Anda di halaman 1dari 34

MINI RISET SERTA PROYEK

MENGUJI VALIDITAS, RELIABILITAS, TARAF KESUKARAN, DAN DAYA


PEMBEDA SOAL MATEMATIKA KELAS VIII

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA : AGNES SITANGGANG
NIM : 4163311001
KELAS : EKSTENSI A
PRODI : PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatNya sehingga tugas Mini Riset ini dapat diselesaikan tepat waktu. Tidak lupa juga
kami ucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran Matematika, Ibu Tiur Malasari.
Harapan kami semoga Mini Riset ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isinya agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam Mini Riset ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 04 Desember 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................... 1
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... 17
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................................. 17
3.2 Populasi dan Sampel ........................................................................................... 17
3.3 Instrumen Penelitian ........................................................................................... 18
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 19
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................... 19
4.2 Pembahasan ........................................................................................................ 11
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 17
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Persoalan alat ukur yang digunakan evaluator ketika melakukan kegiatan
evaluasi sering dihadapkan pada persoalan akurasi, konsisten dan stabilitas sehingga
hasil pengukuran yang diperoleh bisa mengukur dengan akurat sesuatu yang sedang
diukur. Instrumen ini memang harus memiliki akurasi ketika digunakan. Konsisten dan
stabil dalam arti tidak mengalami perubahan dari waktu pengukuran satu ke pengukuran
yang lain.
Data yang kurang memiliki validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya
pembeda akan menghasilkan kesimpulan yang bias, kurang sesuai dengan yang
seharusnya, dan bahkan bisa saja bertentangan dengan kelaziman. Untuk membuat alat
ukur instrumen itu, diperlukan kajian teori, pendapat para ahli serta pengalaman-
pengalaman yang kadangkala diperlukan bila definisi operasional variabelnya tidak kita
temukan dalam teori. Alat ukur atau instrumen yang akan disusun itu tentu saja harus
memiliki validitas , agar data yang diperoleh dari alat ukur itu bisa reliabel, valid dan
disebut dengan validitas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian validitas dan bagaimana menentukannya?
2. Apakah pengertian reliabilitas dan bagaimana menentukannya?
3. Apakah pengertian tingkat kesukaran dan bagaimana menentukannya?
4. Apakah pengertian daya pembeda dan bagaimana menentukannya?
5. Apakah soal yang diujikan valid, reliabel, dan memiliki tingkat kesukaran serta daya
pembeda yang baik?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui pengertian validitas dan bagaimana menentukannya.
2. Mengetahui pengertian reliabilitas dan bagaimana menentukannya.
3. Mengetahui pengertian tingkat kesukaran dan bagaimana menentukannya .
4. Mengetahui pengertian daya pembeda dan bagaimana menentukannya.
5. Mengetahui apakah soal yang diujikan valid, reliabel, dan memiliki tingkat
kesukaran serta daya pembeda yang baik atau tidak.

1
1.4 Manfaat Penelitian
1. Dapat mengetahui sedalam apa pemahaman siswa kelas VII HKBP Pardmean
tentang materi himpunan.
2. Dapat melatih pemakalah dalam menghitung dan menentukan validitas soal.
3. Dapat melatih pemakalah dalam menghitung dan menentukan reliabilitas soal.
4. Dapat melatih pemakalah dalam menghitung dan menentukan tingkat kesukaran soal.
5. Dapat melatih pemakalah dalam menghitung dan menentukan daya pembeda soal.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 VALIDITAS
2.1.1 Pengertian Validitas
Berikut ini beberapa pengertian validitas menurut beberapa ahli:
 Menurut Arikunto (1999:65), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut
mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika
hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan
kriteria.
 Menurut Sudjana (2004: 12), validitas adalah ketepatan alat penilaian terhadap
konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.
 Menurut Suryabrata (2000:41), validitas adalah derajat fungsi pengukuran suatu
tes, atau derajat kecermatan ukurnya sesuatu tes. Validitas suatu tes
mempermasalahkan apakah tes tersebut benar-benar mengukur apa yang hendak
diukur.
 Menurut Azwar (1987:173), validitas atau validity berarti sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi
ukurnya. Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut
menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Validitas adalah ketepatan (appropriateness),
kebermaknaan (meaningfull) dan kemanfaatan (usefulness) dari sebuah kesimpulan
yang didapatkan dari interpretasi skor tes. Validitas mengarah kepada ketepatan
interpretasi hasil penggunan suatu prosedur evaluasi sesuai dengan tujuan
pengukurannya.

2.1.2 Prinsip Validitas


Terdapat empat prinsip dalam melakukan uji validitas, yaitu sebagai berikut:
 Interpretasi (interpretation) yang kita berikan terhadap asesmen hanya valid
terhadap derajat yang kita arahkan ke suatu bukti yang mendukung kecocokan
dan kebenarannya.

3
 Kegunaan (use) yang bisa kita buat dari hasil asesment hanya valid terhadap
derajat yang kita arahkan ke suatu bukti yang mendukung kecocokan dan
kebenarannya.
 Interpretasi dan kegunaan dari hasil asesment hanya valid ketika nilai (values)
yang dihasilkan sesuai.
 Interpretasi dan kegunaan dari hasil asesment hanya valid ketika konsekuensi
(consequences) dari interpretasi dan kegunaan ini konsisten dengan nilai
kecocokan.

2.1.3 Jenis-Jenis Validitas


a. Validitas Logis
Istilah “validitas logis“ mengandung kata “logis“ yang berasal dari kata
“logika“, yang berarti penalaran. Dengan makna demikian maka validitas logis
untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen
yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Kondisi valid
tersebut dipandang terpenuhi karena instrumen yang bersangkutan sudah
dirancang secara baik, mengikuti teori dan ketentuan yang sudah ada. Ada dua
macam validitas logis, yaitu validitas isi dan validitas konstruk.
 Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi menunjukkan sejauh mana pertanyaan, tugas atau butir
dalam suatu tes atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan
proporsional perilaku sampel yang dikenai tes tersebut. Validitas isi
mengukur derajat kemampuan tes dalam mengukur cakupan substansi elemen
yang ingin diukur (Azwar, 1997:74). Validitas isi digunakan untuk mengukur
kemampuan belajar, hasil belajar atau prestasi belajar.

 Validitas Konstruk (Construct Validity)


Validitas Konstruk adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa
jauh butir-butir tes mampu mengukur apa yang benar-benar hendak diukur
sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan.
Validitas konstruk (construct) berkaitan dengan fenomena dan objek yang
abstrak, tetapi gejalanya dapat di amati dan dapat di ukur (Kusaeri, 2012:81).
Validitas Konstruk dapat digunakan untuk mengukur sikap, minat
konsep diri, lokus kontrol, gaya kepemimpinan, motivasi berprestasi, dan

4
lain-lain, maupun yang sifatnya performa maksimum seperti instrumen untuk
mengukur bakat (tes bakat), inteligensi (kecerdasan intelektual), kecerdasan,
emosional dan lain-lain.

b. Validitas Empiris
Istilah “validitas empiris“ memuat kata “empiris“ yang artinya
“pengalaman“. Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris
apabila sudah diuji dari pengalaman. Validitas empiris tidak dapat diperoleh
hanya dengan menyusun instrumen berdasarkan ketentuan seperti halnya
validitas logis, tetapi harus dibuktikan melalui pengalaman.
Ada dua jenis validitas empiris , yaitu :
 Validitas Kriteria (Criterion-Related Validity)
Validitas kriteria atau validitas empriris ditentukan berdasarkan kriteria,
baik kriteria internal maupun kriteria eksternal. Validitas kriteria diperoleh
melalui hasil uji coba tes kepada responden yang setara dengan responden
yang akan dievaluasi atau diteliti.
Validitas kriteria merupakan sebuah ukuran validitas yang ditentukan
dengan cara membandingkan skor-skor tes dengan kinerja tertentu pada
sebuah ukuran luar atau yang lain (Sudjana, 1999:15).
Contoh penggunaan validitas kriteria adalah tes intelijensi yang
berkorelasi dengan rata-rata nilai akademis. Asumsinya, jika intelijensi
seseorang tinggi maka yang terjadi adalah dia akan mendapatkan nilai
akademis yang bagus.

 Validitas Muka (Face Validity)


Validitas muka adalah tipe validitas yang paling rendah signifikasinya
karena hanya didasarkan pada penilaian selintas mengenai isi alat ukur.
Apabila isi alat ukur telah tampak sesuai dengan apa yang ingin diukur maka
dapat dikatakan validitas muka telah terpenuhi (Arikunto, 1991:66). Validitas
muka bisa dikatakan juga sebagai validitas rendah dari validitas isi (Content
Validity).

5
2.1.4 Cara Menghitung Validitas
Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada
butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor totalnya. Skor tiap butir soal
dinyatakan skor X dan skor total dinyatakan sebagai skor Y, dengan diperolehnya
indeks validitas setiap butir soal, dapat diketahui butir-butir soal manakah yang
memenuhi syarat dilihat dari indeks validitasnya (Arikunto, 1999:78).
Tentukan koefisien korelasi antara skor hasil tes yang akan diuji
validitasnya dengan hasil tes yang terstandar yang dimiliki oleh orang yang sama
dengan menggunakan rumus korelasi produk momen di bawah ini:

Rumus korelasi produk momen

Hitung koefisien validitas instrumen yang diuji (r-hitung), yang nilainya


sama dengan korelasi korelasi hasil langkah sebelumnya dikali koefisien validitas
instrumen terstandar.
Bandingkan nilai koefisien validitas dengan nilai koefisien korelasi
Pearson/tabel Pearson (r-tabel) pada taraf signifikansi a (biasanya dipilih 0,05) dan
n=banyaknya data yang sesuai.

Kriterianya adalah :
 Instrumen valid, jika r-hitung = r-tabel
 Instrumen tidak valid, jika r-hitung < r-tabel
Tentukan kategori dari validitas instrument yang mengacu pada
pengklasifikasian validitas yang dikemukakan oleh Guilford (1956:145) sebagai
berikut: 0,80 < rxy 1,00 validitas sangat tinggi (sangat baik)
0,60 < rxy 0,80 validitas tinggi (baik)
0,40 < rxy 0,60 validitas sedang (cukup)
0,20 < rxy 0,40 validitas rendah (kurang)

6
0,00 < rxy 0,20 validitas sangat rendah (jelek)
rxy 0,00 tidak valid

2.2 RELIABILITAS
2.2.1 Pengertian Reliabilitas
Banyak sekali para ilmuan memberikan pengertian tentang reliabilitas. Dari
beberapa defenisi yang ada terdapat satu kesamaan dalam melihat makna
reliabilitas tersebut. Reliabilitas sering diartikan dengan keterandalan
(dependability), artinya suatu tes memiliki suatu keterandalan bilamana tes tersebut
dipakai berulang-ulang hasinya sama. Reliabilitas juga diartikan dengan keajegan
(consistency) bilamana tes tersebut diujkan berkali kali hasilnya relatif sama,
artinya setelah hasil tes pertama dengan es berikutnya dikolerasikan terdapat
hasilnya yang signifikan.
Yang sering ditangkap kurag tepat bagi pembaca adalah adanya pendapat
bahwa “ajeg” atau “tetap” diartikan sebagai “sama”. Dalam pembicaraan evaluasi
ini tidak demikian. Ajeg atau tetap tidak selalu harus sama, tetapi mengikuti
perubahan secara ajeg. Jika keadaan si mula-mula berada lebih rendah
dibandingkan dengan B, maka jika diadakan pengukuran ulang, si A juga berada
lebih rendah dari B. Itulah yang dikatakan ajeg atau tetap, yaitu sama dalam
kedudukan siswa diantara anggota kelompok yang lain.
Sehubungan dengan reliabilitas ini, Scarvia B. Anderson menyatakan bahwa
persyaratan bagi tes, yaitu validitas dan reliabilitas ini penting. Dalam hal ini
validitas lebih penting dan reliabilitas perlu, karena menyokong terbenuknya
validitas.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas Instrumen


Menurut Sukardi (2008:51-52) koefisien reliabilitas dapat dipengaruhi oleh
waktu penyelenggaraan tes-retes. Interval penyelenggaraan yang terlalu dekat atau
terlalu jauh, akan mempengaruhi koefisien reliabilitas. Faktor-faktor lain yang juga
mempengaruhi reliabilitas instrument evaluasi di antaranya sebagai berikut:
 Panjang tes, semakin panjang suatu tes evaluasi, semakin banyak jumlah item
materi pembelajaran diukur.
 Penyebaran skor, koefisien reliabelitas secara langsung dipengaruhi oleh bentuk
sebaran skor dalam kelompok siswa yang di ukur. Semakin tinggi sebaran,
semakin tinggi estimasi koefisien reliable.

7
 Kesulitan tes, tes normative yang terlalu mudah atau terlalu sulit untuk siswa,
cenderung menghasilkan skor reliabilitas rendah.
 Objektifitas, yang dimaksud dengan objektif yaitu derajat dimana siswa dengan
kompetensi sama, mencapai hasil yang sama.

2.2.3 Cara-Cara Menghitung Besarnya Reliabilitas


Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subyek yang
sama. Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat kesejajaran hasil.
Kriterium yang digunakan untuk mengetahui ketetapan ada yang berada di luar tes
(consistency external) dan pada tes itu sendiri (consistency internal).
a. Metode bentuk paralel (equivalent)
Tes paralel atau tes ekuivalen adalah dua buah tes yang mempunyai
kesamaan tujuan, tingkat kesukaran dan susunan, tetapi butir-butir soalnya
berbeda. Dalam menggunakan metode tes paralel ini, pengetesan harus
menyiapkan dua buah tes, dan masing-masing dicobakan pada kelompok siswa
yang sama. Oleh karena itu, ada orang yang menyebutkan sebagai doubletest-
double-trial-method.
Penggunaan metode ini baik karena dihadapkan kepada dua macam tes
sehingga tidak ada faktor “masih ingat soalnya” yang dalam evaluasi disebut
adanya practice-effect dan carry-over effect, artinya ada faktor yang dibawa oleh
pengikut tes karena sudah mengerjakan soal tersebut.

b. Metode tes ulang (test-retest method)


Metode tes ulang dilakuka orang untuk menghindari penyusunan dua seri
tes. Dalam menggunakan teknik atau metode ini pengetes hanya memiliki satu
seri tes tetapi dicobakan dua kali. Oleh karena tesnya hanya satu dan dicobakan
dua kali, maka metode ini dapat disebut dengan single-test-double-trial method.
Kemudian hasil dari kedua kali tes tersebut dihitung korelasinya.
Pada umumnya, hasil tes yang kedua cenderung lebih baik dari pada hasil
tes pertama. Hal ini tidak mengapa karena pengetes harus sadar akan adanya
praktice effect dan carry over effect. Yang penting adalah adanya kesejajaran
hasil atau ketetapan hasil yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi yang tinggi.

8
Contoh :
Siswa Tes pertama Tes kedua
Skor Rangking Skor rangking
A 13 3 12 3
B 15 1 15 1
C 9 5 10 5
D 14 2 13 2
E 10 4 11 4

Walaupun nampaknya skornya naik, akan tetapi kenaikannya dialami oleh


semua siswa.
Metode ini juga disebut self-correlation method korelasi diri sendiri)
karena mengkorelasikan hasil dari tes yang sama.

c. Metode belah dua atau split-half method


Kelemahan penggunaan metode dua-tes dua kali percobaan dan satu-tes
dua kali percobaan diatasi dengan metode ketiga yaitu metode belah dua. Dalam
menggunakan metode ini, pengetes hanya meggunakan sebuah tes dan
dicobakan satu kali. Oleh karena itu disebut juga single test single trial method.
Berbeda dengan metode pertama dan kedua yang setelah diketemukan
koefisien korelasi langsung ditafsirkan itulah koefisien reliabilitas, maka dengan
metode ketiga ini tidak dapat demikian. Pada membelah dua dan
mengkorelasikan dua belahan, baru diketahui reliabilitas separo tes. Untuk
mengetahui reliabilitas seluruh tes, harus digunakan rumus Spearman-Brown
sebagai berikut:

9
Contoh :
Korelasi antara belahan tes = 0,60
2 𝑥 0,60 1,20
Maka reliabilitas tes = = 1,60 = 0,75
1+0,60

Ada dua cara membelah butir soal, yaitu :


1. Membelah atas item-item genap dan item-item ganjil yang selanjutnya
disebut belahan genap dan ganjil.
2. Membelah atas item-item awal dan item-item akhir yaitu sepro jumlah pada
nomor-nomor akhir yang selanjutnya disebut belahan awal-akhir.

Contoh perhitungan reliabilitas dengan metode belah dua.


Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengadakan analisis butir
soal yang lebih terkenal dengan nama analisis item. Item yang dapat dijawab
dengan benar diberi skor 1 dan bagi yang salah diberi skor 0. Skor-skor untuk
seluruh subyek dan seluruh item ini diterakan dalam tabel analisis sebagai
berikut:
Tabel : analisis item tes matematika
2.4
1,3 1,2 6,7,
.6.
Nomor item ,5, ,3, 8,9,
8.1
N 7,9 4,5 10
0
o
Nama ga ge
Skor Aw Akh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 n- n-
total -al -ir
jil ap
1 Agnes 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 5 3 3 5
2 Arieanto 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 5 3 2 2 3
3 Bangga 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4 0 4 1 3
4 Debora 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 3 2 3 2
5 Dessy 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 3 3 5 1
6 Enjelika 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 4 4 0 3 1
7 Jinto 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 4 3 5 2
8 Maria 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8 3 5 3 5

10
Penyajian contoh membelah di atas berarti bahwa perhitungan reliabilitas
dilakukan dengan membelah dengan dua cara. Pembelahannya hanya memilih
satu saja, untuk selanjutnya dihitung dengan korelasi product moment.

d. Pembelahan ganjil-genap
Tabel persiapan perhitungan reliabilitas dengan belah dua genap ganjil
adalah sebagai berikut:
Item ganjil Item genap
No. Nama (1,3,5,7,9) (2,4,6,8,10)
(X) (Y)
1. Agnes 5 3
2. Arieanto 3 2
3. Bangga 0 4
4. Debora 3 2
5. Dessy 3 3
6. Enjelika 4 0
7. Junito 4 3
8. Maria 3 5

Kelanjutan dari tabel ini adalah menghitung dengan rumus korelasi


product moment. Dengan menggunakan kalkulator diketahui bahwa :
∑X = 25 ∑𝑋 2 = 93
∑Y = 22 ∑𝑌 2 = 76 ∑XY = 63
Setelah dihitung dengan rumus kolerasi maka diperoleh 𝑟𝑋𝑌= −0.3786. harga
tersebut baru menunjukkan reliabilitas separo tes. Maka rumus yang digunakan
adalah 𝑟𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙−𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝

2 𝑥−0,3786
= 1+(−0,3786)
−0,7572
= 1,3786

= -0,5493

11
e. Pembelahan awal-akhir
Dengan data yang tertera pada Tabel analisis item tes Matematika
diketahui jumlah skor belahan awal-akhir sebagai berikut.

Item ganjil Item genap


No. Nama (1,2,3,4,5) (6,7,8,9,10)
(X) (Y)
1. Agnes 3 5
2. Arieanto 2 3
3. Bangga 1 3
4. Debora 3 2
5. Dessy 5 1
6. Enjelika 3 1
7. Jinto 5 2
8. Maria 3 5

∑X = 25 ∑𝑋 2 = 91
∑Y = 22 ∑𝑌 2 = 76 ∑XY = 63
Setelah dimasukkan ke dalam rumus kolerasi product moment dengan
angka kasar diperoleh 𝑟𝑋𝑌= −0.3831 Dengan rumus Spearman-Brown diperoleh
𝑟11 = -0,5538.
Berikut beberapa rumus selain rumus ganjil-genap dan awal-akhir yang
dapat digunakan untuk mencari reliabilitas dalam suatu tes:
 Rumus Flanagan

12
 Rumus Rulon

 Rumus K-R. 20

 Rumus K-R. 21

 Rumus Hoyt:

f. Mencari Reliabilitas Tes Bentuk Uraian


Penjelasan yang sudah diuraikan diatas merupakan cara mencari
reliabilitas tes bentuk objektif, yaitu yang terdiri dari butir-butir soal yang dinilai
hanya “benar” atauy “salah”. Untuk keperluan mencari reliabilitas soal
keseluruhan perlu juga dilakukan analisis butir soal seperti halnya soal bentuk
objektif. Adapun skor untuk masing-masing butir soal dicantumkan pada kolom

13
item menurut apa adanya. Rumus yang diggunakan adalah rumus Alpha sebagai
berikut:

2.3 TARAF KESUKARAN


Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kwalitas yang baik, disamping
memenuhi validitas dan reliabilitas adalah daya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal
tersebut. Keseimbangan yang dimaksutkan adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah
sedang dan sukar secara porposional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari
kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari segi guru
dalam melakukan analisis pembuat soal.
Ada beberapa dasar pertimbangan dalam menentukan proporsi jumlah soal kategori
mudah sedang dan sukar.Pertimbangan pertama adalah adanya keseimbangan, yakni
jumlah soal sama untuk ke tiga kategori tersebut. dan ke dua proposi jumlah soal untuk
ke tiga kategori tersebut artinya sebagian besar soal berada dalam kategori sedang
sebagian lagi termasuk kategori mudah dan sukar dengan proporsi yang seimbang.
Perbandingan antara soal mudah sedang sukar bisa di buat 3-4-3. Artinya, 30% soal
kategori mudah 40% soal kategori sedang dan 30% lagi soal kategori sukar.
Di samping itu oleh karena suatu tes dimaksutkan untuk memisahkan antara murid-
murid yang betul-betul mempelajari suatu pelajaran dengan murid-murid yang tidak
mempelajari pelajaran itu, maka tes atau item yang baik adalah tes atau item yang betul-
betul dapat memisahkan ke dua golongan murid tadi. Jadi setiap item disamping harus
mempunyai derajat kesukaran tertentu, juga harus mampu membedakan antara murid
yang pandai dengan murid yang kurang pandai. Setelah judgment dilakukan oleh guru
kemudian soal tersebut di uji cobakan dan dianalisis apakah judgment tersebut sesuai atau
tidak.

2.4 DAYA PEMBEDA


2.4.1 Pengertian Daya Pembeda
Salah satu tujuan analisis kuantitatif soal adalah untuk menentukan dapat
tidaknya suatu soal membedakan kelompok dalam aspek yang di ukur sesuai
dengan perbedaan yang ada dlam kelompok itu.

14
Indeks yang di gunakan dalam membedakan peserta tes yang berkemampuan
tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah adalah indeks daya
pembeda. Indeks ini menunjukkan kesesuaian antara fungsi soal dengan fungsi
tes secara keseluruhan. Dengan demikian validitas soal ini sama dengan daya
pembeda soal yaitu daya yang membedakan antara peserta tes yang berkemampuan
tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah.

2.4.2 Hubungan antara tingkat kesukaran dan daya pembeda


Tingkat kesukaran berpengaruh langsung pada daya pembeda soal. Jila setiap
orang memilih benar jawaban ( P = 1 ), atau jika setiap orang memiliki benar
jawaban (P = 0) maka soal tidak dapat digunakan untuk membedakan kemampuan
peserta tes. oleh kaena itu soal yang baik adalah soal yang memiliki daya pembeda
antara peserta tes kelompok atas dan kelompok rendah. Kelompok rendah memiliki
tingkat kemampuam 0.50 dan akan diperoleh daya pembeda kelompok atas
maksimal 1.00.

15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Kegiatan mini riset ini dilakukan di Sekolah HKBP Pardamean pada hari
Sabtu, 22 November 2017 yang dimulai pada pukul 09.00 WIB – 10.00 WIB.

3.2 Populasi dan Sampel


Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau obyek
yang merupakan sifat-sifat umum. Arikunto (2010: 173) menjelaskan bahwa
“populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono
(2010: 80) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Maka dari penjelasan para
ahli tersebut, penulis menetapkan populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VII-A HKBP Pardamean.
Penarikan atau pembuatan sampel dari populasi untuk mewakili populasi
disebabkan untuk menangkat kesimpulan penelitian sebagau suatu yang berlaku bagi
populasi. Arikunto (2010: 174) mengatakan bahwa “sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti”. Selanjutnya menurut Sugiyono (2010: 81) “sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Mengenai hal ini, Arikunto (2010: 183) menjelaskan bahwa
“purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas
strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.” Begitu pula
menurut Sugiyono (2010: 85) “sampling purposive adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu.” Artinya setiap subjek yang diambil dari populasi
dipilih dengan sengaja berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu. Berdasarkan
penjelasan tersebut dalam mini riset ini jumlah sampe yang digunakan sebanyak 15
siswa kelas VII-A HKBP Pardamean Medan.

16
3.3 Instrumen Penelitian
Menurut Sukmadinata (2010: 230) “instrumen penelitian adalah berupa tes
yang bersifat mengukur, karena berisi tentang pertanyaan dan pernyataan yang
alternative jawabannya memiliki standard jawaban tertentu, benar atau salah maupun
skala jawaban. Instrumen yang berisi jawaban skala, berupa pertanyaan atau
pernyataan yang jawabannya berbentuk skala deskriptif ataupun skala garis”.
Sedangkan menurut Sigiono (2009: 76) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara
spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian”.
Pada mini riset ini, instrumen penelitian yang digunakan berupa angket.
Angket merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung.
Tujuan penyebaran angket ialah untuk mencari sebuah informasi yang lengkap
mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden
memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Angket terbagi
menjadi dua jenis, yaitu angket terbuka dan angket tertutup. Angket terbuka berisi
pertanyaan yang dapat diisi oleh responden dengan jawaban yang bebas tanpa ada
unsur paksaan. Sedangkan angket tertutup berisi pertanyaan yang sudah disusun
secara berstruktur dimana setelah diberikan pertanyaan maka terdapat sub
pertanyaan.
Angket yang kami berikan kepada responden berisi 15 soal tentang materi
himpunan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik
pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana
yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable.
Pada kegiatan mini riset ini, kami menggunakan teknik pengumpulan data
berupa questioner atau angket.

17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Nama Siswa Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor
1 2 3 4 5 6 7 8
Agnes Monica panjaitan 1 0 1 0 1 1 1 1
Arieanto Manalu 1 1 1 1 1 1 1 1
Bangga Juan 1 1 1 1 1 1 1 1
Debora 0 1 1 1 1 1 1 0
Dessy 1 0 0 1 1 1 1 0
Enjelika Naibaho 1 0 1 0 1 1 1 1
Jinto Hermanto 1 1 1 1 0 1 1 1
Maria Goreti 1 0 0 0 1 0 0 1
Merry Situmeang 1 0 1 1 1 1 1 1
Natasha Holo 1 1 1 1 1 1 1 1
Nurranael purba 1 1 1 1 1 1 1 1
Salomo Saragih 1 1 1 1 1 1 1 1
Primadona Hutagalung 1 0 1 1 1 1 1 1
Rian E Lubis 1 0 1 1 1 1 1 1
Resti BR Surbakti 1 0 1 0 1 1 1 1
Steven Jardon 1 1 1 1 0 1 1 1
Total 14 7 13 11 13 14 14 13

Nama Siswa Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor


Total
9 10 11 12 13 14 15
Agnes Monica panjaitan 1 1 1 1 1 1 1 13
Arieanto Manalu 1 1 1 1 1 1 1 15
Bangga Juan 1 1 1 1 1 1 1 15
Debora 1 1 0 1 1 1 1 12
Dessy 1 1 0 0 0 0 0 7
Enjelika Naibaho 1 1 1 1 1 1 1 13
Jinto Hermanto 1 1 1 0 1 1 1 13
Maria Goreti 0 1 1 1 1 1 1 9
Merry Situmeang 1 1 1 1 1 1 1 14
Natasha Holo 1 1 0 1 1 1 1 14
Nuranael 1 1 1 1 1 1 1 15
Salomo Saragih 1 1 1 1 1 1 1 15
primadona Hutagalung 1 1 1 0 1 1 1 13
Rian E Lubis 1 1 1 1 1 1 1 14
Resti br Surbakti 1 1 1 1 1 1 1 13
Steven Jordan 1 1 0 0 1 1 1 12
Total 14 15 11 11 14 14 14 207

18
4.2 Pembahasan
4.2.1 Validitas

TABEL PERSIAPAN UNTUK MENGHITUNG VALIDITAS ITEM NOMOR 1

Nama Siswa X Y X2 Y2 XY
Agnes monica 1 13 1 169 13
Arieanto 1 15 1 225 15
Bangga Juan 1 15 1 225 15
Debora 0 12 0 144 0
Dessy 1 7 1 49 7
Enjelika Naibaho 1 13 1 169 13
Jinto Hermanto 1 13 1 169 13
Maria Goreti 1 9 1 81 9
Merry Situmeang 1 14 1 196 14
Natasha Holo 1 14 1 196 14
Nuranael 1 15 1 225 15
Salomo Saragih 1 15 1 225 15
primadona Hutagalung 1 13 1 169 13
Rian E Lubis 1 14 1 196 14
Resti br Surbakti 1 13 1 169 13
Steven Jordan 1 12 1 144 12
Total 14 207 14 2751 195

𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 } {𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }
15 𝑥 195 − (14)(207)
=
√{15 𝑥 14 − 14}{15 𝑥 2751 − 4289}
2925 − 2898
=
√(196)(36976)
27
=
√7247296
27
=
43,98
= 0,61
Dari perhitungan menggunakan rumus validitas, diperoleh untuk soal nomor satu
sebesar 0,61. Hasil ini menunjukkan bahwa soal nomor satu memiliki tingkat validitas yang
tinggi.

19
4.2.2 Taraf Kesukaran
Nama Siswa Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor
1 2 3 4 5 6 7 8
Agnes Monica panjaitan 1 0 1 0 1 1 1 1
Arieanto Manalu 1 1 1 1 1 1 1 1
Bangga Juan 1 1 1 1 1 1 1 1
Debora 0 1 1 1 1 1 1 0
Dessy 1 0 0 1 1 1 1 0
Enjelika Naibaho 1 0 1 0 1 1 1 1
Jinto Hermanto 1 1 1 1 0 1 1 1
Maria Goreti 1 0 0 0 1 0 0 1
Merry Situmeang 1 0 1 1 1 1 1 1
Natasha Holo 1 1 1 1 1 1 1 1
Nurranael purba 1 1 1 1 1 1 1 1
Salomo Saragih 1 1 1 1 1 1 1 1
Primadona Hutagalung 1 0 1 1 1 1 1 1
Rian E Lubis 1 0 1 1 1 1 1 1
Resti BR Surbakti 1 0 1 0 1 1 1 1
Steven Jardon 1 1 1 1 0 1 1 1
Total 14 7 13 11 13 14 14 13

Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Soal 7 Soal 8


𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵
P= 𝐽𝑠 P= 𝐽𝑠 P = 𝐽𝑠 P= 𝐽𝑠 P= 𝐽𝑠 P= 𝐽𝑠 P= 𝐽𝑠 P = 𝐽𝑠
14 7 13 11 13 14 14 13
P = 15 P = 15 P = 15 P = 15 P = 15 P = 15 P = 15 P = 15

P=0,93 P=0,46 P=0,86 P=0,7 P=0,8 P=0,93 P=0,93 P=0,86


Taraf = Taraf = Taraf = Taraf= Taraf = Taraf = Taraf = Taraf =
mudah sukar mudah sedang mudah mudah mudah mudah

20
Nama Siswa Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor
Total
9 10 11 12 13 14 15
Agnes Monica panjaitan 1 1 1 1 1 1 1 13
Arieanto Manalu 1 1 1 1 1 1 1 15
Bangga Juan 1 1 1 1 1 1 1 15
Debora 1 1 0 1 1 1 1 12
Dessy 1 1 0 0 0 0 0 7
Enjelika Naibaho 1 1 1 1 1 1 1 13
Jinto Hermanto 1 1 1 0 1 1 1 13
Maria Goreti 0 1 1 1 1 1 1 9
Merry Situmeang 1 1 1 1 1 1 1 14
Natasha Holo 1 1 0 1 1 1 1 14
Nuranael 1 1 1 1 1 1 1 15
Salomo Saragih 1 1 1 1 1 1 1 15
primadona Hutagalung 1 1 1 0 1 1 1 13
Rian E Lubis 1 1 1 1 1 1 1 14
Resti br Surbakti 1 1 1 1 1 1 1 13
Steven Jordan 1 1 0 0 1 1 1 12
Total 14 15 11 11 14 14 14 207

Soal 9 Soal 10 Soal 11 Soal 12 Soal 13 Soal 14 Soal 15


𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵
P= 𝐽𝑠 P= 𝐽𝑠 P= 𝐽𝑠 P= 𝐽𝑠 P= 𝐽𝑠 P= 𝐽𝑠 P= 𝐽𝑠
14 15 11 11 14 14 14
P = 15 P = 15 P = 15 P = 15 P = 15 P = 15 P = 15

P= 0,9 P= 1 P= 0,7 P= 0,7 P=0,9 P= 0,9 P= 0,9


Taraf = Taraf = Taraf = Taraf = Taraf = Taraf = Taraf =
mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah

𝐵
Dari perhitungan taraf kesukaran soal menggunakan rumus P= 𝐽𝑠
, diperoleh hasil seperti

diatas dengan rentang nilai sebagai berikut :


 0,00 - 0,30 : sukar
 0,30 – 0,70 : sedang
 0,70 – 1,00 : mudah

Dari ketentuan tersebut diperoleh hasil perhitungan dari 15 butir soal yang diberikan sebagai berikut :
 Soal dengan tingkat kesulitan sukar pada nomor 2
 Soal dengan tingkat kesulitan sedang pada nomor 4
 Soal dengan tingkat kesulitan mudah pada nomor 1,3,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15

2
4.2.4 Daya Pembeda

Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4


𝐵𝐴 𝐵𝐵 𝐵𝐴 𝐵𝐵 𝐵𝐴 𝐵𝐵 𝐵𝐴 𝐵𝐵
D= 𝐽𝐴
− 𝐽𝐵
D= 𝐽𝐴
− 𝐽𝐵
D= 𝐽𝐴
− 𝐽𝐵
D= 𝐽𝐴
− 𝐽𝐵
13 13 14 12 12 7 14 8
D= - D= - D= - D= -
15 15 15 15 15 15 15 15

D=0 D = 0,93-0,8 D = 0,8-0,46 D = 0,93-0,53


Taraf = jelek D = 0,13 D = 0,34 D = 0,4
Taraf = jelek Taraf = cukup Taraf = baik

Soal 5 Soal 6 Soal 7 Soal 8


𝐵𝐴 𝐵𝐵 𝐵𝐴 𝐵𝐵 𝐵𝐴 𝐵𝐵 𝐵𝐴 𝐵𝐵
D= − D= − D= − D= −
𝐽𝐴 𝐽𝐵 𝐽𝐴 𝐽𝐵 𝐽𝐴 𝐽𝐵 𝐽𝐴 𝐽𝐵
6 5 2 2 12 13 14 10
D = 15 - D = 15 - D = 15 - D = 15 -
15 15 15 15

D = 0,4 - 0,33 D=0 D = 0,8 - 0,86 D = 0,93 - 0,66


D = 0,07 Taraf = jelek D = -0,06 D = 0,27
Taraf = jelek Taraf = cukup

Soal 9 Soal 10 Soal 11 Soal 12


𝐵𝐴 𝐵𝐵 𝐵𝐴 𝐵𝐵 𝐵𝐴 𝐵𝐵 𝐵𝐴 𝐵𝐵
D= − D= − D= − D= −
𝐽𝐴 𝐽𝐵 𝐽𝐴 𝐽𝐵 𝐽𝐴 𝐽𝐵 𝐽𝐴 𝐽𝐵
9 8 3 2 12 9 15 13
D = 15 - D = 15 - D = 15 - D = 15 -
15 15 15 15

D = 0,6 – 0,53 D = 0,2 – 0,13 D = 0,73-0,6 D =1-0,86


D = 0,07 D = 0,07 D = 0,13 D = 0,14
Taraf = jelek Taraf = jelek Taraf = jelek Taraf = jelek

14 9 D = 0,14
D = 15 - 15
Taraf = jelek
D = 0,93 - 0,6
Soal 15
D = 0,33
𝐵𝐴 𝐵𝐵
Taraf = cukup D= −
𝐽𝐴 𝐽𝐵

Soal 14 12 7
D = 15 - 15
𝐵𝐴 𝐵𝐵
D= − D = 0,8 - 0,46
𝐽𝐴 𝐽𝐵
Soal 13
15 13 D = 0,34
D=
𝐵𝐴

𝐵𝐵 D = 15 - 15
𝐽𝐴 𝐽𝐵
Taraf = cukup
D = 1 - 0,86

2
𝐵𝐴 𝐵𝐵
Dari perhitungan daya pembeda soal menggunakan rumus D = − , diperoleh hasil
𝐽𝐴 𝐽𝐵

seperti diatas dengan rentang nilai sebagai berikut :


 0,00 - 0,20 : jelek
 0,20 – 0,40 : cukup
 0,40 – 0,70 : baik
 0,70 – 1,00 : baik sekali

Dari ketentuan tersebut diperoleh hasil perhitungan dari 15 butir soal yang diberikan sebagai berikut :
 Soal dengan daya pembeda yang jelek terletak pada nomor 1,2,5,6,9,10,11,12, dan 14
 Soal dengan daya pembeda yang cukup terletak pada nomor 3,8,13, dan 15
 Soal dengan daya pembeda yang baik terletak pada nomor 4

1
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa soal no 1 memiliki tingkat validitas yang
tinggi, soal no 2 memiliki tingkat kesukaran yang tinggi, soal no 4 memiliki tinggat
kesukaran yang sedang , dan untuk soal selain 2 dan 4 memiliki tingkat kesukaran
yang mudah

5.2 Saran
Sebaiknya jika membuat soal jangan terlalu mudah karena dari lima belas soal
himunan terdaat 13 soal mudah sehingga membuat siswa mudah dalam menjawab soal
tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Shodiq. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Semarang: Pustaka Rizki Putra.


Arikunto, Suharsimi. (1991). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.
Arikunto, Suharsimi. (1999). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. ed. Rev. IV.
Yogyakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Fu’adi, Athok. (2008). Pengembangan Evaluasi. Ponorogo: STAIN PO Press.
Sudjana,Nana. (1999). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

2
LAMPIRAN

Nama :
Kelas :
Sekolah :

1. Dari 42 kambing yang ada di kandang milik pak Arman, 30 kambing menyukai
rumput gajah, dan 28 ekor kambing menyukai rumput teki. apabila ada 4 ekor
kambing yang tidak menyukai kedua rumput tersebut, berapa ekor kambing yang
menyukai rumput gajah dan rumput teki?

a) 40 ekor
b) 58 ekor
c) 20 ekor
d) 38 ekor

2. Siswa kelas 7 SMP Tunas Mekar adalah 45. tiap-tiap siswa memilih dua jenis
pelajaran yang mereka sukai. diketahui ada 27 siswa yang menyukai pelajaran
Matematika dan 26 siswa menyukai pelajaran Bahasa Inggris. Sementara siswa yang
tidak menyukai kedua pelajaran tersebut ada 5 orang. Tentukanlah banyaknya siswa
yang menyukai pelajaran bahasa inggris saja ?

a) 13 siswa
b) 14 siswa
c) 15 siswa
d) 16 siswa

3
3.

Dari Diagam venn disamping


berapakah jumlah siswa yang
menyukai matematika :
a) 13 siswa
b) 14 siswa
c) 5 siwa
d) 27 siswa

4. Di dalam sebuah ruangan terdapat 150 siswa yang baru lulus SMP. Diketahui ada 75
siswa memilih untuk masuk SMA dan 63 siswa memilih untuk masuk SMK sementara
ada 32 siswa yang belum menentukan pilihannya. Lalu, berapakah banyaknya siswa
yang hanya memilih untuk masuk SMA saja ?

a) 55 orang
b) 63 orang
c) 75 orang
d) 150 orang

5. Dari 40 orang bayi, diketahui bahwa ada 18 bayi yang gemar memakan pisang, 25
bayi gemar makan bubur, dan 9 bayi menyukai keduanya. Lalu ada berapa bayi yang
tidak menyukai pisang dan bubur?

a) 5 bayi
b) 6 bayi
c) 7 bayi
d) 8 bayi

4
SOAL ISIAN

6. Pada diagram ven diatas berapa jumlah atlit yang menyukai olahraga sepak bola.....
7. Jumlah orang yang menyukai olahraga sepak bola dan renang atau menyukai kedua
olahraga tersebut adalah . . . .
8. Berapa jumlah atlit yang menyukai olahraga renang saja . . . . .
9. Jumlah atlit yang menyukai sepakbola dikurang dengan jumlah atlit yang menyukai
renang saja adalah . . . . .
10. Jumlah seluruh atlit yang ada pada diagram venn diatas adalah. . . .

SOAL URAIAN
11. Dik : A ( 1,2,3,4,5)
B (2,4,,8,10)
Ditanya : A U B
𝐴∩𝐵
Jawab :

5
12. Dik : 5 orang menyukai apel
7 orang menyukai anggur
3 orang meyukai kedua nya
Dit : Gambarkan diagram venn dari soal diatas

Jawab :

SOAL MENJODOHKAN

13. Tentukan himpunan anggota S ? A. { 1, 3 , 5 , 7 , 9 }


14. Tentukan himpunan anggota A ? B. { 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,}
15. Tentukan himpunan anggota B ? C. { 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12}
D. { 2,3,5,7}
E. { 4,6,8,10}

6
DOKUMENTASI

7
8
9

Anda mungkin juga menyukai