Terapkan 10 Indikator PHBS Dalam Lingkungan Keluarga
Terapkan 10 Indikator PHBS Dalam Lingkungan Keluarga
Terapkan 10 Indikator PHBS Dalam Lingkungan Keluarga
Surabaya, eHealth. Apakah anda merasa bahwa diri anda dan keluarga anda merupakan keluarga
sehat? Mungkin mayoritas langsung menganggukkan kepala jika mendapat pertanyaan demikian.
Namun, tahukah anda apa saja langkah menuju ke keluarga sehat? Mungkin juga banyak dari kita yang
langsung menjawab macam-macam langkahnya.
Menurut Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Surabaya, dr. Sri Setyani, suatu negara yang
sehat berawal dari diri sendiri dan keluarga yang sehat juga. Banyak penafsiran bahwa sehat itu haruslah
memiliki peralatan penunjang kesehatan yang lengkap dan memadai, sehingga tetap membutuhkan
biaya yang tidak sedikit. Tidak harus demikian, langkah yang paling sederhana untuk menjaga kesehatan
sekaligus mencegah penyakit adalah hanya dengan melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau
yang disingkat PHBS.
Disini, pengertian PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, atau masyarakat mampu menolong dirinya
sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan.
Jumlah PHBS yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pun sangat banyak, bahkan bisa
mencapai ratusan. Misalnya tentang mengkonsumsi multi vitamin, istirahat yang cukup, membuang
sampah pada tempatnya, hingga mampu mengendalikan emosi diri.
Sedangkan yang akan dibahas disini adalah PHBS dalam lingkungan rumah tangga. PHBS rumah
tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga, agar tahu, mau dan mampu
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat.
1.Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Yang dimaksud tenaga kesehatan disini seperti dokter,
bidan dan tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa masyarakat yang masih
mengandalkan tenaga non medis untuk membantu persalinan, seperti dukun bayi. Selain tidak aman dan
penanganannya pun tidak steril, penanganan oleh dukun bayi inipun dikhawatirkan berisiko besar dapat
menyebabkan kematian ibu dan bayi.
2. Memberi bayi ASI Eksklusif : Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI Eksklusif yakni pemberian
ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi mulai usia nol hingga enam bulan.
3. Menimbang Balita setiap bulan : Penimbangan bayi dan Balita setiap bulan dimaksudkan untuk
memantau pertumbuhan Balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini dilaksanakan di Posyandu (Pos
Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun. Setelah dilakukan penimbangan, catat hasilnya
di buku KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari sinilah akan diketahui perkembangan dari Balita tersebut.
4. Menggunakan Air Bersih : Gunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak, mandi, hingga
untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan
berbagai macam penyakit.
5. Mencuci tangan pakai sabun : Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat menghilangkan
berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga tangan bersih dan bebas kuman. Cucilah
tangan setiap kali sebelum makan dan melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan
hewan, setelah buang air besar, sebelum memegang makanan maupun sebelum menyusui bayi.
6. Gunakan Jamban Sehat : Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung)
yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak
dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman
digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai
kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di
lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada di
dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang air, dll
yang dilakukan secara teratur setiap minggu. Selain itu, juga lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN) dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup).
8. Makan buah dan sayur setiap hari : Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan karena banyak
mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh.
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari : aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun kegiatan lain yang
mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.
Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yakni berjalan kaki, berkebun,
mencuci pakaian, dan lain-lainnya.
10. Tidak merokok di dalam rumah : Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan dikeluarkan lebih
dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO).
Jika ada anggota keluarga yang merokok (perokok aktif), terlebih di dalam rumah, maka asap yang
dihasilkan dari rokok tersebut tidak hanya berbahaya bagi perokok itu sendiri, melainkan juga orang-
orang disekitarnya (perokok pasif) yang tentu saja berefek buruk bagi kesehatan.
Rumah sebagai tempat berlindung bagi keluarga, termasuk dari asap rokok. Oleh karena itu, perokok
pasif harus berani menyuarakan haknya untuk bebas dari kepulan asap rokok.
Memang PHBS, khususnya di skala rumah tangga, memang terasa mudah dalam teori, namun dalam
pelaksanaannya memang butuh banyak dukungan, mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan sekitar
hingga pemerintah.
Banyak tantangan yang dihadapi dalam menerapkan PHBS di lingkungan keluarga. Masih banyaknya
iklan rokok yang ada di media cetak maupun elektronik, makanan dan minuman cepat saji yang kurang
sesuai dengan prinsip gizi seimbang, belum adanya monitoring evaluasi terpadu tentang kegiatan PHBS
ini. Selain itu, kawasan padat penduduk di kota-kota besar seperti Surabaya dan juga banyaknya
penduduk musiman yang menimbulkan permasalahan pada kehidupan sosial dan ekonomi juga
merupakan tantangan tersendiri dalam penerapan PHBS.
Oleh karena itu, bagaimana upaya penerapan sepuluh PHBS di lingkungan keluarga, tentu sangat
tergantung dari kesadaran dan peran aktif masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing.
Sebab, upaya mewujudkan lingkungan yang sehat akan mendukung pola perilaku kehidupan masyarakat
yang sehat secara kerkesinambungan. (And)
1. Pengertian
PHBS adalah semua perilaku yang di lakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga
atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes,2007 : 2)
PHBS adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang yang
mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo, 2003 : 118)
PHBS itu jumlahnya banyak sekali Bisa Ratusan, misalnya tentang gizi: makanan
beraneka ragam makanan, minuman, tablet darah, mengkonsumsi garam beryodium, member
bayi dan balita kapsul vitamin A. tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada
tempatnya, membersihkan lingkungan. Setiap rumah tangga di anjurkan untuk melaksanakan
semua perilaku kesehatan.
2. Tujuan PHBS
Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemauan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
4. Manfaat PHBS
Bagi Rumah Tangga :
- Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan
modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.
Bagi Masyarakat:
Ketua TP PKK Kab. Balangan memberikan contoh cara mencuci tangan yang baik & benar
Semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluargadapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan–
kegiatan kesehatan di masyarakat. Berikut adalah 10 Perilaku dasar Hidup Bersih dan Sehat Di Rumah
Tangga, antara lain :
PHBS di rumah tangga adalah upaya strategis untuk menggerakkan dan memberdayakan
keluarga/anggota keluarga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Apabila 10 PHBS dasar dilaksanakan di rumah
tangga maka bisa disebut sebagai rumah tangga sehat.
Pembinaan PHBS di rumah tangga ditujukan untuk mempercepat terwujudnya Rumah Tangga
sehat -- Desa sehat -- Kecamatan sehat --Kabupaten/Kota sehat -- Provinsi sehat --Indonesia
sehat.
Pembinaan PHBS di Rumah Tangga telah menjadi bagian dari Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan
sejak tahun 2005. Landasan hukum pembinaan PHBS adalah :
Adapun Sasaran Pembinaan PHBS adalah seluruh anggota rumah tangga yang meliputi :
Pasangan Usia Subur ; Ibu hamil dan menyusui ; Anak dan remaja; Pengasuh anak.
Manfaat Rumah Tangga Sehat antara lain;
a. Bagi Keluarga:
- Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit
- Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal
usaha untuk menambah pendapatan keluarga.
b. Bagi Masyarakat:
Dasa wisma
Kelompok Dasawisma adalah kelompok yang terdiri atas 10-20 kepala keluarga (dapat
disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat), diketuai oleh salah seorang yang dipilih di antara
mereka, merupakan kelompok potensial terdepan dalam pelaksanaan kegiatan PKK.
c). Buku Catatan Ibu Hamil, Kelahiran, Kematian bayi dan Kematian Ibu hamil, Melahirkan dan Nifas
Peran Kader dalam mewujudkan Rumah tangga Ber- PHBS, antara lain :
1. Melakukan pendataan rumah tangga yang ada di wilayahnya dengan menggunakan kartu PHBS
2. Melakukan pendekatan kepada kepala desa/lurah dan tokoh masyarakat untuk memperoleh
dukungan dalam pembinaan PHBS di Rumah Tangga.
3. Sosialisasi PHBS di rumah tangga ke seluruh rumah tangga yang ada di desa/kelurahan melalui
dasawisma.
4. Memberdayakan keluarga untuk melaksanakan PHBS melalui penyuluhan perorangan,
penyuluhan kelompok, penyuluhan massa dan penggerakkan massa.
5. Mengembangkan kegiatan-kegiatan yang mendukung terwujudnya rumah tangga ber-PHBS.
6. Memantau kemajuan pencapaian rumah tangga ber PHBS di wilayahnya setiap tahun melalui
pencatatan PHBS di rumah tangga.
Details
Hits: 5000
Surabaya, eHealth. Apakah anda merasa bahwa diri anda dan keluarga anda merupakan keluarga
sehat? Mungkin mayoritas langsung menganggukkan kepala jika mendapat pertanyaan demikian.
Namun, tahukah anda apa saja langkah menuju ke keluarga sehat? Mungkin juga banyak dari kita yang
langsung menjawab macam-macam langkahnya.
Menurut Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Surabaya, dr. Sri Setyani, suatu negara yang
sehat berawal dari diri sendiri dan keluarga yang sehat juga. Banyak penafsiran bahwa sehat itu haruslah
memiliki peralatan penunjang kesehatan yang lengkap dan memadai, sehingga tetap membutuhkan
biaya yang tidak sedikit. Tidak harus demikian, langkah yang paling sederhana untuk menjaga kesehatan
sekaligus mencegah penyakit adalah hanya dengan melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau
yang disingkat PHBS.
Disini, pengertian PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, atau masyarakat mampu menolong dirinya
sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan.
Jumlah PHBS yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pun sangat banyak, bahkan bisa
mencapai ratusan. Misalnya tentang mengkonsumsi multi vitamin, istirahat yang cukup, membuang
sampah pada tempatnya, hingga mampu mengendalikan emosi diri.
Sedangkan yang akan dibahas disini adalah PHBS dalam lingkungan rumah tangga. PHBS rumah
tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga, agar tahu, mau dan mampu
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat.
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Yang dimaksud tenaga kesehatan disini seperti
dokter, bidan dan tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa
masyarakat yang masih mengandalkan tenaga non medis untuk membantu persalinan, seperti
dukun bayi. Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak steril, penanganan oleh dukun bayi
inipun dikhawatirkan berisiko besar dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi.
2. Memberi bayi ASI Eksklusif : Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI Eksklusif yakni
pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi mulai usia nol hingga
enam bulan.
3. Menimbang Balita setiap bulan : Penimbangan bayi dan Balita setiap bulan dimaksudkan untuk
memantau pertumbuhan Balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini dilaksanakan di Posyandu
(Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun. Setelah dilakukan penimbangan,
catat hasilnya di buku KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari sinilah akan diketahui perkembangan dari
Balita tersebut.
4. Menggunakan Air Bersih : Gunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak,
mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan
bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.
5. Mencuci tangan pakai sabun : Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat
menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga tangan
bersih dan bebas kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan melakukan aktifitas
yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan hewan, setelah buang air besar,
sebelum memegang makanan maupun sebelum menyusui bayi.
6. Gunakan Jamban Sehat : Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau
tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air
minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah
sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung,
penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat
pembersih.
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di
lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang
ada di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah
seperti talang air, dll yang dilakukan secara teratur setiap minggu. Selain itu, juga lakukan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup).
8. Makan buah dan sayur setiap hari : Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan karena banyak
mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh.
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari : aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun kegiatan lain
yang mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.Jenis aktifitas fisik
yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yakni berjalan kaki, berkebun, mencuci
pakaian, dan lain-lainnya.
10. Tidak merokok di dalam rumah : Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan dikeluarkan lebih
dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO).
Jika ada anggota keluarga yang merokok (perokok aktif), terlebih di dalam rumah, maka asap yang
dihasilkan dari rokok tersebut tidak hanya berbahaya bagi perokok itu sendiri, melainkan juga orang-
orang disekitarnya (perokok pasif) yang tentu saja berefek buruk bagi kesehatan.
Rumah sebagai tempat berlindung bagi keluarga, termasuk dari asap rokok. Oleh karena itu, perokok
pasif harus berani menyuarakan haknya untuk bebas dari kepulan asap rokok.
Memang PHBS, khususnya di skala rumah tangga, memang terasa mudah dalam teori, namun dalam
pelaksanaannya memang butuh banyak dukungan, mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan sekitar
hingga pemerintah.
Banyak tantangan yang dihadapi dalam menerapkan PHBS di lingkungan keluarga. Masih banyaknya
iklan rokok yang ada di media cetak maupun elektronik, makanan dan minuman cepat saji yang kurang
sesuai dengan prinsip gizi seimbang, belum adanya monitoring evaluasi terpadu tentang kegiatan PHBS
ini. Selain itu, kawasan padat penduduk di kota-kota besar seperti Surabaya dan juga banyaknya
penduduk musiman yang menimbulkan permasalahan pada kehidupan sosial dan ekonomi juga
merupakan tantangan tersendiri dalam penerapan PHBS.
Oleh karena itu, bagaimana upaya penerapan sepuluh PHBS di lingkungan keluarga, tentu sangat
tergantung dari kesadaran dan peran aktif masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing.
Sebab, upaya mewujudkan lingkungan yang sehat akan mendukung pola perilaku kehidupan masyarakat
yang sehat secara kerkesinambungan. (And)
sumber : http://www.surabaya-ehealth.org/
< Prev
Next >
PHBS SEJAK DINI DALAM KELUARGA
Keluarga mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan di masyarakat, bangsa
dan negara. Keluarga merupakan unit terkecil dari suatu bangsa. Di dalam keluarga terjadi interaksi dan
komunikasi antara anggota keluarga yang menjadi awal penting dari suatu proses pendidikan.
Ditanamkannya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sejak dini dalam keluarga dapat menciptakan
keluarga yang sehat. Keluarga yang sehat akan membentuk masyarakat, desa dan kelurahan,
kecamatan, kabupaten, provinsi dan bangsa sehat.
Oleh karena itu, keluarga yang sehat adalah investasi suatu bangsa bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif. Keluarga sehat berkaitan dengan PHBS di rumah tangga.
Beberapa permasalahan kesehatan seperti Diare dapat dicegah bila masyarakatnya dapat menerapkan
perilaku sehat dengan cuci tangan pakai sabun, minum air yang dimasak, dan memanfaatkan sarana
kesehatan lingkungan dengan baik. Demam Berdarah dapat dicegah dengan melakukan 3M Plus yaitu
menguras, menutup, mengubur, plus membasmi sarang nyamuk, menghindari gigitan nyamuk, dan
menciptakan lingkungan sehat bebas dari jentik nyamuk. Penyakit lainnya seperti Malaria dapat dicegah
jika anggota keluarga di daerah endemis menggunakan kelambu saat tidur. Begitu juga Gizi Buruk dapat
dideteksi dan dicegah sejak dini dengan membawa bayi dan balita ke Posyandu setiap bulan. Dan
Kematian Bayi dapat dicegah bila ibu melahirkan ditolong petugas kesehatan di fasilitas kesehatan.
Penyakit Jantung dan Hipertensi dapat dicegah bila masyarakat menerapkan gaya hidup sehat yaitu
dengan berolahraga teratur, tidak merokok, dan makan makanan tinggi serat.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan secara nasional persentase penduduk yang
merokok setiap hari 28,2%, rumah tangga yang memiliki jamban sehat 55,4%, ibu yang melakukan
pemeriksaan kehamilan (ANC) dengan 6-8 jenis pemeriksaan hanya 56,8% dan balita yang ditimbang
selama 6 bulan terakhir sebesar 67,1%.
Menkes mengimbau kepada Gubernur, Bupati, Walikota, dan segenap masyarakat di seluruh Indonesia
untuk terus berupaya meningkatkan perilaku sehat keluarga sejak dini, agar pada tahun 2014 PHBS di
rumah tangga mencapai 70%. Melalui upaya peningkatan PHBS di rumah tangga secara terus menerus
diharapkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia akan meningkat.
Permasalahan kesehatan tidak dapat diselesaikan oleh Kementerian Kesehatan sendiri, perlu dukungan
dari berbagai pihak baik dari lintas sektor, organisasi masyarakat, LSM, maupun dunia usaha. Menkes
berpesan agar seluruh komponen dapat berperan aktif dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan
melalui upaya pemberdayaan masyarakat yang meningkatkan PHBS dalam keluarga.
Pesan-pesan penting yang harus disebarluaskan ke seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan
kesehatan keluarga sebagai investasi bangsa, yaitu:
◊ Gunakan kelambu saat tidur agar terhindar dari gigitan nyamuk malaria di daerah endemis malaria
(Sumber referensi : Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi Kesehatan, Depkes RI,
Jakarta, 2007, hal.2)