Anda di halaman 1dari 3

MAKNA SIRAMAN DAN TUJUAN

NGARAS & SIRAMAN


CALON PENGANTIN
MAKNA NGARAS
Kata ngaras berasal dari kata ngara’as (bahasa sunda) artinya menengok atau
mengingat masa lalu, mengenai seseorang, bisa juga berasal dari kata arsy yang artinya
mahluk ciptaan tuhan yang dimulyakan atau di agungkan/ditinggikan derajatnya.
- Ngaras terdiri atas simbol-simbol :
1. Menggendong (Ngais) adalah symbol dari : bahwa anak adalah amanah atau
titipan Allah SWT kepada kedua orang tuanya menjadi kewajiban yang harus
ditunaikan antara lain :
- Diberi nama yang bagus;
- Dicukupi kebutuhannya lahir dan perasaannya;
- Di didik ahlaq, agama dan ilmu pengetahuan;
- Dinikahkan bilamana jodohnya sudah ada.
2. Melepas gendongan (aisan) adalah symbol dari melepas tanggung jawab atas
kewajiban yang diamanahkan Allah SWT, utamanya kecukupan kebutuhan dan
pendidikan ahlaq dan agama.
3. Mencuci kaki kedua orang tua membersihkan (telapak kaki) orang tua.

SIRAMAN
Siraman (Ngibakan) adalah symbol dari membersihkan kotoran lahir dan batin calon
pengantin, dengan air bunga (7 macam/warna) dan air berasal dari 7 tempat/sumber atau
sungai yang telah di do’a kan secara khusus.
Maksudnya adalah siraman tersebut merupakan siraman terakhir dari keluarga ibu,
bapak, nenek, kakek, paman, bibi dan kaka terhadap calon pengantin karena sesudah menikah
anak tersebut harus mandiri/melepas lajang bagi yang bersangkutan.
Tujuannya agar supaya si anak siap untik (disapi & hidup mandiri) tidak lagi
tergantung kepada kedua orang tuanya dan keluarganya dalam menjalankan bahtera rumah
tangganya.

Do’a dari kedua orang tua dan keluarga diharapkan diijabah oleh Allah SWT,
sehingga mendapatkan keluarga yang sakinah mawadah warohmah dan dapat keturunan yang
soleh/solehah serta berbakti kepada kedua orang tuanya.
Siraman pertama oleh ayah sebagai kepala keluarga dalam rumah tangga, disusul oleh
ibunya yang melahirkan, kemudian oleh kakek, nenek, pama, bibi dari kedua belah pihak
(dari ibu + bapak) dan dilanjutkan oleh kakaknya calon pengantin.
Kemudian dipotong rambut oleh bapaknya dan terakhir wudlu dikucurkan bapaknya
oleh penutup.
Dilanjutkan dengan acara lempar sarung atau kain panjang sebanyak 7 lembar sebagai
saweran kepada yang hadir.

Melepas Aisan/Gendongan : Oleh Bapaknya


Gendongan adalah simbol dari ngemban amanah.
Anak adalah titipan atau amanah dari Allah SWT kepada orang tuanya untuk di asuh,
dibesarkn, dididik, dibimbing, diberi petunjuk hingga dewasa.
Hari ini aisan atau gendongan harus dilepas karena sudah tiba saatnya ananda harus
berumahtangga, melaksanakan sunatullah dan sunah rasul SAW. Bukan berarti bapak sama
bunda tidak sayang sama ananda tapi memang sudah tiba waktunya ananda harus hidup
berumah tangga. Bapak dan ibu melepas dengan do’a, semoga ananda dalam membina rumah
tangga bisa hidup tentram, damai, bahagia dan sejahtera sakinah mawadah warrahmah amin.
Dengan ucapan bismillahirrahmanirrahim.
Ananda Lusy sebelum ananda mencuci kaki kedua orang tua ananda, ananda lusy tetap duduk
bersimpu di depan kedua orang tua.Mereka adalah orang yang sangat berjasa dalam
kehidupan ananda Lusy.
Ibumu yang mengandungmu, melahirkanmu, menyusuimu dan membesarkanmu dari
bayi sampai sekarang setiap tetes air susunya, itu adalah darah dagingmu. Dan setiap langkah
dan tetesan keringat bapakmu adalah pengorbanan yang harus dihargai olehmu ananda.
Olehkarena itu ananda wajib menghargai, mengasihi dan menyayangi mereka seperti mereka
menyayangi engkau di waktu kecil, harumkanlah namanya, jungjung tinggilah martabatnya,
Indung tunggul rahayu bapa tangkal darajat, rido Allah rido orang tua murka Allah
murka orang tua.

Mencuci kaki
- Cuci kaki dulu kakinya bunda kaerna surge anak berada di bawah telapak kaki
ibunya.
Cuci dengan air bunga yang sudah di do’a kan, maksudnya adalah dibersihkan
lahirnya dan juga hatinya seorang ibu dan bapaknya agar ikhlas dan rido
memaafkan kesalahan dan kehilafan ananda selama hidup bersama orang tua.

Sungkem (Munjungan)
- Calon pengantin tetap duduk bersimpuh (emok) sambil menundukan kepala ke
pangkuan ibunya sambil menyampaikan permohonan maaf dan mohon do’a restu
dari kedua orang tuanya bahwa dirinya akan menikah dengan laki-laki atau
perempuan pilihannya tanpa paksaan.

Anda mungkin juga menyukai