artikel Insect

KumpulanKumpulan artikelVillage,
Insect Vol
Village
1, No 1, 4-6 Volume 1, No 1, 4-6
October, 2018
Inventarisasi Belalang Sembah (Mantodea) di Desa Serdang Menang,
Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir

Ari Sugiarto
Biologist at Serdang Menang Village, Sirah Pulau Padang Sub-district, Ogan Komering Ilir
District
Email: sugiartoari13@gmail.com

Abstrak

Belalang sembah termasuk dalam ordo Mantodea memiliki adaptasi yang baik dengan
kamuflase dan mimikri. Keberadaan belalang sembah pada suatu ekosistem dapat membantu
dalam mengontrol populasi serangga yang berbahaya. Desa Serdang Menang, Kecamatan Sirah
Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki beragam tipe ekosistem seperti
ekosistem perkebunan, persawahan, permukiman, dan sungai. Perlu dilakukan inventarisasi
belalang sembah untuk melengkapi data fauna yang ada di Indonesia. Penelitian ini dilakukan
di Desa Serdang Menang pada Oktober 2018 dengan pengumpulan sampel belalang sembah
dilakukan di sekitar kawasan ekosistem yang masih hijau. Hasil peneletian hanya didapatkan
1 spesies belalang sembah yaitu Heirodula formosana. Heirodula formosana yang ditemukan
ada yang berwarna hijau dan ada yang berwarna cokelat. Dapat disimpulkan keanekaragaman
belalang sembah di Desa Serdang Menang tergolong rendah.

Kata Kunci: Belalang Sembah, Desa Serdang Menang

1. Pendahuluan
Belalang sembah yang termasuk dalam
ordo Mantodea memiliki adaptasi yang baik
dengan kamuflase dan mimikri. Belalang
sembah ini juga berperan sebagai predator
bagi belalang, ngengat, kupu-kupu, lalat
dan kutu daun dalam ekosistem (Sureshan
dan Sambath, 2009). Menurut Prokop dan
Radovan (2008), belalang sembah memiliki
perilaku kanibalisme pada saat kawin.
Berdasarkan penelitian Prokop dan
Radovan didapatkan bahwa umur belalang
sembah betina mempengaruhi perilaku
kanibalisme saat kawin.
Penyebaran belalang sembah tersebar di
seluruh dunia dengan kelimpahan dan
keanekaragaman yang beragam.
Kelimpahan dan keanekaragaman belalang
sembah yang lebih besar terdapat di
wilayah tropis dan makronesia (Torres,
2015). Jumlah species belalang sembah
diperkirakan lebih dari 2.300 spesies
(Zhang dan Fei, 2017) dari total 15 famili
yaitu Mantoididae, Chaeteessidae,
Metallyticidae, Amorphoscelidae, Eremia-
philidae, Acanthopidae, Hymenopodidae,
Liturgusidae, Tarachodidae, Thespidae,
Iridopterygidae, Mantidae, Toxoderidae,
Sibyllidae, dan Empusidae (Weiland,
2010).
Indentifikasi dari species belalang
sembah dapat dilakukan dengan
menganalisis karakter morfologi seperti
yang dilakukan oleh Weiland (2010) yang
mengidentifikasi 122 spesies belalang
sembah dari 15 famili dengan
mengkodekan 152 karakter morfologi dari
belalang sembah. Seperti jarak mata,
panjang pronotum, lebar pronotum,
panjang femur depan, lebar femur depan,
panjang femur belakang, lebar femur
belakang, dan panjang tubuh (Battiston el
at., 2014).
Desa Serdang Menang, Kecamatan
Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan
Komering Ilir memiliki beragam tipe
ekosistem seperti ekosistem perkebunan,
persawahan, permukiman, dan sungai yang
mendukung keanekaragaman spesies. Data
tentang spesies belalang sembah di Desa
Serdang Menang ini belum tersedia. Perlu

4
Kumpulan artikel Insect Village, Vol 1, No 1, 4-6 5

dilakukan inventarisasi belalang sembah di kawasan ekosistem yang masih hijau

Desa Serdang Menang, Kecamatan Sirah
Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering
Ilir untuk melengkapi data fauna yang ada
di Indonesia.
2. Metode Penelitisan
Penelitian ini dilakukan di desa Serdang
Menang, Kecamatan Sirah Pulau Padang,
Kabupaten Ogan Komering Ilir pada
Oktober 2018. Pengumpulan sampel
belalang sembah dilakukan di sekitar
(ekosistem perkebunan, persawahan, dan
tepian sungai). Sampel diambil
menggunakan insecting net dan mengambil
foto belalang sembah dengang camera
(Patel et al., 2018). Sampel dicari dengan
sweeping area pada lokasi yang sudah
ditentukan (Dwari dan Amal, 2018).
Identifikasi spesies belalang sembah yang
ditemukan dilakukan dengan mencocokan
foto belang sembah yang sudah
diidentifikasi.

3. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan spesies belalang sembah di Desa
Serdang Menang, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir yaitu:

Tabel 1. Species belalang sembah di Desa Serdang Menang, Kecamatan Sirah Pulau Padang,
Kabupaten Ogan Komering Ilir

Famili Spesies Gambar

Mantidae Heirodula formosana

(Hijau) (Cokelat)

Spesies belalang sembah yang dengan Rhombodera valida (Zhang dan

ditemukan di Desa Serdang Menang,
Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten
Ogan Komering Ilir yaitu Heirodula
formosana dari famili Mantidae. Spesies
belalang sembah yang ditemukan ini
berwarna hijau dan cokelat. Belalang
sembah ini ditemukan pada vegetasi bawah
pada ekosistem perkebunan dan
persawahan.
Berdasarkan hasil penelitian Dwari dan
Amal (2018), belalang sembah dari famili
Mantidae ini merupakan yang paling
banyak ditemukan. Berdasarkan penelitian
Patel et al. (2018), belalang sembah dari
genus Heirodula memilikan kelimpahan
yang tinggi. Berdasarkan analisis genetik,
Heirodula formosana berkerabat dekat
Fei, 2017). Namun penelitian Weiland
(2010), Heirodula dan Rhombodera
merupakan satu kesamaan berdasarkan
karakteristik morfologi.
Keberadaan belalang sembah pada
ekosistem persawahan dan perkebunan
tentunya dapat menjadi suatu keuntungan.
Menurut Sureshan dan Sambath, (2009),
belalang sembah merupakan predator bagi
belalang, ngengat, kupu-kupu, lalat dan
kutu daun. Menurut Dwari dan Amal
(2018), keberadaan belalang sembah pada
ekosistem persawahan dan perkebunan
dapat membantu dalam mengontrol
populasi serangga yang berbahaya.
Kumpulan artikel Insect Village, Vol 1, No 1, 4-6 6

4. Kesimpulan Torres, F.P. 2015. Clase Insecta: Orden

Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan di Desa Serdang Menang,
Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten
Ogan Komering Ilir didapatkan kesimpulan
yaitu, spesies belalang sembah yang
ditemukan hanya spesies Heirodula
formosana dari famili Mantidae. Heirodula
formosana yang ditemukan berwarna hijau
dan cokelat. Keanekaragaman belalang
sembah di lokasi ini dapat dikatakan
rendah.
Daftar Pustaka
Battiston, R., Joaguin, O., Jose, R.C., dan
Pedro, J.C. 2014. A Revision of
Apteromantis (Mantodea:
Mantidae, Amelinae): A Journal of Biological Sciences.
Comprehensive Approach to
Manage Old Taxonomic and
Conservation Problems. Zootaxa.
3797(1): 65-77.
Mantodea. Revista. 1-10.
Wiland, F. 2010. 2010. The Phylogenetic
System of Mantodea (Insecta:
Dictyoptera). Dissertation. zur
Erlangung des Doktorgrades der
Mathematisch-
Naturwissenschaftlichen Fakultäten
der Georg-August-Universität zu
Göttingen.
Zhang, H.L dan Fei, Y. 2017. Comparative
Mitogenomic Analyses of Praying
Mantises (Dictyoptera, Mantodea):
Origin and Evolution of Unusual
Intergenic Gaps. International
13(3): 367-382.

Dwari, S dan Amal, K.M. 2018. Diversity

of mantids (Insecta: Mantodea) of
Howrah District, West Bengal,
India. Journal of Entomology and
Zoology Studies. 6(2): 1038-1042.

Patel, H.N., A.G, Shukla, A.H, Patel, dan

J.N, Prajapati. 2018. Mantids
(Mantodea) of Navsari Agricultural
University Campus (Gujarat): An
Inventory. International Journal of
Current Microbiology and Applied
Sciences. 7(6): 3594-3599.

Prokov, P dan Radovan, V. 2008. Seasonal

Aspects of Sexual Cannibalism in
the Praying Mantis (Mantis
religiosa). J. Ethol. 26(1): 213-218.

Sureshan P.M dan Sambath S. 2009.

Mantid (Insecta: Mantodea) Fauna
of Old Bihar (Bihar and Jharkhand)
with Some New Records for the
State. Records of the Zoological
Survey of India. 109(3):11-26.