Anda di halaman 1dari 20

SMK NEGERI 1 TOBOALI

JL Air Benar , Teladan AMD


Toboali, Bangka Selatan LEMBAR KERJA
Kep Bangka Belitung

MATERI PRAKTIKUM :
Layer 3 IP Address
INSTRUKTUR
 Indar Bismoko, S.Pd.
TANGGAL:
NAMA 1. 2.

Alat Dan Bahan Yang Digunakan :


1 5
2 6
3 7
4 8

DASAR TEORI

1
Konsep Dasar IP Address dan Tata Cara Pengalamatannya

Sebagai orang awam, sudah cukuplah kalau cuma tau bahwa IP Address itu adalah alamat IP.
Fungsinya sebagai alamat komputer. Cara mengatur dan melihatnya bisa dari network manager
di komputer.

Nah kita sebagai orang IT, apalagi network engineer, harus benar-benar paham tentang IP
Address. Pemahamannya harus sampai ke bagaimana teknik pengalamatan IP Address yang
efektif dan efisien di network yang kita kelola.

#1. Internet Protocol atau IP

Sebelum kita bahas mengenai IP Address, kita bahas dulu IP nya. Karena IP adalah
protocolnya. Saya ingatkan lagi mengenai konsep TCP/IP yang sudah kita pelajari di
bab networking model.

Internet Protocol berada di internet layer atau network layer TCP/IP.

Gambar 1: Internet Protocol di TCP/IP Layer

Kira-kira tugas internet layer atau network layer adalah seperti ini:

 Menyediakan interface ke layer-layer diatas, atau dibawahnya. Contoh: packet


http/dns/etc harus lewat network layer dulu untuk sampai ke fisik perangkat. (Ini tentang
enkapsulasi)
 Melakukan pekerjaan routing. Nah disinilah network layer menggunakan internet
protocol. Alasannya?

Karena… internet protocol yang tau sistem interkoneksi di sebuah jaringan. Kan tiap
perangkat yang terhubung di jaringan, punya alamat.

Alamat itulah yang kita sebut sebagai IP address.

Setiap packet yang diterima/dikirim, diperiksa dulu alamatnya, kalau tujuannya adalah
perangkat lain. Maka dilihat tabel routing, dan dipilih jalur mana yang paling baik.

Kalau alamatnya adalah perangkat itu sendiri, maka dienkapsulasi menjadi PDU layer
bawahnya, hingga sampai ke bits.

💡 Salah satu fungsi loopback dikatakan untuk memeriksa TCP/IP stack. Karena packet
tersebut dienkapsulasi dan diproses untuk dirinya sendiri.

2
Jadi, bahasan IP address kita sekarang adalah bagian kecil dari network layer dan internet
protocol.

Serius, kamu harus sudah memahami materi tcp/ip kalau mau benar-benar memahami IP
Address.

#2. IP Header

Belum sampai ke IP Address nih, kita bahas dulu headernya.

Tiap layer di TCP/IP memiliki protocol (y), dan setiap protocol tersebut memiliki header,
termasuk Internet Protocol. Berikut header IPv4:

Gambar 2: IPv4 Header

duh.. banyak.

Tenang.. untuk saat ini, sebagian besar engga perlu diambil pusing. Cukup yang saya warnai
abu-abu saja, protocol, source address, dan destination address. Sisanya cuekin aja
gapapa.

Namun untuk menghindari gap, dibawah akan saya jelaskan satu persatu fieldnya. Bisa
diskip kok, atau anggap saja bonus

(ngomong-ngomong, penjelasan ini engga kamu temukan di buku-buku CCNA, ‘untuk saat
ini’)

Kotak-kotak diatas kita sebut sebagai field.

Misal field version, ukurannya 4 bit — dan keseluruhan IP Header memiliki ukuran 32 bit
atau sama dengan 4 byte.

Oke, tambah satu lagi prerequisites. Kamu harus sudah paham mengenai bit number, atau
bilangan biner serta bagaimana mengkonversi bilangan biner ke desimal.

a. Version Field

Field version berisi versi IP. Ada 2 versi IP, yaitu;

1. Versi 4 (IPv4)
2. Versi 6 (IPv6)

Tapi yang kita bahas sekarang hanya IPv4. Ini IP packet yang saya capture menggunakan
wireshark:

Gambar 3: IP version field in IP Header

See? Kita engga cuma ngomongin ‘teori doang’.

Kamu juga bisa mempraktekkan ini, cukup gunakan wireshark dan do your stuff. Sebenarnya
masih ada satu lagi sih versi IP, buat kamu yang mungkin pernah bertanya-tanya, ada IPv4,
ada IPv6.

3
Lantas kemana perginya IPv5?

Di jaringan komputer engga ada pemahaman mistik seperti nomer lift yang (biasanya engga
ada lantai 13). Jadi bukan karena angka keramat ya.

IPv5 sudah pernah dikembangkan, namun peruntukannya tidak seperti layaknya IPv4 dan
IPv6, melainkan untuk kebutuhan real-time media. Oleh karena itu, IPv5 disebut Internet
Stream Protocol.

Selain nilai 4 (0100) dan 6 (0110), field version juga bisa bernilai 5 (RFC1700) — Internet
Stream Protocol, fungsinya untuk menyediakan QOS untuk multimedia real-time.

Jadi, ada keadaan dimana IPv5 ini dienkapsulasi didalam IPv4. Saat mentransfer data ‘biasa’,
digunakan IPv4. Namun saat pertukaran media ‘real-time’, digunakan IPv5.

… dah, kita fokus ke IPv4 saja. Oh ya, ingat baik-baik struktur IP header dan capturenya
diatas.

b. Internet Header Length (IHL) Field

Field Internet Header Length menunjukkan panjang IPv4 header dalam 32-bit words. Misal
field IHL nya adalah 5 (0101), berarti panjang headernya 5 x 32 = 160bits, atau 4 bytes.

Gambar 4: IHL field IP Header

Nilai minimum IHL adalah 5 atau 20 bytes, tidak termasuk field option dan padding. Jika
kedua field ini muncul, nilai field bisa bertambah lagi — minimum 20 byte (lagi) dan
maksimum 60 byte.

Mulai pusing?

.. atau bingung dengan maksud 32 bit word?

Kalau kamu pernah belajar assembly, maka sering menggunakan unit word sebagai bilangan.
Karena peruntukan bahasa tersebut lebih ke prosesor, begitu juga IHL, pengaruhnya lebih
mengarah ke prosesor.

Gambar 4: 32-bit word

Size field IHL hanya 4 bit. Untuk mendefinisikan panjang IP header yang lebih dari 4 bit,
maka digunakan 32-bit word untuk nilai setiap bitnya (nilai 1 sama dengan kelipatan 32
(ukuran IP header).

Begini field yang terpakai jika nilai IHL-nya 5.

Gambar 5: IHL Value

Nah kalau di IPv6, tidak ada field IHL. Karena length nya fixed. Sehingga lebih efisien
prosesingnya. Lalu field options – data tadi, diganti dengan field ekstention header.

Pusing yah? Ayo lanjut kebawah.

4
c. Type of Service (ToS) Field

Bahasan ToS sangat kompleks, dan masih jauh dari materi kita saat ini. Pahami saja bahwa
ToS ini ada di IP header. Nilainya nanti akan mempengaruhi QoS (quality of service).

Benda apalagi ini mas? :((

Intinya ToS dan QoS menentukan perlakuan terhadap suatu ip packet. Jika ada beberapa
packet diantrian yang mau dikirimkan ke salah satu interface, ToS mempengaruhi yang mana
lebih prioritas.

d. Total Length Field

Total length field menunjukkan ukuran keseluruhan ip packet beserta data (payload), dalam
ukuran byte. Jika ip packet dienkapsulasi di layer bawahnya kan kira-kira seperti ini:

Gambar 6: IP Packet = IP header + Data (Payload)

Diatas sudah saya sertakan [Data] di IP header. Nah panjang data ini variable, tidak fixed.
Misal total lengthnya adalah 84 seperti diatas, sedang IHL kan 20 byte (tanpa data), berarti
dari sini kita tahu nilai data tersebut adalah 64 byte.

Ukuran IPv4 total length adalah 16 bit field. Berarti ukuran packet di IPv4 bisa sampai
65,355 byte. Namun pada kenyataanya tidak bisa sampai segitu karena keterbatasan MTU.

Mengenai MTU akan kita bahas di lain kesempatan karena materi ini berkaitan dengan
fragmentation. (Barangkali kamu pernah testing MTU dengan mengirim packet size sekian +
option don’t fragment, ini dia)

e. Time to Live (TTL) Field

Dalam transmisi packet, ada batasan waktu yang dibuat. Tujuannya agar packet tersebut
engga terus-terusan berjalan, yang akhirnya menyebabkan loop. Batasan ini dinamakan TTL
atau Hop Limits.

Gambar 7: TTL field

Nilai field tersebut menunjukkan seconds, berarti TTL 255 sama dengan 4.25 menit.

Saya lebih suka menyebutnya hop limits, karena dalam praktiknya nilai tersebut berkurang 1
setiap kali packet diterima. Bukan dalam hitungan detik/menit.

Jika nilai TTL mencapai 0, maka source packet akan menerima pesan ICMP exceeded
message (artinya packet tersebut kadaluarsa), usang di perjalanan.

Nilai TTL juga beragam, contoh diatas ketika saya mengirim ICMP dari komputer (linux) ke
router (cisco), nilainya 255. Nilai TTL di http beda lagi. Juga setiap OS, memiliki nilai TTL
berbeda.

Silakan kamu praktekkan saja.

d. Protocol Field

5
Protocol field berisi nilai untuk mengindikasikan protocol yang dibawa di data ip IP Packet.
Protocolnya bisa TCP Protocol atau UDP protocol (layer atasnya), atau IP protocol (layernya
sendiri).

Gambar 8: TCP/IP layer Protocol

Ingat, salah satu karakteristik IP yaitu connectionless, artinya tidak ada setup connection.
Jika ingin mentransport data, maka IP menggunakan protocol transport UDP atau TCP.

Saya ingatkan lagi gambaran enkapsulasinya, kira-kira seperti ini:

Gambar 9: Enkapsulasi Data di TCP/IP

Saya sudah memberi gambar capture ip packet wireshark beberapa kali di atas. Coba
perhatikan, ada yang protocolnya berisi nilai 6, berarti TCP, seperti HTTP.

Gambar 10: Protocol Field IP Header

Bisa juga berisi nilai 17, berarti UDP, contohnya DNS atau DHCP. Juga ada yang berisi nilai
1 (yaitu ICMP). Ingat yah, ICMP adalah Internet Protocol, bukan TCP, juga bukan UDP.

Penomoran protocol TCP, UDP, dan IP dispesifikan di RFC 1700, kemudian digantikan
dengan database dibawah naungan IANA (Internet Assigned Number Authority).

Protocol Name Protocol Number

ICMP 1

IP in IP tunneling 4

TCP 6

UDP 17

EIGRP 88

OSPF 89

6
IPv6 41

GRE 47

Layer 2 Tunnel (L2TP) 115

Diatas adalah protocol number yang sering muncul di protocol field, atau selengkapnya
bisa kamu buka di laman assigned internet protocol number – IANA.

Sedangkan port number yang berada di layer transport (TCP dan UDP), bisa kamu lihat
listnya disini: (lengkap, mulai official dari IANA sampai proprietary vendor).

e. Header Checksum Field

Field checksum berukuran 16 bit, fungsinya untuk memproteksi ip packet agar tidak corrupt
di perjalanan.

Tiap router akan memeriksa field checksum, jika fail maka packet akan didiscard.

Dari capture diatas kelihatan kalau “verification disabled”, sebenernya ini dari pengaturan
wireshark saya (default sejak versi sekian). Silakan baca disini mengenai alasannya.

f. Source Address dan Destination Address Field

Source address adalah alamat sumber packet, dan destination address adalah alamat tujuan
packet. Kedua field ini ukurannya adalah 32 bit. Dengan kata lain, ukuran IP Address versi 4
adalah 32 bit.

Contoh: source addressnya 192.168.0.1, dan destination addressnya adalah 192.168.0.2.

Kenapa angka ini ukurannya adalah 32 bit dan bagaimana formatnya? Penjelasannya akan
saya berikan di bawah ini.

Berikut karakteristik source address dan destination address IPv4 yang perlu kamu ingat:

 Source address adalah sumber packet, dan alamatnya selalu unicast.


 Destination address adalah penerima atau tujuan akhir packet. Alamatnya bisa unicast,
multicast, atau broadcast.

Source address dan destination address bisa saja berubah, hal ini dikarenakan adanya
translasi address, dikenal dengan NAT (Network Address Translation).

g. Options Field, Padding Field, dan Data Field

Sesuai namanya, kedua field ini optional sehingga tidak selalu muncul di IP header.
Fungsinya untuk testing, debugging, atau kebutuhan security. Contohnya options field bisa
berisi route record, timestamp dan traceroute.

Padding field hanya ada, jika options field digunakan.

7
Terakhir, data field adalah data dari layer atasnya. Perhatikan lagi ilustrasi-ilustrasi
enkapsulasi diatas. Maka setelah IP header, akan ada Data. Kedua ini yang kemudian
dienkapsulasi di layer bawahnya.

#3. Penjelasan Dasar IP Address

Baiklah.. ini materi utama kita. So, kamu harus konsentrasi penuh.

Dari sedikit penjelasan diatas, saya yakin kamu sudah siap dan sudah punya sedikit gambaran
mengenai IP address.

Pertama: IP address digunakan sebagai alamat logic (bukan fisik) sebuah komputer, yang
melekat di Network Interface Card (NIC).

Kemudian, alamat tersebutlah yang digunakan untuk mengirim packet baik dalam sebuah
jaringan yang sama, maupun berbeda jaringan, dan hal ini terjadi di network layer, yang
menggunakan Internet Protocol.

Dibawah kamu akan mempelajari fundamental IP address dari struktur alamatnya, kelas ip
address, jenis-jenis ip address.

…hingga diakhir materi nanti, kamu akan paham teknik pengalamatan IP address yang
efektif.

a. IP Terminology

Syarat pertama memahami IP address, kamu harus kenal beberapa term atau istilah yang
nantinya akan sering kita gunakan, diantaranya sebagai berikut:

 Bit: bilangan biner, nilainya 1 (on) atau 0 (off). Jika masih belum paham bilangan biner,
silakan belajar dulu.
 Byte: sama dengan 8 bit.
 Oktet: 1 oktet terdiri dari 8 bit, sama dengan byte, dan IP address terdiri dari 4 oktet.
 Network address: alamat network (seperti alamat perumahan, maupun blok perumahan)
 Host address: alamat host (seperti alamat aktual sebuah rumah di perumahan)
 Broadcast address: sebuah alamat yang digunakan untuk mengirim pesan ke semua host.

Juga ada istilah subnet atau subdivided network. Anggap saja sub-network, seperti di
perumahan, ada blok A, blok B, atau Cluster Anggrek, Cluster Kamboja, dll.

Jadi, subnet adalah sebuah alamat network yang dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil. Sesuai dengan namanya, sub(divided)-network.

Paham yah sampai disini?

b. Struktur IP Address

IP address kan terdiri dari 32 bit. Namun dalam penggunaannya, 32 bit ini dibagi menjadi 4
bagian, yang masing-masing bagiannya adalah 8 bit.

Cara penulisannya ada 3:

1. Doted-decimal notation atau disingkat DDN, contoh: 192.168.10.69 — yang paling


sering digunakan. .
2. Bit notation atau dengan binary, contoh: 11000000.10101000.00001010.01000101 —
latihan dengan notasi ini saat belajar IP address.
3. Hex notation atau dengan hexadecimal, contoh: C0.AB.A.45 — jarang digunakan, tapi
ada beberapa program yang menuliskan IPv4 address dengan hexadecimal.

8
Gambar 11: IPv4 Address dibagi menjadi 4 oktet

Alamat 192.168.10.55 diatas hanya contoh saja.

Kemudian, dari pembagian IP addres diatas, struktur IP address sifatnya hirarkikal.


Maksudnya?

Kan panjangnya 32 bit. Berarti totalnya ada 2^32, atau 4,294,967,296 address. Jika flat (tidak
hirarkikal) berarti alamat IPv4 dimulai dari 0 sampai 4.xxx.xxx.dst (4 miliar sekian) alamat
tersebut.

Tentu hal tersebut tidak efektif untuk routing karena setiap perangkat harus punya IP yang
unik — dan tiap router di dunia ini harus menyimpan semua alamat-alamat tersebut kalau
mau bisa berkomunikasi.

Maka solusinya adalah struktur IP Address dijadikan hirarki; two-level hirarkikal, atau three-
level hirarkikal, seperti ini:

 Two-level hirarkikal: network – host


 Three-level hirarkikal: network – subnet – host

Perhatikan gambar dibawah agar lebih jelas:

Gambar 12: Struktur IP Address bersifat hirarki

Sekarang, kita fokus masih fokus ke two-level hirarki.

Karena three-level hirarkikal akan lebih kamu pahami jika kita sudah sampai ke materi
subnetting. (Ingat lagi analogi subnet dengan blok perumahan tadi.)

Baiklah…

Sampai disini, kamu sudah belajar 2 hal tentang IP address.

1. Pertama: panjangnya yang 32 bit, dibagi menjadi 4 bagian yang masing-masing 8 bit
(oktet).
2. Kedua: strukturnya hirarki, tiap oktet dibagi atas network-host, atau network-subnet-
host.

… dan masih ada lagi. IP address juga dibagi-bagi menjadi beberapa kelas.

Yuk, silakan diseduh dulu kopinya. Pembahasan kita masih panjang.

#4. Kelas IP Address

IP Address didesign menjadi beberapa kelas, tujuannya agar lebih mudah disesuaikan dengan
kebutuhan. Ada kelas IP address yang menyediakan ruang untuk network yang banyak, tapi
ruang untuk hostnya sedikit.

Sebaliknya, ada juga kelas IP address yang ruang networknya sedikit, tapi ruang untuk
hostnya banyak.

Itulah konsep sederhana pengkelasan ip address, silakan diingat baik-baik.

9
Kalau digambarkan, seperti ini kelas ip address yang dibagi menjadi: Class A, Class B, Class
C, Class D, dan Class E.

Gambar 13: Kelas IP Address

Dibawah akan kita bahas struktur masing-masing kelas IP address diatas.

Sekarang coba kamu pahami sedikit mengenai peletakan network — host dengan nilai
bitnya. Ini nantinya akan digunakan sebagai notasi subnet mask atau prefix length.

 Class A: Network – Host – Host – Host


Perhatikan nilai bit untuk networknya. Ada 8 bit kan? Maka kita bisa menyebutkan class
A ip address di /8.
 Class B: Network – Network – Host – Host
Bisa disebut dengan /16.
 Class C: Network – Network – Network – Host
Bisa disebut dengan /24.

Gampang kan?

Kelas A paling banyak alokasinya. Hingga 50% dari keseluruhan ip address versi 4. Seperti
ini jika digambarkan dengan diagram:

Gambar 14: Alokasi IP Address Versi 4 – Classfull

Khusus class D, digunakan untuk multicast (dibawah ada penjelasan lebih lanjut). Mengenai
class E, alamat ini sudah reserved untuk digunakan di masa mendatang (tidak lagi
experimental atau research).

Dari subnet mask, atau prefix length: kita bisa tahu seberapa lebar ukuran network address
(juga) darisitu kita bisa tahu berapa lebar ukuran host addressnya.

Dibawah nanti kita akan hitung-hitungan sedikit nilai bitnya.

A. Range Kelas IP Address

Masih ingat konsep pengkelasan IP address yang saya singgung diatas kan?

Jika menggunakan kelas A, kamu bisa punya sampai 126 network address (sedikit). Tapi..
host address setiap network di kelas A, bisa banyak. Hingga 16 juta sekian.

Sedangkan jika menggunakan kelas B, networknya bisa sampai 16 ribu sekian (lebih banyak
dari kelas A). Tapi jumlah host setiap networknya lebih sedikit dari kelas A, yaitu 65 ribu
sekian.

Nah biasanya kalau belajar IP address, pakai kelas C. Karena host address setiap networknya
cuma sedikit, cuma 254 host, tapi jumlah network addressnya bisa hingga 2 juta sekian.

Kalau lagi belajar, ga perlu banyak-banyak buat network address. Nanti pusing.

Oh ya, ini tabel range network dan host setiap kelas IP address.

10
Kelas IP Range (bit) Oktet Jumlah Network Jumlah Host
Address Pertama Address Address

Class A 0 sampai 127 126 (2 reserved) 16.777.214

Class B 128 sampai 191 16.384 65.534

Class C 192 sampai 223 2.097.152 254

Dari tabel diatas, berikut adalah range network address yang valid (yang bisa digunakan):

 Class A: 1.0.0.0 sampai 126.0.0.0


 Class B: 128.0.0.0 sampai 191.255.0.0
 Class C: 192.0.0.0 sampai 223.255.255.0

… dah.

Kalau liat tabel doang, kamu bisa kebingungan.

Coba kamu perhatikan range bit class A, 0 sampai 127 (oke hasilnya 126). Tapi Class B, dari
128 ke 191 kok malah dapetnya 16.384? Hayo tebak.. kenapa bisa seperti itu.

Kalau bingung, sekarang saatnya kita hitung-hitungan 🙂

B. Network Address Class A

Kita akan membahas network address class A terlebih dahulu, perhatikan gambar kelas IP
address diatas. Nah kita akan bermain di 8 bit pertama (oktet pertama).

Aturan network address class A: nilai bit pertama harus “off” atau bernilai “0”. Bit kedua
dan seterusnya (jika bernilai 1 semua) akan mencapai range maksimal, perhatikan:

Value 128 64 32 16 8 4 2 1

0 0 0 0 0 0 0 0 0

127 0 1 1 1 1 1 1 1

 00000000 = 0, network bit class A address (oktet pertama)


 01111111 = 127, network bit class A address maksimum (oktet pertama)

Ukuran untuk network address class A adalah 8 bit, namun bit pertama diharuskan nol
sehingga nilainya 2 pangkat 7 sama dengan 128. Ada 2 reserved address sehingga 126.

11
Host address Class A

Dari format diatas kita bisa lihat space untuk host address class A adalah 3 byte (3 oktet).
Sama dengan 24 bit. Berarti 2 pangkat 24, hasilnya 16,777,216 address.

Format ip address Class A: network-host-host-host

Alamat networknya yang valid adalah 1 sampai 126. Sedangkan hostnya adalah dari 1
sampai 254 setiap oktetnya.

Nilai 255 identik dengan alamat broadcast (akan kita bahas dibawah).

Misal: ip addressnya 10.1.2.3. Maka nilai 10 adalah network addressnya — dan 1.2.3 adalah
host addressnya. Hingga sampai ke nilai 11 (baru sampai ke network selanjutnya).

Valid address range Class A

Ingat saja rumus ini untuk mengetahui valid addressnya:

 Host bit bernilai 0 semua, adalah network address: 10.0.0.0


 Host bit bernilai 1 semua, adalah broadcast address: 10.255.255.255

Maka valid address dari contoh tersebut adalah dari 10.0.0.1 sampai 10.255.255.254 (biasa
disebut last host atau higher address).

C. Network Address Class B

Network address class B berada di oktet pertama dan kedua.

Aturannya network address class B: bit pertama dari oktet pertama harus bernilai “on” atau
“1” sedangkan bit kedua harus bernilai “off” atau “0”.

Value 128 64 32 16 8 4 2 1

128 1 0 0 0 0 0 0 0

191 1 0 1 1 1 1 1 1

 10000000 = 128, network bit class B address minimum (oktet pertama)


 11000000 = 191, network bit class B address maximum (2 bit di oktet pertama)

Ukuran network address class B adalah 16 bit (2 oktet), tapi mengikuti aturan pengalamatan
diatas, kita punya 14 bit untuk dimanipulasi. Berarti 2 pangkat 14, sama dengan 16,384
network address class B.

Host address Class B

Dua byte pertama untuk network address, 2 byte sisanya untuk host address. Berarti 2
pangkat 16 untuk host address class B, sama dengan 65,534.

Format host address class B: network-network-host-host.

12
Contoh ip addressnya: 172.16.30.18. Maka network addressnya adalah 172.16 dan host
addressnya adalah 30.18. Jelas kan..?

Valid address range Class B

Berikut valid addressnya:

 Host bit bernilai 0 semua, adalah network address: 172.16.0.0


 Host bit bernilai 1 semua, adalah broadcast address: 172.16.255.255

Ingat yang terakhir (255) digunakan untuk broadcast address. Maka valid address range class
B dari contoh tersebut adalah mulai 172.16.0.1 sampai 172.16.255.254.

D. Network Address Class C

Nah, kita sampai ke yang paling gampang, class C. Kita main di 3 bit pertama di oktet
pertama.

Aturan network address class C: 2 bit pertama harus bernilai “on” atau “1”, sedangkan bit ke
tiga harus bernilai “off” atau “0”.

Value 128 64 32 16 8 4 2 1

192 1 1 0 0 0 0 0 0

223 1 1 0 1 1 1 1 1

 11000000 = 192, network bit Class C address minimum (3 bit oktet pertama)
 11011111 = 223, network bit Class C address maksimum (3 bit oktet pertama)

Ukuran network address Class C adalah 3 oktet atau 24 bit. Tapi 3 bit reserved berdasarkan
aturan diatas, sehingga total network address class C adalah 2 pangkat 21, sama dengan
2.097.152.

Host address Class C

Tiga byte pertama digunakan untuk network address. Maka host address Class C hanya 1
byte, yang terakhir.

Format host address class C: network-network-network-host.

Contoh ip addressnya: 192.168.12.33. Maka network addressnya adalah 192.168.12


sedangkan host addressnya adalah 33. Gampang kan?

Valid address range Class C

Validnya seperti ini:

 Host bit bernilai 0 semua, adalah network address: 192.168.12.0


 Host bit bernilai 1 semua, adalah broadcast address: 192.168.12.255

13
Jangan lupa, alamat 192.168.12.255 adalah alamat broadcast. Maka range address class C
yang valid dari contoh diatas adalah: mulai 192.168.12.1 sampai 192.168.12.254.

E. Network Address Class D dan Class E

Coba perhatikan yang class C. Network addressnya berhenti di 223 kan?

Nah, 224.x.x.x digunakan untuk multicast, range nya dari 224.0.0.0 sampai 239.255.255.255.
Inilah class D.

Beberapa protocol yang menggunakan alamat multicast adalah routing protocol seperti
EIGRP dan OSPF. Alamat tersebut digunakan untuk menyebarkan informasi routing.

Sedangkan class E, rangenya dari 240 dan seterusnya, digunakan for scientific purpose
(future used). Tidak kita bahas terlalu panjang, ingat saja rangenya.

5. Reserved Address IPv4 (addresses with special purpose)

Gimana? Sudah mulai pusing dan bosan? (Saya merasakan ini ketika belajar IP address,
terutama kalau udah ketemu class B dan Class C).

Ingat, yang penting konsep pengalamatannya dan kamu harus udah bisa menghitung
binarinya. Selebihnya pemahaman kamu tentang ip address akan matang jika sering
mempraktekkannya (terutama di routing).

Dari alamat-alamat yang kita bahas tadi kan, ada beberapa alamat yang engga bisa
digunakan, entah karena reserved for special purpose of for blahblahblah.

Ini rangkumannya biar gampang mengingatnya.

No Alamat Fungsi

Menunjukkan “alamat network” dari host atau


1 Nilai “0” semua di host address
network tertentu

2 Nilai “1” semua di host address Menunjukkan “seluruh host” di network tertentu

Nilai “0” semua di keseluruhan


3 Artinya “network manapun”
IP address

Nilai “1” semua di keseluruhan Broadcast ke seluruh host di seluruh network


4
IP address ataupun network tertentu

5 Network 127.0.0.0 Loopback address

14
6 Network 169.254.0.0/16 Link local address

… kebayang?

Berikut penjelasan dan contohnya: (beberapa erat kaitannya dengan subnetting yang akan
kita bahas di bab berikutnya).

a. Nilai “0” atau “1” di host address

Contohnya, alamat: 172.16.30.19

Alamat tersebut kelas B, ya kan? 172.16 adalah network addressnya, sedangkan 30.19 adalah
host addressnya.

Maka kalau kita uraikan menjadi seperti ini:

 Nilai 0 semua di bit host address


172.16.00000000.00000000 = 172.16.0.0 » Artinya network address 172.16.0.0 saja
(network berikutnya adalah 172.17.0.0).
 Nilai 1 semua di bit host address
172.16.11111111.11111111 = 172.16.255.255 » Artinya seluruh host yang berada di
network 172.16.0.0 tadi, alias broadcast.

Aturan ini sama saja baik untuk network yang classfull (mengikuti kaedah pengkelasan IP
address), maupun yang sudah subnetted, atau classless.

b. Nilai “0” atau “1” semua di keseluruhan IP address

Bagian ini melibatkan seluruh bit di semua ip address (bit di porsi network juga bit di porsi
host).

1. Nilai bit nya 0 semua = 0.0.0.0


Artinya network manapun, contohnya bisa kamu temukan di tabel routing, jika ada
alamat 0.0.0.0 maka itu adalah default route.
2. Nilai bit nya 1 semua = 255.255.255.255
Artinya broadcast address ke seluruh network atau network tertentu.

Khusus contoh kedua, kamu harus sudah paham seperti apa itu broadcast. Jika paket dikirim
ke alamat 255.255.255.255, maka pesan akan di broadcast ke semua network, atau ke
network tertentu.

Tergantung oleh siapa pesan broadcast tersebut diterima pertama kali. Jika switch (tanpa
VLAN), maka akan disebar ke semua network.

Silakan baca materi sebelumnya:

 Infrastruktur jaringan dasar (belajar internetworking).


 Traffik dan arsitektur jaringan komputer (erat kaitannya dengan jenis ip address yang
akan kita bahas di bawah).

c. Network 127.0.0.0

Ingat di bahasan address Class A, ada 2 alamat yang reserved, yaitu 0.0.0.0 (yang baru kita
singgung), dan 127.0.0.0

15
Nah, network 127.0.0.0 digunakan untuk alamat loopback. Biasa defaultnya adalah
127.0.0.1/8. Silakan periksa alamatnya di laptop kamu masing-masing.

Gambar 15: Loopback Address

Range nya sampai berapa?

Lihat saja bit networknya, ada 8. Berarti di kelas A.

Alamat loopback berada di virtual interface (tidak fisik NIC), jadi sifatnya tidak pernah down
(selalu up), fungsi utamanya untuk cek TCP/IP stack atau kebutuhan routing, atau kebutuhan
manajemen.

Contoh yang sering kita akses http ke loopback sendiri (identik dengan localhost), atau telnet
ke loopback sendiri untuk ngecek service di local yang kita buat (entah itu samba, ssh, ftp,
dll).

Jika hal itu dilakukan, kita sudah melakukan proses untuk membuat tcp/ip stack agar bekerja
(sekaligus memeriksanya), tanpa mengirim traffic ke luar jaringan.

Selebihnya silakan baca materi trafik jaringan komputer diatas.

d. Network 169.254.0.0

Saat kita menggunakan dhcp dan gagal mendapatkan alokasi address, biasanya otomatis
digantikan dengan alamat 169.254.46.128 dan sebagainya.

Gambar 16: APIPA Address

Pernah ngalamin?

Alamat tersebut automated jika engga bisa reach dhcp server, disebut juga link-local address
IPv4 sehingga tidak bisa dirouting.

Alamat ini sering disebut APIPA address atau Automated Privated IP Addressing. Rangenya
dari 169.254.0.1 sampai 169.254.255.255

6. Private IP Address

Kita sudah bahas ip address secara menyeluruh, dibagi atas kelas A, kelas B, kelas C, kelas D
dan kelas E. Namun tidak semua kelas ip address bisa kita assign ke interface, karena
digunakan untuk kebutuhan khusus.

Juga tidak semua ip address bisa kita assign ke interface, ada beberapa yang reserved, ada
juga yang designed for special purpose. Sampai sini nyambung?

Kita rangkum lagi range network kelas ip address versi 4, seperti ini:

 Kelas A: 1.0.0.0 sampai 126.0.0.0


 Kelas B: 128.0.0.0 sampai 191.255.0.0
 Kelas C: 192.0.0.0 sampai 223.255.255.0

Nah…

16
Dari range kelas ip address diatas, ada lagi range khusus yang digunakan untuk private ip
address. Private ip address dibuat untuk kebutuhan local network, tidak bisa dirouting ke
internet (RFC 1918).

Berikut range private ip address (sesuai kelasnya):

 Kelas A: 10.0.0.0 sampai 10.255.255.255


 Kelas B: 172.16.0.0 sampai 172.31.255.255
 Kelas C: 192.168.0.0 through 192.168.255.255

Maka kalau digambarkan, berikut range ip public dan ip private dari keseluruhan alokasi ip
address classfull. (buka gambar untuk memperbesar)

Gambar 17: Range IP Private dan IP Public dari Keseluruhan Alokasi IPv4 Classfull

a. Pemahaman Private IP Address

Ada pemahaman penting disini yang sering kali tidak dimengerti bagi kamu yang baru
belajar jaringan komputer.

Ingat: seluruh perangkat-perangkat di dunia ini, yang saling terhubung, mereka menggunakan
IP public.

Kira-kira ilustrasinya seperti berikut ini:

Gambar 18: IP Public di Internet

Masih ingat pertanyaan di awal materi ini? (Misal: ip laptop saya 192.168.100.13, namun
ketika di cek di internet kok hasilnya berbeda, malah 182.0.164.xx)

192.168.100.13 itu adalah ip private. Sedangkan 182.0.164.xx itu adalah ip public. Lah
kenapa bisa berubah seperti itu??

Jawabannya, karena ada NAT.

b. NAT atau Network Address Translation

Laptop yang kita gunakan, menggunakan ip private, tapi bisa internetan. Dikarenakan, ip
private tadi diterjemahkan menjadi ip public (dalam hal ini dilakukan oleh ISP), misal kalau
kamu pakai modem atau sewa internet kabel.

Gambar 19: IP Private ditranslasi menjadi IP Public dengan NAT

Kita tidak bahas teknik NAT sekarang.

Tapi intinya, kamu bisa internetan pakai private ip address karena alamat tersebut di-NAT.

Misal ip kamu (private) adalah 192.168.20.18/24, tapi ip kamu di internet (public) bisa jadi
(misal) 182.0.164.77. Nah satu ip public bisa digunakan untuk mentranslasi lebih dari 1 ip
private.

17
Keuntungannya adalah: lebih menghemat alokasi ip public. Kalau saja tidak ada NAT, pasti
ip public sudah habis sejak dahulu kala.

Saat belajar routing switching dasar, scopenya hanya di ip-private. IP Public akan lebih
kamu pahami lagi aturan alokasinya di track WAN atau Service Provider. Intinya: pahamin
range, dan aturan pengalamatannya.

Jika kamu mendapat alokasi IP public dari ISP, dan ip tersebut sudah dirouting ke internet.
Kamu bisa internetan, pakai ip public tersebut.

Jelas yah? Saya harap kamu tidak bingung lagi mengenai ip private dan ip public.

Mari kita lanjut.

7. Jenis-Jenis IP Address

Berdasarkan sifatnya dalam mengirimkan traffic ataupun paket, IP address dibagi-bagi lagi,
menjadi:

 Loopback
 Unicast
 Layer 2 broadcast
 Layer 3 broadcast
 Multicast

Beruntungnya saya.. karena penjelasan jenis-jenis ip address tersebut sudah pernah saya
tuliskan.

Dengan memahami fungsi jenis-jenis ip address, kamu akan memahami fundamental trafik di
jaringan komputer (logic) dan juga arsitekturnya (fisik). Silakan baca disini untuk jenis-jenis
ip address.

8. Bahan Latihan IP Address

Sebagai bahan latihan untuk mematangkan pemahaman ip address, silakan kamu jawab soal-
soal ip address berikut ini:

1. Alamat 183.254.12.19 merupakan ip public atau ip private? Tentukan range addressnya.


2. Buat range host address terendah dan tertinggi dari network 172.18.30.0, dan berapa
network selanjutnya? Serta berada di kelas apa network tersebut?
3. Dari 2 soal diatas, lakukan perhitungan bit network seperti penjelasan diatas.

Tips: kamu bisa menggunakan aplikasi ip calculator. Saya rekomendasikan


aplikasi ipcalc (linux, digunakan via CLI).

Tapi ingat, cukup aplikasi ip calculator untuk memverifikasi hasil perhitungan kamu. Jangan
gunakan untuk hal kecurangan atau ceating.

… atau silakan gunakan untuk cheating, namun kamu akan selamanya tidak akan pernah
memahami perhitungan ip address.

Simpulan

Menguasai ip address tidak cukup dalam hitungan hari, minggu. Butuh waktu berbulan
hingga bertahun. Goalnya nanti adalah kamu bisa mengalokasikan ip dengan efektif di
network yang kamu kelola.

18
Skill yang harus kamu miliki adalah subneting, summarization address, (terkait routing). Ini
akan kita bahas di bab selanjutnya.

Bab 2: Belajar Konsep Subnetting dan Cara Menghitung Subnetting

Bagikan jika bermanfaat.

KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Buatlah Topologi dibawah dengan menggunakan Packet Tracer, Kemudian Lakukan uji
Konektivitas dengan menggunakan Ping

A.

B.

C.

D.

E.

2. Buatlah Tabel Uji Konektifitas berdasarkan hasil uji konektivitas berdasarkan topologi diatas
Topolog
IP Komputer A IP Komputer B Hasil Uji Konektivitas
i
A
B
C
D
E

19
3. Buatlah 2 buah kabel UTP dengan susunan Straight TIA 568 A atau TIA 568 B, kemudian
lakukan pengecekan hasil dengan menggunakan cable tester

4. Buatlah 2 buah kabel UTP dengan susunan crossover TIA 568 B, kemudian lakukan
pengecekan hasil dengan menggunakan cable tester

5. Berdasarkan Topologi gambar soal nomor 1, terapkan dalam topologi fisik, kemudian buat
table uji konektifitasnya, lihat apakah ada perbedaan hasil dari uji konektifitas dari simulator
dengan penerapan fisik topologi

KESIMPULAN & SARAN

20

Anda mungkin juga menyukai