Anda di halaman 1dari 3

PERKEMBANGAN AGRIBISNIS LIMBAH LIDI KELAPA

SAWIT SEBAGAI BISNIS MASYARAKAT LOKAL


KABUPATEN ROKAN HILIR, RIAU

I. Deskripsi
Produk kerajinan Indonesia memang selalu memberikan nuansa keindahan
yang beragam ditiap berbagai daerah. Berbagai macam bahan yang digunakan
juga mempengaruhi hasil akhir dari suatu produk kerajinan. Mulai dari bahan daur
ulang, bahan yang terbuat dari alam, ataupun bahan yang relative murah hingga
bahan yang mahal pun dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan
kerajinan.
Mengingat bahwasanya Riau sebagai daerah kawasan gambut, kini memiliki
kebun kelapa sawit yang luas, hingga tahun 2018 luas kebun kelapa sawit di Riau
mencapai 2 juta hektar lebih (Pekanbaru.tribunnews.com, 2019). Berdasarkan
data dari Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP)
Riau, luas kebun kelapa sawit di Riau tahun 2018 tercatat seluas 2.424.545. Luas
kebun kelapa sawit yang ada ini, lebih dari seperampat luas Provinsi Riau secara
keseluruhan yang hanya 8,7 juta hektar lebih. Kebun kelapa sawit seluas ini terdiri
dari kebun kelapa sawit milik masyarakat dan milik perusahaan. Namun, luas
kebun kelapa sawit milik masyarakat jumlahnya sangat kecil bila dibandingkan
dengan kebun milik perusahaan. Ada ratusan perusahaan pemilik kebun kelapa
sawit di Riau, baik level nasional maupun perusahaan level internasional. Kebun
kelapa sawit terluas berdasarkan data tersebut berada di Kabupaten Rokan Hulu
dengan luas 422.861 hektar. Disusul di Kampar seluas 416.393 hektar, di
Pelalawan seluas 306. 977 hektar, di Rokan Hilir seluas 281.474 hektar, di Siak
seluas 288.362 hektar, di Inhil seluas 228.052 hektar, dan di Bengkalis seluas
183.687 hektar.
Lidi kelapa sawit adalah salah satu bahan pokok yang akan dimanfaatkan
dalam membuat berbagai macam produk kerajinan yang memiliki nilai fungsi.
Bahan baku lidi sengaja dipilih karena banyaknya limbah pelepah sawit dan lidi
kelapa sawit yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat setempat khususnya
daerah Kab. Rokan hilir, Riau. Lidi kelapa sawit sebelumnya hanya digunakan
sebagai sapu dan dijadikan limbah. Oleh karena itu masyarakat lokal mencoba
memanfaatkan lidi kelapa sawit ini menjadi suatu bisnis lidi kelapa sawit yang
akan di impor di dalam negeri. Salah satu ekspor bahan baku di lakukan di
Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang nantinya akan menjadi produk kerajinan
yang memiliki nilai fungsi dan estetis. Selain mudah didapatkan lidi kelapa sawit
ini juga memiliki nilai lebih dibandingkan lidi kelapa. Lidi kelapa sawit lebih kuat
dan tidak mudah patah, warna lidi kelapa sawit lebih hijau. Sedangkan lidi kelapa
warnanya semakin lama semakin coklat kehitaman. Ukuran lidi kelapa sawit lebih
kecil jika ditenun akan menghasilkan tekstuk yang halus. Teknik yang digunakan
dalam membuat produk kerajinan lidi kelapa sawit ini yaitu teknik tenun ATBM.
Warga lokal Rokan Hilir yang tinggal di sekitar perkebunan negeri maupun
swasta sudah mulai berbisnis lidi kelapa sawit. Lidi kini telah menjadi lahan
bisnis yang potensial, tidak lagi sebatas untuk bahan baku pembuatan sapu
rumahan.Tak heran bila harga jualnya sampai saat ini berkisar Rp 2.000 per
kilogram di pengumpul.
Dilihat dari segi bahan baku yang mudah didapat produksi bahan baku
pembuatan kerajinan ini ibu-ibu rumah tangga lokal Kab. Rokan Hilir mampu
menghasilkan 100 – 300 kg/orang. Pengumpul lidi sebagai agen pembeli lidi
kelapa sawit akan datang dalam kurun waktu seminggu sekali untuk
mengumpulkannya lidi kelapa sawit di berbagai daerah atau tempat pengumpul
lidi kelapa sawit. Agen pengumpul lidi kelapa sawit ini akan mengekspor sesuai
permintaan pengimpor.
Melihat perkembangan bisnis limbah kelapa sawit di Kab.Rokan Hilir ini
berkembang pesat pemerintah Riau juga ikut mendukung kegiatan bisnis tersebut.
Berdasarkan Sumatra bisnis.com 2018 tahun lalu di kota Pekanbaru 4-7 April
2018 kementerian Perindustrian menggelar pelatihan mengolah limbah lidi sawit
menjadi kerajinan bernilai tinggi dan memenuhi pasar ekspor. Pelatihan ini diikuti
masyarakat dari berbagai kabupaten yang memiliki perkebunan sawit cukup luas -
Bisnis/Arif Gunawan

Anda mungkin juga menyukai