Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN DINAMIKA ISLAM DI


FILIPINA (MINDANAO KESULTANAN SULU) DAN MYANMAR
KASUS ROHINGYA)

DOSEN PENGAMPU :

Mina Zahara, M.A

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. Latifah Asmul Fauziah (401220014)
2. Inaya Salsabila (401220007)
3. Muhammad Aditya Erlangga (401220022)

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAMBI


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................i

KATA PENGANTAR .................................................................................................ii

BAB I ............................................................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 6

1.3 Tujuan Masalah ................................................................................................... 6

BAB II........................................................................................................................... 7

PEMBAHASAN ........................................................................................................... 7

2.1 Sejarah Masuknya Islam di Filipina .................................................................... 7

2.1.1 Sejarah Kedatangan Islam di Myanmar ........................................................... 8

2.2 Masuknya Imperialis dari Barat .......................................................................... 8

2.3 Dinamika – dinamika yang dialami golongan Muslim Filipina ........................... 11

2.3 Pertautan Islam Dan Budaya Lokal ............................................................... 14

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 16

3.2 Saran.................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 18

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur sudah selayaknya kita panjatkan kepada Allah SWT. karena atas
rahmat dan karunianya kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah mengenai
“Sejarah perkembangan dan dinamika Islam di Filipina (Mindanao Kesultanan Sulu
dan Myanmar Kasus Rohingya)” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini disusun sebagai tugas mata kuliah Islam Peradaban Melayu. Dalam proses
penyusunan makalah ini banyak sekali rintangan dan kesulitan yang kami hadapi akan
tetapi dengan banyaknya bantuan yang diberikan dari berbagai pihak proses
penyusunan makalah ini menjadi cukup mudah sehingga makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik.

Oleh karena itu, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu proses pembutan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
dan penyajian makalah ini tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena
hal tersebut besar harapan kami agar Dosen Pengampu Ibu Mina Zahara, M.A.
berkenan memberikan kritik serta saran yang membangun agar kesalahan kesalahan
yang kami buat bisa diperbaiki sehingga kedepannya akan menjadi lebih baik.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kami selaku tim penyusun
makalah ini dan para pembaca pada umumnya.

Jambi, 9 Juni 2023

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Filipina adalah negara yang terletak di Asia Tenggara, Filipina berbentuk sebagai
Republik dan ibukotanya Manila. Negara Filipina menjadi otonom pada tanggal 4 Juli
1946. Wilayahnya terletak antara 5 derajat dan 21 derajat Bujur Timur dan 117 derajat
dan 126 derajat Bujur Timur. Batasannya ada di sebelah utara berbaris Samudera Cina
dan Pulau Formosa (Taiwan), kemudian di sebelah selatan berbaris wilayah samudera
kepulauan Indonesia, kemudian di sebelah timurnya berjajar di Laut Pasifik, dan di
sebelah baratnya berjajar di sebelah barat. Laut Cina Selatan.
Filipina memiliki kira-kira 7.107 pulau besar dan kecil, dengan luas diperkirakan
sekitar 300.000 kilometer persegi. Pulau-pulau terbesar di antara banyak pulau adalah
sebagai berikut: Pulau Luzon, Pulau Mindanao, Pulau Samar, Pulau Panay, Pulau
Mindoro, Pulau Negros, Pulau Visayan, Pulau Legends, Pulau Leyte, Pulau Bohol, dan
Pulau Masbate.
Pulau Mindanao dan Sulu adalah negara Muslim Filipina, terletak di bagian selatan
dan meluas 100 mil ke utara khatulistiwa. Wilayah ini memiliki posisi yang penting
karena merupakan titik fokus lalu lintas laut antara Timur Atas dan Melayu karena
terletak di sebelah Utara Sulawesi dan Barat Provinsi Sabah, Malaysia. Mindanao dan
Sulu seluas 102.000 kilometer persegi dan terkenal karena kematangan dan kekayaan
aset Sayuran dan Mineralnya. Sebagian besar pulau Mindanao adalah hutan belantara.
Kelompok Muslim Filipina sebagian besar terletak di sisi barat pulau Mindanao di
bawah kepulauan Sulu. Lebih tegasnya lagi, pemusatan masyarakat Muslim Filipina
ada di dua wilayah, tepatnya: Lanao dan Maguindanao. Islam memasuki wilayah
Mindanao pada abad keempat belas, namun uniknya sekitar abad keenam belas
kesultanan Islam didirikan di Sulu dan Maguindanao. Jika semua dikatakan sudah
selesai, ada dua jenis masyarakat di daerah yang sekarang disebut Filipina. Di selatan
dikenal dengan kelompok orang Muslim Manotheist3 dan individu-individu yang
Animis4 atau pagan yang memiliki bagian-bagian tengah dan Utara dari daerah
tersebut. Tidak ada catatan perselisihan di antara Muslim dan Animis atau pagan
sebelum Spanyol masuk untuk menjajah pada abad keenam belas atau tepatnya pada
tahun 1565 masehi, setelah semua itu, dakwah Islam telah sampai di Manila, yang
terletak di bagian utara pulau. Negara Islam masuk ke Utara tanpa perlawanan atau
perang yang sebenarnya. Ada beberapa kelompok orang Muslim yang tinggal di Manila
yang beralih ke Islam sekitar abad ke-15 sebelum Spanyol masuk ke wilayah tersebut.5
Minoritas Muslim adalah masyarakat umum atau kumpulan individu yang
memeluk Islam di suatu negara. Mereka dikenal sebagai minoritas karena unik dalam
kaitannya dengan kuantitas individu di suatu negara. Mereka sering mendapat
perlakuan berbeda dari orang-orang yang tidak percaya pada Muslim. Kelompok
Masyarakat Minoritas harus memperjuangkan kecenderungan mereka. Komponen
yang menyebabkan suatu daerah menjadi minoritas adalah kontras kebangsaan, warna
kulit, ras, agama,

1
10

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian yang tertuang dalam latar belakang maka rumusan masalah dari
makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Sejarah Masuknya Islam di Filipina?


b. Sejarah Kedatangan Islam di Myanmar?
c. Masuknya Imperialis dari Barat?
d. Dinamika – dinamika yang dialami golongan Muslim Filipina?

1.3 Tujuan Masalah


Berdasarkan uraian yang tertuang dalam rumusan masalah dari makalah ini maka
tujuan masalah dari makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui dan memahami
hal-hal sebagai berikut:

a. Sejarah Masuknya Islam di Filipina.


b. Sejarah Kedatangan Islam di Myanmar?
c. Masuknya Imperialis dari Barat.
d. Dinamika – dinamika yang dialami golongan Muslim Filipina.
11

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Masuknya Islam di Filipina


Letak negara Filipina sebagai negara kepulauan menjadikan negara ini sebagai
tempat strategis bagi jalur perdagangan dunia. Berbagai negara melakukan perdaganan
maupun ekspansi ke luar negaranya demi mendapatkan apa yan diinginkan. Dari abad
ke – 9 sampai dengan abad ke – 16 perdagangan seluruhnya hampir di pegang oleh
orang – orang Islam. Pada abad ke – 13 pedagang – pedagang Islam menjadikan
kepulauan Filipina sebagai tempat persinggahan ketika akan berlayar ke negara China.
Pada abad selanjutnya para pendakwah – pendakwah Islam (mahdumin) dari kepulauan
Indonesia yang berdekatan dengan wilayah Filipina mulai melakukan penyebaran
agama Islam yang beraliran sufi dengan melakukan hal – hal kecil contohnya
membangun masjid – masjid sederhana.

Pada akhir dasawarsa abad ke – 14 ketika sisa – sisa kerajaan Sriwijaya yang
runtuh karena kalah dengan kerajaan Majapahit, banyak pangeran beserta pasukannya
yang melarikan diri ke daerah melayu sampai pada daerah Sulu kepulaunan Filipina.
Mereka yang mencoba ingin mendirikan sebuah kerajaan kembali di tanah pelarian
mendapat perlawanan dari kaum Islam pribumi. Versi lain menyebutkan bahwa mereka
mendapatkan sambutan baik dari kaum Islam pribumi. Salah seorang pangeran dari
Sriwijaya menikahi perempuan dari kaum Islam pribumi dan menjadi raja dari sebuah
kerajaan yaitu kerajaan Malaka. Ketika Malaka sedang berada dalam puncak
kejayaannya, Portugis datang melakukan ekspansi yang menyebabkan pusat
perekonomian Malaka jatuh ke tangan Portugis. Jatuhnya kerajaan mendorong Brunei
untuk dapat meningkatkan pusat perdagangan tanpa ada persaingan dari Malaka di
wilayah maritim melayu.
10

Lalu pada tahu 1520 jumlah pedagang dan saudagar Islam dari Kalimantan yang
tiba di Filipina meningkat. Banyak terjadi perkawinan campuran dengan masyarakat
lokal Filipina yang menjadikan lama – kelamaan Islam menjadi agama mayoritas di
Filipina. Pada waktu tersebut Manila telah menjadi kerajaan dan pusat pemerintahan
sebuah kerajaan Islam dibawah kepemimpinan Raja atau datu yang dulunya merupakan
keturunan dari Sultan Brunei.

2.1.1 Sejarah Kedatangan Islam di Myanmar


Pemberontakan yang dilakukan oleh kaum Islam semata – mata karena mereka
ingin mempertahankan prinsip ajaran agama mereka dari pihak – pihak yang mencoba
mengganggu kenyamanan mereka. Latar belakang masalah dan konflik berawal karena
hanya perbedaan agama yang menjadikan kedua kubu saling konflik. Berkaca dari
peristiwa – peristiwa konflik agama lainnya, umumnya disebabkan karena kesalah
pahaman kepentingan yang sangkut pautkan dengan masalah agama. Jika sudah
menyangkut identitas sebuah agama maka setiap golongan merasa terpancing dan ingin
mempertahankan dan menegakkan agamanya.

Seperti yang terjadi di Filipina, masyarakat Moro menginginkan sebuah kemerdekaan


atas wilayah dan kehidupannya dari keterbatasan atas penjajahan hak – hak para kaum
Islam Moro. Mungkin hanya dengan penyelesaian masalah otonomi yang adil dapat
diharapkan keterbukaan dan partisipasi masyarakat Moro dalam kehidupan bernegara
dan berbangsa yang paripurna

Myanmar (dulu Burma) pada awalnya terbagi menjadi beberapa kerajaan. Hal
ini menimbulkan beberapa versi mengenai kedatangan Islam khususnya di dua daerah
bagian di Burma yakni, Pagan (Bagan) dan Arakan. Untuk mengetahui islamisasi di
Myanmar perlu melihat pada proses islamisasi di kedua daerah tersebut.

2.2 Masuknya Imperialis dari Barat


Pada tahun 1521 penjelajah Portugis yaitu Ferdinand Magellan bersama para
awaknya telah tiba di kepulauan Filipina dibawah perintah oleh Raja Castille. Magellan
11

berhasil membuktikan bahwa bumi itu benar – benar bulat. Ketika setelah mendarat di
kepulauan Filipina, Magellan mendapat sambutan yang tidak baik dan penolakan oleh
penduduk Muslim lokal. Penyebsbnys adalah Magellan ikut campur dalam masalah
internal peperangan kaum dekat cebu. Magellan pun tewas oleh penduduk lokal.

Spanyol yang mendengar mengenai kegagalan ekpansi Portugis di kepulauan


Filipina merasa tertantang ingin melanjutkan perjuangan ekspansi Portugis ke Filipina.
Pada tahun 1565 Spanyol telah tiba di kepulauan Filipina. Mereka mendirikan koloni
dan penduduk Kristen yang dibawa dari Spanyol ke wilayah – wilayah Filipina guna
untuk menghalangi persebaran Islam dari Kalimantan ke arah pulau Luzon dan
Visayan. Sebelumnya persebaran Islam hanya sampai ke kepulauan Sulu dan Mindanao
barat.

Melalui upaya – upaya dan siasat Spanyol dalam melakukan Kristenisasi, Orang –
orang Spanyol melakukan pendekatan secara persuasif kepada penduduk Muslim lokal
dengan memberi imingan – imingan hadiah agar mau dengan apa yang diinginkan oleh
Spanyol. Namun usaha Spanyol tidak begitu saja dengan mudah dilaksanakan.
Terdapat perlawanan dari tiga kesultanan masing – masing daerah yaitu dari
Kesultanan Sulu, Maguindanao dan Buayan.

Motivasi dibalik peperangan ini adalah karena perbedaan agama. Para kolonila
Spanyol melakukan doktrin – doktrin terhadapat penduduk Islam pribumi dan membuat
sandiwara untuk menjelekkan orang Islam di mata luar. Para penduduk yang telah
terprovokasi dan berhasil diKristen kan oleh Spanyol menjadi sekutu Spanyol dan
mendiskriminasi kaum Islam pribumi yang masih loyal terhadap ke Islamannya.
Peperangan ini disebut perang Moro.

Setelah rezim Spanyol mengalami kemunduran ketika pasca perang Jepang dengan
sekutu Amerika, doktrin – doktrin yang diwariskan Spanyol masih berlanjut. Hal
tersebut mengakibatkan perpecahan dan lama kelamaan menjadikan kaum Islam
sebagai minoritas baru di tanahnya sendiri.
10

Akibat dari peperangan Moro adalah berubahnya pandangan – pandangan orang


luar terhadap kaum Muslim Filipina akibat pengaruh doktrin yang dilakukan orang
Spanyol, timbulnya ketidak adilan dalam pemerintahan, namun peristiwa tersebut
malah tambah menguatkan ideologi kaum Islam dan lembaga – lembaganya. Banyak
bantuan datang dari kesultanan – kesultanan Islam yang berada di dekat Filipina. Islam
membantu mempersatukan kaum – kaumnya dengan memberikan pengertian
nasionalisme yang dapat digunakan untuk memerangi orang – orang Spanyol dan
sekutu pribuminya.

Pada tahun 1898 Amerika datang ke Filipina dengan tujuan ingin melakukan
perebutan penguasaan Filipina atas Spanyol. Lalu pemerintah Filipina dibawah
kepemimpinan Emillio Aguildo mencoba membantu orang – orang Islam dalam
mempertahankan Republik Filipina dari ancaman penguasaan Amerika. Namun
pemerintah Filipina tidak mendapatkan kepercayaan daari orang – orang Islam karena
bagaimanapun juga pemerintahan Filipina yang baru merupakan warisan dari rezim
pemerintahan Spanyol yang di masa lalu telah mereka perangi.

Tujuan mula Amerika sebelumnya adalah ingin menenangkan situasi konflik yang
terjadi di Filipina. Namun ketika dilapangan semuanya berbeda dari tujuan awalnya.
Amerika mengirimkan pasukannya untuk melawan orang – orang Islam. Para dari Datu
dari berbagai kesultanan sempat melakukan perlawanan oleh Amerika, namun ketidak
imbangan senjata yang menyebabkan pasukan Islam kalah dari Amerika, karena
Amerika mempunyai banyak senjata – senjata baru yang digunakan untuk perang dunia
pertama. Sistem kolonial yang dijalankan Amerika tidak seketat apa yang dijalankan
oleh Spanyol dulu. Amerika masih membolehkan orang – orang Islam dalam
menjalankan ritual agamanya dan tidak melakukan pemaksaan walaupun beberapa
orang Amerika masih beranggapan stereotip kepada kaum Islam.

Beberapa Datu ada yang menolak mendukung gerakan nasionalis kemerdekaan


Filipina, namun banyak juga yang ingin bergabung dibawah protektorat Amerika.
Sampai – sampai mengirimkan petisi kepada presiden Amerika kala itu Rossevelt
11

mengenai permintaan ditempatkan dibawah protektorat Amerika. Walaupun kelompok


pesaing ekonomi Amerika menginginkan pemisahan Mindanao dan Sulu akibat
diterbitkannya Rencana Undang – Undang Bacon (Bacon Bill) 1926 yang berisi
mempersatukan kaum nasionalis filipna.

2.3 Dinamika – dinamika yang dialami golongan Muslim Filipina


Negara Filipina resmi diproklamasikan sebagai negara republik yang merdeka
pada tanggal 4 juli 1946. Banyak tokoh – tokoh Islam diberikan tempat di kursi – kursi
jabatan pemerintahan Filipina. Para kaum Islam terpaksan mengikuti alur sistem
pemerintahan Filipina yang baru. Namun karena terdapat unsur pemaksaan beberapa
tokoh Islam kehilangan rasa identitas nasional yang disebabkan berbagai hal. Antara
lain golongan Islam sulit dalam menerima konstitusi nasional yang berasal dari nilai –
nilai barat dan katolik, sistem sekolah dan pendidikan Islam yang tidak sesuai dengan
kaidah – kaidah Islam karena mayoritas sekolahan yang dibangun merupakan
peninggalan dari misionaris Katolik yang sangat bertolak belakang dengan pandangan
Islam, dan masih terdapat kebencian orang – orang Islam terhadap kaum misionaris
Katolik yang menjajah dan mengubah golongan Islam dari mayoritas menjadi
minoritas.
Pada pemerintahan Presiden Ramon Magsaysay (1953-1957) banyak penduduk
yang diberikan hak atas tanah – tanah dengan mengajukan surat – surat permohonan
kepada pemerintahan, namun karena golongan masih banyak yang buta huruf maka
hak – hak atas tanah tersebut banyak diterima oleh golongan – golongan Kristen yang
sudah melek huruf karena banyak yang bisa membuat surat permohonan.
Pada tahun 1968 terjadi Insiden Corregidor yaitu pembunuhan besar – besaran
Jabidah pada bulan maret. Merupakan sebuah insiden yang berawal dari buntut misi
angkatan bersenjata Filipina guna melatih pemuda – pemuda Islam yang dibentuk
satuan khusus yang melakukan tujuan rahasia dengan dalih akan dilatih dan
dipersiapkan untuk ekspedisi di Sabah Malaysia. Korbannya mencapai puluhan orang.
Peristiwa ini mendapat perhatian banyak kalangan dari luar negeri antara lain Libya,
Mesir, Arab Saudi dan negara – negara Islam lainnya. Mereka meminta PBB turun
10

tangan dalam menangani kasus ini. Pasca peristiwa tersebut para pelaku menjalani
persidangan, namun banyak pengakuan – pengakuan yang telah dimanipulasi
kebenarannya.
Pada bulan Juni tercetus sebuah pembunuhan – pembunuhan di sebuah desa
Barrio Cotabato utara. Para orang tua, pemuda – pemuda, hingga perempuan dan anak
– anak dikumpulkan didalam Masjid yang agak luas lalu satu persatu mereka ditembak
i oleh tentara Ilaga. Faktor – faktor penyebabnya masih belum jelas. Timbul lah
pertanyaan besar dari berbagai kalangan khususnya golangan Islam, mengapa jika para
gerombolan tentara Ilaga menyerang orang – orang Islam kepolisian lamban dalam
menindak dan mencoba mencegah agar insiden tidak terjadi. Namun sebaliknya jika
kelompok – kelompok Islam ingin mengadakan serangan – serangan balasan mereka
selalu dihadang oleh pasukan pemerintahan Republik Filipina dan kepolisian akan
segera bertindak jika yang memulai peperangan dari kelompok Islam. Pemimpin –
pemimpin Islam menyimpulkan bahwa terjadi persekongkolan antara pemerintah,
politisi Kristen dan perwira – perwira tinggi kepolisian maupun angkatan tentara.
Tekanan pemerintahan Marcos menyebabkan munculnya berbagai gerakan
perjuangan bangsa Moro, seperti Muslim Independent Movement (MIM) pada tahun
1971. Karena perbedaan visi dan orientasi perjuangan, MNL (Moro National
Liberation) yang tadinya diharapkan menjadi induk gerakan pembebasan bangsa
Moro-akhirnya pecah. Dari sini muncul dua kelompok, yakni kelompok nasionalis-
sekuler pimpinan Nur Misuari yang mendirikan Moro National Liberation Front
(MNLF) dan kelompok Moro Islamic Liberation Front (MILF) yang dipimpin oleh
Hashim Salamat. Dalam perjalanannya MNLF pun akhirnya terpecah lagi dengan
munculnya kelompok MNLF Reformis di bawah pimpinan Dimas Pundato (1981) dan
kelompok Abu Sayyaf di bawah pimpinan Abdulrazaq Janjalani (1993).
Perjuangan MNLF mulai menonjol setelah presiden Ferdinant Marcos
memberlakukan Hukum keadaan Darurat pada 2 September 1972 yang diikuti oleh
upaya militer, yakni pelucutan senjata kaum Moro. Akibatnya, konflikpun semakin
meningkat antara pihak Moro dan pemerintah antara tahun 1973-1976. Pada tahun
1974 komite pusat MNLF mengeluarkan manifesto yang menuntut berdirinya
11

Republik Bangsa Moro independen, yang wilayahnya terdiri atas Pulau


Mindanao,Pulau Basilan, Pulau Sulu dan Pulau Palawan. Namun tuntutan tersebut
kemudian diturunkan hingga hanya menjadi otonom politik dan luas wilayah yang
diminta pun diperkecil menjadi 13 propinsi dan 11 kota.
Perubahan tuntutan itu terjadi setelah diadakan perundingan antara MNLF dan
pemerintah Filipina di Jeddah Arab Saudi pada tahun 1975. Pada tanggal 23 Desember
1976 perundingan antara keduapihak diadakan kembali. Perjanjian yang dikenal
dengan nama Tripoli Agrement (Perjanjian Tripipoli) ini berisi kesepakatan untuk
memberikan kepada kaum Moro otonomi 13 propinsi Mindanao, yaitu Propinsi Lanao
del Norte, Lanao del Sur, NorthCotabato, South Cotabato, Zamboanga del Norte,
Zamboangadel Sur, Manguindanao, Sultan Kudarat, Davao del Sur, Sulu,Tawi-Tawi,
Basilan dan Palawan. Akan tetapi pelaksanaan perjanjian tersebut hingga masa
pemerintahan Presiden FidelV Ramos (sejak 1992) belum terwujud sepenuhnya. Aksi
pemberontakanMNLF pun masih berlanjut, demikian juga upaya diplomatik dari
negara muslim yang mendesak pemerintah Filipina memenuhi tuntutan MNLF. Dari
perjuangan yang telah dicapai MNLF, ada sejumlahtuntutan yang sudah dipenuhi pada
masa pemerintahan Presden Ferdinant Marcos (1965-1986) dan Presiden Corazon
Aquino (1986-1992) antara lain diakuinya budaya Islam dan dan Bangsa Moro,
dibentuknya peradilan berdasarkan syariat, dan diberikannya otonomi wilayah,
kendatipun masih secaraterbatas. Sejumlah pemimpin tertinggi MNLF memperoleh
kedudukan politik dalam pemerintahan dan peluang ekonomi yang lebih besar. Pada
masa pemerintahan Fidel V Ramos beberapa tuntutan juga disepakati setelah melalui
serangkaian perundingan.
Upaya-upaya menujuperdamaian mulai kembali dilakukan secara intensif ketika
Presiden Filipina berada di bawah kendali Presiden Cory Aquino. Kebijakan ini
kemudian diteruskan oleh Presiden Fidel Ramos. Cory Aquino mengambil langkah
sepihak pada 1989, yakni mengadakan referendum untuk membentuk Wilayah
Otonomi Muslim Minadanao (ARMM) yang ditolak MNLF) Pada April 1993
perundingan antara MNLF dan pemerintah Filipina dilangsungkan di Jakarta dengan
pemerintah Indonesia sebagai moderator. Perundingan yang disaksikan oleh pejabat
10

OKI (Organisasi Konperensi Islam) itu menyepakati penyelesaian masalah kedua


pihak melalui perundingan dan akan mengimplementasikan Perundingan Tripoli yang
pernah mereka lakukan pada 1976.
Setelah bertahun-tahun terjadi konflik, Presiden Fidel Ramos dan Misuari
menyetujui kesepakatan damai pada 1996. Pada tahun yang sama, Misuari juga terpilih
menjadi Gubernur daerah otonom. Namun konflik antara MNLF dan pemerintah
Filipina tetap saja berkepanjangan hingga abad ke-21. Selama tiga dekade terakhir abad
ke 20, konflik antara kelompok gerilyawan Moro dan pemerintah telah memakan
korban tewas sekitar 100.000 orang. Dari pihak bangsa Moro-pun Misuari telah
kehilangandukungan dan kepercayaan. Akar dari semua masalah hak otonomi bagi
bangsa Moro dan proses pemilihan gubernur baru pengganti Misuari inilah
mengakibatkan terjadinya perlawanan Misuari dan pengikutnya selama lima hari di
Jolo Filipina Selatan, di akhir November 2001. Perlawanan itu mengakibatkan Misuari
tertangkap di Sabah Malaysia saat ia berusaha melarikan diri ke Malaysia.

2.3 Pertautan Islam Dan Budaya Lokal


Islam di Dunia Melayu (Asia Tenggara) diakui sebagai salah satu wilayah
kebudayaan yang cukup berpengaruh dari tujuh wilayah kebudayaan yang ada di dunia.
Enam wilayah kebudayaan Islam lainnya adalah wilayah kebudayaan Islam-Arab ,
Islam Persia, Islam-Turki dengan beberapa wilayah strategis di Eropa Timur seperti
Bosnia, Kosovo dan daerah sekitarnya, Islam Afrika, Islam anak Benua India, dan
terakhir adalah wilayah peradaban Islam yang disebut sebagai Western Hemisphere
(wilayah kebudayaan Islam di Dunia Barat).
Dari masing-masing kawasan kebudayaan (cultural area) ini meskipun sama-
sama berbendera Islam, Asia Tenggara --menurut Azra-- mempunyai ciri budaya yang
sangat berbeda (distinctif ). Artinya, bahwa masing-masing wilayah kebudayaan
mempunyai kekhasan masing-masing. Dalam hal ini, sebuah kekayaan budaya tidak
bisa dibandingkan dengan negara-negara lainnya yang sama- sama dalam kerangka
wilayah kebudayaan Islam.
11

Dari sinilah kita dapat melihat perbedaan antara kebudayaan Islam di Arab dan
kebudayaan Islam di Dunia Melayu. Begitu juga dengan wilayah-wilayah kebudayaan
Islam Turki atau Rusia yang mempunyai karakter dan perbedaan masing-masing yang
cukup distingtif. Perbedaan realitas empiris agama tersebut disebabkan oleh adanya
apa yang disebut dengan tradition culture, dimana tradisi kebudayaan Melayu berbeda
dengan budaya Arab. Hal ini menurut Jamhari menggambarkan bahwa keberadaan
agama tidak lepas dari pengaruh realitas di sekelilingnya. Ia menambahkan: Seringkali
praktik-praktik keagamaan pada suatu masyarakat dikembangkan dari doktrin ajaran
agama dan kemudian disesuaikan dengan lingkungan budaya.
Pertemuan antara doktrin agama dan realitas budaya terlihat sangat jelas dalam
praktik ritual agama. Dalam Islam misalnya, perayaan idul fitri di Indonesia yang
dirayakan dengan tradisi sungkeman, bersilaturrahmi kepada yang lebih tua adalah
sebuah bukti keterpautan antara nilai agama dan kebudayaan. Pertautan antara agama
dan realitas budaya dimungkinkan terjadi karena agama tidak berada dalam realitas
yang vakum – selalu original. Mingingkari keterpautan agama dan realitas budaya
berarti mengingkari realitas agama sendiri yang selalu berhubungan dengan manusia
yang pasti dilingkari oleh budayanya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada pembahasan diatas maka dapat
diitarik kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Letak negara Filipina sebagai negara kepulauan menjadikan negara ini sebagai
tempat strategis bagi jalur perdagangan dunia. Berbagai negara melakukan
perdaganan maupun ekspansi ke luar negaranya demi mendapatkan apa yan
diinginkan. Dari abad ke – 9 sampai dengan abad ke – 16 perdagangan seluruhnya
hampir di pegang oleh orang – orang Islam. Pada abad ke – 13 pedagang –
pedagang Islam menjadikan kepulauan Filipina sebagai tempat persinggahan ketika
akan berlayar ke negara China.
b. Myanmar (dulu Burma) pada awalnya terbagi menjadi beberapa kerajaan. Hal ini
menimbulkan beberapa versi mengenai kedatangan Islam khususnya di dua daerah
bagian di Burma yakni, Pagan (Bagan) dan Arakan. Untuk mengetahui islamisasi
di Myanmar perlu melihat pada proses islamisasi di kedua daerah tersebut
c. Pada tahun 1521 penjelajah Portugis yaitu Ferdinand Magellan bersama para
awaknya telah tiba di kepulauan Filipina dibawah perintah oleh Raja Castille.
Magellan berhasil membuktikan bahwa bumi itu benar – benar bulat. Ketika setelah
mendarat di kepulauan Filipina, Magellan mendapat sambutan yang tidak baik dan
penolakan oleh penduduk Muslim lokal. Penyebsbnys adalah Magellan ikut
campur dalam masalah internal peperangan kaum dekat cebu. Magellan pun tewas
oleh penduduk lokal.

d. Islam di Dunia Melayu (Asia Tenggara) diakui sebagai salah satu wilayah
kebudayaan yang cukup berpengaruh dari tujuh wilayah kebudayaan yang ada di
dunia. Enam wilayah kebudayaan Islam lainnya adalah wilayah kebudayaan Islam-
Arab , Islam Persia, Islam-Turki dengan beberapa wilayah strategis di Eropa Timur
seperti Bosnia, Kosovo dan daerah sekitarnya, Islam Afrika, Islam anak Benua
India, dan terakhir adalah wilayah peradaban Islam yang disebut sebagai Western
Hemisphere (wilayah kebudayaan Islam di Dunia Barat

3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini,
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki.
Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi
untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian dan karya tulis yang
bermanfaat bagi banyak orang.

13
DAFTAR PUSTAKA

BUKU Gowing, Peter G. 1979. “Muslim Filipinos – Heritage and Horizon”,


Quezon City : New Day Publisers.
Majul, Cesar A. 1989. “Dinamika Islam Filipina”, terj. Eddy Zainurry,
Jakarta: LP3ES.
Corpuz, Onofre D. 1972. “Filipina”, Kuala Lumpur : Perchetakan Art Kuala Lumpur.
ARTIKEL
Ibrahim, Malik. “Seputar Gerakan Islam di Filipina Suatu Upaya Melihat
Faktor Internal dan Eksternal”

13

Anda mungkin juga menyukai