Anda di halaman 1dari 28

Departemen Obstetri dan Ginekologi

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

REFERAT
CEPHALOPELVIC DISPROPORTION

RACHEL MADAI

BAB I
PENDAHULUAN
Secara global 80% kematian ibu Maps
tergolong pada kematian ibu
langsung dengan penyebab yaitu
perdarahan 25%, infeksi dan
sepsis 15%, hipertensi dalam
kehamilan 12%, abortus 13%,
distosia (persalinan lama) 8%, dan
sebab langsung yang lain 8%
Angka kematian ibu di Indonesia:
305/100.000 kelahiran hidup
(Kemenkes, 2015)

3
PENDAHULUAN
2
Distosia (persalinan lama) menurut ACOG
dibagi menjadi tiga yaitu kelainan kekuatan
(power), kelainan janin (passenger), dan
kelainan jalan lahir (passage).

Sekitar 30% ibu dengan persalinan lama


mengalami disproporsi sefalopelvik
(cephalopelvic disproportion).
PENDAHULUAN
3
Disproporsi kepala panggul adalah akibat
dari panggul sempit, ukuran kepala janin
yang besar, ataupun kombinasinya.

Setiap penyempitan diameter panggul


yang mengurangi kapasitas pelvis dapat
mengakibatkan distosia selama persalinan
PENDAHULUAN
4
Bahaya pada ibu: ruptur uteri, dehidrasi,
asidosis, dan infeksi intrapartum, serta
resiko terjadinya fistula vesikoservikalis,
vesikovaginalis, atau rektovaginalis

Bahaya pada janin: fraktur pada os


parietalis janin, dan bahkan kematian
perinatal.
PENDAHULUAN
5
Pengetahuan yang baik tentang
disproporsi kepala panggul ini sepatutnya
dimiliki oleh setiap dokter muda sebagai
bekal dalam praktek kedokteran umum
agar dapat mengambil keputusan dan
penatalaksanaan yang tepat.

BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
6
Disproporsi sefalopelvik adalah
keadaan yang menggambarkan
ketidaksesuaian antara kepala janin dan
panggul ibu sehingga janin tidak dapat
keluar melalui vagina. Disproporsi
sefalopelvik disebabkan oleh panggul
sempit, janin yang besar ataupun
kelainan posisi dan presentasi
ANATOMI PANGGUL
7
ANATOMI PINTU ATAS PANGGUL
8
PAP dibentuk oleh:
promontorium os sacrum di
bagian posterior, linea
illiopectinea (linea terminalis dan
pectin os pubis) di lateral, dan
pinggir atas symfisis os pubis.

Terdapat 4 diameter pada PAP:


diameter anteroposterior,
diameter transversa, dan 2
diameter oblikua
ANATOMI PINTU ATAS PANGGUL
9 Diameter anteroposterior (konjugata vera,
panjang ± 11cm ): Tidak dapat diukur secara
klinik pada pemeriksaan fisik. Secara klinik dapat
diukur konjugata diagonalis, CV = CD-1,5, bila
kita tidak dapat meraba promontorium maka
pasti ukuran konjugata vera itu normal.

Diameter transversa: diameter terpanjang kiri-


kanan PAP. (panjang ±12,5-13 cm)

Diameter oblikua: jarak dari sendi sakroiliaka


satu sisi sampai tonjolan pektineal sisi
kontralateralnya (panjang ±13 cm).
ANATOMI PANGGUL TENGAH
10
Bagian tersempit panggul terdapat pada
panggul tengah di mana terdapat
penyempitan dalam ukuran melintang
setinggi kedua spina iskiadika (diameter
interspinosum N ≥10 cm).

Karena pada bagian di bawah PAP


mempunyai ukuran melintang yang lebar
sementara menyempit pada bagian
tengah panggul maka janin mengadakan
penyesuaian dengan melakukan putaran
paksi dalam.
ANATOMI PINTU BAWAH PANGGUL
11
PBP dibentuk oleh dua segitiga yang
bersekutu pada bagian alasnya yakni (1)
trigonum urogenital: bidang yang dibentuk
oleh alas dengan puncaknya di tepi bawah
simfisis pubis, (2) trigonum anale: bidang
yang dibentuk oleh alas dengan puncaknya
di os koksigeus.

Diameter transversa PBP (distansia


intertuberosum): N = 11 cm.

Diameter anteroposterior PBP: jarak


antara ujung os koksigeus sampai ke pinggir
bawah simfisis os pubis. N = 9,5-11,5 cm)
PANGGUL SEMPIT
12
Panggul ini digolongkan menjadi empat, yaitu:
Kelainan karena gangguan pertumbuhan intrauterine: panggul
Naegele, panggul Robert, split pelvis, panggul asimilasi.

Kelainan karena kelainan tulang dan/ sendi: rakitis, osteomalasia,


neoplasma, fraktur, atrofi, nekrosis, penyakit pada sendi sakroiliaka
dan sendi sakrokoksigea.

Kelainan panggul karena kelainan tulang belakang: kifosis,


skoliosis, spondilolistesis.

Kelainan panggul karena kelainan pada kaki: koksitis, luksasio


koksa, atrofi atau kelumpuhan satu kaki.
PENYEMPITAN PINTU ATAS PANGGUL
13
Pintu atas panggul dianggap
sempit apabila diameter
anterioposterior terpendeknya
(konjugata vera) < 10cm atau jika
diameter transversal <12 cm.

Diameter biparietal janin berukuran


9,5-9,8 cm, sehingga sangat sulit
bagi janin bila melewati pintu atas
panggul dengan diameter
anteroposterior <10 cm.
PENYEMPITAN PANGGUL TENGAH
14
Kecurigaan klinis
penyempitan panggul
tengah timbul apabila pada
pemeriksaan manual
didapatkan spina ischiadica
yang besar dan menonjol
serta distansia
interspinarum < 9 cm.
PENYEMPITAN PINTU BAWAH PANGGUL
15
Penyempitan pintu bawah
panggul terjadi bila diameter
distantia intertuberosum
berjarak < 8cm.
Penyempitan pintu bawah
panggul biasanya disertai
oleh penyempitan pintu
tengah panggul.
BENTUK PANGGUL
16 Jenis ginekoid (45%). Panjang diameter
AP hampir sama dengan diameter
transversa

Jenis anthropoid (35%). Bentuk lonjong


seperti telur dengan panjang diameter AP
lebih besar dari pada diameter transversa.

Jenis android(15%). Bentuk panggul pria.


Bentuk segitiga dimana panjang diameter
AP hampir sama dengan diameter
transversa, diameter transversa terbesar
terletak di posterior dekat sacrum.

Jenis platypeloid(5%). Panjang diameter


AP lebih kecil daripada diameter
transversa.
ANTROPOMETRI, PRESENTASI, & POSISI JANIN
17 Ukuran diameter kepala bayi yang
menentukan di antaranya:

suboksipito-bregmatikus (9,5 cm): pada


presentasi belakang kepala.
Oksipito-frontalis (11,75 cm): pada
presentasi puncak kepala
Oksipito mentalis (13,5 cm): pada
presentasi dahi
Submento-bregmatikus (9,5 cm): pada
presentasi muka
Biparietalis (9,5 cm): ukuran terbesar
melintang dari kepala
Bitemporalis (8 cm): ukuran antara os
temporal kiri dan kanan
JANIN YANG BESAR
18
Normal berat neonatus pada umumnya 4000
gram dan jarang ada yang melebihi 5000 gram.
Berat badan neonatus lebih dari 4000 gram
dinamakan bayi besar.

Janin besar biasanya juga dapat dijumpai pada


ibu yang mengalami diabetes mellitus,
obesitas), postmaturitas, grande multipara,
kenaikan berat badan selama hamil >20 kg.
JANIN YANG BESAR
19
Rumus McDonal

BBJ = (MD - ) x 155 gram


BBJ = berat badan janin
MD = ukuran Mac Donald dalam cm
Kepala belum masuk Hodge 3 = ( MD – 13)
Kepala di Hodge 3 = ( MD – 12)
Kepala lewat Hodge 3 = (MD – 11)
KELAINAN POSISI, DAN PRESENTASI
Pemeriksaan abdomen Pemeriksaan dalam
20 Malposisi  Bagian bawah perut rata Fontanelle posterior mengarah ke sakrum.
Occipito  Tungkai janin bisa dipalpasi dari anterior Fontanelle anterior mudah diraba karena
posterior  Bunyi denyut jantung terdengar dari adanya defleksi kepala.
samping

Presentasi Dahi  Lebih dari setengah bagian kepala di atas Fontanelle anterior dan lingkarannya teraba.
simfisis pubis
Presentasi Muka  Lekukan teraba antara kepala dan Muka dipalpasi, mulut mudah dibuka. Dagu dan
punggung tulang rahang, bisa dipaipasi.
Presentasi Sungsang  Kepala teraba di bagian atas perut Pantat dan/atau kaki bisa diraba. Mekonium
 Sungsang teraba di bibir panggul kental berwarna gelap pada sungsang bawah
 Bunyi denyut janin terdengar lebih tinggi adalah normal.
dari presentasi kepala
Presentasi Lintang  Kepala atau pantat tidak bisa diraba pada Bahu atau lengan biasanya bisa diraba. Bahu bisa
simfisis pubis dan kepala biasanya teraba dibedakan dari pantat dengan cara meraba iga
di satu sisi
Kelainan Posisi dan Presentasi
TANDA-TANDA DISPROPORSI KEPALA
PANGGUL
21
Pemeriksaan abdomen
Ukuran janin besar ( > 4 kg)
Kepala janin diatas PAP

Pemeriksaan panggul
Serviks mengecil setelah amniotomi
Edema serviks
Kaput tebal
Molase berat
Defleksi kepala (fontanelle anterior mudah dipalpasi)
Asinklitismus (sutura sagital tidak tepat di tengah panggul)
PELVIMETRI
22
Pengukuran panggul (pelvimetri) merupakan salah satu cara untuk
memperoleh keterangan tentang keadaan panggul.

Melalui pelvimetri dalam dengan tangan dapat diperoleh ukuran kasar


pintu atas dan tengah panggul serta memberi gambaran jelas pintu bawah
panggul.
Pelvimetri radiologis dapat memberi gambaran yang jelas dan mempunyai
tingkat ketelitian yang tidak dapat dicapai secara klinis. Pemeriksaan ini
dapat memberikan pengukuran yang tepat dua diameter penting yang
tidak mungkin didapatkan dengan pemeriksaan klinis yaitu diameter
transversal pintu atas dan diameter antar spina iskhiadika. Tetapi
pemeriksaan ini memiliki bahaya pajanan radiasi terutama bagi janin
sehingga jarang dilakukan.
PENATALAKSANAAN
23 Metode Muller Munro Kerr
dilakukan dengan:
Satu tangan memegang
kepala janin dan menekan
kepala ke arah rongga panggul,
sedangkan dua jari tangan
yang lain masuk ke vagina
Tentukan seberapa jauh kepala
mengikuti tekanan tersebut dan
ibu jari yang masuk ke vagina
memeriksa dari luar hubungan
antara kepala dan simfisis.
PENATALAKSANAAN
24
Persalinan percobaan
- Trial of labour
- Test of labour

Sectio cesarea
- Sectio cesarea elektif
-Sectio cesarea sekunder

Simfisiotomi
Kraniotomi dan Kleidotomi
Thanks!

28

Anda mungkin juga menyukai