Anda di halaman 1dari 9

Instruksi:

1. Buatlah analisis dengan SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) tentang
pajak negara dan pajak daerah untuk menjawab pertanyaan berikut:
“Manakah yang paling baik dan cocok untuk negara Indonesia?”
Jawaban :
SWOT Pajak Negara
Strength ( Kekuatan)
Pajak negara memiliki aturan yang mengikat bagi seluruh rakyat tanpa terkecuali, hal ini
menandakan apabila ada yang tidak melakukan pembayaran pajak akan dikenakan sanksi
sesuai dengan aturan yang tertera. Pajak negara juga memiliki tingkat kepatuhan yang lebih
tinggi dari pajak daerah karena publikasi yang cukup tersampaikan dengan baik
(penggunaan banner, reklame, iklan tv, dan lainnya). Pajak Negara juga menjadi sumber
pendapatan bagi negara yang besar dan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan negara
(Infrastruktur, ekonomi, dan lainnya).
Weakness (Kelemahan)
Pajak negara memiliki aturan yang cukup rumit untuk dimengerti masyarakat. Sosialisasi
yang telah dilakukan juga dirasa kurang untuk mendorong masyarakat untuk taat pajak.
Pajak negara memiliki birokrasi yang sangat beragam dan sukar dimengerti sehingga
menjadikan masyarakat cenderung memilih untuk tidak melaksanakan kewajiban
pajaknya. Contohnya: banyaknya tarif dengan syarat yang berbeda-beda.
Opportunity (Peluang/Kesempatan)
Tingginya pemasukan yang diperoleh dari pajak apabila dapat dimaksimalkan oleh negara
dapat menjadi sebuah potensi untuk membangun negara dari berbagai sektor. Perlunya
menumbuhkan rasa sadar pajak agar pendapatan pajak dapat dimaksimalkan. Maksimalnya
pemasukan pajak juga dapat meningkatkan pemerataan pendapatan di seluruh daerah
Threats (Ancaman)
Ancaman yang paling besar adalah dari individu atau masyarakat itu sendiri. Kesadaran
pajak yang sangat kurang menyebabkan peroehan pajak sangat kurang dari seharusnya
penerimaan pajak. Mental masyarakat yang beranggapan pajak itu untuk kepentingan
kelompok tertentu, menyebabkan masyarakat banyak yang melakukan tax avoidance
bahkan tax evasion. Ada banyak kasus korupsi pada perpajakan yang dilakukan
mengakibatkan masyarakat tidak percaya apakah uang yang ia setorkan tiap bulan atau
tahun dapat digunakan benar- benar untuk kepentingan bersama atau tidak.
SWOT Pajak Daerah
Strength (Kekuatan)
Pajak daerah memiliki sumber daya yang berlimpah, baik dari sumber daya alam dan juga
sumber daya manusianya. Dengan adanya otonomi daerah, salah satu hal yang dapat
dilakukan daerah juga memungut pajak daerah bagi masyarakat daerah tersebut. Pajak
daerah juga memiliki aturan yang mengikat yaitu peraturan daerah yang pasti berbeda-
beda sesuai dengan kondisi daerahnya. Pendapatan yang dihasilkan oleh pajak daerah dapat
digunakan langsung bagi kebutuhan daerah tersebut.
Weakness (Kekurangan)
Pajak daerah masih kurang dalam penentuan Misi dan mandat organisasi yang belum
terperinci secara jelas pada Sikap mental, disiplin, motivasi kerja, dan pemahaman terhadap
tupoksi bagi para pegawai di daerah. Data potensi perpajakan di daerah juga masih belum
terlalu lengkap, karena masih ada beberapa sektor yang belum tertangani sehingga masih
terbebas dari pajak daerah. Sanksi yang ada juga belum terlalu terlaksana dengan benar
dikarenakan aturannya sendiri kurang tertera dengan jelas. Contoh nya saja sistem
pembayaran pajak daerah masih bukan berupa self- assessment melainkan jemput bola.
Hal ini mengindikasikan pemungutan pajak masih belum maksimal.
Opportunity (Peluang/ Kesempatan)
Sumber daya yang masih belum terdeteksi masih sangat banyak, apabila sumber- sumber
tersebut dapat dimaksimalkan dapat menjadi sebuah potensi besar bagi pendapatan daerah.
Pemerintah daerah juga dapat bekerja sama secara langsung dengan pihak swasta yang
melakukan operasi di daerah tersebut, dengan begitu persentase dapat lebih dimaksimalkan
bagi pendapatan daerah. Kultur yang berbeda dapat dijadikan peluang pajak yaitu dengan
sosialisasi yang dapat dilakukan sesuai dengan budaya masing- masing daerah. Pendekatan
yang dilakukan bisa dari segi bahasa, gambar, tarian, upacara adat, dan lainya.
Threats (Ancaman)
Ancaman dari pajak daerah kurang lebih sama seperti pajak negara, yaitu dari segi
masyarakat itu sendiri. Kesadaran masyarakat yang kurang menyebabkan pendapatan pajak
yang diterima daerah kurang dari yang sebenarnya. Banyaknya stigma yang terbangun dari
masyarakat untuk acuh pada kewajiban membayar pajak melihat lingkungan sekitarnya
tidak terjadi perubahan yang signifikan (Jalan, jembatan, sekolah, dan lainnya). Pada
dasarnya masyarakat lebih mempercayai apa yang mereka rasakan, jadi apabila ditambah
dengan maraknya kasus korupsi oleh pejabat daerah akan sangat berdampak pada
penurunan keinginan dan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak.
Kesimpulan:
Pajak negara dan daerah memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing. Keduanya
memiliki tujuan yang sama yaitu mensejahterakan masyarakat, pajak negara menjadi
sumber pendapatan utama negara sedangkan pajak daerah dapat memaksimalkan
pendapatan daerah sehingga dapat membantu membantu membangun daerah tersebut.
Namun, keduanya masih terjadi tumpang tindih yang menyebabkan pendapatan pajak
masih kurang maksimal. Dari segi sosialisasi perpajakan, pajak negara masih lebih baik
dalam mempublikasikannya kepada masyarakat daripada pajak daerah. Pajak daerah
terkesan masih kurang jelas di kalangan masyarakat terjadi akibat kurangnya sosialisasi,
padahal apabila pajak daerah dapat dilaksanakan secara maksimal dapat menjadi peluang
yang sangat baik bagi pembangunan daerah tersebut.
2. Berdasarkan UU No.28 tahun 2009, terdapat 16 jenis pajak daerah. Buatlah rangkuman
atas ke-16 jenis pajak tersebut berdasarkan tabel berikut ini:
Jawaban :
JENIS TARIF OBJEK SUBJEK WAJIB
PAJAK
Pajak - Bagi Kepemilikan Orang Pribadi Orang pribadi
Kendaraan kepemilikan dan/atau atau badan yang atau badan yang
Bermotor kendaraan penguasaan memiliki memiliki
motor pertama Kendaraan dan/atau Kendaraan
paling rendah Bermotor menguasai Bermotor
sebesar 1% dan Kendaraan
paling tinggi Bermotor
sebesar 2%
- untuk
kepemilikan
Kendaraan
Bermotor kedua
dan seterusnya
tarif dapat
ditetapkan
secara progresif
paling rendah
sebesar 2% dan
paling tinggi
sebesar 10%
- Bagi
kepemilikan
kendaraan
bermotor oleh
badan, tarif
pajaknya
sebesar 2%.
- Bagi angkutan
umum,
ambulans,
pemadam
kebakaran,
sosial
keagamaan,
lembaga sosial
dan keagamaan,
Pemerintah/TNI
/POLRI,
Pemerintah
Daerah, dan
kendaraan lain
yang ditetapkan
dengan perda,
ditetapkan
paling rendah
sebesar 0,5%
dan paling
tinggi sebesar
1%
- Bagi
kepemilikan
kendaraan
bermotor alat
berat ditetapkan
paling rendah
sebesar 0,1%
dan paling
tinggi sebesar
0,2%
Bea Balik - Penyerahan Penyerahan Orang pribadi orang pribadi
Nama pertama sebesar kepemilikan atau badan yang atau Badan yang
Kendaraan 20% kendaraan dapat menerima menerima
Bermotor - Penyerahan bermotor penyerahan penyerahan
kedua dan kendaraan Kendaraan
seterusnya bermotor Bermotor
sebesar 1%
Khusus untuk
Kendaraan
Bermotor alat-alat
berat dan alat-alat
besar yang tidak
menggunakan
jalan umum:
- penyerahan
pertama sebesar
0,75%
- penyerahan
kedua dan
seterusnya
sebesar 0,075%
Pajak Bahan - Paling tinggi Bahan Bakar Konsumen Orang pribadi
Bakar sebesar 10% Kendaraan Bahan Bakar atau Badan yang
Kendaraan - Untuk bahan Bermotor yang Kendaraan menggunakan
Bermotor bakar kendaraan disediakan atau Bermotor Bahan Bakar
umum dianggap Kendaraan
ditetapkan digunakan untuk Bermotor
paling sedikit kendaraan
50% lebih bermotor,
rendah dari tarif termasuk bahan
Pajak Bahan bakar yang
Bakar digunakan untuk
Kendaraan kendaraan di air
Bermotor untuk
kendaraan
pribadi
Pajak Air Paling tinggi Pengambilan Orang pribadi Orang pribadi
Permukaan sebesar 10% dan/atau atau Badan yang atau Badan yang
pemanfaatan Air dapat melakukan melakukan
Permukaan pengambilan pengambilan
dan/atau dan/atau
pemanfaatan Air pemanfaatan Air
Permukaan Permukaan
Pajak Rokok 10% dari cukai Konsumsi rokok Konsumen Pengusaha
rokok rokok pabrik
rokok/produsen
dan importir
rokok yang
memiliki izin
berupa Nomor
Pokok
Pengusaha
Barang Kena
Cukai
Pajak Hotel Paling tinggi Pelayanan yang Orang pribadi Orang pribadi
sebesar 10% disediakan oleh atau Badan yang atau Badan yang
Hotel dengan melakukan mengusahakan
pembayaran, pembayaran Hotel
termasuk jasa kepada orang
penunjang pribadi atau
sebagai Badan yang
kelengkapan mengusahakan
Hotel yang Hotel
sifatnya
memberikan
kemudahan dan
kenyamanan,
termasuk
fasilitas olahraga
dan hiburan
Pajak Restoran Paling tinggi Pelayanan yang Orang pribadi Orang pribadi
sebesar 10% disediakan oleh atau Badan yang atau Badan yang
Restoran, membeli mengusahakan
meliputi makanan Restoran
pelayanan dan/atau
penjualan minuman dari
makanan Restoran
dan/atau
minuman yang
dikonsumsi oleh
pembeli, baik
dikonsumsi di
tempat
pelayanan
maupun di
tempat lain
Pajak Hiburan - Paling tinggi Jasa Orang pribadi Orang pribadi
sebesar 35% penyelenggaraan atau Badan yang atau Badan yang
- Khusus untuk Hiburan dengan menikmati menyelenggarak
Hiburan berupa dipungut Hiburan an Hiburan
pagelaran bayaran
busana, kontes
kecantikan,
diskotik,
karaoke, klab
malam,
permainan
ketangkasan,
panti pijat, dan
mandi uap/spa,
tarif Pajak
Hiburan dapat
ditetapkan
paling tinggi
sebesar 75%
- Khusus Hiburan
kesenian
rakyat/tradision
al dikenakan
tarif Pajak
Hiburan
ditetapkan
paling tinggi
sebesar 10%
Pajak Reklame Paling tinggi Semua Orang pribadi Orang pribadi
sebesar 25% penyelenggaraan atau Badan yang atau Badan yang
Reklame, menggunakan menyelenggarak
meliputi: Reklame an Reklame
Reklame
papan/billboard/
videotron/megatr
on dan
sejenisnya;
Reklame kain;
Reklame
melekat, stiker;
Reklame
selebaran;
Reklame
berjalan,
termasuk pada
kendaraan;
Reklame udara;
Reklame apung;
Reklame suara;
Reklame
film/slide; dan
Reklame
peragaan.
Pajak - Paling tinggi Penggunaan Orang pribadi Orang pribadi
Penerangan sebesar 10% tenaga listrik, atau Badan yang atau Badan yang
Jalan - Penggunaan baik yang dapat menggunakan
tenaga listrik dihasilkan menggunakan tenaga listrik
dari sumber lain sendiri maupun tenaga listrik
oleh industri, yang diperoleh
pertambangan dari sumber lain
minyak bumi
dan gas alam,
tarif Pajak
Penerangan
Jalan ditetapkan
paling tinggi
sebesar 3%
- Penggunaan
tenaga listrik
yang dihasilkan
sendiri, tarif
Pajak
Penerangan
Jalan ditetapkan
paling tinggi
sebesar 1,5%
Pajak Mineral Paling tinggi Kegiatan Orang pribadi Orang pribadi
Bukan Logam sebesar 25% pengambilan atau Badan yang atau Badan yang
dan Batuan Mineral Bukan dapat mengambil
Logam dan mengambil Mineral Bukan
Batuan Mineral Bukan Logam dan
Logam dan Batuan
Batuan
Pajak Parkir paling tinggi Penyelenggaraan Orang pribadi Orang pribadi
sebesar 30% tempat Parkir di atau Badan yang atau Badan yang
luar badan jalan, melakukan menyelenggarak
baik yang parkir kendaraan an tempat Parkir
disediakan bermotor
berkaitan dengan
pokok usaha
maupun yang
disediakan
sebagai suatu
usaha, termasuk
penyediaan
tempat penitipan
kendaraan
bermotor
Pajak Air Paling tinggi Pengambilan Orang pribadi Orang pribadi
Tanah sebesar 20% dan/atau atau Badan yang atau Badan yang
pemanfaatan Air melakukan melakukan
Tanah pengambilan pengambilan
dan/atau dan/atau
pemanfaatan Air pemanfaatan Air
Tanah Tanah
Pajak Sarang Paling tinggi Pengambilan Orang pribadi Orang pribadi
Burung Walet sebesar 10% dan/atau atau Badan yang atau Badan yang
pengusahaan melakukan melakukan
Sarang Burung pengambilan pengambilan
Walet dan/atau dan/atau
mengusahakan mengusahakan
Sarang Burung Sarang Burung
Walet Walet
Pajak Bumi dan Paling tinggi Bumi dan/atau Orang pribadi Orang pribadi
Bangunan sebesar 0,3% Bangunan yang atau Badan yang atau Badan yang
Perdesaan dan dimiliki, secara nyata secara nyata
Perkotaan dikuasai, mempunyai mempunyai
dan/atau suatu hak atas suatu hak atas
dimanfaatkan Bumi dan/atau Bumi dan/atau
oleh orang memperoleh memperoleh
pribadi atau manfaat atas manfaat atas
Badan, kecuali Bumi, dan/atau Bumi, dan/atau
kawasan yang memiliki, memiliki,
digunakan untuk menguasai, menguasai,
kegiatan usaha dan/atau dan/atau
perkebunan, memperoleh memperoleh
perhutanan, dan manfaat atas manfaat atas
pertambangan Bangunan Bangunan
Bea Perolehan Paling tinggi Perolehan Hak Orang pribadi Orang pribadi
Hak atas Tanah sebesar 5% atas Tanah atau Badan yang atau Badan yang
dan Bangunan dan/atau memperoleh memperoleh
Bangunan Hak atas Tanah Hak atas Tanah
dan/atau dan/atau
Bangunan Bangunan

Sumber: http://www.djpk.depkeu.go.id/attach/post-no-28-tahun-2009-tentang-pajak-daerah-dan-
retribusi-daerah/UU-427-973-UU_28_Tahun_2009_Ttg_PDRD.pd

Anda mungkin juga menyukai