LENGARI
NIM : KP.16.01.153
2 Hubungan dukungan antara 2013 Penelitian ini Hasil penelitian perilaku cuci Purwandari, Retno (2013)
perilaku mencuci tangan adalah analisis tangan pada anak usia sekolah Hubungan Dukungan
dengan insiden diare pada korelasi. Subyek di Kabupaten Jember pada antara Perilaku Mencuci
Anak Usia Sekolah di penelitian anak kategori baik (53,7 %), cukup Tangan dengan Insiden
Kabupaten Jamber usia sekolah di (41,7 %) dan kurang baik (4, 6 Diare pada Anak Usia
kabupaten Jember %). Sedangkan insidensi diare Sekolah di Kabupaten
dengan teknik pada anak usia sekolah di Jamber
cluster sampling Kabupaten Jember dalam
yaitu sebesar 300 kategori rendah (59,3 %),
responden. sedang (37,7 %) dan tinggi (3
Analisis data %). Hubungan antara perilaku
menggunakan uji cuci tangan dan insiden diare
statistik diperoleh nilai p = 0,000 yang
spearman lebih kecil dari 0,05 dan r =
0,792, maka secara statistik
membuktikan ada hubungan
yang signifikan antara perilaku
cuci tangan dan insiden diare.
3 Pengetahuan dan sikap 2018 Populasi penelitian pengetahuan siswa Sherly E S (2018)
mencuci tangan yang benar penelitian tentang mencuci tangan yang Pengetahuan dan Sikap
menurut kesehatan sebanyak 110 benar menurut kesehatan, Mencuci tangan yang
siswa, mempunyai kategori cukup, benar menurut Kesehatan
pengambian bahkan lebih banyak yang
sampel masih kurang, sedangkan sikap
menggunakan siswa sudah termasuk kategori
teknik baik. Disarankan melakukan
Proportional upaya peningkatan wawasan
Random dan pengetahuan melalui
Sampling didapat metode penyuluhan tentang
sebanyak 51 Perilaku Hidup Bersih dan
siswa Sehat (PHBS) khususnya
mencuci tangan yang baik dan
benar menurut kesehatan
secara rutin baik oleh pihak
sekolah maupun instansi terkait
seperti puskesmas setempat.
4 Perilaku Anak Sekolah tentang 2012 61 anak Hasil penelitian menunjukkan Setyaningsih (2012)
Kebiasaan Mencuci Tangan 55,1% anak sekolah Perilaku Anak Sekolah
menggunakan Sabun berpengetahuan kurang, 59,4% tentang Kebiasaan
bersikap kurang mendukung, Mencuci Tangan
52,2% melakukan tindakan menggunakan Sabun
kurang dan anak sekolah
cenderung berperilaku kurang
dalam mencuci tangan
menggunakan sabun.
Meningkatnya penderita
cacingan disebabkan karena
perilaku yang kurang dalam
mencuci tangan menggunakan
sabun. Untuk menekan angka
kejadian cacingan, diharapkan
bagi tenaga kesehatan untuk
mengikutsertakan anak sekolah
dalam penyuluhan mencuci
tangan menggunakan sabun.
5 Hubungan Kebiasaan Mencuci 2016 120 orang Hasil penelitian menunjukkan Italia (2016) Hubungan
Tangan, Kebiasaan Mandi dan bahwa ada hubungan Kebiasaan Mencuci
Sumber Air Dengan Kejadian signifikan antar kebiasaan Tangan, Kebiasaan
Diare pada Balita di Wilayah mencuci tangan, kebiasaan Mandi dan Sumber Air
Kerja Puskesmas 4 Ulu mandi, sumber air, dan dengan Kejadian Diare
Kecamatan Seberang Ulu I pendidikan ibu dengan pada Belita di Wilayah
Palembang kejadian diare dengan nilai p kerja Puskesmas 4 Ulu
value < 0,05. Analisis Kecamatan Seberang Ulu
multivariat menunjukkan I Palembang
variabel dominan yang
memberikan pengaruh secara
signifikan terhadap kejadian
diare adalah kebiasaan
mencuci tangan, sumber air
dan pendidikan ibu. Perlunya
pendidikan kesehatan
mengenai pada ibu mengenai
kebiasaan mencuci tangan
menggunakan sabun, dan
penggunaan air bersih yang
memenuhi syarat dalam
kebutuhan sehar-hari, sehingga
dapat menurunkan kejadian
diare.
6 Hubungan Pengetahuan, Sikap 2017 66 anak Hasil penelitian menunjukan Tampara, M Jody (2017)
dan Tindakan Mencuci Tangan bahwa responden yang Hubungan Pengetahuan,
dengan kejadian Diare pada memiliki pengetahuan yang Sikap dan Tindakan
Siswa SDN peta Kabupaten baik 61%, responden yang Mencuci Tangan dengan
Kepulauan Sangihe memiliki sikap yang baik 44%, Kejadian Diare pada
responden yang memiliki siswa SDN peta
tindakan yang baik 52%. Kabupaten Kepulauan
Dengan α 0,05 Hasil uji Sangihe
analisis menunjukan ada
hubungan antara kejadian diare
dengan variabel pengetahuan
(p V = 0,018), kejadian diare
dengan variabel sikap (p V =
0,000), dan kejadian diare
dengan variabel tindakan (p V
= 0,000). Hasil analisis
menunjukan terdapat hubungan
antara pengetahuan sikap dan
tindakan mencuci tangan
dengan kejadian diare.
Kesimpulan adalah ada
hubungan yang signifikan
antara pengetahuan sikap dan
tindakan mencuci tangan
dengan kejadian diare
7 Perilaku Mencuci Tangan 2016 20 orang Hasil dari penelitian ini Hina Rihi Frisha, Rohana
mahasiswa berasrama dan menunjukan mahasiswa (2016)
derajat Kebersihan berasrama berasrama yang Perilaku mencuci tangan
Tangan:indikasi program bertempat tinggal di Ruth Hall mahasiswa berasrama
pencegahan Infeksi fekal-oral lantai 2 jarang melakukan dan derajat kebersihan
praktik cuci tangan. Jumlah tangan:indikasi program
bakteri yang tertinggal setelah pencegahan infeksi fekal-
defekasi adalah 1.89 oral
koloni/cm2 sebelum cuci
tangan, dan 0.89 koloni/cm2
setelah cuci tangan. Gangguan
fekal oral yang dialami
responden adalah diare dengan
presentasi 55% atau dialami
oleh 11 orang responden.
Frekuensi diare terbanyak
adalah 1x (30%), 2x (15%), 3x
(10%), dan tidak pernah (45%).
Ada perbedaan yang signifikan
antara jumlah bakteri pada
tangan sebelum pencucian
dengan sabun dengan jumlah
bakteri pada tangan setelah
pencucian dengan sabun.
Promosi kesehatan untuk
menggalakkan gerakan cuci
tangan sebagai pencegahan
penyakit menular dalam
komunitas, dengan
karakteristik hidup berasrama
(koloni) dinilai sangat perlu
dilakukan.
9 Hubungan Kebiasaan Mencuci 2019 123 Hasil penelitian menunjukkan Awa Dona Ernawati
Tangan menggunakan air adanya hubungan kebiasaan Maria (2019)
Bersih dan Sabun dengan mencuci tangan menggunakan Hubungan Kebiasaan
kejadian Demam Thypoid pada air bersih dan sabun dengan Mencuci Tangan
orang dewasa di Wilayah kerja kejadian demam thypoid pada menggunakan air Bersih
Puskesmas Dinoyo orang dewasa di wilayah kerja dan Sabun dengan
Puskesmas Dinoyo dengan p- kejadian Demam
value 0,000 (p-value ≤ 0,005). Thypoid pada orang
Disarankan kepada masyarakat dewasa di Wilayah kerja
untuk selalu berperilaku hidup Puskesmas Dinoyo
bersih dan sehat dengan cara
membiasakan diri untuk
mencuci tangan menggunakan
air bersih dan sabun sebelum
dan setelah melakukan
kegiatan seharihari, khususnya
sebelum makan, setelah BAB
agar terhindar dari penyakit
termasuk demam thypoid.
10 Perilaku Anak Sekolah Dasar 2015 73 responden Hasil penelitian menunjukkan KN Siwi, Tri (2015)
tentang Kebiasaan Mencuci bahwa Perilaku Anak Sekolah Perilaku Anak Sekolah
Tangan di Sekolah Dasar Dasar Negeri 113 Kota Dasar tentang Kebiasaan
Negeri 113 Kota Pekanbaru Pekanbaru pada anak Sd Mencuci Tangan di
mayoritas dalam kategori baik Sekolah Dasar Negeri
yaitu sebanyak 44 responden 113 Kota Pekanbaru
(60,27 %). Berdasarkan hasil
penelitian tersebut diharapkan
pada siswa-siswi dapat
mempertahankan kebiasaan
mencuci tangan di sekolah
maupun di rumah sehingga
membiasakan pola hidup sehat
agar dapat terhindar dari
penyakit infeksi.