisi ilmiah Ferdinand de Filipina. Lebih jelas lagi menurut
Magelhands. Ketika kolonial Spanyol Decassa, konsep umat tidak lagi
menaklukkan wilayah Utara Filipina sepadan dengan kenyatan geografis
tidak banyak perlawanan berarti dari kenegaraan terkini, artinya dalam
wilayah tersebut. Tetapi ketika mereka pandangannya, seorang muslim bisa saja
berusaha menaklukkan wilayah Selatan menjadi bagian dari masyarakat politik
Filipina seperti Mindanao, Sulu, Basilan, apapun dan dimanapun sesuai dengan
Cotabato, Lanao Selatan, Lanao del pilihannya. Bahkan bagi seseorang tidak
Norte ternyata penduduk muslim ada lagi makna yang dapat
melakukan perlawanan dengan gigih dipertahankan dari konsep masyarakat
dan tanpa henti menyerah, karena tradisional Islam seperti juga konsep
didasari oleh semangat Jihad fi Sabilliah, daar al Islam dan daar al harbi”.
dan perlawanan ini berjalan hingga Pada masa penjajahan Spanyol
tahun 1876 M. Kolonial Spanyol kerap kali demi tercapainya tujuan
menghabiskan waktu tidak kurang 375 kolonialisasi, mereka menggunakan
tahun untuk melawan dan menaklukkan berbagai cara diantarnya devide and rule
kelompok muslim Selatan Filipina, (pecah belah dan kuasai) bersamaan itu
namun hal ini umat Islam tetap tidak digencarkan pula mission sacre ( misi
dapat ditaklukan, hingga berpindah kristenisasi) terhadap penduduk muslim
kekuasaan kolonial Spanyol kepada Moro di wilayah selatan Filipina. Orang-
Amerika. orang muslim distigmatisasi (diberi
Menurut Cesar Adib Majul adanya julukan yang berkonotasi buruk dan
konflik antara muslim Moro dengan rendah) yaitu sebagai “moor” (Gowing,
koloni Spanyol lebih dominan 1984:187-188), (Moro) yang artinya
dilatarbelakangi oleh perebutan orang yang buta huruf, jahat, tidak
pengaruh agama (Gospel) ketimbang bertuhan dan tukang bunuh.
faktor-faktor lain seperti ekonomi (gold) Sebenarnya bagi muslim Moro,
dan politik (glory), sehingga munculnya perlawanan mereka bertujuan
“perang Moro”. Majul menegaskan bahwa mempertahankan dan melindungi
perang ini seperti ada benang merah dan integritas teritorial dan independensi
kelanjutan dari perang Salib antara wilayah kesultan (daar al Islam), dimana
kekuasaan Islam dengan Eropa. Mindanao dan Sulu adalah berada dalam
Menarik studi yang dilakukan kekuasaan Melayu Muslim.
George C. Decassa, seorang rohaniwan Penjajahan Spanyol bisa dikatakan
(pendeta) Katolik Filipina, dalam berhasil menguasai wilayah Utara
disertasinya yang berhasil dipertahankan Filipina, tetapi dapat dikatakan gagal
di Universitas Gregoriana Roma Italia, menundukkan wilayah Selatan terutama
tentang gerakan jihad fisabilliah yang tergabung dalam Kesultanan
penduduk Muslim Filipina Selatan, Mindanao dan Sulu, meski dalam kurun
Menurut Decassa, makna yang waktu yang lumayan lama (375 tahun).
terkandung dalam kata umat bisa sangat Pada saat terjadinya kekalahan dalam
ideologis dan bernuansa politis, perebutan pengaruh dengan koloni
tergantung pada kondisi dan sisi Amerika, pada tahun 1898 M Spanyol
pandangnya. Salah satu tantangan menjual wilayah jajahannya baik di
terberat yang dialami umat muslim Utara dan Selatan Filipina kepada
Filipina sejak zaman kesultanan sampai Amerika seharga USS 20 Juta melalui

179
Sosial Budaya, Vol. 13, No.2, Juni 2016, pp. 175 – 188

perjanjian traktat Paris. Jajahan Amerika Kebijakan, pertama, kebijakan


saat mengawali ekspansi dan sistem agraria (pertanahan) baru. Di
kolonialisasi di wilayah Selatan Filipina antara bentuk kebijakan pertanahan itu
menampilkan gerak langkah seperti antara lain kebijakan Land Registration
bersahabat dan dapat dipercaya akan Act no. 496 (1902 M) yang menyatakan
janji-janjinya. Hal ini diperkuat dengan keharusan mendaftarkan tanah miliki
ditandatanganinya traktat Bates tanggal pribadi kepada pemerintahan kolonial
20 Agustus 1898 M, yang isinya Amerika dalam bentuk tertulis
Amerika bertekad akan memberikan ditandatangani dan di bawah sumpah.
kebebasan beragama, kebebasan Kemudian kebijakan hukum tanah
menyampaikan aspirasi dan meningkat Philipine Commission Act no. 718 tanggal
tarap pendidikan bangsa Moro. Namun 4 April 1903M, yang menyatakan hibah
kenyatannya traktat tersebut hanya tanah dari para Sultan, Datuk atau
dijadikan alat taktis untuk mengambil Kepala Suku Non-Kristen sebagai tidak
hati orang muslim agar tidak melakukan sah, jika dilakukan tanpa ada wewenang
pemberontakan dan perlawanan pada atau izin dari pemerintah
koloni Amerika. (Abdullah,1983). Demikian pula Land
Kesultanan Mindanao dan Sulu Act no.296 diberlakukan 7 Oktober
pada dasarnya tidak terpengaruh dengan 1903M, yang menyatakan semua tanah
penetrasi kolonialisme baik Spanyol milik pribadi yang tidak didaftarkan
maupun Amerika. Namun ironisnya sesuai dengan Land Registration Act no
Filipina adalah negara paling lama 496, maka status tanah tersebut adalah
dijajah Eropa di wilayah Asia Tenggara. tanah negara. Kemudian ada
Kolonialisasi Spanyol dan Amerika pemberlakuan kebijakan hukum yang
berusaha melakukan integrasi politik sangat memberatkan lagi, yaitu The
formal dengan Filipina Utara dan Mining Law of 1905 yang menyatakan
Selatan dalam banyak aspek seperti bahwa semua tanah yang telah diakui
bidang sosial, budaya, pendidikan, milik negara di Philipina sebagai tanah
pemerintahan, hukum dan lainnya. yang bebas terbuka untuk dieksplorasi.
Sedangkan saat memasuki kemerdekaan Kemudian beberapa tahun
Filipina dan hilangnya pengaruh kemudian muncul pula pemberlakukan
kolonialisme ternyata pemerintahan kebijakan pertanahan Quino-Recto
Filipina yang terbentuk berupaya Collonialization Act no. 419 pada 12
melanjutkan kebijakan-kebijakan yang Februari 1935M, menandai upaya
telah dibuat oleh koloni Amerika pemerintahan koloni Amerika yang
dengan semboyan Filipinisasi dan lebih agresif untuk membuka tanah
Kristenisasi. Hal inilah yang yang dianggap milik negara, dengan kata
menyebabkan kegelisahan di kalangan lain menjajah Mindanao dan Sulu.
muslim Moro yang berada di Wilayah Pemerintah berkonsentrasi pada
Selatan Filipina baik di masa awal pembangunan jalan dan survei-survei
kemerdekaan hingga saat ini. tanah negara, lalu membuka pemukiman
Setelah dibuatnya traktat Bates oleh besar di Selatan untuk menampung
Amerika tahun 1898 M, maka Amerika ribuan pemukiman Kristen, dari wilayah
dengan gencar berusaha menerapkan Utara khususnya dibangun di Provinsi
sistem politiknya di wilayah selatan, Cotabato lama. Bahkan senator
padahal eksistensi kesultanan Mindanao Emanuel L. Quezon 1936–1944 M
dan Sulu belum mampu ditaklukkan mengkampanyekan program
oleh Spanyol. Memasuki tahun 1914- pemukiman besar-besaran orang-orang
1920 M, Amerika semakin kuat dari proses migrasi orang-orang Utara
melakukan tekanan bagi muslim Moro ke Selatan dengan tujuan
dengan menerapakan beberapa menghancurkan homogenitas dan
kebijakan,. keunggulan bangsa Muslim Moro di
Mindanao serta berupaya untuk

180
Abd. Ghafur: Dinamika Muslim Moro di Filiphina...

mengintegrasikan mereka ke dalam bahkan hilang karena masuknya arus


masyarakat Philipina Utara secara kekuasaan pemerintahan Manila di
umum. Pada prinsipnya ketentuan bawah bayang-baynag koloni Amerika.
hukum tentang tanah tersebut Langkah ini bisa mengancam kekuasaan
merupakan legalisasi penyitaan tanah- umat Islam secara bertahap dan
tanah kaum muslim (tanah adat dan berpindah pada kekuasaan pemerintah
tanah ulayat) oleh pemerintah kolonial Manila sehingga kemadirian Muslim
Amerika. Kepemilikian tanah bagi Moro semakin tergerus.
penduduk Utara untuk di wilayah Ditinjau dari aspek politik, pada
selatan dipermudah oleh Amerika untuk masa pemerintahan kolonial Spanyol,
mendorong terjadinya migrasi Amerika dan pemerintahan Filipina
penduduk Utara ke selatan semakin merdeka, tampak adanya tekanan dan
banyak, hal ini disebakan adanya motif pergeseran kekuasaan yang melibaatkan
untuk mendapatkan tanah. gereja, yang dalam waktu bersamaan
Kebijakan Kedua, koloni Amerika terjadi proses kristenisasi di wilayah
membentuk propinsi Moro Land, dengan Utara termasuk juga wilayah Selatan
alasan untuk memberikan arah yang sebenarnya sejak awal berbasis
pembentukan sistem masyarakat Islam. Fusi antara peran pemerintahan
modern (civilizing) bagi bangsa Moro. transisi Amerika-Manila dengan peran
Akibatnya perlawanan tidak dapat gereja katolik, walaupun tak tampak
dihindarkan oantara orang muslim dalam kelembagaan struktural
melawan koloni Amerika. Menurut pemerintahan, namun akan tampak jelas
Teofisto Guingoana sejak tahun 1914- bagaimana gereja ikut memainkan peran
1920 terjadi 19 kali pertempuran besar politik dengan mengatasnamakan upaya
yang dilakukan bangsa Moro menolak integrasi nasional dan secara pelan-pelan
dua kebijakan tersebut. Perlawanan itu menghilangkan peran homogenitas
terinspirasi oleh penduduk Moro kultural Muslim di wilayah Selatan
dengan semangat jihad fi sabillah. Filipina.
Ketidakmampuan muslim Moro untuk Setelah berlangsung pemerintahan
membendung tekanan yang dilakukan transisi Manila-Amerika, tepat pada
Amerika, maka sejak tahun 1920-an tanggal 4 juli 1946 Filipina mendapatkan
itulah seluruh wilayah Selatan Filipina kemerdekaan dari Amerika dengan
yang berada di bawah kesultanan nama Republik Filipina, yang merujuk
Mindanao dan Sulu takluk di bawah pada nama Philip II, raja Spanyol ketika
koloni Amerika dan dikendalikan oleh awal penjajahan pada abad ke 16 M.
gubernur orang Amerika, kecuali Kemerdekaan tersebut tidak banyak
wilayah Lanao Selatan dan Lanao del memberikan makna bagi muslim Moro,
Sure. Terdapat pula wilayah seperti karena keluarnya koloni Amerika dari
Sulu, Zamboanga dan Cotabato kawasan Filipina, ternyata muncul
gubernurnya dipercayakan kepada model penindasan baru yaitu
orang-orang kristen dari wilayah Filipina pemerintahan Filipina Merdeka, karena
Utara (Gomez, 1992:38-40). Strategi pada kenyataanya mereka berusaha
Amerika meredam perlawanan muslim melanjutkan program integrasi
Moro ternyata tidak cukup efektif, nasional, politik agraria, pemindahan
karena itu selain dua kebijakan di atas orang Utara ke wilayah selatan sehingga
juga diterapkan pada aspek pendidikan penindasan dan diskriminasi minoritas
dan penerapan sistem hukum, sehingga muslim masih terjadi saat memasuki
norma-norma yang mengikat bagi warga Filipina Merdeka (Lingga, 1980).
negara cenderung tidak bermoral dan Pemerintah Filipina memandang sejarah
bertentangan dengan nilai-nilai Islam. bangsa Moro merupakan bagian yang
Seiring dengan melemahnya tak terpisahkan dari perkembangan geo-
perlawanan muslim Moro karena politik Filipina secara keseluruhan,
kekuasaan Sulthan semakin berkurang setidaknya setelah hilangnya koloni

181
Sosial Budaya, Vol. 13, No.2, Juni 2016, pp. 175 – 188

Barat dari wilayah itu. Dalam ilustrasi perhatian dunia internasional,


yang digambarkan oleh tokoh Moro khususnya negara-negara Islam tentang
National Libration Front (MNLF), nasib mereka yang masih tertindas dan
Abhound Lingga “meskipun Muslim Moro ditekan dia alam negara merdeka.
mendapatkan tempat “dalam Rumah” secara Langkah-langkah lain yang mereka
fisik di Filipina saat memasuki Filipina lakukan adalah dengan melakukan
Merdeka, tetapi seringkali muslim Moro perlawanan melalui perang grilya,
tidak mendapatkan rasa aman, tentram dan tujuannya untuk melemahkan
tidak ada kemandirian atau kewenangan pemeritahan Filipina (Ensiklopedi,
untuk mengatur wilayah muslim secara 2003:480). Sebenarnya dengan terbagi-
otonom”. (Gomez, 1992:38-40). bagi pada kelompok-kelompok faksi
muslim di Selatan ini, semakin
2. Perjuangan Muslim Moro memperlemah posisi perjuangan
Perjuangan Muslim Moro secara Muslim Moro di hadapan pemerintah
garis besar dapat dikelompok dalam dua Filipina.
bagian. Pertama, kelompok moderat Perjuangan muslim Moro setelah
yang didukung oleh mayoritas memasuki babak baru Filipina merdeka,
penduduk, karena mereka berusaha secara terorganisir paling awal lahir di
untuk mempertahankan hidup sebagai tahun 1968 M dengan nama Muslim
komunitas muslim tetapi pada sisi lain Independent Movement (MIM). Gerkan
mereka terpaksa hidup dalam sistem pembebasan muslim Moro MIM lahir
politik yang dikendalikan pemerintahan sebagai akibat dari tekanan yang
Manila merdeka. Meskipun semakin berat dari pemerintah Filipina
kemerdekaan tersebut tidak banyak pimpinan presiden Ferdinand Marcos
memberikan makna bagi muslim Moro, yang berkuasa dari tahun 1965-1986 M.
karena keluarnya koloni Amerika dari Ia seringkali mengeluarkan kebijakan
kawasan Filipina, ternyata muncul yang cenderung represif dan bertindak
model tekanan baru dari pemerintahan otoriter terutama bagi penduduk
Filipina Merdeka, karena kenyataannya muslim Moro. MIM didirikan oleh
mereka masih melanjutkan program seorang politisi muslim Uldog Maltalan.
integrasi nasional, (politik agraria, Organisasi ini tidak dapat bertahan lama
pemindahan orang Utara ke wilayah karena mendapat tekanan dari
selatan sehingga penindasan dan pemerintah. Kemudian muncul
diskriminasi) kepada minoritas muslim. organisasi perjuangan kemerdekaan
Konsekuensinya, muslim Moro muslim Moro dengan nama Moro
berusaha melawan dan berjuang bahkan Libration Front (MLF) pada tahun 1971
kadang mengangkat senjata untuk yang tak bisa dilepaskan dari sikap
menuntut hak mereka dalam banyak hal politik Marcos yang lebih otoriter
sebagai warga negara, tindakan dan apalagi pada masa itu di keluarkan
perlawanan yang dilakukan kelompok kebijakan Presidential Proclamation no.
Muslim Moro ini masih dalam cara-cara 1081. Sejak saat itu perjuangan muslim
yang elegan, legal dan konstitusional. Moro terus berbenah, meskupun
Walaupun dalam beberapa peristiwa banyak pula mengalami perubahan-
mereka memanggul senjata demi perubahan mendasar karena adanya
menuntut hak mereka. Kelompok perbedaan ideologi dan langkah-langkah
pertama ini lebih sering dikenal dengan perjuangan. Dari organisasi MLF ini
kelompok pro-integrasi dan lahir pula organisasi perjuangan muslim
memperjuangkan otnomi di wilayah Moro seperti Anshor el Islam; Moro
Moro (Abdullah, 1980:355). national Libration Front (MNLF)
Kelompok kedua, sering disebut pimpinan DR. Nur Misuari ; Moro
dengan kelompok radikal, karena Islamic Libration Front (MILF) dipimpin
mereka berusaha memperjuangkan oleh Hasyim Selamat (Yunanto, 2003).
kemerdekaan dengan cara-cara menarik

182
Abd. Ghafur: Dinamika Muslim Moro di Filiphina...

Moro Islamic Libration Front (MILF) daerah Filipina selatan masih belum
adalah organisasi perlawanan muslim menjadi negara sendiri. Konflik
Moro pimpinan Salamat Hasyim. MILF bersenjata di Filipina selatan pun
memisahkan diri dari MNLF (Moro sebagai akibatnya masih tetap berlanjut.
National Liberation Front) pimpinan NRMM "Nagsasariling Rehiyon ng
Nur Misuari, sejak 1984. Nur Misuari Muslim sa Mindanaw" (NRMM; Daerah
dianggap tidak mampu menyampaikan Otonomi Muslim Mindanao) dibentuk
aspirasi mayoritas muslim Moro melalui keputusan Republik Filipina
lantaran telah melakukan 6734 (Republik Act 6734) pada bulan
penandatangan kesepakatan dengan agustus 1989 berdasarkan perjanjian
pemerintah Manila, tanpa satupun Tripoli tahun 1976. Perundingan-
penyelesaian prinsipil bagi bangsa Moro. perundingan antara pemerintah Filipina
Hingga kini, MILF tetap berjuang dengan MNLF (The Moro National
menghendaki tegaknya negara Islam Libration Front) darintahun 1992-1996
yang merdeka dan bisa menetukan akhirnya menyetujui pembentukan
nasibnya sendiri, meskipun pergerakan pemerintahan otonom Filipina Selatan.
MILF dan Abu Sayyaf sama-sama Pemerintahan otonomi bagi muslim
menginginkan berdirinya negara Islam, Moro di Mindanao ini meliputi 13
namun MILF tidaklah se-ektrim dan propinsi serta 14 kota dan desa yang
radikal seperti Abu Sayyaf. berada di wilayah : Maguindanao; Lanao
Namun menyusul perundingan del Sure; Sulu; Basilan; Tawi-Tawi;
yang difasilitasi oleh pemimpin Libya, Zamboanga del Sur; Zamboanga Del
Muammar Qadafi, MNLF setuju untuk Norte; North Cotabato;South Cotabato;
meletakkan senjata pada tahun 1976. Sultan Kudarat; Lanao del Nrte; Davao
Keputusan petinggi MNLF untuk del Sur dan Palawan (Yunanto, 2003).
menerima gencatan senjata tidak Pada tahun 1981 MNLF pimpinan
diterima oleh semua anggota MNLF. Nur Misuari yang secara keanggotaan
Maka, mereka yang masih ingin mendapat dukungan mayoritas Muslim
melanjutkan perjuangan bersenjata lalu Moro, ternyata pecah kembali karena
membelot dari MNLF & membentuk alasan perbedaan ideologi perjuangan di
kelompok baru yang bernama Moro mana gerakan ini dianggap sebagai
Islamic Liberation Front (MILF) pada kelompok nasionaslis sekuler dan tidak
tahun 1981 dengan Hashim Salamat mampu mengangkat harkat martabat
sebagai pemimpinnya. Dibandingkan umat Islam di hadapan pemerintah.
dengan MNLF, MILF cenderung lebih Kelompok yang keluaar dari MNLF
radikal karena memprioritaskan opsi Nur Misuari ini dipimpin Dimas
perjuangan bersenjata untuk menggapai Pundato dengan membentuk organisasi
tujuannya. MILF juga memiliki cita-cita perjuangan baru dengan nama Moro
menjadikan Filipina selatan sebagai national Libration Front Reformation
negara merdeka yang berbasis hukum (MNLF Reformasi) tahun 1981.
Islam. Tahun 1987, MNLF menerima Organisasi ini berjuang secara legal
tawaran dari pemerintah Filipina untuk konstitusional menuntut otonomi
menjadikan sebagian Pulau Mindanao, dengan semangat Islam yang
Filipina selatan, sebagai daerah otonomi mendasarinya. Namun organisasi ini
khusus. Daerah otonomi yang dimaksud tidak mampu mendapat dukungan dari
sendiri baru secara resmi didirikan pada kelompok muslm Moro secara
tahun 1990 dengan nama resmi mayoritas, karena MNLF pimpinan Nur
"Nagsasariling Rehiyon ng Muslim sa Misuari sejak tahun 1980-an telah
Mindanaw" (NRMM; Daerah Otonomi merapatkan diri dengan pihak
Muslim Mindanao)" (Powel, 2010). Jika pemerintah Filipina untuk melakukan
MNLF menerima opsi daerah otonomi, perundingan, mengingat dalam
maka tidak demikian dengan MILF yang beberapa kali diadakan perundingan
menolak meletakkan senjata selama yang dimediasi oleh ASEAN maupun

183
Sosial Budaya, Vol. 13, No.2, Juni 2016, pp. 175 – 188

liga Arab pihak Nur Misuari lah satu- Ramos yang isinya bertujuan meredam
satunya kelompok muslim yang konflik antara pemerintah dengan pihak
diundang. muslim Moro. Namun realisasi
Sikap kelompok Modernis seperti perjanjian itu ternyata masih
MNLF pimpinan Nur Misuari menunjukkan ketidakpastian nasib
mengindikasikan adanya kemauan untuk bangsa Moro karena masih berlanjutnya
belajar dari pengalaman demokrasi yang ketegangan dengan kedua belah pihak.
terus berkembang di berbagai penjuru Di satu sisi pihak muslim Moro
dunia. MNLF akhirnya memperlunak menghendaki diselesaikannya dengan
tuntutan yang semula merdeka menjadi cara diplomatik di wakili Moro national
ke arah otonomi bagi wilayah yang Libration Front (MNLF) pimpinan DR.
didiami mayoritas Muslim terutama Nur Misuari, sementara di pihak lain
Selatan seperti Mindanao, Basilan, Sulu, mengehndaki perjuangan dengan tetap
Palawan, dengan luas geografisnya mengangkat senjata (jihad) yang
sekitar 116.895,3 KM2. Berbagai dipimpin oleh kelompok Moro Islamic
kompromi-kompromi politik terus Libration Front (MILF) oleh Hasyim
dilakukan di meja perundingan. Pada Selamat (Yunanto, 2003). Akhirnya
tanggal 23 Desember 1976 MNLF pemerintah Filipina tetap dengan
menandatangani perjanjian Tripoli dan tindakan represif dengan pendekatan
disetujui pemerintah Filipina. Perjanjian militer di wilayah basis muslim dengan
ini dilakukan empat negara sebagai alasan menumpas kelompok radikal
mediasi dan disaksikan sekjen MILF (Nugroho, 1996). Semua
Konferensi Islam. Namun sayang dalam kelompok memandang caranyalah yang
implementasi perjanjian itu diwarnai paling efektif dan tepat untuk
aksi pembekuan oleh pemerintah menyelesaikan konflik bangsa Moro,
Filipina yang saat itu dipimpinoleh sedang mereka berjalan sendiri-sendiri
presiden Ferdinand Marcos. sehingga amat mudah dipatahkan dan
Ferdinand Marcos gagal dikendalikan pemerintah. Sedangkan
menjalankan Tripoli karena kurangnya pihak pemerintah Filipina (Fidel Ramos)
komitmen politik dari pemerintah pusat hanya memilih satu diantara beberapa
di Malacanang. Setelah pemerintahan kelompok yang ada untuk dirangkul dan
Marcos berakhir tahun 1986, diajak berunding, Sementra beberapa
penerusnya yaitu presiden Corazon kelompok lain sengaja ingin ditumpas
Aquino mencoba untuk melaksanan dan tidak ikut dilibatkan di dalam
perjanjian tersebut. Memang jelas dalam perundingan-perundingan.
pasal X, Bab 15-21 dari undang-undang Pada tahun 1997, untuk pertama
Filipina (konstitusi) memuat aturan kalinya perwakilan MILF & Filipina
tentang wilayah otonomi. Pada terlibat dalam perundingan resmi tidak
pemerintahan Aquino NRMM terkecuali kelompok MNLF Nur
"Nagsasariling Rehiyon ng Muslim sa Misuari. Beberapa kali perundingan
Mindanaw" (NRMM; Daerah Otonomi antara keduanya sukses menghasilkan
Muslim Mindanao) dilakasanakan kesepakatan damai. Namun beberapa
dengan maksimal. Proses pemilihan kali pula kesepakatan damai tersebut
umum dilaknsanakan pada tahun 1989 gagal membawa perdamaian jangka
dan akhirnya terpilih Nur Misuari (dari panjang akibat pecahnya kembali aksi-
MNLF) sebagai Gubernur daerah aksi kekerasan bersenjata. Lepas dari itu
otonomi wilayah Selatan atau NRMM semua, toh pada tahun 2013 perwakilan
(Tumbaga, 1999). MILF & Filipina mengklaim kalau
Kemudian terjadi pula perundingan keduanya berhasil merumuskan
damai yang dimediasi oleh ASEAN perjanjian damai yang diharapkan bisa
pada tanggal 30 Agustus 1996 di Istana mengakhiri aktivitas pemberontakan
Merdeka Jakarta antara Ketua MNLF MILF secara permanen. Berdasarkan
Nur Misuari dengan Presiden Fidel kesepakatan di tahun 2013 tadi, wilayah

184
Abd. Ghafur: Dinamika Muslim Moro di Filiphina...

Filipina selatan akan memperoleh khususnya dan masyarakat regional Asia


otonomi lebih luas & kebebasan Tenggara umumnya dengan aksi
menggunakan hukum Islam. kekerasan, penculikan, pengeboman,
Kesepakatan tersebut juga menjanjikan eksekusi terhadap sandera dan lainnya.
jatah keuntungan hasil eksploitasi SDA Bahkan banyak pengamat mengatakan
yang lebih besar bagi komunitas gerakan ini sudah dikelompokkan pada
setempat. Sebagai gantinya, MILF setuju tarap terorisme.
untuk mengesampingkan ide Sejak MNLF meletakkan senjata
kemerdekaan Filipina selatan & pada tahun 1977, MILF merupakan
membiarkan senjatanya dilucuti. Bulan satu-satunya kelompok bersenjata anti-
Januari 2014, kesepakatan damai pemerintah yang aktif di Filipina selatan.
tersebut akhirnya diresmikan di Kuala Namun situasinya berubah setelah pada
Lumpur, Malaysia tahun 1993, sebagian anggota MILF
yang dipimpin oleh Abdurazak
3. Pergerakan Abu Sayyaf (bapak Abubakar Janjalani keluar dari
pedang) keanggotaan MILF & mendirikan
Sejak tahun 1993 lahir pula kelompok baru yang bernama "Abu
organissi pergerakan Muslim moro dari Sayyaf" (pembawa pedang).
tubuh MILF yang dkenal dengan Dibandingkan dengan MILF, Abu
kelompok Abu Sayyaf (Bapak Pedang). Sayyaf mengusung metode perjuangan
Gerakan kelompok terakhir ini yang lebih radikal karena para anggota
cenderung radikal dabn bertindak di Abu Sayyaf tidak segan-segan
luar norma agama Islam karena melakukan penculikan warga sipil untuk
mengarah pada tindakan ekstrim, mendapatkan tebusan. Metode yang
apalagi basis perjuangan mereka sengaja lantas membuat kelompok tersebut
berada dalam hutan. sama-sama dimusuhi oleh pemerintah
Pergerakan kelompok Abu Saayaf Filipina & MILF (Powell, 2010).
(bapak pedang) adalah nama sebuah Kelompok pergerakan Abu
kelompok separatis militer yang berbasis Sayyaf pertama muncul dideklarasikan
Islam. Basis perjuangannya berada di pada tahun 1989 dibawah
wiilayah Basilan, Mindanao dan Jolo. kepemimpinan Abdurazak Janjalani, ia
Kelompok Abu Sayyaf dalam banyak pernah menempuh pendidikan di
sumber sering disebut teroris karena Universitas Ummul Qura Makkah
perjuangannya berideologikan Islam selama tiga tahun. Setelah
garis keras. kelompok ini memiliki menyelesaikan pendidikan, ia kembali ke
seorang pimpinan yang dijuluki Khadafi Basilan dan Zamboanga untuk memulai
Janjalani (https://unik6.blogspot.co.id/ berdakwah di Filipina tahun 1984
2016/03/abu-sayyaf.html). Nama Abu (www.kabarmakkah.com/2016/03/siapa-
Sayyaf sendiri berasal dari bahasa Arab, sebenarnya-abu-sayyaf-bapaknya.html+&cd
yakni Abu yang berarti pemegang , dan 10&hl). Kemudian pada tahun 1987 ia
sayyaf yang berarti pedang. Jadi abu sayyaf mengunjungi Libya, selanjutnya
adalah sebuah kelompok pemegang bersama-sama mujahidin lain melawan
pedang. Para anggota kelompok abu Uni Soviet di Afganistan. Sehingga ia
sayyaf umumnya pernah dilatih di kamp- memiliki jaringan dengan kelompok
kamp militer baik di hutan-hutan fundamentalis Islam lain. Makanya sejak
wilayah basis persembunyian mereka di tahun 1980 Janjalani sudah memiliki ide
Selatan Filipina maupun sampai di tentang pembentukan negara Islam
Afganistan. Gerakan Abu Sayyaf adalah “Islamic Theocratic State of Mindanao
pergerakan Islam yang bersifat radikal, (MIS), dan mencoba menanamkan
di mana gerakan ini selalu menggunakan ideologi agama yang intoleransi dengan
kekerasan dalam setiap aksinya. tujuan untuk menyebarkan Islam
Gerakan Abu Sayyaf di Filipina ini telah melalui jihad. Sedangkan target utama
sangat meresahkan masyarakat Filipina

185
Sosial Budaya, Vol. 13, No.2, Juni 2016, pp. 175 – 188

kelompok ini adalah umat kristen berlanjut hingga sekarang yang motifnya
Filipina. selain tidak cooperatif dengan
Kelompok Abu sayyaf dari segi pemerintah, untuk mendapatkan dana
kuantitas sangatlah kecil, dan kelompok dalam perjuangannya, dan anti terhadap
separatis Islam yang sangat radikal. umat kristiani.
Mereka menggunakan kekerasan, Tujuan pergerakan Abu Sayyaf ini
penculikan, pengeboman, eksekusi adalah untuk mendirikan negara Islam
terhadap sandera, pemerasan untuk MIS (Islam Mindanao Islamic State) yang
mengupayakan berdirinya sebuah negara merdeka dan berupaya menerapkan
“Islam Mindanao Islamic State” (MIS) yang hukum syariah Islam sebagai otoritas
merdeka. Basis pergerakan ini terletak di moral dari Undang-undang negara.
sebelah Barat Mindanao, Basilan, Jolo Rommel Banlaoi menjelaskan mengenai
dan Sulu yaitu di selatan Filipina karena “empat dasar Kebenaran” yang
mayoritas Muslim mendiami wilayah ini. dideklarasikan oleh Abdurazak Janjalani
Kelompok Abu Sayyaf mulai tahun 1993-1994 M sebagai panduan
banyak dibicarakan. Konon, mereka dasar bagi perjuangan kelompok Abu
menyempal dari kelompok perjuangan Sayyaf : pertama, Tujuan kami tidak
MNLF (Moro National Liberation untuk membangun atau
Front) pada tahun 1991. Pendirinya memperomosikan faksi, dan perpecahan
adalah Abdurrajak Janjalani kemudian dalam kelompok perjuangan Muslim,
tewas dalam sebuah serangan polisi karena hal tersebut bertentangan
pemerintah Philipina pada tahun 1998. dengan ajaran Islam. Tujuan kelompok
Tapi kematian Abdurrajak tak Abu Sayyaf adalah untuk menjembatani
berpengaruh pada gerakan Abu Sayyaf. antara pasukan revolusioner baik di
Kepemimpinannya digantikan oleh MNLF maupun MILF yang peran dan
adiknya, Khadafy Janjalani. Pasukan kepemimpinannya dalam perjuangan ini
Abu Sayyaf diperkirakan memiliki basis tidak dapat diabaikan. Kedua, Tujuan
pertahanan di kepulauan Basilan, Sulu, strategis kami adalah pembentukan
Tawi Tawi yang terletak di bagian paling sebuah negara Islam murni, yang “sifat,
selatan Filipina. Tahun 1993 Abu Sayyaf makna, lambang dan tujuannya” identik
menculik Charles Walton, 61, asal dengan perdamaian. Kelompok abu
Philadelphia. Walton adalah ahli bahasa Sayyaf menyatakan bahwa mereka akan
pada Summer Institute of Linguistic yang menghormati kebebasan beragama
berbasis di AS dan menerjemahkan Injil bahkan dalam konteks negara Islam.
ke dalam bahasa setempat. Ia Mereka menyatakan “hak-hak orang
dibebaskan setelah 23 hari disekap. Kristen akan dilindungi selama mereka
Tahun berikutnya, mereka menculik lagi mematuhi hukum negara Islam”
tiga orang biarawati dan seorang (www.kabarmakkah.com/2016/03/siapa-
pendeta Spanyol dalam serangan sebenarnya-abu-sayyaf-bapaknya.html+&cd
terpisah. Pada 1998, korban mereka 10&hl).
meliputi dua pria Hong Kong, seorang Ketiga, Advokasi melalui tindakan
warga Malaysia dan Taiwan. Kali ini, peperangan merupakan kebutuhan selama
ketika mereka menyekap sejumlah tetap terjadi “penindasan, ketidakadilan dan
sandera di Basilan, mereka menuntut klaim yang sewenang-wenang terhadap umat
pemerintah Manila agar melakukan Islam. Keempat., Peperangan mengganggu
usaha membebaskan Ramzi Yusuf perdamaian hanya untuk mencapai tujuan
seorang anggota mereka yang ditahan di yang benar dan nyata akan nilai
AS karena dituduh mendalangi kemanusiaan, dalam penegakan keadilan dan
pemboman World Trade Centre, New kebenaran untuk semua dibawah naungan
York, pada 1993 www.kabarmakkah.com/ hukum Quran yang mulia dan sunnah yang
2016/03/siapa-sebenarnya-abu-sayyaf- murni. Selain itu kelompok Abu Sayyaf
bapaknya.html+&cd 10&hl). Tindakan- menyadari adanya ketidakadilan struktural
tindakan radikal seperti itu terus yang terjadi. Ketidakadilan dan perampasan

186
Abd. Ghafur: Dinamika Muslim Moro di Filiphina...

hak ekonomi bangsa Moro. Kehadiran kesultanan Sulu tepatnya 1936 M. Dua
mereka juga untuk mencari keadilan bangsa kebijakan yang amat berat itu antara lain
Moro. Tujuan untuk penegakan keadilan masalah poltitik agraria (pertnahan) dan
akan berakhir dengan sebuah tuntutan untuk pembentukan Moro Land.
mendirikan negara Islam yang murni sebagai Sejak Filipina merdeka tahun 1946,
jaminan keadilan dan kemakmuran bagi nasib muslum Moro di Selatan Filipina
bangsa Moro. belum juga berubah, karena kuatnya tekanan
Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah Filipina terhadap minoritas
kelompk ini adalah dengan cara merekrut Muslim dengan tetap melanjutkan kebijakan
anggota. Kelompok Abu Sayyaf mendekati yang dibuat pemerintah kolonial Amerika.
dan merekrut pemuda-pemuda Islam yang Maka tahun 1968 muncul pergerakan
tidak sejalan dengan kelompok MNLF. muslim yang terorganisir Muslim Independent
Awalnya kelompok ini hanya berjumlah 500 Movement (MIM); lalu muncul pula Moro
orang. Walaupun hanya sedikit kelompok ini Libration Front (MLF) tahun 1971;
dalam gerakannya cenderung radikal dan pergerakan MLF berganti nama Moro national
mampu menggoyahkan kedaulatan negara Libration Front (MNLF) pimpinan DR. Nur
Filipina. Secara umum pandangan Misuari ; dri MNLF sebagian memisahkan
kelompok Abu Sayyaf tentang sejarah diri membentuk Moro Islamic Libration Front
mengikuti proses linier risalah (kenabian) (MILF) dipimpin oleh Hasyim Selamat;
dengan “ulama”. Kelompok ini mencoba terakhir tahun 1993 dari MILF muncul
membuat garis pemisah antara haq pergerakan Abu Sayyaf pimpinan
(kebenaran) dengan yang terlarang (haram), Abdurrazak Janjalani. Munculnya beragam
muslim dengan kafir (orang yang bentuk pegerakan muslim disebabkan
mengingkari Allah). Konsep tentang terdapat pebedaan ideologi perjuangan ada
keadilan juga didasarkan pada konsep qishas yang moderat seperti MNLF; MNLF
(pembalasan) dan ia berpendapat bahwa jihad Reformasi; namun terdapat pula yanag
(perang melawan musuh) sebagai cara yang cenderung radikal seperti MILF bahkan ada
tepat untuk mengeliminir tekanan yang cenderung ekstrim seperti gerakan Abu
pemerintah Filipina di Mindana dan wilayah Sayyaf.
lain di Filipina Selatan.

KESIMPULAN DAFTAR KEPUSTAKAAN


Berdasarkan uraian di atas, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Abdullah, Taufik, dkk, (ed). (1983), Tradisi
Muslim Moro di Filipina Selatan berada di dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara,
wilayah cakupan 13 Propinsi meliputi Jakarta : LP3ES
Mindanao, Sulu, Basilan, Palawan, Balabac, Adib Majul, Cesar, 1984, Muslim in The
Tawi-Tawi, Cotabato, Cotabato Utara; Philipines, Quezon City : UP Press
Lanao Selatan dan Lanao del Norte. Dan Adib Majul, Cesar, 1980, The Role of Islam In
Sultan Kudarat. Muslim Moro Filipina The History of Filipina People, Philipines.
Selatan telah berkembang Islam sejak tahun Hilario Molijon Gomez, 1992, The Muslim
1380 M dan sejak abad ke 15 M berdiri Filipina Rebelion and Changes to the
kekuasaan Sultan Sulu dan Mindanao. Mission and the Ministryof the Cristian
Namun tahun 1521 M Kolonial Spanyol Church in Filipines, Mhicican University
menjajah Filipina baik di Utara dan Selatan
hingga tahun 1898. karena ada persaingan Nugroho, (1996, Sejarah dan Prospek
antar koloni maka perebutan kekuasaan Perdamaian Di Moro, Laporan
antara Spanyal dan Amerika tak Khusus, Harian Republika, 22
terhindarkan, dan Amerika menang September 1996.
ditandai dengan dibuatnya Traktat Paris. Letty Tumbaga, 1999, “The Autonomous
Pada masa jajahan Amerika umat Islam Region in Muslim Mindanao : In
mengalami nasib yang amat Crisis?” Politik, A Magazine for
memprihatinkan karena sejak itu jatuh lah Policymakers, Vol. 6 No. 1 August 1999,

187
Sosial Budaya, Vol. 13, No.2, Juni 2016, pp. 175 – 188

Quezon City : The Ateneo Center for Gowing, Peter G., 1984, Muslim Philipines
Social Policy :Hertitage and Horizon, Quezon City :
Lingga, Abhound, 1980, The Struggle of the New day Pubilcations
bangsa Moro people for national Librations.
Cotabato City Powell, A.. 2003, "The Mindanao Conflict:
Ethnic Tensions in the Southern
Saleeby, Najeeb M., 1980. Studies In Moro Philippines". 2010
History, (Manila : Biro Of Printing,
Cetak Ulang) Seni Mudmaran, 1993, “Negara, Kekerasan
Dan Bahasa”, dalam buku Pembangunan
Patrich Gardiner, 1971, The Nature of dan Kebangkitan Islam di Asia Tneggara,
Historical Exsplanations, London : Jakarta : LP3ES
Oxford University Press
Yunanto, Y, et. Al. 2003, Gerakan Militan
Islam di Indonesia dan Asia Tenggara,
Jakata : Frederich Ebert Shiftung, 2003

188

Anda mungkin juga menyukai