BAB 3.

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

a. Baskom/wadah plastik

b. Blender

c. Kompor gas/gas

d. Wajan

e. Sendok pengaduk

f. Timbangan

g. Pisau

3.1.2 Bahan

a. Belimbing Wuluh
b. Gula
c. CMC
d. Kayu Manis
e. Garam
3.2 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan
3.2.1 Skema Kerja

Belimbing Wuluh

Pemotongan dan
Biji
Penghilangan biji

Penimbangan berat

Garam Perebusan selama 5

menit

Penghalusan
menggunakan blender

Gula, CMC,kayu manis Pemasakan dalam wajan

hingga mengental

Pendinginan

Pengemasan

Uji Organoleptik
3.2.2 Fungsi Perlakuan

Hal pertama yang dilakukan dalam pembuatan selai belimbing wuluh yaitu persiapan alat dan
bahan. Bahan utama yang digunakan yaitu belimbing wuluh. Belimbing wuluh kemudian dilakukan
pemotongan dan dihilangkan dari bijinya. Setelah itu dilakukan penimbangan berat untuk mengetahui
berat bahan. Selanjutnya dilakukan perebusan selama 5 menit dengan penambahan garam. Perebusan
digunakan untuk mengurangi kadar keasaman dari belimbing wuluh. Lalu dilakukan penghalusan
menggunakan blender. Belimbing wuluh yang sudah halus kemudian dilakukan pemanasan dengan
penambahan gula, cmc, dan kayu manis. Penambahan gula untuk memberikan rasa manis pada selai, cmc
berguna untuk mengentalkan selai dan kayu manis berguna untuk memberikan aroma yang wangi khas
pada selai. Kemudian dilakukan pendingin dan setelah itu dilakukan pengemasan. Terakhir dilakukan uji
organoleptic pada selai belimbing wuluh.
 BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan, dapat ditarik kesimpulan yaitu ;

1. Pengolahan belimbing wuluh menjadi selai belimbing wuluh dapat meningkatkan nilai ekonomis
belimbing wuluh serta meningkat daya simpan terhadap belimbing wuluh.
2. Tekstur selai belimbing wuluh yaitu kental, memiliki warna yang sangat cerah, memiliki aroma yang
harum (dari kayu manis), serta cita rasa manis-manis asam (mirip dengan rasa selai nanas).

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya konsumen lebih mengkonsumsi selai belimbing
wuluh sebagai salah satu alternative olahan makanan yang bernilai gizi lebih.