Pilu Wis mestine nasibku Rasa hatiku Aku ditinggal bojoku Sejak kau Awan bengi mung tansah kelingan Tinggalkan aku Turu ijen pikiranku melayang
Arep mangan ora doyan Pedih
Arep turu tansah klisikan Hatiku pedih Gawang-gawang esemu sayang Nggonku mikir nganti koyo wong edan Karena Kau tak kembali Reff ===== Musik ===== Kini hanya bayanganmu Mas ning endi pindahmu Melintas di mataku Ning ngendi papanmu Hanyalah wajahmu Kok ora kirim warto Opo wis keno godha Tak kulupa seumur hidupku
Mas enggal ndang balio Oo sedih
Aku sing ning ndeso Hatiku sedih Tansah kangen sliramu Tansah nunggu tekamu Karena takkan kembali
Wis mestine nasibku Kini hanya bayanganmu
Aku ditinggal bojoku Awan bengi mung tansah kelingan Melintas di mataku Turu ijen pikiranku melayang Hanyalah wajahmu Tak kulupa seumur hidupku Reff ===== Musik ===== Oo sedih Mas ning endi pindahmu Hatiku sedih Ning ngendi papanmu Kok ora kirim warto Karena takkan kembali Opo wis keno godha Karena, takkan kembali
Mas enggal ndang balio
Aku sing ning ndeso Tansah kangen sliramu Tansah nunggu tekamu
Wis mestine nasibku
Aku ditinggal bojoku Awan bengi mung tansah kelingan Turu ijen pikiranku melayang
Arep mangan ora doyan
Arep turu tansah klisikan Gawang-gawang esemu sayang Nggonku mikir nganti koyo wong edan Pilu – D’ Lloyd Diam Diam Jatuh Cinta DLLOYD Pilu.. rasa hatiku Sehingga badan begini Karena kau pergi jauh Karena hati tergoda Rindu.. aku setiap hari Tak kusangka kan begini Kemana aku mencari Diam - diam jatuh hati Oh.. duhai kesumat Kini kau jauh di mata Andaikan bukan karena Hati.. rasa berduka Senyuman manis adinda Selama kita berpisah Tak akan jadi begini Tiada tempat mengadu Merana sehari hari Merana setiap waktu Termenung mata berlinang Tak kuasa kumenahan Merintih pagi dan petang Rasa kasih yang terpendam Oh.. duhai kesumat Mengapa jadi begini Kini kau jauh di mata Diam - diam jatuh hati Hati.. rasa berduka Selama kita berpisah Apabila malam tiba Tiada tempat mengadu Bergelora dalam dada Merana setiap waktu Menangis sambil tertawa Termenung mata berlinang Lupa diri mabuk cinta Merintih pagi dan petang Bagai punguk merindukan Sang bulan tinggi diawan Mengapa jadi begini Diam - diam jatuh hati
Intro ...
Tak kuasa kumenahan
Rasa kasih yang terpendam Mengapa jadi begini Diam - diam jatuh hati
Apabila malam tiba
Bergelora dalam dada Menangis sambil tertawa Lupa diri mabuk cinta HIDUP DI BUI Semalam Di Kuala Lumpur Hidup di bumi bagaikan burung Semalam di Kuala Lumpur Bangun pagi makan nasi jagung Hatiku merasa resah Tidur di ubin fikiran bingung Telah lama berpisah Apa daya badan ku terkurung Kini berjumpa kembali Terompet pagi kita harus bangun Tiada kusangka semula Makan di antai nasinya jagung Pertemuan hanya sekejap Tidur di ubin fikiran bingung Dikau telah berjanji Dengan kasihmu yang baru Apa daya badan ku terkurung Tinggal aku sendiri Oh kawan, dengar lagu ini Hati dendam dan rindu Hidup di bumi menyiksa diri Engkau ingkari janji Jangan sampai kau mengalami Untuk sehidup semati Badan hidup terasa mati Semalam di Kuala Lumpur Hati terasa gelisah Apalagi penjara jaman perang Namun kutetap berdoa Masuk gemuk pulang tinggal tulang Semoga engkau bahagia Kerana kerja secara paksa Tinggal aku sendiri Tua muda turun ke sawah Hati dendam dan rindu Engkau ingkari janji Untuk sehidup semati Semalam di Kuala Lumpur Hati terasa gelisah Namun kutetap berdoa Semoga engkau bahagia Alfian - Semalam Di Cianjur SEMALAM DI KOTA BOGOR Kan kuingat didalam hatiku Betapa indah semalam di Cianjur Kata hati daku turutkan Janji kasih, pergi bermalam di kotamu. yang tlah kau ucapkan Sejak itu lamunan rindu Penuh kenangan, menggoda dalam diriku. yang takkan terlupakan Daku semalam menginap di Tapi sayang, hanya semalam Bogor, berat rasa perpisahan mula kisahku di sana. Kini ‘ku tak ‘kan lagi Namun ku telah berjanji mengembara sendiri. Disuatu waktu, Kota Bogor menahan daku pergi. kita bertemu lagi Banyak kota daku bermalam Kan kuingat didalam hatiku di masa hidupku yang silam. Betapa indah semalam di Cianjur Kota Bogor dan kebun raya Janji kasih, mengakhiri segalanya. yang tlah kau ucapkan Penuh kenangan, Daku semalam menginap di yang takkan terlupakan Bogor, mula pertama di sana. Kini ‘ku tak ‘kan lagi Tapi sayang, hanya semalam hidup datang dan pergi. berat rasa perpisahan Daku akan selalu di kotamu Namun ku telah berjanji Disuatu waktu, kita bertemu lagi SENJA DI KAIMANA Sebiduk sungai musi kan ku ingat selalu, kan ku kenang Terpesona aku melihat wajahnya Tatkala aku duduk di dekatnya selalu Sebiduk seiring kali menyeberang senja indah, senja di kaimana Berperahu ke seberang sungai Musi seiring surya meredupkan sinar Kan ku tegur dia namun hati enggan dikau datang ke hati berdebar Tak sabar hati ingin menyapanya Tak segan-segan aku meliriknya kau usapkan tangan halus mulus Sekilas nampak olehku senyumnya di luka nan parah penuh debu Ombak pun datang Perahu pun oleng senja di kaimana dan kasihmu, dara Tersentuhlah ia olehku dalam jiwa hingga akhir masa Terkejut tiba-tiba dia menolehku Ku genggam tangannya halus mulus kan ku ingat selalu, kan ku kenang Namun sayang seribu kali sayang Sang biduk telah merapat ke pantai selalu senja indah, senja di kaimana Terpesona aku melihat wajahnya Tatkala aku duduk di dekatnya seiring surya meredupkan sinar Sebiduk seiring kali menyeberang dikau datang ke hati berdebar Berperahu ke seberang sungai Musi
Kan ku tegur dia namun hati enggan
kau usapkan tangan halus mulus Tak sabar hati ingin menyapanya di luka nan parah penuh debu Tak segan-segan aku meliriknya Sekilas nampak olehku senyumnya senja di kaimana dan kasihmu, dara Ombak pun datang dalam jiwa hingga akhir masa Perahu pun oleng kan ku ingat senja di kaimana Tersentuhlah ia olehku
Terkejut tiba-tiba dia menolehku
Ku genggam tangannya halus mulus Namun sayang seribu kali sayang Sang biduk telah merapat ke pantai Rani - Berpisah Di St Nusantaraku Carolus Jamal Mirdad Tiada lagi negeri seindah persada Nusantara Aku berpisah di teras St.Carolus Hutan rimba menghijau tempat bersemayam Air mataku jatuh berlinang burung margasatwa Betapa sedih dan duka hatiku Gunung api yang tinggi megah menambah S'lama ini yang rawat sakitku semarak persadaku Lembah ngarai dan sungi sungai mengukir Aku berpisah diteras St.Carolas keindahan abadi Air mataku jatuh berlinang Tanah pusaka aku pun dilahirkan disana Betapa sedih dan duka hatiku Penduduknya gagah tampan cantik molek S'lama ini yang rawat sakitku tiada bandingnya Terkenal manis budi bahasanya lemah Walau kini aku akan pergi jauh lembut perangainya Namun hatiku slalu padanya Mereka saling menghomati saling Gadis kerudung putih pujaan menghargai hak asasi S'moga kasih kita abadi Mereka bernaung di bawah pusaka Garuda Pancasila Lala lala lala lala lala lala.. Dan Sang Saka Merah Putih Lambang Indonesia Lala lala lala lala lala lala.. Gadis kerudung putih pujaan Jagalah kelestarian sejarah budaya S'moga kasih kita abadi Semua rahmat tuhan yang maha esa Mari bersama sama menjaga lingkungan Aku berpisah diteras St.Carolus hidup ini Air mataku jatuh berlinang Hutan dan rimba burung margasatwa Betapa sedih dan duka hatiku sebagainya S'lama ini yang rawat sakitku Penduduknya gagah tampan cantik molek tiada bandingnya Walau kini aku akan pergi jauh Terkenal manis budi bahasanya lemah Namun hatiku slalu padanya lembut perangainya Gadis kerudung putih pujaan Mereka saling menghomati saling S'moga kasih kita abadi menghargai hak asasi Gadis kerudung putih pujaan Mereka bernaung di bawah pusaka Garuda S'moga kadih kita abadi Pancasila Dan Sang Saka Merah Putih Lambang Indonesia
Jagalah kelestarian sejarah budaya
Semua rahmat tuhan yang maha esa Mari bersama sama menjaga lingkungan hidup ini Hutan dan rimba burung margasatwa sebagainya Perjalanan Franky & Jane Dengan kereta malam kupulang sendiri Mengikuti rasa rindu Pada kampung halamanku Pada ayah yang menunggu Pada ibu yang mengasihiku Duduk di hadapanku seorang ibu Dengan wajah sendu Sendu kelabu Penuh rasa haru ia menatapku Penuh rasa haru ia menatapku Seakan ingin memeluk diriku Ia lalu bercerita tentang Anak gadisnya yang tlah tiada Karna sakit dan tak terobati Yang wajahnya mirip dengan ku Yang wajahnya mirip denganku Solo Duduk di hadapanku seorang ibu Dengan wajah sendu Sendu kelabu Penuh rasa haru ia menatapku Penuh rasa haru ia menatapku Seakan ingin memeluk diriku Ia lalu bercerita tentang Anak gadisnya yang tlah tiada Karna sakit dan tak terobati Yang wajahnya mirip dengan ku Yang wajahnya mirip dengan ku Yang wajahnya mirip dengan ku Yang wajahnya mirip dengan ku Yang wajahnya mirip dengan ku