Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan pada masa anak-anak merupakan masa yang

sangat rentan terhadap berbagai penyakit yang disebabkan oleh

kurangnya perhatian terhadap penerapan perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS). PHBS saat ini, masih menjadi permasalahan

kesehatan pada anak-anak, lebih dari 5000 anak dibawah usia 5

tahun meninggal setiap hari, akibat penyakit yang disebabkan

karena air yang tidak aman, kurangnya akses terhadap fasilitas

sanitasi dasar dan kebersihan yang buruk (Proverawati A & E

Rahmawati, 2012). Oleh karena itu, orang tua sebaiknya

mengajarkan kepada anak untuk mampu menerapkan perilaku

hidup bersih dan sehat agar anak dapat menjaga, memelihara

meningkatkan kesehatan dan belajar untuk hidup sehat (Depkes

RI, 2011). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan

semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran

sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menjaga

kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan

kesehatan di masyarakat (Proverawati A & E Rahmawati 2012).

Persentase penerapan PHBS DIY pada tahun 2017 secara

umum menunjukkan bahwa PHBS mengalami peningkatan yang

cukup signifikan selama lima tahun terakhir dengan peningkatan

1
2

13,92%. Pada tahun 2012 angka persentase Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) mencapai 31,40% dan tahun 2017 angka

persentase terus meningkat 45,32%. Angka prevalensi tersebut

berbeda jauh dengan daerah yang menempati angka PHBS rumah

tangga terendah di Kabupaten Gunungkidul 37,85% (Profil Dinkes

DIY 2017). Kabupaten Gunungkidul terdapat 30 Puskesmas dari 19

Kecamatan. Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Gunungkidul

diketahui data rumah tangga dengan tingkat PHBS tertinggi di

Kabupaten Gunungkidul yaitu Puskesmas Girisubo 100,0% dan

yang terendah Puskesmas Gendangsari I 20,8% (Profil Dinkes

Gunungkidul, 2017). TK Masyithoh Ngalang I merupakan salah

satu TK yang berada di wilayah kerja Puskesmas Gedangsari

dengan jumlah siswa terbanyak dan kegiatan mencuci tangan

diadakan setahun sekali pada saat diselenggarakan kegiatan

Gerakan Masyarakat (GERMAS).

PHBS mempunyai sasaran, salah satunya yaitu tatanan

rumah tangga. Tatanan rumah tangga (keluarga) merupakan upaya

untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan

mampu mempraktikan PHBS serta berperan aktif dalam gerakan

kesehatan di masyarakat (Proverawati A dan E Rahmawati, 2012).

Indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga yaitu persalinan yang

ditolong oleh tenaga kesehatan, pemberian asi eksklusif,

menimbang bayi dan belita secara berkala, cuci tangan dengan


3

sabun dan air bersih, menggunakan jamban yang sehat,

memberantas jentik nyamuk, konsumsi buah dan sayur, melakukan

aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah. Di

Indonesia PHBS dalam rumah tangga belum memenuhi kriteria

yang ditentukan oleh kementrian kesehatan, karena sebanyak 56%

belum menerapkan PHBS secara maksimal (Depkes RI, 2013).

Rumah tangga dinilai menerapkan PHBS bila melakukan 10

indikator PHBS, salah satunya mencuci tangan (Kemenkes RI,

2014).

Pemerintah mempunyai kebijakan dalam meningkatkan

kesehatan masyarakat. Gerakan mencuci tangan adalah salah satu

kebijakan yang dirancangkan oleh pemerintah guna menghindari

infeksi. Cuci tangan memakai sabun mampu mengurangi angka

diare sebanyak 45%, tetapi gerakan ini baru mencapai sekitar 3%

dari seluruh masyarakat yang menggunakan sabun untuk cuci

tangan. Masih rendahnya perilaku cuci tangan dapat menimbulkan

resiko penyebaran penyakit infeksi terutama pada anak prasekolah.

Hal tersebut disebabkan karena kurangnya dukungan orangtua

sehingga mereka belum memahami pentingnya mencuci tangan

untuk menjaga kesehatan (Pangesti, 2014).

Menurut (WHO 2009), 100.000 anak Indonesia meninggal

setiap tahunnya karena diare dan pneumonia. Kematian pada anak

umur 4-11 tahun disebabkan diare sebanyak 25,5% dan


4

pneumonia 15,5%. Sebanyak 40 hingga 60% diare pada anak

terjadi akibat virus. Biasanya virus masuk mulut melalui tangan

yang terkontaminasi akibat tidak mencuci tangan. Penduduk

Indonesia berperilaku benar dalam mencuci tangan dengan sabun

menurut kelompok provinsi dengan presentase tertinggi ialah

Provinsi Bali 67,4%, Provinsi yang terendah adalah NTT 20,4 %,

Provinsi Kalimantan Tengah memiliki presentase sebesar 60,0%,

untuk wilayah Jawa Tengah mencapai 47,5 %, untuk daerah

Yogyakarta sebanyak 60,0% (Riskesdas, 2018).

Penyakit-penyakit yang timbul karena berkontak dengan tangan

kotor atau berkuman antara lain diare, saluran infeksi pernapasan

akut atas (ISPA), cacingan, flu burung. Itulah sebabnya mencuci

tangan memakai air bersih dan sabun perlu dibiasakan karena

aktifitas tersebut dapat lebih efektif menghilangkan kotoran dan

debu dari permukaan kulit dan secara bermakna mengurangi

jumlah mikroorganisme pada kedua tangan (Provarewati A dan E

Rahmawati, 2012).

Cuci tangan dapat mengurangi resiko infeksi oleh karena itu

mencuci tangan harus dibiasakan. Dalam hal ini dukungan orang

tua atau keluarga sangat diperlukan. Orang tua atau keluarga

berperan penting dalam membantu proses pembentukan

kepribadian anak, peran dalam hal ini meliputi membimbing,

memberikan pengertian, mengingatkan, mendidik dan melatih.


5

dengan membiasakan anak mencuci tangan akan membentuk

kebiasaan sesuai dengan yang diharapkan akan terbentuk

(Bombang, 2014).

Anak dalam melakukan sesuatu lebih banyak mencontoh

apa yang dilakukan dan diajarkan oleh orangtua atau keluarganya.

Mencuci tangan pada anak sangat dipengaruhi oleh dukungan

orang tuanya. Orang tua dengan pola asuh yang mengajar dan

melatih anak-anaknya mencuci tangan akan memberikan dampak

positif bagi terbentuknya perilaku mencuci tangan pada anak baik

di rumah maupun di luar rumah, seperti sekolah. Hal ini berarti

orang tua atau keluarga sangat berperan penting terhadap perilaku

mencuci tangan pada anak (Jedaru, 2015).

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti di

Puskesmas Gedangsari pada tanggal 6 Desember 2019, peneliti

mendapatkan data anak prasekolah di TK Masyithoh Ngalang I 71

orang. Peneliti mewawancarai 8 orang anak dari 71 orang, hasil

wawancara terhadap 8 orang anak diketahui 4 orang selalu

mencuci tangan sebelum makan, setelah bermain dan setelah

buang air besar, 2 orang jarang mencuci tangan sebelum makan

dan 2 orang orang hanya mencuci tangan setelah bermain. Dengan

teknik mencuci tangan 8 orang anak belum bisa mencuci tangan

dengan 6 langkah. Peneliti juga melakukan wawancara pada 8

orang tua, semua mengatakan selalu mengingatkan anak untuk


6

mencuci tangan, tetapi 5 orang mengatakan kalau mereka jarang

menyuruh anaknya mencuci tangan sehabis bermain, sepanjang

tangan anaknya tidak kelihatan kotor, 3 orang mengatakan jarang

memberikan contoh untuk selalu mencuci tangan. Peneliti juga

melakukan wawancara kepada orang tua tentang masalah penyakit

yang dialami selama 3 bulan terakhir, selain itu juga 5 dari 8 orang

tua tersebut mengatakan bahwa anak mereka mengalami diare dan

3 orang tua mengatakan anaknya tidak mengalami diare. Sehingga

peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai hal itu di TK

Masyithoh Ngalang I, Kecamantan Gedangsari I, Kabupaten

Gunungkidul.

Dukungan Orang tua berperan penting dalam mengajarkan dan

mengingatkan anak untuk mencuci tangan, tetapi mereka sendiri

kadang tidak melakukan kebiasaan itu. Jika orang tua aktif

mengingatkan, memberikan contoh, hal tersebut akan menjadi

kebiasaan dan perilaku bahkan kepribadian anak oleh karena itu

peneliti tertarik meneliti hubungan dukungan orang tua dengan

praktik mencuci tangan pada anak prasekolah. Oleh karena itu

judul yang peneliti ajukan adalah “ Hubungan dukungan Orang tua

dengan praktik mencuci tangan pada anak prasekolah di TK

Masyithoh Ngalang I, Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul”.


7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut “Apakah ada hubungan dukungan

orang tua dengan praktik mencuci tangan pada anak prasekolah di

TK Masyithoh Ngalang I, Gedangsari, Gunungkidul?

C. Tujuan Penelitian.

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui hubungan

dukungan orang tua dengan praktik mencuci tangan pada anak

prasekolah di TK Masyithoh Ngalang I, Gedangsari,

Gunungkidul.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui dukungan orang tua pada anak

prasekolah di TK Masyithoh Ngalang I, Gedangsari,

Gunungkidul

b. Untuk mengetahui praktik mencuci tangan pada anak

prasekolah di TK Masyithoh Ngalang I, Gedangsari,

Gunungkidul.
8

D. Ruang Lingkup

1. Materi Penelitian

Ruang lingkup materi yang dibahas dalam penelitian ini

berkaitan dengan keperawatan anak dan keperawatan

komunitas.

2. Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah anak prasekolah di TK

Masyithoh Ngalang I, Gedangsari, Gunungkidul, beserta orang

tua mereka

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini di TK Masyithoh Ngalang I, Gedangsari,

Gunungkidul.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Februari sampai

dengan bulan Juli 2020

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

teoritis bagaimana menanamkan kebiasaan hidup bersih dan

sehat pada anak prasekolah seperti kebiasaan mencuci tangan

yang menjadi fokus penelitian ini.


9

2. Manfaat Praktis

a. Bagi STIKES Wira Husada Yogyakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

bahan bacaan di perpustakaan kampus STIKES Wira

Husada Yogyakarta serta sebagai referensi awal untuk

penelitian selanjutnya.

b. Bagi orangtua

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi orang tua

dalam memberikan dukungan anak dalam hal membiasakan

mencuci tangan dan menerapkan pola hidup sehat.

c. Bagi TK Masyithoh

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

informasi untuk meningkatkan program mencuci tangan

bagi TK Masyithoh Ngalang I dan disertai dengan dukungan

orang tua.

d. Bagi Anak Prasekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

evaluasi dalam perilaku mencuci tangan bagi anak

prasekolah.
10

e. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan tambahan

pengetahuan serta dapat memberikan informasi khususnya

tentang hubungan dukungan orang tua dengan praktik

mencuci tangan pada anak prasekolah dapat digunakan

sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.


11

F. Keaslian Penelitian
Peneliti & tahun Tujuan & hasil Persamaan Perbedaan

Susanto.I, Nita Tujuan penelitian untuk mengetahui Penelitian yang Penelitian ini dikaitkan dengan
Fitriana(2015) hubungan antara dukungan orang dilakukan sama-sama gosok gigi dan menggunakan 12
“Dukungan tua dengan perilaku cuci tangan meneliti tentang PHBS instrumen observasi. Perbedaan
Orang Tua dan gosok gigi pada anak di TK khususnya mencuci lainnya dengan subyek
dengan Perilaku ABA Kepiton, Kulon Progo tangan dan Pendekatan penelitian, waktu dan tempat
Cuci Tangan dan Hasil penelitian menunjukkan ada yang digunakan yaitu penelitian
Gosok Gigi pada hubungan antara dukungan orang cross sectional
Anak di TK ABA tua dengan perilaku cuci tangan
Kepiton, Kulon anak, nilai p=0,009 (p<0,05) dan
Progo”. tidak ada hubungan antara
dukungan orang tua dengan
perilaku gosok gigi anak, nilai
p=0,292 (p>0,05). Simpulan ada
hubungan antara dukungan orang
tua dengan perilaku cuci tangan
anak dan tidak ada hubungan
antara dukungan orang tua dengan
perilaku gosok gigi anak.

Purwandari.R, Hubungan antara perilaku cuci Pendekatan yang Perilaku mencuci tangan dengan
Anisah.A, tangan dan insiden diare diperoleh digunakan yaitu cross insiden diare sedangkan
Wantiyah (2013) nilai p = 0,000 yang lebih kecil dari sectional dan meneliti penelitian yang akan
dengan judul 0,05 dan r = 0,792, maka secara mengenai mencuci dilaksanakan ini meneliti tentang
“Hubungan statistik membuktikan ada tangan hubungan dukungan orang tua
dukungan antara hubungan yang signifikan antara dengan praktik mencuci tangan
perilaku mencuci perilaku cuci tangan dan insiden dan instrumennya menggunakan
tangan dengan diare. observasi
insiden diare
pada anak usia
sekolah di
Kabupaten
Jamber”
Yuhanna (2010) Dengan menggunakan uji statistic Meneliti mengenai cuci mengaitkan dengan pola asuh
dengan judul chi square (X2) diketahui pola asuh tangan dan Pendekatan orang tua, penelitian yang akan
“Hubungan orangtua mempunyai hubungan yang digunakan yaitu dilaksanakan ini mengaitkan
Antara Pola Asuh yang signifikan dengan perilaku cross sectional. dengan dukungan orang tua dan

Anda mungkin juga menyukai