Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program kelas ibu hamil adalah salah satu bentuk pendidikan prenatal yang

dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil, terjadi perubahan perilaku positif sehingga

ibu memeriksakan kehamilan dan melahirkan ke Fasilitas Kesehatan dengan demikian

akan meningkatkan persalinan ke Fasilitas Kesehatan dan menurunkan angka kematian

ibu dan Anak (www. Dep kes).Kegiatan Kelas Ibu Hamil merupakan sarana untuk belajar

kelompok tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan,

perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, melalui praktik dengan menggunakan

buku KIA (Kesehatan Ibu anak) (Depkes, 2009).

Pada akhir proyek kerjasama Buku KIA ”The Ensuring Quality Of MCH Service

Through MCH Handbook“ Departemen Kesehatan Republik Indonesia Japan

International Cooperation Agency (JICA) tahun 1998-2003, telah dikembangkan paket

Kelas Ibu oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, yang terdiri dari : Buku Pedoman Kelas

Ibu Hamil, Buku Skenario Kelas Ibu dan Media Alat bantu (Lembar Balik) dan senam Ibu

Hamil. Kegiatan Kelas Ibu itu disusun sebagai upaya untuk meningkatkan cakupan dan

pemanfaatan Buku KIA dalam pelayanan kesehatan Ibu dan Anak (Depkes, 2009).

Kelas Ibu Hamil merupakan salah satu kegiatan penting dalam penerapan Buku

KIA dimasyarakat sebagai upaya pembelajaran ibu, suaminya dan keluarga agar

memahami Buku KIA melalui metode kegiatan belajar bersama dalam kelas yang di

fasilitasi oleh petugas kesehatan untuk mempersiapkan ibu hamil menghadapi

persalinan yang aman dan nyaman. Beberapa kegiatan seperti senam ibu hamil, latihan

pernafasan pada persalinan dan cara menyusui bayi juga diberikan minat ibu-ibu hamil

agar datang mengikuti Kelas Ibu Hamil tersebut (Depkes RI : 2009).

Pemerintah menargetkan 90% kunjungan antenatal care ke tenaga kesehatan

atau bidan (Depkes 2009) (Diakses pada tanggal 1 maret 2018). Pemerintah
menganjurkan 4 kali pemeriksaan selama hamil: yang pertama satu kali kunjungan

selama trimester I, sebelum minggu ke-14, yang kedua satu kali kunjungan selama

trimester II, diantara minggu ke-14 sampai minggu ke-28, yang ketiga Dua kali

kunjungan selama trimester III, antara minggu ke-28 sampai dan setelah minggu ke-36.

(Rita Yulifah 2009 : 64). Kelas Ibu Hamil ini di adakan karena makin banyaknya angka

kematian Ibu (AKI). Angka Kematian Ibu adalah banyaknya kematian perempuan pada

saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan

tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya dan

bukan karena sebab-sebab lain, per100.000 kelahiran hidup.

Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan Kegiatan Kelas Ibu Hamil sebaiknya

dibuatkan laporan. Pelaporan hasil pelaksana Kelas Ibu Hamil dijadikan sebagai

dokumen, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pembelajaran pihak-

pihak yang berkepentingan. Pelaporan disusun pada setiap selesai melaksanakan Kelas

Ibu Hamil. Isi laporan memuat tentang: waktu pelaksanaan, jumlah peserta, proses

pertemuan, masalah dan hasil capaian pelaksanaan, hasil evaluasi.

Pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang dari bidan atau tenaga

kesehatan pelaksana Kelas Ibu Hamil ke puskesmas-Dinas Kesehatan Kabupaten-Dinas

Kesehatan Propinsi-Departemen Kesehatan.Pelaporan oleh bidan atau pelaksana

pertemuan Kelas Ibu Hamil dilakukan setiap selesai pertemuan atau setiap angkatan

pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, kabupaten dan provinsi pelaporan disusun setiap 3 (tiga)

bulan sekali dan laporan tahunan. Salah satu tool (alat) program kesehatan yang

diharapkan turut berperan dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat

kehamilan, persalinan dan nifas adalah buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA).

Buku KIA adalah suatu buku yang berisi catatan kesehatan Ibu dan Anak serta

informasi cara menjaga kesehatan dan mengatasi anak sakit. Namun tidak semua ibu

mau/bisa membaca buku KIA, Penyebabnya bermacam-macam, ada ibu yang tidak

punya waktu untuk membaca buku KIA, atau malas membaca buku KIA, sulit mengerti

isi buku KIA, ada pula ibu yang tidak dapat membaca. Oleh sebab itu ibu hamil perlu
diajari tentang isi buku KIA dan cara menggunakan buku KIA. Salah satu solusinya yaitu

melalui penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil.

Saya mengambil inovasi kelas ibu hamil karena dari keterangan diatas sudah di

katakan bahwa kelas ibu hamil untuk memberitahukan kesehatan ibu dan anak dan cara

bagaimana mengurangi rasa sakit dalam persalinan. Sedangkan dalam Program yang

saya laksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Semerap masih adanya ibu hamil yang

tidak hadir atau ketidak ingin tahuan mereka terhadap kelas ibu hamil yang

dilaksanakan. Padahal yang dilakukan untuk menarik perhatian ibu-ibu hamil ini sudah

dilakukan, tetapi masih adanya pengetahuan yang kurang terhadap apa tujuan kelas ibu

hamil yang dilaksanakan

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Meningkatkan keingintahuan ibu hamil untuk mengikuti kelas ibu hamil

yang dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas Semerap Kec. Keliling Danau

2. Bagaimana cara mengajak atau menghadiri kelas ibu hamil yang dilaksanakan di

wilayah kerja puskesmas Semerap Kec. Keliling Danau.

C. Tujuan

a. Tujuan Umum

Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami

tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan

kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru

lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte

kelahiran.

b. Tujuan Khusus

1. Mengetahui tingkat keinginan ibu hamil untuk mengikuti kelas ibu hamil yang

dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas Semerap Kec. Keliling Danau

2. Mengetahui cara mengajak ibu hamil untuk mengikuti Kelas Ibu Hamil yang

dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas Semerap Kec. Keliling Danau


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan

bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan

kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit

menular dan akte kelahiran.

Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan

antara 4 minggu s/d 36 minggu (menjelang persalinan) dengan jumlah peserta maksimal

10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman

tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh dan sistimatis serta dapat

dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan. Kelas ibu hamil difasilitasi oleh

bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA,

Flip chart (lembar balik), Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Pegangan Fasilitator

Kelas Ibu Hamil dan Buku senam Ibu Hamil.

B. Sasaran Kelas Ibu Hamil

Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehmilan 4 - 36 minggu

untuk mendapatkan materi kelas ibu hamil. Untuk pelaksanaan senam ibu hamil

sebaiknya peserta umur kehamilan > 20 minggu, karena pada umur kehamilan ini

kondisi ibu sudah kuat, tidak takut keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil.

Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal 10 orang setiap kelas. Suami/keluarga

ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai informasi

penting, misalnay materi tentang persiapan persalinan atau materi yang lainnya.

C. Keuntungan Kelas Ibu Hamil

Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana. Penyampaian materi lebih

komprehensif Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai topik

tertentu. Waktu pemberian materi menjadi efektif karena pola penyajian materi terstruktur
dengan baik. Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat pembahasan

materi dilaksanakan. Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan. Dilakukan evaluasi

terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil dalam memberikan penyajian materi sehingga dapat

meningkatkan kualitas sistim pembelajaran.

D. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

Kelas ibu hamil dapat dilaksanakan oleh pemerintah, swasta, LSM dan mayarakat.

1. Fungsi dan peran (Provinsi, Kabupaten dan Puskesmas)

a. Provinsi

 Menyiapkan tenaga pelatih

 Mendukung pelaksanaan kelas ibu hamil (sarana prasarana

 Monitoring dan eveluasi

b. Kabupaten :

 Menyiapkan tenaga fasilitator

 Bertanggung jawab atas terlaksananya kelas ibu hamil (dana, sarana dan

prasarana)

 Monitoring dan evaluasi

c. Puskesmas

 Kepala puskesmas sebagai penanggung jawab dan mengkoordinir pelaksanaan

kelas ibu hamil di wilayah kerjanya.

 Bidan/tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kelas ibu hamil

(identifikasi calon peserta, koordinasi dengan stake holder, fasilitasi

pertemuan,monitoring, evaluasi dan pelaporan).

2. Fasilitator dan nara sumber

Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah

mendapat pelatihan dan setelah itu diperbolehkan untuk malaksanakan fasilitasi kelas ibu

hamil. Dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, fasilitator dapat meminta bantuan narasumber

untuk menyampaikan materi bidang tertentu, Narasumber adalah tenaga kesehatan yang

mempunyai keahlian di bidang tertentu untuk mendukung kelas ibu hamil.

3. Sarana dan prasarana

Ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta kira-kira ukuran 4 x 5m, dengan ventilasi

dan pencahayaan yang cukup.

 Alat tulis menulis (papan tulis, kertas, spidol, bolpoin) jika ada
 Buku KIA

 Lembar balik kelas ibu hamil

 Buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil.

 Buku pegangan fasilitator.

 Alat peraga (KB kit, food model, boneka, metode kanguru, dll) jika ada

 Tikar/karpet (matraks)

 Bantal, kursi (jika ada)

 Buku senam hamil

E. Kegiatan Pelaksanaan

1. Analisa Singkat

Melakukan analisa kebutuhan sebelum melaksanakan kelas ibu hamil bertujuan

untuk mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan untuk menunjang kelancaran dan

keberhasilan pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil. Misalnya : siapa tim fasilitator yang

akan memfasilitasi pertemuan, pakah diperlukan nara sumber atau bagaimana persiapan

materi dan alat bantu sudah lengkap atau perlu ditambah dengan alat bantu lainnya, dll.

2. Kegiatan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil atau sesuai

dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada setiap pertemuan, materi kelas

ibu hamil disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamiltetapi tetap

mengutamakan materi pokok. Setiap akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil, bagi ibu

hamil yang mempunyai usia kehamilan > 20 minggu. Senam ibu hamil merupakan

kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, jika dilaksanakan, setelah sampai di rumah

diharapkan dapat dipraktekan.

Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore

hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15 - 20 menit.

F. Materi Kelas Ibu Hamil

a. PERTEMUAN I

 Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan.

 Apa itu kehamilan?

 Perubahan tubuh ibu selama kehamilan

 Apa saja yang perlu dilakukan ibu

 Pengaturan gizi termasuk pemberian


 tablet tambah darah untuk mencegah

 Anemia.

 Perawatan Kehamilan.

 Kesiapan psikologis menghadap kehamilan

 Hubungan suami isteri selama kehamilan

 Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil

 Tanda - tanda bahaya kehamilan.

 Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi.

b. Pertemuan II

 Persalinan

 Tanda tanda persalinan

 Tanda bahaya pada persalinan.

 Proses persalinan.

 Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

 Perawatan Nifas

 Apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui eksklusif?

 Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas?

 Tanda - tanda bahaya nifas

 KB post partum

c. Pertemuan III

 Perawatan Bayi baru lahiR

 Perawatan Bayi Baru Lahir (BBL)

 Pemberian Vitamin K injeksi pada BBL

 Tanda bahaya BBL

 Pengamatan perkembangan bayi/anak

 Pemberian imunisasi pada BBL

 Mitos

 Penggalian dan penelusuran mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.

 Penyakit Menular

 Infeksi Menular Seksual (IMS

 Informasi dasar HIV/AIDS

 Pencegahan dan penanganan Malaria pada ibu hamil.

G. Senam Hamil
Senam hamil bukan merupakan keharusan, namun dengan melakukan senam hamil akan

memberikan banyak manfaat dalam membantu kelancaran proses persalina, antara lain dapat

melatih cara mengedan yang benar. Kesiapan ini merupakan bakal bagi calon ibu pada saat

persalinan.

Tujuan senam hamil adalah :

a. Memberikan dorongan serta melatih jasmani dan rohani ibu secara bertahap agar ibu dapat

menghadapi persalinan dengan tenang, sehingga proses persalinan dapat berjalan lancar dan

mudah.

b. Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis

c. Melonggarkan persendian yang berhubungan dengan proses persalinan

d. Cara memperoleh kontraksi dan relokasi yang sempurna

e. Menguasai teknik-teknik pernapasan dalam persalinan

f. Dapat mengatur diri pada ketenangan.

Manfaat senam hamil secara teratur :

a. Memperbaiki sirkulasi darah

b. Mengurangi pembengkakan

c. Memperbaiki keseimbangan otot

d. Mengurangi kram / kejang pada kaki

e. Menguatkan otot-otot perut.

f. Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan.

Syarat-syarat mengikuti senam hamil :

- Pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter / bidan

- Lakukan latihan setelah kehamilan 22 minggu

- Lakukan latihan secara teratur dan disiplin


J. MONITORING, EVALUASI

I. MONITORING

Monitoring dilakukan dalam rangaka melihat perkembangan dan pencapaian serta

masalah dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, hasil monitoring dapat dijadikan bahan untuk

perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil selanjutnya. Kegiatan monitoring dilakukan

secara berkala dan berjenjang mulai dari tingkat Desa, Kecamatan, Kbupaten / Kota dan

Provinsi.

II. EVALUASI

Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif maupun negatif

pelaksanaan kelas ibu hamil berdasarkan indikator. Dari hasil evaluasi tersebut bisa

dijadikan sebagai bahan pembelajaran guna melakukan perbaikan dan pengembangan kelas

ibu hamil berikutnya.

Evaluasi oleh pelaksana (bidan/koordinator bidan) dilakukan setiap selesai

pertemuan.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta Dinas Kesehatan Provinsi dapat

melakukan evaluasi bersama-sama misalnya 1 kali setahun.

III. IDIKATOR KEBERHASILAN

* Indikator Input :

- petugas kesehatan sebagai fasilitator kelas ibu hamil

- ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil

- suami/anggota keluarga yang hadir mengikuti kelas ibu hamil

- kader yang terlibat dalam penyelenggaraan kelas ibu hamil

* Indikator Proses

- Fasilitator :

manajemen waktu, penggunaan variasi metode pembelajaran, bahasan peyampaian,

penggunaan alat bantu, kemampuan melibatkan peserta, informasi Buku KIA.

- Peserta : fekuensi kehadiran, keaktifan bertanya dan berdiskusi


- Penyelenggaraan : tempat, sarana, waktu

* Indikator Output :

- peningkatan jumlah ibu hamil yang memiliki Buku KIA

- ibu yang datang pada K4

- ibu/keluarga yang telah memiliki perencanaan persalinan

- ibu yang datang untuk mendapatkan tablet Fe

- ibu yang telah membuat pilihan bersalin dengan Nakes

- KN

- IMD

- kader dalam keterlibatan penyelenggaraan

K. PELAPORAN

Seluruh rangakaian hasil proses pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil sebaikny dibuatkan

laporan.Pelaporan hasil pelaksanaan kelas ibu hamil dijadikan sebagai dokumen, sehingga

dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pembelajaran bagi pihak-pihak yang

berkepentingan.Pelaporan disusun pada setiap selesai melaksanakan kelas ibu hamil.

Isi laporan minimal tentan:

1. Waktu pelaksanaan

2. Jumlah peserta

3. Proses pertemuan

4. Masalah dan hasil capaian pelaksanaan

5. Hasil evaluasi

Selain rangakaian materi di atas, bahan yang penting disiapkan adalah kuesioner yang berisi

pertanyaan tentang kesehatan ibu dan anak yang merupakan Pra-tes dan Post-tes.Dengan ini,

pengetahuan ibu hamil dapat diukur sebelum menerima pembelajaran dan sesudah menerima

pembelajaran.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil,

dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan

dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan

nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran, melalui praktik

dengan menggunakan buku.

Kelas Ibu merupakan salah satu kegiatan penting dalam penerapan Buku KIA dimasyarakat

sebagai upaya pembelajaran ibu, suaminya dan keluarga agar memahami Buku KIA melalui

metode kegiatan belajar bersama dalam kelas yang di fasilitasi oleh petugas kesehatan untuk

mempersiapkan ibu hamil menghadapi persalinan yang aman dan nyaman. Beberapa

kegiatan seperti senam ibu hamil, latihan pernafasan pada persalinan dan cara menyusui bayi

juga diberikan minat ibu-ibu hamil agar datang mengikuti Kelas Ibu Hamil tersebut.

B. Saran

Sebaiknya sebagai petugas kesehatan memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan

kepada masyarakat teutama ibu hamil harus lebih gencar karena ibu hamil merupakan

bagian dari yang mudah beresiko terkena infeksi atau pun komplikasi.

Kelas ibu hamil ini hendaknya dapat di mamfaatkan oleh ibu hamil sebagai sarana untuk

menambah pengetahuan,mulai dari penyajian nara sumber,maupun sering pengalaman

dengan sesam ibu hamil agar tujuan kesehatan nasional yaitu menurunkan AKI dan AKB

dapat tercapai dengan maksimal.

Anda mungkin juga menyukai