Anda di halaman 1dari 3

ETIOLOGI

KONSEP MAP CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE) 1. DM


2. Glomeluronefritis
Gagal ginjal kronik adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif . (Price, 2005) kronik
3. E. Coli
Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahan kan metabolism 4. Hipertensi tidak
dan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat menyebabkan uremia( Retensi urea dan sampah nitrogen dalam darah . (Smeltzer, 2001) terkontrol
5. Obstruksi saluran
kemih
Hipertensi tidak terkontrol 6. Lesi herediter
Glomeluronefritis E. Coli Obstruksi saluran kemih Lesi herediter Agen
DM 7. Agen berbahaya
kronis berbahaya
( Corwin,2009)
Inflamasi Pelvis ginjal
nefropati Kelainan
Radang pada Arteri renalis Refluk urin Vasokonstriksi Peningkatan Masuk kevaskuler
herediter pada
ginjal tertekan ketubulus pemb. Darah di tekanan kapiler struktur ginjal
Pielonefritis ginjal ginjal MANIFESTASI
Kerusakan
glomelurus Menuju ginjal
hidronefrosis KLINIS
Penurunan suplai
O2 di ginjal Secara progresif Kelainan nefron 1. Gejala Dini :
mengendap
 Sakit kepala
 Kelemahan
Iskemik jaringan
fisik
 BB menurun
 Depresi
2. Gejala lanjut :
PEMERIKSAAN PENUJANG Kerusakan nefron PENATALAKSANAAN  anoreksia
1. Pemeriksaan biokimia plasma 1. Dialisis (cuci darah)
Untuk mengetahui fungsi ginjal dan 2. Obat-obatan : anti hipertensi, agen  mual muntah
gangguan elektrolit, analisa urin pengikat fosfat, suplemen kalsium,  sesak nafas
Penurunan jumlah nefron fungsional Progresif dan irefersibel furosemide
2. USG Ginjal 3. Diit rendah protein dan tinggi (Price, 2005)
Untuk mengetahui ukuran ginjal dan karbohidrat
penyebab gagal ginjal, missal ada kista atau 4. Transfusi darah (Smeltzer, 2001)
KOMPLIKASI
obstruksi pelvis ginjal. Kerusakan nefron lebih dari 90 % (Price, 2005)
1. Hiperkalsemia
3. Pemeriksaan laboratorium darah 2. Perikarditis
BUN, keratin, elektrolit ( Na, K, Ca, GAGAL GINJAL KRONIS 3. Hipertensi
Phospat) hematologi (HB, Trombosit, Ht,
4. Gagal Jantung
Leukosit) dan protein.
5. Anemia
4. Pemeriksaan urin (Smeltzer,2001)
Warna, PH, bau, kekeruhan, glukosa,
protein.
(Smeltzer,2001)
GAGAL GINJAL KRONIS

Penurunan laju filtrasi glomelurus Renin meningkat Penurunan fungsi Peningkatan kadar kreatinin
Proteinuria
ginjal dan BUN serum
Ginjal tidak mampu
mengencerkan urin sec. maksimal Angiotensin I Kadar protein dlm
meningkat darah turun Produksi asotemia
eritropoitin
Angiotensin II meningkat Penurunan tekanan osmotik menurun Gangguan
Syndrom uremia psikology
Produk urin turun Cairan keluar ke
Vasokontriksi pembuluh
dan kepekatan urin ekstravaskuler Penurunan pembentukan
darah
meningkat eritrosit Dx: Keputusasaan
Peningkatan Organ GI
Di kulit (pruritus)
Na+&K+ Tekanan darah Edema
Disuria/anuria anemia Noc: Harapan
meningkat
Masuk ke vaskuler
Mual, muntah Nic: Membangkitkan
Dx: Perubahan Dx: Intoleransi aktivitas harapan
pola eliminasi Berikatan dg air
eliminasi NaOH Noc: Daya Tahan

Peningkatan Vol. vaskuler Penghematan Energi Dx: Perubahan nutrisi


Noc: Eliminasi kurang dari kebutuhan
Urine Nic: Manajemen Energi tubuh
Beban jantung
meningkat Tekanan hidrostatik meningkat Noc: Status Nutrisi
Dx: Resiko Penurunan
Sifat semi permeable pembuluh darah meningkat Curah Jantung Nic: Manajemen Nutrisi
Nic: RESIKO
Pengelolaan GAGAL
ekstravasasi Noc: Status Sirkulasi
Eliminasi JANTUNG
Dx: Kelebihan Vol. Cairan
Urine Edema
Nic: Perawatan
Noc: Keseimbangan Sirkulasi Penatalaksanaan: Hemodialisa
Cairan
Terapi Deuretik
Nic: Manajemen Cairan
Diagnosa 1: Diagnose 2: Diagnosa 3:
RESIKO PENURUNAN CURAH KELEBIHAN VOLUME CAIRAN. KETIDAK SEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI
JANTUNG NOC : KESEIMBANGAN CAIRAN. KEBUTUHAN TUBUH.
NOC : Status Sirkulasi NIC :MANAJEMEN CAIRAN. NOC: STATUS NUTRISI
NIC : Perawatan Sirkulasi Activity : NIC :MANAJEMEN NUTRISI
Activity : 1. Kaji ekstremitas atau bagian tubuh yang edema terhadap Activity :
1. Kaji TTV gangguan sirkulasi dan integritas kulit. 1. Monitor jumlah asupan nutrisi dan
2. Auskultasi bunyi jantung dan paru. 2. Tentukan lokasi dan derajat edema perifer, sacral, dan kandungan kalori .
3. Evaluasi udem dan nadi perifer periorbital. 2. Anjurkan pasienmeningkatkan intake
4. Pantau adanya kegelisahan 3. Pantau secara teratur lingkar abdomen atau ekstremitas. makanan.
5. Pantau status cairan 4. Pantau hasil laboratorium yang relevan terhadap retensi 3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
6. Kolaborasi obat cairan. konsumsi makanan yang tinggi protein dan
5. Anjurkan pasien untuk puasa sesuai kebutuhan. vitamin C.
Diagnosa 4 :
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian diuretic. 4. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian
PERUBAHAN ELIMINASI URINE
asupan makanan dan minuman.
NOC : Eliminasi Urine
NIC : Pengelolaan Eliminasi Urine
Activity : Diagnosa 5: Diagnosa 6:
1. Pantau eliminasi urine meliputi INTOLERANSI AKTIVITAS KEPUTUSASAAN
frekwensi, konsistensi, bau, NOC : Penghematan Energy NOC : Harapan
volume dan warna dengan tepat NIC : Manajemen Energy NIC : Membangkitkan Harapan
2. Kaji kemampuan untuk mengenali Activity : Activity :
urgensi 1. Tentukan penyebab keletihan 1. Memberikan penjelas mengenai
2. Pantau respon kardiorespiratori terhadap aktivitas. prosedur tindakan dan efek dan
3. Pantau respon oksigen pasien manfaat tindakan keperawatan
4. Pantau asupan nutrisi sebagai sumber energy 2. Ajari pengenalan terhadap realita
5. Pantau dan dokumentasi pola tidur pasien dengan meninjau situasi.
6. Ajarkan tentang pengaturan aktivitas untuk mencegah kelelahan. 3. Kolaborasi dengan keluarga dalam
meningkatkan harapan hidup
pasien
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC


Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan medikal Bedah. Vol 2. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith,M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi NIC dan Kriteria
Hasil NOC. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai