Anda di halaman 1dari 4

VULNUS LACERATUM

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
PUSKESMAS ITJE ANDRIYANI, SKM
SEMELAKO NIP.198304032006042009

1. Pengertian Vulnus atau luka adalah hilang atau rusaknya sebagian kontinuitas jaringan
yang dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan
suhu, sengatan listrik, ledakan, ataupun gigitan hewan serta zat kimia.
Vulnus laseratum merupakan luka terbuka yang terjadi akibat kekerasan
tumpul yang kuat sehingga mempengaruhi elastisitas kulit atau otot dengan
tepi yang tidak rata atau teratur.

2. Tujuan Sebagai Pedoman kerja bagi petugas medis / paramedis dalam melakukan
pelayanan penanganan Vulnus Laceratum

3. Kebijakan SK Puskesmas Semelako No Tentang Pedoman


Pelayanan Klinis

4. Referensi Permenkes No 5 Tahun 2014


Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007
5. Prosedur 1. Jelaskan prosedur mulai dari pembersihkan luka hingga
kemungkinan penanganan seperti dijahit pada pasien.
2. Minta persetujuan menangani luka pada pasien dan atau keluarga
3. Siapkan alat dan bahan
4. Petugas mencuci tangan dan kenakan sarung tangan bersih
6. Bebaskan area sekitar luka dari pakaian yang menghalangi,
tempatkan perlak dan bengkok di bawah area luka.
7. Irigasi luka atau cuci luka dengan menggunakan cairan normal saline,
untuk membuang jaringan mati dan benda asing, sehingga akan
mempercepat penyembuhan. Jika perlu lakukan dengan bantuan kasa
steril. Lakukan secara sistematis dari lapisan superfisial ke lapisan
yang lebih dalam.
8. Beri antiseptik (alkohol 70 %, betadine, obat merah dan lain-lain) pada
luka. Jika luka kotor maka dapat dibersihkan menggunakan larutah
H2O2 atau perhidrol 10 %.
9. Nilai besarnya luka, usahakan membersihkan luka sebersih mungkin,
dengan menggunakan pinset, kasa dan cairan antiseptik. Jika saat
diberi antiseptik masih ada perdarahan aktif maka, lakukan penekanan
pada daerah luka dengan kasa selama beberapa saat.
10. Apabila dari penilaian luka membutuhkan jahitan baik untuk
menghentikan perdarahan, maka dilakukan prosedur jahit atau hecting
dilakukan mulai dari tempat dengan perdarahan yang aktif.
11. Minta perawat atau asisten menyalakan dan mengarahkan lampu
tindakan ke arah tempat yang akan dijahit, ganti sarung tangan
dengan sarung tangan steril.
12. Berikan suntikan obat anestesi pada sekitar luka.
13. Cek apakah obat anestesi telah bekerja, dapat dengan menggunakan
pinset
14. Tutup luka dengan duk steril, hingga hanya tempat yang akan dijahit
yang terlihat.
15. Rapikan tepian dan jaringan yang dinilai dapat mengganggu proses
penyembuan luka dengan menggunting mengunakan gunting jaringan
16. Pilih jarum dan benang yang sesuai dengan luka yang ada, tergantung
dalamnya luka.
17. Pasang benang dan jarum jahit pada needle holder lalu pegang
needle holder dengan tangan dominan dan pinset pada tangan yang
lain. Jika perdarahan mengganggu proses hecting perawat 2 atau
asisten dapat membantu dengan menyeka darah dari luka.
18. Lakukan jahitan luar dan dalam jika luka dinilai dalam, gunakan
benang absorbable (dapat diserap) untuk jahitan dalam dan non
absorbable untuk jahitan luar.
19. Memilih teknik jahitan yang akan dipakai sesuai dengan penilaian
kondisi luka.
20. Lanjutkan jahitan luka sampai luka tertutup. Sebagai catatan jika luka
dinilai bersih dan diyakini tidak mengalami infeksi serta berumur
kurang dari 6 jam boleh dijahit primer atau rapat, sedangkan luka yang
terkontaminasi berat dan atau dinilai tidak bersih dapat dilakukan
jahitan situasional sambil diobervasi 2-3 hari ke depan.
21. Bersihkan kembali area jahitan dengan antiseptik dan nilai serta
rapikan luka jahitan.
22. Cek apakah masih ada perdarahan dan apakah jahitan telah rapi. Jika
perlu maka jahitan dapat ditambahkan hingga perdarahan teratasi
atau jahitan rapi.
23. Lepas duk steril.
24. Tutup luka jahitan dengan sufratul atau salep antibiotik Apabila tidak
membutuhkan jahitan setelah diberikan cairan antibiotik dan
dibersihkan langsung ditutup dengan sufratul / salep antibioik.
25. Lalu tutup dengan kasa dan plaster.
26. Rapikan kembali pasien dan alat-alat yang digunakan.
27. Petugas membuka sarung tangan dan mencuci tangan.
28. Tanyakan keadaan pasien dan memberikan cara perawatan luka di
rumah serta lama kontrol luka
29. Mencatat tindakan yang telah dilakukan

6. Hal – Hal ALAT


1. Sarung tangan steril
Yang
2. Sarung tangan bersih
Diperlukan 3. Set alat bedah minor, berisi pinset anatomis dan sirurgik, needle
holder, klam lurus, klam bengkok, gunting jaringan, bisturi, skapel,
duk steril
4. Benang jahit steril dan jarum jahit steril
5. Kassa steril
6. Cairan normal saline (NaCl 0.9%)
7. Cairan antiseptik
8. Korentang steril dan tempatnya
9. Obat anastesi (lidokain 2%)
10. Plester
11. Gunting plester
12. Kom steril
13. Bengkok/ nierbekken
14. Plaster
15. Lampu tindakan
16. Perlak atau pengalas
17. Sufratul atau salep antibiotic Larutan H2O2

18. Bagan Alir


19. Unit Terkait Ruang Tindakan

20. Dokumen Rekam Medis


Terkait

21. Rekaman Tanggal mulai


NO Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan
Historia
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai