(Skripsi)
Oleh
DESTA RAPANCA
Oleh
DESTA RAPANCA
By
Desta rapanca
Oleh
DESTA RAPANCA
Skripsi
Sebagai salah satus syarat untuk mencapai gelar
SARJANA ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Pada
sangat beruntung dan bersyukur karena memiliki orang tua yang hebat serta
keluarga yang harmonis. Berkat doa, dukungan dan semangat dari orang tua dan
keluarga besar maka penulis bisa melanjutkan pendidikan lebih tinggi. Hal inilah
yang mendasari penulis untuk selalu berbakti kepada kedua orang tua dan
mengutamakan keluarga.
2003. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SDN 2
Metro Timur lalu pindah meneruskan di SDS Bina Bangsa Palembang namun
pada kelas 3-5 SD pindah lagi di SD IT Insan Kamil Bandar Jaya dan pada kelas
6 pindah dan lulus di SDN 1 Metro Pusat pada tahun 2003-2009. Kemudian, pada
Madani Bandar Lampung. Pada tahun 2015 penulis diterima sebagai mahasiswa
pada jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
melalui jalur Mandiri. Penulis pernah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Barat.
Motto
Make things easy for the people, and don’t make things difficult for them
(Bukhari Muslim)
Sibukkanlah aku dengan kebaikan hingga lupa akan kesedihan dan jauhkan aku
dari rasa malas hingga aku bersyukur atas keberkahan
(Nike Andria)
Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan
sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan
diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.”
(An-Najm 39-41)
Manjadda Wajada
“ barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil “
Rahasia kehebatan adalah rasa yakin, percaya diri, serta selalu merasa aman
dengan berbagai keputusan dan pemikiran kita sendiri.
(Merry Riana)
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada
orang-orang yang selalu berharga dan berarti dalam hidupku:
Keluargaku
Adik-adikku dan seluruh keluarga besar yang selalu memberikan
dukungannya ketika aku berada di dalam kesulitan, membimbingku dan
menasihatiku ketika aku hilang arah.
Para Pendidik
Para guru dan para dosen, atas ilmu, nasihat, bimbingan, kesabaran, waktu,
dan arahan yang telah diberikan sehingga aku dapat menjadi pribadi yang
lebih berani dalam mewujudkan impian dan cita-citaku.
skripsi ini dapat terselesaikan. Tak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurah
kepada Nabi Besar Muhammad SAW, manusia yang telah membawa perubahan
besar bagi kehidupan manusia hingga akhir zaman. Atas segala kehendak dan
kuasa ALLAH SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Publik
(S.AP) pada Jurusan Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini antara lain :
kasih atas kasih sayang yang telah Papa dan Mama berikan kepadaku,
terimakasih atas do’a, motivasi, pengorbanan, didikan yang selama ini kalian
berikan kepadaku hingga aku bisa menjadi seperti sekarang ini. Terimakasih
kepercayaan dan amanat yang selama ini kalian berikan kepadaku untuk
Publik. Semoga dengan mendapatkan gelar S.AP ini aku bisa dengan segera
termotivasi menyelesaikan skripsi ini dan juga terimakasih atas ilmu yang
telah diberikan selama perkuliahan. You are the best lecture for me. Penulis
memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan yang sekiranya kurang
berkenan.
4. Ibu Intan Fitri Meutia, M.A., Ph.D. selaku dosen pembimbing kedua
atas bimbinganya selama ini yang telah sabar dalam membimbingku dan
menyelesaikan skripsi ini. Penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan
ibu atas berbagai kritik, saran dan pengarahan yang diberikan kepada penulis
untuk ibu yayu yang selalu sabar dan memberikan pengarahan kepada penulis
6. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang
8. Segenap dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Ibu Selvi, Ibu Ita, Ibu
Dewie, Ibu Annisa, Ibu Dian, Ibu Meliana, Ibu Devi, Ibu Ani, Bpk Nana, Bpk
Dedy, Bpk Syamsul, Bpk Bambang, Bpk Eko, Prof Yulianto, atas dukungan
selama ini serta semangat-semangat yang tiada henti diberikan dan juga
kepada Pak Azahri, Pak joe, Mba Wulan dan karyawan yang telah banyak
9. Pak Supandi, Pak Firdaus, Mba Septi, Pak Ruri dan Pak Aris atas
10. Bima Bagus Triadi Teman penulis dari awal perkuliahan yang selalu sabar
dan yang menghibur dikala penulis bosan. Akhirnya impian kita Sarjana
12. Voni Leorna, Teman penulis yang memberikan suport dan bantuan serta
selalu menghibur penulis pada saat penulis lelah berfikir, cepet ngajuin judul
13. Cory Kenaya Poetri, Teman penulis yang tiada henti-hentinya selalu
mensuport dalam penulisan, menghibur disaat penulis mulai pusing dan selalu
Alhmddulillah.
14. Sahabat seperjuangan kuliah khususnya sahabat terdekat Lidya Putri, Dwi
Ambar, Fitri Chairani, Sonia Gusti, Wiwik S, Regita, Bestha, Bersza, Kartika
terimakasih untuk kalian yang selalu memberian semangat, doa, dan canda
tawa dalam suka maupun duka yang banyak membantu semasa perkulihan
15. Sahabart-sahabatku Sela, Neli, Eva Az, Talitha, Dila, Ajeng Syaifa, Putri
mendapat balasan dari Allah SWT. Dan penulis meminta maaf apa bila ada
kesalahan yang disengaja atau pun tidak disengaja. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Desta Rapanca
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Analisis data Model Interaktif Miles dan Huberman ............................. 43
Gambar 2. Polsek Metro Utara ................................................................................ 51
Gambar 3. Kunjungan Bhabinkamtibmas di Tempat Titik Kumpul warga ............. 55
Gambar 4. Mediasi penyelesaian masalah dengan rembuk pekon oleh
Bhabinkamtibmas dan FKPM ............................................................... 58
Gambar 5. Penandatanganan surat perjanjian rembuk pekon oleh korban dan
pelaku di sertai persetujuan Bhabinkamtibas dan FKPM ..................... 58
Gambar 6. Bhabinkamtibmas ikut kegiatan masyarakat dalam kegitan PKK ......... 62
Gambar 7. Bhabinkamtibmas dalam mengisi upacara senin di sekolah desa
binaannya .............................................................................................. 63
Gambar 8. Bhabinkamtibmas menyampaikan informasi tindak pidana pada
karangtaruna .......................................................................................... 63
Gambar 12. Giat sosial Bhabinkamtibmas gotong royong bersama masyarakat .... 71
Gambar 13. Kegaiatan Bhabinkamtibmas dalam giat sosial dan membantu fakir
miskin .................................................................................................... 72
A. Latar Belakang
remaja untuk membuat onar. Kondisi ini merupakan kondisi patologis, karena
para remaja tersebut membuat atau bertindak diluar batas norma-norma hukum
dilakukan oleh orang muda yang biasanya dibawah umur 16-18 tahun (Musen,
remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.
oleh para remaja. Apalagi memasuki era yang serba modern ini, dengan
berbagai budaya luar yang masuk dan mempengaruhi pola hidup remaja
melalui suntikan, dimakan, dihisap atau dihirup. Sangat banyak kasus tentang
rata-rata pada usia 10 tahun perjudian, seks bebas kenakalan remaja berani
lain juga menyatakan, satu dari empat remaja Indonesia melakukan hubungan
remaja-pelajar-dan-mahasiswa-penyimpangan-kenakalan-atau-gaya-
disebut Moral Development Theory (Topo Santoso dan Eva Achjani, 2003: 53),
manusia, yaitu: Tahap Pra-konvensional (umur 9-11 tahun); pada tahap ini
(umur 12-20 tahun); pada tahap ini remaja umumnya sudah mulai mengadopsi
(umur ≥ 20 tahun); pada tahap ini manusia umumnya sudah kritis menguji
moralitas dan kepribadian usia remaja. Kejahatan yang dilakukan anak usia di
peringkat ke-10 pada 2014, dan terakhir tahun 2018 menjadi peringkat delapan
53 tahun. Pada tingkat populasi kisaran 10-53 tahun, artinya usia remaja
masih cukup tinggi, kenakalan remaja di Wilayah Metro Utara ini menunjukan
seperti pada tabel diatas menyebutkan kenakalan remaja yang terjadi pada
warga yang dicuri rokok dengan sekelompok anak di bawah umur. 5 Februari
2018 sekolah SMPN 10 dan SMPN 8 terjadi tawuran antar sekolah, tawuran
terjadi melibatkan sekitar 11 siswa dari SMPN 10 dan 20 siswa dari SMPN8 di
Wilayah Metro Utara. Bukan hanya tawuran antar pelajar yang meresahkan
dilakukan para remaja yang berusia masih 15-16 Tahun. Kenakalan remaja
yang terjadi di Wilayah Metro Utara masih termasuk pidana ringan. Keadaan
5
dengan tingkat kenakalan remaja sangat menghawatirkan sehingga hal ini perlu
diawasi dan di tangani oleh pihak yang berwajib yaitu Polisi Republik
Indonesia (POLRI).
faktual dimana penyelesaian konflik sosial merupakan tugas pokok, fungsi dan
masyarakat dan polisi. Agar hal tersebut tercapai maka polisi berperan aktif
Effendi Yusuf, dkk pada tahun 2014 yang dituangkan kedalam jurnal konflik
masalah sosial rembuk pekon yang berjudul Peranan Media Rembuk Pekon
dengan baik dan bijak dalam mengatasi masalah ketimbang harus diselesaikan
Penelitian yang dilakukan oleh Andi Mariyam Ulfa pada tahun 2017
masyarakat itu perlu di respon aktif seperti indikator responsivitas menurut ahli
pelayanan polisi dalam pengaduan masyarakat. Oleh sebab itu rembuk pekon
dengan respon yang baik akan berimbas positif dengan berjalannya media
rembuk pekon.
Rembuk pekon adalah tindak pidana ringan untuk menyelesaikan konflik yang
baik ketimbang harus melalui jalur hukum. Rembuk pekon juga sering
kedua belah pihak yang beranggapan bahwa rembuk pekon adalah hal yang
dan yang mengedepankan pranata adat atau pranata sosial yang memiliki dasar
pokok yang di atur. Kenakalan remaja berupa tawuran di wilayah Metro Utara
pada tanggal 10 Februari 2018 yang melibatkan antar siswa berbeda sekolah
8
sesuai aturan pada media rembuk pekon, yaitu diselesaikan dengan damai dan
beserta siswanya untuk berdamai dan berjanji agar tidak mengulangi kembali
Bhabinkamtibmas (http://regional.kompas.com/rembuk-pekon-jadi-wadah-
Utara”.
B. Rumusan Masalah
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
rembuk pekon?
C. Tujuan Penelitian
metro utara.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
negara dalam mata kuliah pelayanan publik khususnya yang berkaitan dengan
responsivitas.
2. Manfaat Praktis
negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang
(2005:7) pelayanan publik adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
(2011:11) adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah ataupun pihak swasta
orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai
dengan aturan pokok atau tata cara yang telah ditetapkan, sebagaimana telah
keimigrasian
Negara
12
masyarakat.
perumahan.
berikut :
mudah dimengerti.
peraturan perundang-undangan.
efektifitas.
harapan masyarakat.
13
sebagainya.
kelompok pelayanan jasa, dimana yang saya bahas mengenai jasa polisi
c. Biaya/tarif;
d. Sarana, prasarana/fasilitas;
e. Kompetensi pelaksana;
f. Pengawasan internal;
h. Jumlah pelaksana;
untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, resiko keraguan dan;
5. Kualitas Pelayanan
dengan yang diharapkan perlu berdasarkan pada system kualitas yang memiliki
sehingga untuk menentukan sejauh mana kualitas dari pelayanan dapat dilihat
kebutuhan konsumen.
menyimpang.
pelayanan
B. Teori Responsivitas
tuntutan seluruh rakyat disuatu Negara. Dalam hal ini responsivitas merupakan
cara yang efisiensi dalam mengatur urusan baik ditingkat pusat maupun tingkat
para pembuat kebijakan dengan pengetahuan yang dimiliki, secara tepat dan
tanggung jawab dari sisi yang menerima pelayanan. Organisasi publik dilihat
pelayanan yang hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik.
responsivitas secara sigkat diatas. Responsivitas dapat dilihat dari daya tanggap
2. Indikator-indikator Responsivitas
Indikator ini mencakup sikap dan komunikasi yang baik dari para penyedia
layanan
1. Terdapat tidaknya keluhan dari pengguna jasa, keluhan dari pengguna jasa
indikator ini mencakup sikap dan komunikasi yang baik dari para penyedia
layanan.
datang agar tidak terdapat keluhan yang sama dari para pengguna jasa
lainnya
1. Akses
2. Kesopanan
3. Komunikasi
dijadikan refrensi agar tidak terjadinya kesalahan atau keluhan yang terulang,
masyarakat dan penempatan pengguna jasa oleh aparat birokrasi dalam sistem
C. Polisi Masyarakat
dilayani
kewajiban profesi
masyarakat
masyarakat
masyarakat
antarwarga
D. Bhabinkamtibmas
memelihara silaturahmi/persaudaraan.
(Harkamtibmas)
memerlukan
polri.
sebagai berikut :
remaja.
2. Patroli, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan 2 orang atau lebih petugas
Bhabinkamtibmas.
5. Pengaturan di jalan, hal ini dilakukan di area jalan raya yang sekiranya
perlu untuk diatur supaya arus lalu lintas menjadi teratur dan sekaligus
motor agar berkendara dengan baik dan benar, upaya ini dilakukan oleh
E. Rembuk Pekon
bahwa forum rembuk desa harus dioptimalkan untuk mencegah potensi konflik
sekaligus mengatasinya. Forum rembuk pekon ini terdiri dari kepala pekon
(desa) atau lurah, ketua adat, tokoh pemuda dan agama, badan pembinaan
Unsur-unsur yang masuk dalam forum rembuk pekon ini diminta proaktif
memberikan keputusan yang cukup baik ketimbang harus melalui jalur hukum.
Rembuk pekon juga sering dijadikan strategi dalam meredam konflik agar
secara mufakat antara kedua belah pihak yang beranggapan bahwa rembuk
pekon adalah hal yang sangat kepedulian terhadap masyarakat pada tiap
pranata sosial yang memiliki dasar hukum yang di atur dalam Undang-Undang
dalam menangani konflik sosial melalui rembuk pekon yang dilakukan dengan
tahap: Pertama, Pra Konflik dengan upaya pencegahan kejahatan. Kedua, saat
terjadinya konflik. Ketiga, pasca konflik yang dilakukan dengan upaya mediasi
2014:68).
F. Kenakalan Remaja
remaja untuk membuat onar. Kondisi ini merupakan kondisi patologis, karena
para remaja tersebut membuat atau bertindak di luar batas norma-norma hukum
29
remaja yaitu suatu perilaku menyimpang dari atau melanggar hukum. Menurut
macam bentuk dan jenis kenakalan yang dilakukan oleh para remaja. Apalagi
memasuki era yang serba modern ini, dengan berbagai budaya luar yang masuk
pelajar dan mahasiswa yang berjudi, namun saja berjudi online contohnya
3. Seks bebas, dalam kenakalann remaja seks bebas ini remaja sudah berani
kota besar di Indonesia pernah berhubungan seks. Hasil survei lain juga
bangku SMP, dan bahkan 21,2 persen diantaranya berbuat ekstrim, yakni
pernah melakukan aborsi. Aborsi dilakukan sebagai jalan keluar dari akibat
masyarakat. Hal ini sering terjadi di kalangan remaja baik pelajar maupun
31
perkelahian atau tawuran tersebut seperti hal-hal sepele yaitu agar kelompok
7. Balap liar, saat ini banyak anak muda terutama pelajar SMA, SMP bahkan
siswa dasar (SD) sudah terjerumus dalam balap liar. Mulai dari balap motor,
balap mobil, geng motor dll yang sangat meresahkan masyarakat atau
penduduk setempat.
disebut Moral Development Theory (Topo Santoso dan Eva Achjani, 2003: 53),
manusia, yaitu:Tahap Pra-konvensional (umur 9-11 tahun); pada tahap ini anak
12-20 tahun); pada tahap ini remaja umumnya mulai diri, mereka sudah mulai
sesuai, tingkat kematangan emosi sudah stabil, sudah mampu mengolah atau
oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar
(eksternal):
32
1. Faktor internal
Krisis identitas: suatu Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja
peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi
kedua.
Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak dapat mempelajari dan
membedakan tingkah laku yang bisa diterima dengan yang tidak bisa diterima
pengetahuannya.
2. Faktor eksternal
G. Kerangka Pemikiran
yang dilakukan remaja berusia 14-18 Tahun kenakalan yang dilakukan adalah:
tawuran pelajar antar sekolah, pencurian rokok di ruko warga yang dilakukan
segerombol remaja yang masih berusia 14-16 Tahun dan balap liar. Kenakalan
1. Terdapat tidaknya keluhan dari pengguna jasa, keluhan dari pengguna jasa
indikator ini mencakup sikap dan komunikasi yang baik dari para penyedia
layanan.
datang agar tidak terdapat keluhan yang sama dari para pengguna jasa
lainnya
34
Rembuk Pekon
pendapat Bogdan dan Taylor dalam Moelong (2013:4) yang menyatakan tiga
dengan apa yang terjadi di lapangan, serta data yang dihasilkan berupa kata-
kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
B. Fokus Penelitian
Jadi, dengan penetapan fokus yang jelas dan mantap, seorang peneliti dapat
membuat keputusan yang tepat data mana yang dikumpulkan dan mana yang
tidak perlu dijamah ataupun mana yang akan dibuang. Dalam penelitian ini
Nomor 3 Tahun 2015 tentang polisi masyarakat dalam pasal 27 tentang tugas
dibawah ini:
6. Ikut serta dalam memberikan bantuan kepada korban bencana alam dan
wabah penyakit
dalam Putra, 2016:5). Berdasarkan teori tersebut fokus penelitian ini berfokus
1. Terdapat tidaknya keluhan dari pengguna jasa, keluhan dari pengguna jasa
indikator ini mencakup sikap dan komunikasi yang baik dari para penyedia
layanan.
datang agar tidak terdapat keluhan yang sama dari para pengguna jasa
lainnya
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang diambil ialah Polsek Kecamatan Metro Utara, Kota
(www.lampost.co).
D. Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
Adapun data primer yang digunakan peneliti dalam memperoleh data yakni data
penelitian ini, informan yang diwawancarai adalah Kepala Polsek Metro Utara,
langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
40
maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Jadi dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih
sebagai berikut.
2. Observasi
objek yang diamati peneliti yakni fasilitas, dokumen, dan sebagainya yang
3. Dokumentasi
yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan
fungsi data yang berasal dari dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai
data pendukung dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui
Dalam penelitian ini, data-data yang dapat dijadikan informasi yaitu data-
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi
penyajian data yang digunakan pada data yang telah direduksi yaitu
43
penelitian.
bersifat sementara dan berubah bila tidak ditemukan bukti yang kuat
Reduksi Data
Penarikan
Kesimpulan
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dikatakan valid atau sah
apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang
data diperlukan teknik pemeriksaan. Uji keabsahan data dalam penelitian ini
meliputi:
yaitu dengan mewawancarai lebih dari satu informan yang berasal dari elemen
a. Triangulasi
b. Kecukupan Referensial
literatur buku, arsip, catatan lapangan, foto dan rekaman yang digunakan
Pengujian ini berkaitan dengan sampai mana hasil penelitian ini dapat
diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Transferability akan tercapai bila
penelitian akan menyajikan laporan yang sedemikian rinci, jelas, sistematis dan
dapat dipercaya.
lapangan, akan tetapi bisa memberikan data. Peneliti seperti ini perlu diuji
peneliti benar atau tidak, maka peneliti selalu mendiskusikannya dengan dosen
pembimbing.
46
hanya ada hasilnya tetapi tidak ada proses penelitian. Dalam pengujian
kepastian.
89
A. Kesimpulan
Hal ini dapat dilihat dari tugas pokok Bhabinkamtibmas yang sesuai dengan
Tahun 2005 tentang polisi masyarakat dan pasal 27 tentang tugas pokok
ini dengan rembuk pekon. Dalam rembuk pekon, pihak yang terlibat dalam
rembuk pekon yaitu Forum Kemitraan Polisi Dan Masyarakat (FKPM) yang
terdiri dari pelaku dan korban, Bhabinkamtibmas, Kepala Desa, RT/RW dan
yang diatur dalam Perkap Nomor 3 Tahun 2005 tentang polisi masyarakat
indikator ini mencakup sikap dan komunikasi yang baik dari para penyedia
layanan.
dinyatakan berhasil.
B. Saran
Bhabinkamtibmas sudah cukup baik dan responsif, namun akan lebih baik
warga dan masyarakat, agar dalam pelaporan warga bisa langsung melapor
ke Bhabinkamtibmas.
seperti balap liar, agar tidak terus terulang kejadian yang sama.
93
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Ahmad, Badu. 2013. Manajemen Pelayanan Publik. Makassar; Andi Offset
Dwiyanto, Agus. 2011. Manajemen Pelayanan Publik. Yogyakarta; Gadjah Mada
University Press
Dwiyanto, Agus. 2006. Reformasi Birokras Publik di Indonesia. Yogyakarta; Gadjah
Mada University Press
Hardiansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta; Gava Media
Keputusan Kepala Kepolisian Negara RI. 2014. Buku Pintar Bhabinkamtibmas;
International Organization for Mirgation (IOM)
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung; Cetakan ke-16. Alfabeta Bandung.
Tangkilisan, Hesel Nogi S. 2007. Responsivitas Kebijakan Publik. Yogyakarta;
Wonderfull Publishing
Widodo, Joko. 2007. Analisis Kebijakan Publik. Malang; Bayu Media
Effendi, Mukhlis dkk, 2017. Peranan Media Rembuk Pekon Dalam Penyelesaian
Masalah Sosial Pasca Konfik Di Pageralan. Pegelaran.
Herdiani, Hilda. 2015. Responsivitas Pelayanan Publik (Studi Kasus Pelayanan
Kesehatan Rawat Inap Rumah Sakit Sayang Rakyat Kota Makassar).
Unniversitas Hasanuddin. Makassar, skripsi
Komalasari, Ria. 2014. Identifikasi Faktor Penyebab Kenakalan Remaja Pada Siswa
SMP 4 Kota Jambi.Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.Universitas
Jambi, skripsi
Kusumah, Nuralam Budi. 2016. Responsivitas Pelayanan Publik Peserta BPJS
Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik. Universitas Hasanuddin. Makassar, skripsi
Marison, Muhammad M.P. 2014. Analisis Keterkaitan Keberadaan Polisi
Masyarakat (POLMAS) Dengan Berkurangnya Angka Kriminalitas. Fakultas
Hukum. Universitas Lampung. Lampung, skripsi
Intan, Fitri Meutia. 2015. Community Policing to Resolve Ethnic Conflict in
Indonesia. Graduate School Of Human and Socio-Enviromental Studies.
Unniversitas Kanazawa, No 29
Intan, Fitri Meutia. 2016. Community Policing on Past and Present. Graduate School
Of Human and Socio-Enviromental Studies. Unniversitas Kanazawa, No 31
WEBSITE
https://aliseptiansyah.wordpressdiakses pada 6 November 2018 pukul 18:30 WIB
http://ferli1982.wordpress.com diakses pada 9 November 2018 pukul 13:00 WIB
http://gurupendidikan.co.id diakses pada 15 November 2018 pukul 20:00 WIB
95