Anda di halaman 1dari 5

VULNUS LACERATUM

No. Dokumen :
No. Revisi : 01
SOP Tanggal Terbit : 1 juli 2021
Halaman :

UPT Ns. Suryo Anom Saputro, S.Kep


PUSKESMAS Nip.19801204 200701 1 001
TAMBANG
1. Pengertian Vulnus atau lukaadalah hilang atau rusaknya sebagian kontinuitas jaringan yang dapat
disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, sengatan listrik, ledakan,
ataupun gigitan hewan serta zat kimia.
Vulnus laseratum merupakan luka terbuka yang terjadi akibat kekerasan tumpul yang kuat
sehingga mempengaruhi elastisitas kulit atau otot dengan tepi yang tidak rata atau teratur
2. Tujuan Sebagai Pedoman kerja bagi petugas medis / paramedis dalam melakukan pelayanan
penanganan Vulnus Laceratum
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pemberian
Layanan Klinis.
4. Referensi 1 J.E. Hall. Guyton Dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 12. EGC. Jakarta.
2014.
2. Mohlan, Robert. Diagnosis Fisik (terjemahan). EGC. Jakarta. 1981.
5. Prosedur
ALAT

1. Sarung tangan steril


2. Sarung tangan bersih
3. Set alat bedah minor, berisi pinset anatomis dan sirurgik, needle holder, klam lurus,
klam bengkok, gunting jaringan, bisturi, skapel, duk steril
4. Benang jahit steril dan jarum jahit steril
5. Kassa steril
6. Cairan normal saline (NaCl 0.9%)
7. Cairan antiseptik
8. Korentang steril dan tempatnya
9. Obat anastesi (lidokain 2%)
10. Plester
11. Gunting plester
12. Kom steril
13. Bengkok/ nierbekken
14. Plaster
15. Lampu tindakan
16. Perlak atau pengalas
17. Sufratul atau salep antibiotik
18. Larutan H2O2
6. Langkah-
1. Jelaskan prosedur mulai dari pembersihkan luka hingga kemungkinan penanganan
langkah
seperti dijahit pada pasien.
2. Minta persetujuan menangani luka pada pasien dan atau keluarga
3. Siapkan alat dan bahan
4. Petugas mencuci tangan dan kenakan sarung tangan bersih
5. Bebaskan area sekitar luka dari pakaian yang menghalangi, tempatkan perlak dan
bengkok di bawah area luka.
6. Irigasi luka atau cuci luka dengan menggunakan cairan normal saline, untuk
membuang jaringan mati dan benda asing, sehingga akan mempercepat
penyembuhan. Jika perlu lakukan dengan bantuan kasa steril. Lakukan secara
sistematis dari lapisan superfisial ke lapisan yang lebih dalam.
7. Beri antiseptik (alkohol 70 %, betadine, obat merah dan lain-lain) pada luka. Jika
luka kotor maka dapat dibersihkan menggunakan larutah H2O2 atau perhidrol 10 %.
8. Nilai besarnya luka, usahakan membersihkan luka sebersih mungkin, dengan
menggunakan pinset, kasa dan cairan antiseptik. Jika saat diberi antiseptik masih
ada perdarahan aktif maka, lakukan penekanan pada daerah luka dengan kasa
selama beberapa saat.
9. Apabila dari penilaian luka membutuhkan jahitan baik untuk menghentikan
perdarahan, maka dilakukan prosedur jahit atau hecting dilakukan mulai dari tempat
dengan perdarahan yang aktif.
10. Minta perawat atau asisten menyalakan dan mengarahkan lampu tindakan ke arah
tempat yang akan dijahit, ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril.
11. Berikan suntikan obat anestesi pada sekitar luka.
12. Cek apakah obat anestesi telah bekerja, dapat dengan menggunakan pinset
13. Tutup luka dengan duk steril, hingga hanya tempat yang akan dijahit yang terlihat.
14. Rapikan tepian dan jaringan yang dinilai dapat mengganggu proses penyembuan
luka dengan menggunting mengunakan gunting jaringan
15. Pilih jarum dan benang yang sesuai dengan luka yang ada, tergantung dalamnya
luka.
16. Pasang benang dan jarum jahit pada needle holder lalu pegang needle holder dengan
tangan dominan dan pinset pada tangan yang lain. Jika perdarahan mengganggu
proses hecting perawat 2 atau asisten dapat membantu dengan menyeka darah dari
luka.
17. Lakukan jahitan luar dan dalam jika luka dinilai dalam, gunakan benang absorbable
(dapat diserap) untuk jahitan dalam dan non absorbable untuk jahitan luar.
18. Memilih teknik jahitan yang akan dipakai sesuai dengan penilaian kondisi luka.
19. Lanjutkan jahitan luka sampai luka tertutup. Sebagai catatan jika luka dinilai bersih
dan diyakini tidak mengalami infeksi serta berumur kurang dari 6 jam boleh dijahit
primer atau rapat, sedangkan luka yang terkontaminasi berat dan atau dinilai tidak
bersih dapat dilakukan jahitan situasional sambil diobervasi 2-3 hari ke depan.
20. Bersihkan kembali area jahitan dengan antiseptik dan nilai serta rapikan luka
jahitan.
21. Cek apakah masih ada perdarahan dan apakah jahitan telah rapi. Jika perlu maka
jahitan dapat ditambahkan hingga perdarahan teratasi atau jahitan rapi.
22. Lepas duk steril.
23. Tutup luka jahitan dengan sufratul atau salep antibiotik Apabila tidak membutuhkan
jahitan setelah diberikan cairan antibiotik dan dibersihkan langsung ditutup dengan
sufratul / salep antibioik.
24. Lalu tutup dengan kasa dan plaster.
25. Rapikan kembali pasien dan alat-alat yang digunakan.
26. Petugas membuka sarung tangan dan mencuci tangan.
27. Tanyakan keadaan pasien dan memberikan cara perawatan luka di rumah serta lama
kontrol luka
28. Mencatat tindakan yang telah dilakukan
29. Hal – hal yang
perlu
diperhatikan

30. Unit terkait Ruang Tindakan

31. Dokumen Rekam Medis


Terkait

32. Rekam historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai


perubahan diberlakukan
1 Nama UPTD Puskesmas Tambang 1 Juli 2021
Puskesmas menjadi UPT Puskesmas Tambang
2 Nama Kepala Masril SKM,MKes menjadi 1 Juli 2021
Puskesmas Ns Suryo Anom Saputro S.Kep
VULNUS LACERATUM
No. Dokumen :
No. Revisi : 01
DAFTAR Tanggal Terbit : 1 juli 2021
TILIK Halaman :1

UPT Ns. Suryo Anom Saputro, S.Kep


PUSKESMAS Nip.19801204 200701 1 001
TAMBANG

NO KEGIATAN YA TIDAK TIDAK


BERLAKU
1.
Apakah petugas menjelaskan prosedur mulai dari
pembersihkan luka hingga kemungkinan penanganan seperti
dijahit pada pasien?
2.
Apakah petugas meminta persetujuan menangani luka pada
pasien dan atau keluarga?
3.
Apakah petugas menyiapkan alat dan bahan?
4. Apakah petugas mencuci tangan dan kenakan sarung tangan
bersih?

5. Apakah petugas membebaskan area sekitar luka dari pakaian


yang menghalangi, tempatkan perlak dan bengkok di bawah
area luka?

6.
Apakah petugas mengirigasi luka atau mencuci luka dengan
menggunakan cairan normal saline, untuk membuang jaringan
mati dan benda asing, sehingga akan mempercepat
penyembuhan. Apakah menggunakan kasa steril? Apakah
dilakukan secara sistematis dari lapisan superfisial ke lapisan
yang lebih dalam?
7.
Apakah petugas memberi antiseptik (alkohol 70 %, betadine,
obat merah dan lain-lain) pada luka. Pada luka kotor apakah
dibersihkan menggunakan larutah H2O2 atau perhidrol 10 %?
8.
Apakah petugas menilai besarnya luka, membersihkan luka
sebersih mungkin, dengan menggunakan pinset, kasa dan
cairan antiseptik. Jika saat diberi antiseptik apakah masih ada
perdarahan aktif, jika ada apakah di lakukan penekanan pada
daerah luka dengan kasa selama beberapa saat?
9.
Apakah petugas melakukan penilaian luka untuk menentukan
apakah luka membutuhkan jahitan untuk menghentikan
perdarahan?
10.
Apakah petugas meminta perawat atau asisten menyalakan
dan mengarahkan lampu tindakan ke arah tempat yang akan
dijahit, ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril?
11.
Apakah petugas memberikan suntikan obat anestesi pada
sekitar luka?
12.
Apakah petugas mengecek apakah obat anestesi telah bekerja
dengan menggunakan pinset?
13.
Apakah petugas menutup luka dengan duk steril, hingga
hanya tempat yang akan dijahit yang terlihat?
14.
Apakah petugas merapikan tepian dan jaringan yang dinilai
dapat mengganggu proses penyembuan luka dengan
menggunting mengunakan gunting jaringan?
15.
Apakah petugas memilih jarum dan benang yang sesuai
dengan luka yang ada, tergantung dalamnya luka?
16.
Apakah petugas memasang benang dan jarum jahit pada
needle holder lalu pegang needle holder dengan tangan
dominan dan pinset pada tangan yang lain. Jika perdarahan
mengganggu proses hecting perawat 2 atau asisten dapat
membantu dengan menyeka darah dari luka?
17.
Apakah petugas melakukan jahitan luar dan dalam jika luka
dinilai dalam, apakah menggunakan benang absorbable (dapat
diserap) untuk jahitan dalam dan non absorbable untuk jahitan
luar?
18.
Apakah petugas memilih teknik jahitan yang akan dipakai
sesuai dengan penilaian kondisi luka?
19.
Apakah petugas melanjutkan jahitan luka sampai luka
tertutup?
20.
Apakah petugas membersihkan kembali area jahitan dengan
antiseptik dan nilai serta rapikan luka jahitan?
21.
Apakah petugas mengecek apakah masih ada perdarahan dan
apakah jahitan telah rapi?
22.
Apakah petugas melepas duk steril?
23.
Apakah petugas menutup luka jahitan dengan sufratul atau
salep antibiotik? Apakah jahitan setelah diberikan cairan
antibiotik dan dibersihkan langsung ditutup dengan sufratul /
salep antibioik?
24.
Apakah petugas menutup luka dengan kasa dan plaster?
25.
Apakah petugas merapikan kembali pasien dan alat-alat yang
digunakan?
26.
Apakah petugas membuka sarung tangan dan mencuci tangan?
27.
Apakah petugas menanyakan keadaan pasien dan memberikan
cara perawatan luka di rumah serta lama kontrol luka?
28.
Apakah petugas mencatat tindakan yang telah dilakukan?
Jumlah
Compliance rate (CR)

Anda mungkin juga menyukai