MATERI PRAKTIKUM :
Layer 3 IP Address
INSTRUKTUR
Indar Bismoko, S.Pd.
TANGGAL:
NAMA 1. 2.
DASAR TEORI
1
Konsep Dasar IP Address dan Tata Cara Pengalamatannya
Sebagai orang awam, sudah cukuplah kalau cuma tau bahwa IP Address itu adalah alamat IP.
Fungsinya sebagai alamat komputer. Cara mengatur dan melihatnya bisa dari network manager
di komputer.
Nah kita sebagai orang IT, apalagi network engineer, harus benar-benar paham tentang IP
Address. Pemahamannya harus sampai ke bagaimana teknik pengalamatan IP Address yang
efektif dan efisien di network yang kita kelola.
Sebelum kita bahas mengenai IP Address, kita bahas dulu IP nya. Karena IP adalah
protocolnya. Saya ingatkan lagi mengenai konsep TCP/IP yang sudah kita pelajari di
bab networking model.
Kira-kira tugas internet layer atau network layer adalah seperti ini:
Karena… internet protocol yang tau sistem interkoneksi di sebuah jaringan. Kan tiap
perangkat yang terhubung di jaringan, punya alamat.
Setiap packet yang diterima/dikirim, diperiksa dulu alamatnya, kalau tujuannya adalah
perangkat lain. Maka dilihat tabel routing, dan dipilih jalur mana yang paling baik.
Kalau alamatnya adalah perangkat itu sendiri, maka dienkapsulasi menjadi PDU layer
bawahnya, hingga sampai ke bits.
💡 Salah satu fungsi loopback dikatakan untuk memeriksa TCP/IP stack. Karena packet
tersebut dienkapsulasi dan diproses untuk dirinya sendiri.
2
Jadi, bahasan IP address kita sekarang adalah bagian kecil dari network layer dan internet
protocol.
Serius, kamu harus sudah memahami materi tcp/ip kalau mau benar-benar memahami IP
Address.
#2. IP Header
Tiap layer di TCP/IP memiliki protocol (y), dan setiap protocol tersebut memiliki header,
termasuk Internet Protocol. Berikut header IPv4:
duh.. banyak.
Tenang.. untuk saat ini, sebagian besar engga perlu diambil pusing. Cukup yang saya warnai
abu-abu saja, protocol, source address, dan destination address. Sisanya cuekin aja
gapapa.
Namun untuk menghindari gap, dibawah akan saya jelaskan satu persatu fieldnya. Bisa
diskip kok, atau anggap saja bonus
(ngomong-ngomong, penjelasan ini engga kamu temukan di buku-buku CCNA, ‘untuk saat
ini’)
Misal field version, ukurannya 4 bit — dan keseluruhan IP Header memiliki ukuran 32 bit
atau sama dengan 4 byte.
Oke, tambah satu lagi prerequisites. Kamu harus sudah paham mengenai bit number, atau
bilangan biner serta bagaimana mengkonversi bilangan biner ke desimal.
a. Version Field
1. Versi 4 (IPv4)
2. Versi 6 (IPv6)
Tapi yang kita bahas sekarang hanya IPv4. Ini IP packet yang saya capture menggunakan
wireshark:
Kamu juga bisa mempraktekkan ini, cukup gunakan wireshark dan do your stuff. Sebenarnya
masih ada satu lagi sih versi IP, buat kamu yang mungkin pernah bertanya-tanya, ada IPv4,
ada IPv6.
3
Lantas kemana perginya IPv5?
Di jaringan komputer engga ada pemahaman mistik seperti nomer lift yang (biasanya engga
ada lantai 13). Jadi bukan karena angka keramat ya.
IPv5 sudah pernah dikembangkan, namun peruntukannya tidak seperti layaknya IPv4 dan
IPv6, melainkan untuk kebutuhan real-time media. Oleh karena itu, IPv5 disebut Internet
Stream Protocol.
Selain nilai 4 (0100) dan 6 (0110), field version juga bisa bernilai 5 (RFC1700) — Internet
Stream Protocol, fungsinya untuk menyediakan QOS untuk multimedia real-time.
Jadi, ada keadaan dimana IPv5 ini dienkapsulasi didalam IPv4. Saat mentransfer data ‘biasa’,
digunakan IPv4. Namun saat pertukaran media ‘real-time’, digunakan IPv5.
… dah, kita fokus ke IPv4 saja. Oh ya, ingat baik-baik struktur IP header dan capturenya
diatas.
Field Internet Header Length menunjukkan panjang IPv4 header dalam 32-bit words. Misal
field IHL nya adalah 5 (0101), berarti panjang headernya 5 x 32 = 160bits, atau 4 bytes.
Nilai minimum IHL adalah 5 atau 20 bytes, tidak termasuk field option dan padding. Jika
kedua field ini muncul, nilai field bisa bertambah lagi — minimum 20 byte (lagi) dan
maksimum 60 byte.
Mulai pusing?
Kalau kamu pernah belajar assembly, maka sering menggunakan unit word sebagai bilangan.
Karena peruntukan bahasa tersebut lebih ke prosesor, begitu juga IHL, pengaruhnya lebih
mengarah ke prosesor.
Size field IHL hanya 4 bit. Untuk mendefinisikan panjang IP header yang lebih dari 4 bit,
maka digunakan 32-bit word untuk nilai setiap bitnya (nilai 1 sama dengan kelipatan 32
(ukuran IP header).
Nah kalau di IPv6, tidak ada field IHL. Karena length nya fixed. Sehingga lebih efisien
prosesingnya. Lalu field options – data tadi, diganti dengan field ekstention header.
4
c. Type of Service (ToS) Field
Bahasan ToS sangat kompleks, dan masih jauh dari materi kita saat ini. Pahami saja bahwa
ToS ini ada di IP header. Nilainya nanti akan mempengaruhi QoS (quality of service).
Intinya ToS dan QoS menentukan perlakuan terhadap suatu ip packet. Jika ada beberapa
packet diantrian yang mau dikirimkan ke salah satu interface, ToS mempengaruhi yang mana
lebih prioritas.
Total length field menunjukkan ukuran keseluruhan ip packet beserta data (payload), dalam
ukuran byte. Jika ip packet dienkapsulasi di layer bawahnya kan kira-kira seperti ini:
Diatas sudah saya sertakan [Data] di IP header. Nah panjang data ini variable, tidak fixed.
Misal total lengthnya adalah 84 seperti diatas, sedang IHL kan 20 byte (tanpa data), berarti
dari sini kita tahu nilai data tersebut adalah 64 byte.
Ukuran IPv4 total length adalah 16 bit field. Berarti ukuran packet di IPv4 bisa sampai
65,355 byte. Namun pada kenyataanya tidak bisa sampai segitu karena keterbatasan MTU.
Mengenai MTU akan kita bahas di lain kesempatan karena materi ini berkaitan dengan
fragmentation. (Barangkali kamu pernah testing MTU dengan mengirim packet size sekian +
option don’t fragment, ini dia)
Dalam transmisi packet, ada batasan waktu yang dibuat. Tujuannya agar packet tersebut
engga terus-terusan berjalan, yang akhirnya menyebabkan loop. Batasan ini dinamakan TTL
atau Hop Limits.
Nilai field tersebut menunjukkan seconds, berarti TTL 255 sama dengan 4.25 menit.
Saya lebih suka menyebutnya hop limits, karena dalam praktiknya nilai tersebut berkurang 1
setiap kali packet diterima. Bukan dalam hitungan detik/menit.
Jika nilai TTL mencapai 0, maka source packet akan menerima pesan ICMP exceeded
message (artinya packet tersebut kadaluarsa), usang di perjalanan.
Nilai TTL juga beragam, contoh diatas ketika saya mengirim ICMP dari komputer (linux) ke
router (cisco), nilainya 255. Nilai TTL di http beda lagi. Juga setiap OS, memiliki nilai TTL
berbeda.
d. Protocol Field
5
Protocol field berisi nilai untuk mengindikasikan protocol yang dibawa di data ip IP Packet.
Protocolnya bisa TCP Protocol atau UDP protocol (layer atasnya), atau IP protocol (layernya
sendiri).
Ingat, salah satu karakteristik IP yaitu connectionless, artinya tidak ada setup connection.
Jika ingin mentransport data, maka IP menggunakan protocol transport UDP atau TCP.
Saya sudah memberi gambar capture ip packet wireshark beberapa kali di atas. Coba
perhatikan, ada yang protocolnya berisi nilai 6, berarti TCP, seperti HTTP.
Bisa juga berisi nilai 17, berarti UDP, contohnya DNS atau DHCP. Juga ada yang berisi nilai
1 (yaitu ICMP). Ingat yah, ICMP adalah Internet Protocol, bukan TCP, juga bukan UDP.
Penomoran protocol TCP, UDP, dan IP dispesifikan di RFC 1700, kemudian digantikan
dengan database dibawah naungan IANA (Internet Assigned Number Authority).
ICMP 1
IP in IP tunneling 4
TCP 6
UDP 17
EIGRP 88
OSPF 89
6
IPv6 41
GRE 47
Diatas adalah protocol number yang sering muncul di protocol field, atau selengkapnya
bisa kamu buka di laman assigned internet protocol number – IANA.
Sedangkan port number yang berada di layer transport (TCP dan UDP), bisa kamu lihat
listnya disini: (lengkap, mulai official dari IANA sampai proprietary vendor).
Field checksum berukuran 16 bit, fungsinya untuk memproteksi ip packet agar tidak corrupt
di perjalanan.
Tiap router akan memeriksa field checksum, jika fail maka packet akan didiscard.
Dari capture diatas kelihatan kalau “verification disabled”, sebenernya ini dari pengaturan
wireshark saya (default sejak versi sekian). Silakan baca disini mengenai alasannya.
Source address adalah alamat sumber packet, dan destination address adalah alamat tujuan
packet. Kedua field ini ukurannya adalah 32 bit. Dengan kata lain, ukuran IP Address versi 4
adalah 32 bit.
Kenapa angka ini ukurannya adalah 32 bit dan bagaimana formatnya? Penjelasannya akan
saya berikan di bawah ini.
Berikut karakteristik source address dan destination address IPv4 yang perlu kamu ingat:
Source address dan destination address bisa saja berubah, hal ini dikarenakan adanya
translasi address, dikenal dengan NAT (Network Address Translation).
Sesuai namanya, kedua field ini optional sehingga tidak selalu muncul di IP header.
Fungsinya untuk testing, debugging, atau kebutuhan security. Contohnya options field bisa
berisi route record, timestamp dan traceroute.
7
Terakhir, data field adalah data dari layer atasnya. Perhatikan lagi ilustrasi-ilustrasi
enkapsulasi diatas. Maka setelah IP header, akan ada Data. Kedua ini yang kemudian
dienkapsulasi di layer bawahnya.
Baiklah.. ini materi utama kita. So, kamu harus konsentrasi penuh.
Dari sedikit penjelasan diatas, saya yakin kamu sudah siap dan sudah punya sedikit gambaran
mengenai IP address.
Pertama: IP address digunakan sebagai alamat logic (bukan fisik) sebuah komputer, yang
melekat di Network Interface Card (NIC).
Kemudian, alamat tersebutlah yang digunakan untuk mengirim packet baik dalam sebuah
jaringan yang sama, maupun berbeda jaringan, dan hal ini terjadi di network layer, yang
menggunakan Internet Protocol.
Dibawah kamu akan mempelajari fundamental IP address dari struktur alamatnya, kelas ip
address, jenis-jenis ip address.
…hingga diakhir materi nanti, kamu akan paham teknik pengalamatan IP address yang
efektif.
a. IP Terminology
Syarat pertama memahami IP address, kamu harus kenal beberapa term atau istilah yang
nantinya akan sering kita gunakan, diantaranya sebagai berikut:
Bit: bilangan biner, nilainya 1 (on) atau 0 (off). Jika masih belum paham bilangan biner,
silakan belajar dulu.
Byte: sama dengan 8 bit.
Oktet: 1 oktet terdiri dari 8 bit, sama dengan byte, dan IP address terdiri dari 4 oktet.
Network address: alamat network (seperti alamat perumahan, maupun blok perumahan)
Host address: alamat host (seperti alamat aktual sebuah rumah di perumahan)
Broadcast address: sebuah alamat yang digunakan untuk mengirim pesan ke semua host.
Juga ada istilah subnet atau subdivided network. Anggap saja sub-network, seperti di
perumahan, ada blok A, blok B, atau Cluster Anggrek, Cluster Kamboja, dll.
Jadi, subnet adalah sebuah alamat network yang dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil. Sesuai dengan namanya, sub(divided)-network.
b. Struktur IP Address
IP address kan terdiri dari 32 bit. Namun dalam penggunaannya, 32 bit ini dibagi menjadi 4
bagian, yang masing-masing bagiannya adalah 8 bit.
8
Gambar 11: IPv4 Address dibagi menjadi 4 oktet
Kan panjangnya 32 bit. Berarti totalnya ada 2^32, atau 4,294,967,296 address. Jika flat (tidak
hirarkikal) berarti alamat IPv4 dimulai dari 0 sampai 4.xxx.xxx.dst (4 miliar sekian) alamat
tersebut.
Tentu hal tersebut tidak efektif untuk routing karena setiap perangkat harus punya IP yang
unik — dan tiap router di dunia ini harus menyimpan semua alamat-alamat tersebut kalau
mau bisa berkomunikasi.
Maka solusinya adalah struktur IP Address dijadikan hirarki; two-level hirarkikal, atau three-
level hirarkikal, seperti ini:
Karena three-level hirarkikal akan lebih kamu pahami jika kita sudah sampai ke materi
subnetting. (Ingat lagi analogi subnet dengan blok perumahan tadi.)
Baiklah…
1. Pertama: panjangnya yang 32 bit, dibagi menjadi 4 bagian yang masing-masing 8 bit
(oktet).
2. Kedua: strukturnya hirarki, tiap oktet dibagi atas network-host, atau network-subnet-
host.
… dan masih ada lagi. IP address juga dibagi-bagi menjadi beberapa kelas.
IP Address didesign menjadi beberapa kelas, tujuannya agar lebih mudah disesuaikan dengan
kebutuhan. Ada kelas IP address yang menyediakan ruang untuk network yang banyak, tapi
ruang untuk hostnya sedikit.
Sebaliknya, ada juga kelas IP address yang ruang networknya sedikit, tapi ruang untuk
hostnya banyak.
9
Kalau digambarkan, seperti ini kelas ip address yang dibagi menjadi: Class A, Class B, Class
C, Class D, dan Class E.
Sekarang coba kamu pahami sedikit mengenai peletakan network — host dengan nilai
bitnya. Ini nantinya akan digunakan sebagai notasi subnet mask atau prefix length.
Gampang kan?
Kelas A paling banyak alokasinya. Hingga 50% dari keseluruhan ip address versi 4. Seperti
ini jika digambarkan dengan diagram:
Khusus class D, digunakan untuk multicast (dibawah ada penjelasan lebih lanjut). Mengenai
class E, alamat ini sudah reserved untuk digunakan di masa mendatang (tidak lagi
experimental atau research).
Dari subnet mask, atau prefix length: kita bisa tahu seberapa lebar ukuran network address
(juga) darisitu kita bisa tahu berapa lebar ukuran host addressnya.
Masih ingat konsep pengkelasan IP address yang saya singgung diatas kan?
Jika menggunakan kelas A, kamu bisa punya sampai 126 network address (sedikit). Tapi..
host address setiap network di kelas A, bisa banyak. Hingga 16 juta sekian.
Sedangkan jika menggunakan kelas B, networknya bisa sampai 16 ribu sekian (lebih banyak
dari kelas A). Tapi jumlah host setiap networknya lebih sedikit dari kelas A, yaitu 65 ribu
sekian.
Nah biasanya kalau belajar IP address, pakai kelas C. Karena host address setiap networknya
cuma sedikit, cuma 254 host, tapi jumlah network addressnya bisa hingga 2 juta sekian.
Kalau lagi belajar, ga perlu banyak-banyak buat network address. Nanti pusing.
Oh ya, ini tabel range network dan host setiap kelas IP address.
10
Kelas IP Range (bit) Oktet Jumlah Network Jumlah Host
Address Pertama Address Address
Dari tabel diatas, berikut adalah range network address yang valid (yang bisa digunakan):
… dah.
Coba kamu perhatikan range bit class A, 0 sampai 127 (oke hasilnya 126). Tapi Class B, dari
128 ke 191 kok malah dapetnya 16.384? Hayo tebak.. kenapa bisa seperti itu.
Kita akan membahas network address class A terlebih dahulu, perhatikan gambar kelas IP
address diatas. Nah kita akan bermain di 8 bit pertama (oktet pertama).
Aturan network address class A: nilai bit pertama harus “off” atau bernilai “0”. Bit kedua
dan seterusnya (jika bernilai 1 semua) akan mencapai range maksimal, perhatikan:
Value 128 64 32 16 8 4 2 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0
127 0 1 1 1 1 1 1 1
Ukuran untuk network address class A adalah 8 bit, namun bit pertama diharuskan nol
sehingga nilainya 2 pangkat 7 sama dengan 128. Ada 2 reserved address sehingga 126.
11
Host address Class A
Dari format diatas kita bisa lihat space untuk host address class A adalah 3 byte (3 oktet).
Sama dengan 24 bit. Berarti 2 pangkat 24, hasilnya 16,777,216 address.
Alamat networknya yang valid adalah 1 sampai 126. Sedangkan hostnya adalah dari 1
sampai 254 setiap oktetnya.
Nilai 255 identik dengan alamat broadcast (akan kita bahas dibawah).
Misal: ip addressnya 10.1.2.3. Maka nilai 10 adalah network addressnya — dan 1.2.3 adalah
host addressnya. Hingga sampai ke nilai 11 (baru sampai ke network selanjutnya).
Maka valid address dari contoh tersebut adalah dari 10.0.0.1 sampai 10.255.255.254 (biasa
disebut last host atau higher address).
Aturannya network address class B: bit pertama dari oktet pertama harus bernilai “on” atau
“1” sedangkan bit kedua harus bernilai “off” atau “0”.
Value 128 64 32 16 8 4 2 1
128 1 0 0 0 0 0 0 0
191 1 0 1 1 1 1 1 1
Ukuran network address class B adalah 16 bit (2 oktet), tapi mengikuti aturan pengalamatan
diatas, kita punya 14 bit untuk dimanipulasi. Berarti 2 pangkat 14, sama dengan 16,384
network address class B.
Dua byte pertama untuk network address, 2 byte sisanya untuk host address. Berarti 2
pangkat 16 untuk host address class B, sama dengan 65,534.
12
Contoh ip addressnya: 172.16.30.18. Maka network addressnya adalah 172.16 dan host
addressnya adalah 30.18. Jelas kan..?
Ingat yang terakhir (255) digunakan untuk broadcast address. Maka valid address range class
B dari contoh tersebut adalah mulai 172.16.0.1 sampai 172.16.255.254.
Nah, kita sampai ke yang paling gampang, class C. Kita main di 3 bit pertama di oktet
pertama.
Aturan network address class C: 2 bit pertama harus bernilai “on” atau “1”, sedangkan bit ke
tiga harus bernilai “off” atau “0”.
Value 128 64 32 16 8 4 2 1
192 1 1 0 0 0 0 0 0
223 1 1 0 1 1 1 1 1
11000000 = 192, network bit Class C address minimum (3 bit oktet pertama)
11011111 = 223, network bit Class C address maksimum (3 bit oktet pertama)
Ukuran network address Class C adalah 3 oktet atau 24 bit. Tapi 3 bit reserved berdasarkan
aturan diatas, sehingga total network address class C adalah 2 pangkat 21, sama dengan
2.097.152.
Tiga byte pertama digunakan untuk network address. Maka host address Class C hanya 1
byte, yang terakhir.
13
Jangan lupa, alamat 192.168.12.255 adalah alamat broadcast. Maka range address class C
yang valid dari contoh diatas adalah: mulai 192.168.12.1 sampai 192.168.12.254.
Nah, 224.x.x.x digunakan untuk multicast, range nya dari 224.0.0.0 sampai 239.255.255.255.
Inilah class D.
Beberapa protocol yang menggunakan alamat multicast adalah routing protocol seperti
EIGRP dan OSPF. Alamat tersebut digunakan untuk menyebarkan informasi routing.
Sedangkan class E, rangenya dari 240 dan seterusnya, digunakan for scientific purpose
(future used). Tidak kita bahas terlalu panjang, ingat saja rangenya.
Gimana? Sudah mulai pusing dan bosan? (Saya merasakan ini ketika belajar IP address,
terutama kalau udah ketemu class B dan Class C).
Ingat, yang penting konsep pengalamatannya dan kamu harus udah bisa menghitung
binarinya. Selebihnya pemahaman kamu tentang ip address akan matang jika sering
mempraktekkannya (terutama di routing).
Dari alamat-alamat yang kita bahas tadi kan, ada beberapa alamat yang engga bisa
digunakan, entah karena reserved for special purpose of for blahblahblah.
No Alamat Fungsi
2 Nilai “1” semua di host address Menunjukkan “seluruh host” di network tertentu
14
6 Network 169.254.0.0/16 Link local address
… kebayang?
Berikut penjelasan dan contohnya: (beberapa erat kaitannya dengan subnetting yang akan
kita bahas di bab berikutnya).
Alamat tersebut kelas B, ya kan? 172.16 adalah network addressnya, sedangkan 30.19 adalah
host addressnya.
Aturan ini sama saja baik untuk network yang classfull (mengikuti kaedah pengkelasan IP
address), maupun yang sudah subnetted, atau classless.
Bagian ini melibatkan seluruh bit di semua ip address (bit di porsi network juga bit di porsi
host).
Khusus contoh kedua, kamu harus sudah paham seperti apa itu broadcast. Jika paket dikirim
ke alamat 255.255.255.255, maka pesan akan di broadcast ke semua network, atau ke
network tertentu.
Tergantung oleh siapa pesan broadcast tersebut diterima pertama kali. Jika switch (tanpa
VLAN), maka akan disebar ke semua network.
c. Network 127.0.0.0
Ingat di bahasan address Class A, ada 2 alamat yang reserved, yaitu 0.0.0.0 (yang baru kita
singgung), dan 127.0.0.0
15
Nah, network 127.0.0.0 digunakan untuk alamat loopback. Biasa defaultnya adalah
127.0.0.1/8. Silakan periksa alamatnya di laptop kamu masing-masing.
Alamat loopback berada di virtual interface (tidak fisik NIC), jadi sifatnya tidak pernah down
(selalu up), fungsi utamanya untuk cek TCP/IP stack atau kebutuhan routing, atau kebutuhan
manajemen.
Contoh yang sering kita akses http ke loopback sendiri (identik dengan localhost), atau telnet
ke loopback sendiri untuk ngecek service di local yang kita buat (entah itu samba, ssh, ftp,
dll).
Jika hal itu dilakukan, kita sudah melakukan proses untuk membuat tcp/ip stack agar bekerja
(sekaligus memeriksanya), tanpa mengirim traffic ke luar jaringan.
d. Network 169.254.0.0
Saat kita menggunakan dhcp dan gagal mendapatkan alokasi address, biasanya otomatis
digantikan dengan alamat 169.254.46.128 dan sebagainya.
Pernah ngalamin?
Alamat tersebut automated jika engga bisa reach dhcp server, disebut juga link-local address
IPv4 sehingga tidak bisa dirouting.
Alamat ini sering disebut APIPA address atau Automated Privated IP Addressing. Rangenya
dari 169.254.0.1 sampai 169.254.255.255
6. Private IP Address
Kita sudah bahas ip address secara menyeluruh, dibagi atas kelas A, kelas B, kelas C, kelas D
dan kelas E. Namun tidak semua kelas ip address bisa kita assign ke interface, karena
digunakan untuk kebutuhan khusus.
Juga tidak semua ip address bisa kita assign ke interface, ada beberapa yang reserved, ada
juga yang designed for special purpose. Sampai sini nyambung?
Kita rangkum lagi range network kelas ip address versi 4, seperti ini:
Nah…
16
Dari range kelas ip address diatas, ada lagi range khusus yang digunakan untuk private ip
address. Private ip address dibuat untuk kebutuhan local network, tidak bisa dirouting ke
internet (RFC 1918).
Maka kalau digambarkan, berikut range ip public dan ip private dari keseluruhan alokasi ip
address classfull. (buka gambar untuk memperbesar)
Gambar 17: Range IP Private dan IP Public dari Keseluruhan Alokasi IPv4 Classfull
Ada pemahaman penting disini yang sering kali tidak dimengerti bagi kamu yang baru
belajar jaringan komputer.
Ingat: seluruh perangkat-perangkat di dunia ini, yang saling terhubung, mereka menggunakan
IP public.
Masih ingat pertanyaan di awal materi ini? (Misal: ip laptop saya 192.168.100.13, namun
ketika di cek di internet kok hasilnya berbeda, malah 182.0.164.xx)
192.168.100.13 itu adalah ip private. Sedangkan 182.0.164.xx itu adalah ip public. Lah
kenapa bisa berubah seperti itu??
Laptop yang kita gunakan, menggunakan ip private, tapi bisa internetan. Dikarenakan, ip
private tadi diterjemahkan menjadi ip public (dalam hal ini dilakukan oleh ISP), misal kalau
kamu pakai modem atau sewa internet kabel.
Tapi intinya, kamu bisa internetan pakai private ip address karena alamat tersebut di-NAT.
Misal ip kamu (private) adalah 192.168.20.18/24, tapi ip kamu di internet (public) bisa jadi
(misal) 182.0.164.77. Nah satu ip public bisa digunakan untuk mentranslasi lebih dari 1 ip
private.
17
Keuntungannya adalah: lebih menghemat alokasi ip public. Kalau saja tidak ada NAT, pasti
ip public sudah habis sejak dahulu kala.
Saat belajar routing switching dasar, scopenya hanya di ip-private. IP Public akan lebih
kamu pahami lagi aturan alokasinya di track WAN atau Service Provider. Intinya: pahamin
range, dan aturan pengalamatannya.
Jika kamu mendapat alokasi IP public dari ISP, dan ip tersebut sudah dirouting ke internet.
Kamu bisa internetan, pakai ip public tersebut.
Jelas yah? Saya harap kamu tidak bingung lagi mengenai ip private dan ip public.
7. Jenis-Jenis IP Address
Berdasarkan sifatnya dalam mengirimkan traffic ataupun paket, IP address dibagi-bagi lagi,
menjadi:
Loopback
Unicast
Layer 2 broadcast
Layer 3 broadcast
Multicast
Beruntungnya saya.. karena penjelasan jenis-jenis ip address tersebut sudah pernah saya
tuliskan.
Dengan memahami fungsi jenis-jenis ip address, kamu akan memahami fundamental trafik di
jaringan komputer (logic) dan juga arsitekturnya (fisik). Silakan baca disini untuk jenis-jenis
ip address.
Sebagai bahan latihan untuk mematangkan pemahaman ip address, silakan kamu jawab soal-
soal ip address berikut ini:
Tapi ingat, cukup aplikasi ip calculator untuk memverifikasi hasil perhitungan kamu. Jangan
gunakan untuk hal kecurangan atau ceating.
… atau silakan gunakan untuk cheating, namun kamu akan selamanya tidak akan pernah
memahami perhitungan ip address.
Simpulan
Menguasai ip address tidak cukup dalam hitungan hari, minggu. Butuh waktu berbulan
hingga bertahun. Goalnya nanti adalah kamu bisa mengalokasikan ip dengan efektif di
network yang kamu kelola.
18
Skill yang harus kamu miliki adalah subneting, summarization address, (terkait routing). Ini
akan kita bahas di bab selanjutnya.
KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Buatlah Topologi dibawah dengan menggunakan Packet Tracer, Kemudian Lakukan uji
Konektivitas dengan menggunakan Ping
A.
B.
C.
D.
E.
2. Buatlah Tabel Uji Konektifitas berdasarkan hasil uji konektivitas berdasarkan topologi diatas
Topolog
IP Komputer A IP Komputer B Hasil Uji Konektivitas
i
A
B
C
D
E
19
3. Buatlah 2 buah kabel UTP dengan susunan Straight TIA 568 A atau TIA 568 B, kemudian
lakukan pengecekan hasil dengan menggunakan cable tester
4. Buatlah 2 buah kabel UTP dengan susunan crossover TIA 568 B, kemudian lakukan
pengecekan hasil dengan menggunakan cable tester
5. Berdasarkan Topologi gambar soal nomor 1, terapkan dalam topologi fisik, kemudian buat
table uji konektifitasnya, lihat apakah ada perbedaan hasil dari uji konektifitas dari simulator
dengan penerapan fisik topologi
20