Materi pembelajaran
BAHAN AJAR
A. Tujuan Pembelajaran:
1. Pengetahuan:
a. Produk
1) Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa dapat menjelaskan
Konsep pengalamatan IP dengan mengerjakan soal terkait di LP 3 minimal
nilai sama dengan KKM.
b. Proses
Siswa diharapkan dapat menjelaskan langkah-langkah mengkonfigurasi IP
dengan mengerjakan evaluasi yang terkait dengan LP 4 minimal nilai sama
dengan KKM.
2. Keterampilan:
Dengan menggunakan komputer siswa dapat mempraktekkan Mengkonfigurasi
pengalamatan IP pada jaringan komputer sesuai rincian tugas kinerja di LP 5 minimal
nilai sama dengan KKM.
B. Kompetensi Dasar
3.12 Menerapkan pengalamatan IP pada jaringan komputer
4.12 Mengkonfigurasi pengalamatan IP pada jaringan komputer
1
3.12.3 Menentukan cara pengalamatan IP pada jaringan komputer
1. Konsep Pengalamatan IP
Internet Protokol Address merupakan kepanjangan dari IP address. IP address
adalah suatu identitas numerik yang dilabelkan kepada suatu alat seperti komputer,
router, atau printer yang terdapat dalam satu jaringan computer yang menggunakan
IP sebagai sarana komunikasi. IP address adalah sebuah protokol IP jaringan TCP/IP.
Protokol adalah suatu aturan atau standar yang mengatur atau mengizinkan
terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih
komputer. Protokol digunakan untuk menentukan jenis layanan yang akan dilakukan
pada internet. Kemudian IP address memiliki dua fungsi, yaitu sebagai alat
identifikasi host (antarmuka) pada jaringan dan sebagai alamat lokasi jaringan. Ada
dua jenis IP address, yaitu IP address menggunakan bilangan 32 bit yang dikenal
dengan nama IPv4. IP address menggunakan bilangan 128 bit yang dikenal dengan
nama IPv6.
1. IP address versi 4 (IPv4)
Alamat IPv4 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan
di dalam protocol IP jaringan TCP/IP yang menggunakan protocol IPv4.
Panjang total IP adalah 32 bit dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4
miliar host computer diseluruh dunia. Pengalamatan IP address menggunakan
bilangan biner. Untuk memudahkan ditulis dan dibaca maka ditulis dengan
bilangan 4 desimal yang dipisahkan oleh titik (disebut dotted decimal
notation). Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari satu octet atau delapan
bit alamat IP. Contoh : 192.168.1.1 bila dikonversi ke biner menjadi
11000000.10101000.00000001.00000001.
Pada IPv4 ada beberapa kelas pada IP address, yaitu kelas a , kelas b,
kelas c, kelas d, dan kelas e. Untuk pembagian IPv4, pengalamatan ini terbagi
menjadi 2 sifat, yaitu IP private dan IP public. IP private hanya bersifat lokal
dan tidak bisa digunakan untuk mengakses internet dan penggunaannya bebas.
2
IP public bersifat worldwide, bisa digunakan untuk mengakses internet namun
penggunaan atau konfigurasinya tidak bebas (ada yang mengatur). IP public
tidak termasuk list IP yang terdapat pada IP private. Lembaga yang
mengatur/menyediakan IP public adalah IANA, singkatan dari Internet
Authorized Numbering Association.
Dalam pengalamatan IPv4 didasari oleh karakteristik, yaitu terdapat
Network ID, Host ID, Subnet Mask dan Broadcast.
Representasi Alamat IPv4 umumnya diekspresikan dalam notasi decimal
berukuran 8-bit. Karena setiap octet berukuran 8bit. Maka kisarannya antara 0-
255 (terdapat beberapa pengecualian nilai). Alamat yang dimiliki sebuah host
dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah
bagian, yaitu Network Identifier/Net ID (Network Address/alamat jaringan) dan
Host Identifier/Host ID (Host Address /alamat host). Tidak boleh bernilai 0 dan
255. Jenis-jenis alamat pada IPv4, yaitu Alamat Unicast, Alamat Broadcast, dan
Alamat Multicast.
4
Jenis-jenis alamat pada IPv6, yaitu Alamat Unicast, Alamat Multicast, dan Alamat
Anycast. Cakupan alamat unicast dan anycast pada IPV6, yaitu Link local, Site
local, Global address.
Pada IP address kita mengenal dengan istilah subnetting. Subnetting adalah
pengambilan bit-bit dari bagian hit sebuah alamat IP dan menyimpannya untuk
mendefinisikan alamat subnet. Subnetting bisa juga diartikan adalah upaya/proses
untuk memecah sebuah network dengan jumlah host yang cukup banyak, menjadi
beberapa network dengan jumlah host yang lebih sedikit.
Subnetting berguna untuk menentukan batas network ID dalam subnet,
memperbanyak jumlah network (LAN), mengurangi jumlah host dalam satu network,
dan mengurangi tingkat kongesti (gangguan/tabrakan) lalu lintas data dalam suatu
network. Tujuannya adalah mengefisienkan jumlah host dalam jaringan kecil,
mengurangi kepadatan lalu lintas jalur data pada jaringan besar, memotong jumlah
host yang terhubung jaringan dengan alasan keamanan.
Subnetting diperlukan karena efisiensi penggunaan IP address, mempermudah
manajemen jaringan, dan mengatasi masalah perbedaan hardware dan topologi fisik
jaringan. Berikut beberapa istilah-istilah umum dalam pengalamatan IP, yaitu Host IP
Address, Network Mask (subnet mask), Network, Network Broadcast Address, Total
Number of Host Bits dan Number of Hosts.
Ada beberapa proses untuk melakukan Subnetting, yaitu menentukan jumlah
subnet yang dihasilkan oleh subnet mask, menentukan jumlah host per subnet,
menentukan subnet yang valid, menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet dan
menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet.
Contoh menghitung subnetting :
Dik : Pengalamatan IP address menggunakan kelas B dengan network address
172.16.0.0/18.
Dit : a) jumlah subnet, b) jumlah host per subnet, c) blok subnet d) Alamat host
(network address) dan broadcast.
Analisis :
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan prefix /18 (Prefix adalah petunjuk banyak bit dari
sebuah IP Address yang merupakan jumlah porsi dari Network ID. Notasi network
prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR)),
yang berarti terdapat 18 digit angka 1 dari 32 digit. Setelah dikonversi dengan binary
menjadi 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0)
Jawab :
a) Jumlah subnet
5
Rumus jumlah subnet = , X adalah jumlah bit yang diselubungi dengan bit 1
pada oktat host ID. Dalam hal ini, host ID untuk kelas B adalah 2 octet terakhir
dengan bit 0 pada oktat host ID. Dalam hal ini, host ID untuk kelas B adalah 2
octet terakhir sedangkan jumlah bit bernilai 0 ada 14, maka
c) Blok subnet
Rumus blok subnet = , Z adalah nilai octet terakhir subnet mask. Dalam
hal ini, host ID untuk kelas B adalah 2 octet terakhir sedangkan nilai octet
berikutnya adalah 64+64 =128, 128+64 = 192. jadi total subnetnya adalah
0,64,128,192.
d) Alamat host (network address) dan broadcast
6
untuk jaringan besar dengan address class A dan class B, tidak fleksibel, tabel routing
membengkak, internet memerlukan address lebih dari 32-bit dari beberapa alasan
maka sekarang IP classfull tidak dipakai lagi, dan beralih ke IP classles.
Classless dapat diartikan “tanpa kelas / tidak menggunakan kelas”.
Pengalokasian IP address menggunakan CIDR (Classless Inter Domain Routing). IP
digunakan menggunakan tanda garis miring (/) diikuti dengan angka yang
menunjukan panjang network prefix. Contoh : 192.168.0.0/24.
Pada pengalokasian IP terdapat dua cara, yaitu :
1. CIDR (Classless Inter Domain Routing) merupakan sebuah cara alternatif untuk
mengklasifikasikan alamat-alamat Ip berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam
kelas A, Kelas B, Kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai
supernetting. CIRD merupakan mekanisme routing yang lebih efisien
dibandingkan dengan cara asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke
dalam kelas-kelas A, B,dan C.
8
Hasil dari proses Supernetting ini mengubah komposisi antara bit Network
dengan bit Host, dengan demikian hal ini akan mempengaruhi nilai Network
Address, Broadcast Address dan Subnetmask Jaringan.
2. VLSM (Variable Length Subnet Mask) adalah pengembangan mekanisme
subnetting, dimana dalam VLSM dilakukan peningkatan dari kelemahan
subnetting klasik, yang mana dalam clasic subnetting, subnet zeroes, dan subnet-
ones tidak bisa digunakan. Selain itu subnet klasik, lokasi nomor IP tidak efisien.
VLSM memiliki metode dengan memberikan suatu network address lebih dari
satu subnetmask. Teknik subnetting dapat dilakukan secara rekursif, yaitu
network identifier yang sebelumnya telah disubnetkan, disubnetkan kembali.
Ketika melakukannya, bit-bit network identifier tersebut bersifat tetap dan
subnetting pun dilakukan dengan mengambil sisa dari bit-bit host. VLSM
(Variable Length Subnet Mask) memberikan suatu network address lebih dari
satu subnet mask. Syarat untuk pengelolaan network pada VLSM, yaitu :
Routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi
mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcast-nya (routing protocol :
RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya).
Semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung
metode VLSM yang menggunakan alogaritma penerus paket informasi.
Penggalan Materi 2
Langkah-langkah konfigurasi IP
Konfigurasi IP address pada Windows
Langkah-langkah yang lakukan untuk merubah, mengganti, ataupun memberi ip
address pada sebuah komputer dengan OS windows.
1. Masuk ke control panel. Lalu pada bagian Network and Internet, pilih View
network status and tasks.
2. Setelah itu Anda akan diarahkan ke halaman Network and Sharing Center. Pada
panel menu sebelah kiri pilih Change adapter setting.
3. Pada bagian ini, pilih adapter mana yang akan kamu setting ip address nya. Pada
contoh ini saya memilih Local Area Connection. Pada icon adapter tersebut klik
kanan, lalu pilih properties.
4. Akan dihadapkan dengan kotak dialog properties. Pilih Internet Protocol
Version 4 (TCP/IPv4), lalu klik properties.
5. Pada bagian ini, Anda akan diperlihatkan form pengisian. Seperti yang sudah
saya katakan diawal, terdapat dua metode pemberian ip address, yaitu static dan
dynamic.
9
Setting IP Address di windows secara Static (Manual)
6. Agar bisa mengisi secara manual, Anda harus meberikan cek list pada opsi Use
the following ip address. Kemudian form tersebut bisa Anda isi menggunakan ip
address yang Anda inginkan. Setelah itu klik OK.
Setting IP Address di Windows Secara Dynamic (Otomatis)
7. Untuk bisa mendapatkan ip address secara dynamic ini (DHCP), pastikan
komputer Anda sudah terhubung dengan komputer/perangkat jaringan yang
bertindak sebagai DHCP Server.
8. Jika sudah terhubung, cek list opsi Obtain an IP address automatically dan
biarkan form pengisian tetap kosong. Klik OK. Maka secara otomatis komputer
Anda sudah terdapat IP address nya.
9. Perbedaan dari dua metode tersebut ialah, apabila ip address di setting secara
manual maka, nomor ip address tidak akan berubah kecuali di setting ulang oleh
sang administrator. Sedangkan jika menggunakan metode DHCP, ip address bisa
saja berubah sesuai dengan ip address yang tersedia.
10
5. Masuk ke linux Debian 7 server dengan cara login : root, password : sesuaikan,
setelah itu ketik perintah seperti di gambar, yaitu untuk masuk konfigurasi ip
address :
nano /etc/network/interfaces
6. Setelah masuk, konfigrasi ip address, masukan ip address yang sesuai dengan ip
address internet. Contoh : dengan ip address 192.168.43.10 - netmask
255.255.255.0 - broadcast 192.168.43.255 - network 192.168.43.0 - gateway
192.168.43.1. Jangan lupa save konfigurasi dengan menekan tombol pada
keybord CTRL + X, Y, Enter.
7. Kemudian restart konfigurasi tersebut supaya tersimpan dan dapat digunakan.
Untuk perintahnya, yaitu : /etc/init.d/networking restart
8. Cek ip address yang sudah dikonfigurasi dengan perintah berikut : ifconfig
9. Langkah berikutnya, lakukan konfigurasi berikut supaya server dapat terhubung
ke ip/dns dari internet. Berikut adalah perintahnya : nano /etc/resolv.conf.
Setelah masuk ke konfigurasi, tambahkan nameserverdan ip address nya. Untuk
lebih jelasnya lihat pada gambar diatas. Jangan lupa save konfigurasi dengan
menekan tombol pada keybord CTRL + X, Y, Enter.
Setting IP Address di Debian Secara Dynamic (Otomatis)
10. Sama halnya seperti konfigurasi ip address dengan mode static, ketik perintah
untuk masuk ke konfigurasi ip address, seperti berikut : nano
/etc/network/interfaces
11. Konfigurasi ip address mode dynamic seperti gambar diatas. Sama seperti mode
static, di mode dynamic hanya mengubah dari static menjadi dhcp. note : tanda
pagar '#' didepan script adalah untuk menjadikan script tersebut menjadi tidak
aktif (hanya dianggap sebagai komentar saja). Jangan lupa save konfigurasi
dengan menekan tombol pada keybord CTRL + X, Y, Enter. Contoh : ip address
192.168.43.10, netmask 255.255.255.0, broadcast 192.168.43.255, network
192.168.43.0, gateway 192.168.43.1.
12. Restart konfigurasi dengan perintah: /etc/init.d/networking restart. Untuk lebih
jelasnya lihat gambar diatas.
Penggalan Materi 3
Siswa disuruh mempraktekkan sesuai dengan urutan langkah kerja
E. Rujukan
11
a. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. BSE Jaringan
Dasar.
b. Rudi Setiawan. 2017. Buku Komputer dan Jaringan Dasar. CV Mediatama.
c. Niko. 2014. Cara Setting IP Address di Windows 7, 8, dan 10. Diunduh : 5
September 2018
d. [http://www.pintarkomputer.com/cara-setting-mengganti-ip-address-pada-komputer-
os-windows/]
e. Muh. Riza Faizal. 2017. Konfigurasi IP address Static dan Dynamic pada Linux
Debian 7 Server. Diunduh : 5 September 2018
f. [https://blogngoprex.blogspot.com/2017/10/konfigurasi-ip-address-static-dan.html]
g. Internet
h. Madcoms, 2003.Dasar teknis instalasi jaringan komputer.Madiun:Penerbit Andi
i. Fauziah,2011.RPL 1 Rekayasa Perangkat Lunak SMK Kelas X, Bogor:Yudhistira
j. Internet :
https://www.mediainformasi.online/2018/03/konsep-pengalamatan-ip-
address.html
http://elektro.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/Modul-Praktikum-4-IP-
Subneting.pdf
12