Anda di halaman 1dari 8

Nama : Asilla Adin Hanun Nabilah

NPM : 22660032

Matkul : Jaringan Komputer

Nama Dosen : Bambang Hadi Kunaryo S.T.,M.T.

RANGKUMAN MENGENAI IP VERSI 6

1. Definisi IPv6
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain sebagai pengganti dari
Internet protocol versi 4 (IPv4). IPv6 yang memiliki kapasitas alamat (address) raksasa (128
bit), mendukung penyusunan alamat secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus
berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPv4. IPv6
memiliki tipe alamat anycast yang dapat digunakan untuk pemilihan route secara efisien.
Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh mekanisme penggunaan alamat secara local yang
memungkinkan terwujudnya instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi
cara baru pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran datasecara real-time,
pemilihan provider, mobilitas host, endto- end security, maupun konfigurasi otomatis.
2. Perbedaan IPv4 dan IPv6

Berikut perbedaan paling mencolok di antara kakak-beradik IP address tersebut:

Perbedaan IPv4 IPv6

Panjang angka 32-bit 128-bit

Menggunakan
Jenis angka Terdiri dari angka dan huruf (alphanumeric)
angka saja (numeric)

Contoh alamat 172.16.254.1 2001:0db8:0000:0000:0000:ff00:0042:7879

Dukungan Max.
Max. 4,29 miliar
alamat unik 340.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456

Jumlah class
Lima kelas, A sampai E Tanpa batasan
alamat IP

DNS record A AAAA


3. Tujuan dan Keunggulan IPv6
Tujuan dari IPv6 yaitu untuk melengkapi IP Versi 6 yang kotanya telah hampir habis yang
diperkirakan akan habis dalam tahun ini.
Keunggulan IP Version 6:
Otomatisasi berbagai setting / Stateless-less auto-configuration (plug&play). Alamat pada
IPv4 pada dasarnya statis terhadap host. Biasanya diberikan secara berurut pada host.
Memang saat ini hal di atas bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan DHCP
(Dynamic Host Configuration Protocol), tetapi hal tersebut pada IPv4 merupakan fungsi
tambahan saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk men-setting secara otomatis disediakan
secara standar dan merupakan default-nya. Pada setting otomatis ini terdapat dua cara
tergantung dari penggunaan address, yaitu setting otomatis stateless dan statefull.
1. Setting Otomatis Statefull
Cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan pada host dengan
menyediakan server untuk pengelolaan keadaan IP address, dimana cara ini hampir mirip
dengan cara DHCP pada IPv4. Pada saat melakukan setting secara otomatis, informasi yang
dibutuhkan antara router, server dan host adalah ICMP (Internet Control Message Protocol)
yang telah diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP (Internet Group
management Protocol) yang dipakai pada multicast pada IPv4.
2. Setting Otomatis Stateless
Pada cara ini tidak perlu menyediakan server untuk pengelolaan dan pembagian IP address,
hanya men-setting router saja dimana host yang telah tersambung di jaringan dari router yang
ada pada jaringan tersebut memperoleh prefix dari address dari jaringan tersebut. Kemudian
host menambah pattern bit yang diperoleh dari informasi yang unik terhadap host, lalu
membuat IP address sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai IP address dari host
tersebut. Pada informasi unik bagi host ini, digunakan antara lain address MAC dari network
interface. Pada setting otomatis stateless ini dibalik kemudahan pengelolaan, pada Ethernet
atau FDDI karena perlu memberikan minimal 48 bit (sebesar address MAC) terhadap satu
jaringan, memiliki kelemahan yaitu efisiensi penggunaan alamat yang buruk.
4. Format dan Penulisan Alamat pada IPv6
Format Alamat
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat
dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan
heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi
yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda
dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format.
Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:

00100001110110100000000011010011000000000000000000101111001110110000001010
10101000000000
1111111111111110001010001001110001011010

Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-angka


biner di atas harus dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit

0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000 0010111100111011


0000001010101010
0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010

Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonversikan ke dalam bilangan
heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan
tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut:

21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A

Penyederhanaan bentuk alamat


Alamat di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka 0 pada awal setiap
blok yang berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan satu digit terakhir. Dengan
membuang angka 0, alamat di atas disederhanakan menjadi:

21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A
Konvensi pengalamatan IPv6 juga mengizinkan penyederhanaan alamat lebih jauh lagi,
yakni dengan membuang banyak karakter 0, pada sebuah alamat yang banyak angka 0-nya.
Jika sebuah alamat IPv6 yang direpresentasikan dalam notasi colon-hexadecimal format
mengandung beberapa blok 16-bit dengan angka 0, maka alamat tersebut dapat
disederhanakan dengan menggunakan tanda dua buah titik dua (:). Untuk menghindari
kebingungan, penyederhanaan alamat IPv6 dengan cara ini sebaiknya hanya digunakan
sekali saja di dalam satu alamat, karena kemungkinan nantinya pengguna tidak dapat
menentukan berapa banyak bit 0 yang direpresentasikan oleh setiap tanda dua titik dua (:)
yang terdapat dalam alamat tersebut. Tabel berikut mengilustrasikan cara penggunaan hal
ini.

Untuk menentukan berapa banyak bit bernilai 0 yang dibuang (dan digantikan dengan tanda
dua titik dua) dalam sebuah alamat IPv6, dapat dilakukan dengan menghitung berapa banyak
blok yang tersedia dalam alamat tersebut, yang kemudian dikurangkan dengan angka 8, dan
angka tersebut dikalikan dengan 16. Sebagai contoh, alamat FF02::2 hanya mengandung dua
blok alamat (blok FF02 dan blok 2). Maka, jumlah bit yang dibuang adalah (8-2) x 16 = 96
buah bit.

5. Struktur Paket Data pada IPv6


Dalam men-design header paket ini, diupayakan agar cost atau nilai pemrosesan header
menjadi kecil untuk mendukung komunikasi data yang lebih real time. Misalnya, alamat
awal dan akhir menjadi dibutuhkan pada setiap paket. Sedangkan pada header IPv4 ketika
paket dipecah-pecah, ada field untuk menyimpan urutan antar paket. Namun field tersebut
tidak terpakai ketika paket tidak dipecah-pecah. Header pada Ipv6 terdiri dari dua jenis,
yang pertama, yaitu field yang dibutuhkan oleh setiap paket disebut header dasar, sedangkan
yang kedua yaitu field yang tidak selalu diperlukan pada packet disebut header ekstensi, dan
header ini didifinisikan terpisah dari header dasar. Header dasar selalu ada pada setiap
packet, sedangkan header tambahan hanya jika diperlukan diselipkan antara header dasar
dengan data. Header tambahan, saat ini didefinisikan selain bagi penggunaan ketika packet
dipecah, juga didefinisikan bagi fungsi security dan lain-lain. Header tambahan ini,
diletakkan setelah header dasar, jika dibutuhkan beberapa header, maka header ini akan
disambungkan berantai dimulai dari header dasar dan berakhir pada data. Router hanya perlu
memproses header yang terkecil yang diperlukan saja, sehingga waktu pemrosesan menjadi
lebih cepat. Hasil dari perbaikan ini, meskipun ukuran header dasar membesar dari 20 bytes
menjadi 40 bytes namun jumlah field berkurang dari 12 menjadi 8 buah saja.
6. Transisi IPv6
Untuk mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin terselenggaranya
komunikasi antara pengguna IPv4 dan pengguna IPv6, maka dibuat suatu metode Hosts –
dual stack serta Networks – Tunneling pada perangkat jaringan, misalnya router dan server.
Jadi setiap router menerima suatu paket, maka router akan memilah paket tersebut untuk
menentukan protokol yang digunakan, kemudian router tersebut akan meneruskan ke layer
diatasnya.

Berawal dari dari perubahan IPv4 lalu ke IPv6 dan hal tersebut dapat dibagi dalam beberapa
kategori, yaitu:
Kapabilitas pengalamatan yang semakin besar. Pengalamatan yang digunakan meningkat
dari 32-bit pada IPv4 menjadi 128-bit pada IPv6. Hal ini digunakan untuk mendukung
hirarki pengalamatan node yang lebih banyak, dan konfigurasi alamat – alamat secara
otomatis yang lebih sederhana.
Penyederhanaan format header. Beberapa field pada header IPv4 telah dihilangkan atau
dibuat menjadi optional untuk mengurangi cost processing dari penanganan paket dan untuk
menjaga cost bandwidth dari IPv6 sekecil mungkin walaupun ada peningkatan ukuran
alamat.
Kemampuan pelabelan aliran. Kemampuan baru ditambahkan, yakni memberi label pada
paket pada paket yang mengalir pada jaringan tertentu ketika pengirim meminta perlakuan
khusus, seperti Qos (Quality of service) atau layanan real- time.
Peningkatan dukungan untuk header tambahan dan header pilihan (optimal). Perubahan pada
penandaan pilihan pada header memungkinkan proses pelewatan paket yang lebih besar, dan
flaksibilitas untuk option yang mungkin ada di masa depan.
Kapabilitas untuk QoS (Quality of service). Sebuah kapabilitas untuk memungkinkan
pemberian label pada paket – paket dari aliran trafik tertentu dimana pengirim membutuhkan
penanganan khusus.
Kapabilitas autentifikasi dan privasi. IPv6 mendukung autentifikasi, integritas data, dan
kerahasiaan data tertentu.

IPv6 dirancang sebagai perbaikan dari IPv4, dan bukan merupakan perubahan yang ekstrim
dari IPv4. Fungsifungsi yang bekerja pada IPv4 juga ada pada IPv6, sedangkan fungsi –
fungsi yang tidak bekerja pada IPv4 dihilangkan pada IPv6. Implementasi IPv4 umumnya
menggunakan representasi dotted decimal untuk network prefixnya, yang dikenal dengan
subnet mask. IPv6 menggunakan istilah prefix length yaitu
3ffe:ffff:0100:0210:a4ff:fee3:9566, dengan Mask ffff:ffff:ffff:ffff:0000:0000:0000:0000,
network 3ffe:ffff:0100:f101:0000:0000:0000:0000, IPv6 prefix 3ffe:ffff:0100:f101::/64. 64
bit dicadangkan untuk porsi network-id, dan 64 bit direpresentasikan dengan /64.
Mekanisme transisi IPv4 – IPv6 antara lain:
Dual Stack, dimana dalam mekanisme ini, perangkat yang ada pada jaringan mendukung
kedua protocol, baik IPv4 maupun IPv6.
Tunneling, dalam mekanisme ini, node IPv6 yang akan berkomunikasi membuat suatu
tunnel untuk melewati jaringan IPv4 yang ada diantaranya.
Translation, memungkinkan node IPv6 untuk berkomunikasi dengan node IPv4 dengan
menterjemahkan protocol pada lapis jaringan.

Beberapa metode translasi adalah sebagai berikut:


Metode ini bekerja pada lapisan transport. Metode ini biasanya bekerja dengan sebuah
pseudo-interface. Jika router mendeteksi adanya data di dalam paket IPv6 yang memiliki
alamat tujuan yang memiliki prefix translasi, Maka data tersebut akan diteruskan ke pseudo-
interface. Dan data dari trafik IPv6 tersebut akan diteruskan ke trafik IPv4.

 Metode NAT-PT
Metode ini memungkinkan host dan aplikasi native IPv6 untuk berkomunikasi dengan
host dan aplikasi IPv4. Setiap host yang berperan sebagai address translator menyimapan
sekumpulan alamat yang diberikan secara dinamis ke host IPv6 dan sebuah sesi dibentuk
antara dua host yang mendukung protocol yang berbeda. NAT-PT mendukung translasi
header dan alamat. Mekanisme ini tidak mendukung implementasi sekuriti end-to-end
dan memerlukan ruang IPv4 yang besar. Merujuk ke table translasi dimana alamat IP dari
node host IPv6 dan pool adderss pada translator bersusaian, translasi sebuah alamat IP
dan bagian header IP diubah untuk IPv4 dan IPv6. Untuk mempersiapkan pool address
untuk koneksi yang diinisiasi kea rah IPv4 dari IPv6, dimungkinkan untuk menggunakan
Network address Port Translation (NAPT) yang membagi sebuah alamat ke dua atau
lebih node host IPv6 dengan mengganti nomor port untuk setiap koneksi TCP atau UDP.
Ketika sebuah node yang lain, data dikirimkan dalam bentuk paket IP. Untuk paket –
paket IP ini, data seharusnya tidak difragmentasi ketika dikirimkan dari node sumber ke
node sumber ke node tujuan. Walaupun, perbedaan panjang header IP dari kedua protocol
melebihi Maximum Transmission Unit (MTU) dari translator dikarenakan link pada
perbatasan IPv4 dan IPv6.
 Pv4- Address Mepped IPv6 Address
Teknik ini merujuk kepada korenspondensi satu-ke-satu antara alamat tujuan IPv6 dan
alamat tujuan IPv4 dan sebaliknya. Ruang alamat 128-bit pada IPv6 sangat besar bila
dibandingkan dengan alamat 32-bit pada IPv4.
Karakteristik sebagai berikut:
Tidak mungkin untuk memetakan seluruh alamat IPv6 ke IPv4 dengan dasar satu-ke-satu.
Sebuah alamat Ipv4 ditulis dalam 32 low-order bit dan dikombinasikan dengan prefix
yang berasal dari 96-bit high-order untuk membentuk 128-bit alamat IPv6.

7. REFERENSI

http://www.ipv6forum.com
http://asyafaat.files.wordpress.com/2008/11/mengenal-ip-versi-6_yagung.pdf
http://id.wikipedia.org./wiki/Alamat_IP_versi_6
http://ayuanggrianih.wordpress.com/2011/06/20/145/

Anda mungkin juga menyukai