Abstrak
Pernikahan usia dini masih marak dilakukan remaja dan terjadi dibeberapa daerah di
Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi pernikahan dini diantaranya ekonomi, kehendak orang
tua, agama, hamil diluar nikah. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia pernikahan
pertama ibu dengan keinginan sendiri pernikahan dini anak perempuannya. Populasi adalah wanita
yang menikah dini pada umur kurang dari 21 tahun dan pada saat penelitian berusia kurang atau sama
dengan 27 tahun. Penelitian di 3 provinsi, yaitu Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Tengah dan
Gorontalo dengan mempertimbangkan kewilayahan serta ASFR 15 -19 Tahun yang tertinggi
berdasarkan data Susenas Tahun 2015. Metode analisis yang digunakan dalam studi ini adalah analisis
deskriptif (univariat dan bivariat) dan analisis inferensial (multivariat) menggunakan model regresi
logistik biner. Analisis data menggunakan perangkat lunak stata. Kesimpulan dari studi ini, secara
deskriptif ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu tergolong rendah dengan anaknya yang rendah
juga memungkinkan adanya transfer pengetahuan dan pengalaman dalam hal pengasuhan terhadap
anak perempuannya. Keinginan yang didasari dari sendiri untuk melakukan pernikahan dini
tergolong tinggi yaitu sebesar 80 persen. Alasan sudah hamil sebelum menikah 10 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa mereka melakukan pernikahan dini karena sudah berhubungan seks di usia
remaja. Secara statistik ibu yang tinggal bersama anak yang sudah menikah mempunyai peluang
bermakna berhubungan dengan keinginan anak perempuannya akan menikah dini 0,4 kali (OR 0.4,
95%CI 0.23 - 0.84; p-value 0.012) sedangkan ibu yang jumlah anak lebih dari dua memiliki peluang
2,8 kali (OR 2.8, 95%CI 1.01 - 8.02; p-value 0.047) anak perempuanya untuk menikah dini
berdasarkan keinginan sendiri.
Kata Kunci: Pernikahan usia dini, Usia kawin pertama, Remaja, Keinginan menikah dini
Total target sampel yang direncanakan manusia, tentunya merupakan hal yang sangat
sebesar 519 responden wanita dan orang esensial bagi setiap kehidupan seseorang.
tuanya sesuai dengan perhitungan rumus Meskipun hal tersebut tidak bisa dijadikan alat
slovin, tetapi karena beberapa daerah yang ukur tinggi rendahnya derajat seseorang,
sulit dijangkau terutama Kabupaten Gunung namun pendidikan layak dan mampu melatih
Mas di Kalimantan Tengah maka capaian pola pikir seseorang menjadi lebih berderajat
target menjadi 87 persen setelah melalui dan untuk mengetahui mana yang benar dan
proses analisis dan cleaning. Selain itu jumlah mana yang salah (Ilma, N 2015). Tingkat
sampel wanita yang ada orang tua pendidikan responden wanita di ketiga
perempuanya untuk di wawancara dari 452 provinsi baik Kepulauan Bangka Belitung,
responden hanya 432 wanita yang bisa Kalimantan Tengah dan Gorontalo bervariasi
diwawancara bersama orangtuanya, sisanya dan dibagi menjadi 3 kategori yaitu rendah,
karena alasan tinggal tidak pada satu wilayah menegah dan tinggi.
serta alasan lainnya.
Pendidikan merupakan faktor penting
karena sebagai sarana dalam pembangunan
60 54.7
50 45.8
36.7 35.6
40 32.2
27.7
30 21.9 21.3 24
20
10
0
Kep. Bangka Belitung Kalimantan Tengah Gorontalo
n %
Tabel 5 Karakteristik Responden berdasarkan Usia.Sosial Demografi,status tempat Tinggal dan Tingkat
Pendidikan
Tabel 6. kesalahan baku (S.E.), rasio kecenderungan (exp(β) Estimasi parameter (β) dan Confident Interval
model regresi logistik untuk Hubungan Usia Pernikahan Pertama Ibu dengan Keinginan Pernikahan Dini
Anak Perempuannya, Penelitian Pernikahan Dini di Indonesia 2017
Variabel Kategori S.E Sig exp [β] 95% CI
Usia Penikahan
>= 21 Tahun 1 1 1
Pertama Ibu
< 21 Tahun .4641812 1.48 0.138 1.556417 0.8674933 - 2.792453
Sosial Demografi
Tingkat
Rendah 1 1 1
Pendidikan Ibu
Menengah .2761262 -0.45 0.651 0.8656223 0.463236 - 1.617538
Tinggi .208667 -1.74 0.082 0.4283182 0.1648467 - 1.112892