Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SENJATA PISTOL DAN

SENAPAN

Disusun Oleh
David P Sihombing
BAB 1 : SEJARAH SINGKAT PINDAD
BAB 2 : SENJATA PISTOL
BAB 3 : SENJATA LARAS
PANNJANG
BAB 4 : TIPS MENGGUNAKAN
SENJATA
BAB 5 : HUKUM PENGGUNAAN
SENJATA
BAB 1 SEJARAH SINGKAT PINDAD

Pada Tahun 1980-an pemerintah Indonesia semakin


gencar menggalakkan program alih teknologi, saat inilah
muncul gagasan untuk mengubah status Pindad menjadi
perusahaan berbentuk perseroan terbatas. Berdasarkan
keputusan Presiden RI No.47 Tahun 1981, Badan Pengkajian
Penerapan Teknologi (BPPT) yang sudah berdiri sejak tahun
1978, harus lebih memperhatikan proses transformasi teknologi
yang ditetapkan pemerintah Indonesia itu, termasuk pengadaan
mesin-mesin untuk kebutuhan Industri.
Perubahan status Pindad dilatarbelakangi oleh keterbatasan
ruang gerak Pindad sebagai sebuah industri karena terikat
peraturan-peraturan dan ketergantungan ekonomi pada
anggaran Dephankam sehingga tidak dapat mengembangkan
kegiatan produksinya. Selain itu, Pindad pun dinilai membebani
Dephankam karena biaya penelitian dan pengembangan serta
investasi yang cukup besar. Karena itu Dephankam
menyarankan pemisahan antara war making activities dan war
support activities. Kegiatan Pindad memproduksi prasarana
dan perlengkapan militer adalah bagian war support
activities sehingga harus dipisahkan dari Dephankam dan
menjadi perseroan terbatas yang sahamnya dimiliki oleh
pemerintah Indonesia.

Ketua BPPT saat itu Prof. DR. Ing. B.J. Habibie kemudian
membentuk Tim Corporate Plan (Perencana Perusahaan)
Pindad melalui Surat Keputusan BPPT No.
SL/084/KA/BPPT/VI/1981. Tim Corporate Plan diketuai
langsung oleh Habibie dan terdiri dari unsur BPPT dan
Departemen Hankam.
Sebagai sebuah perusahaan Pindad diharapkan dapat
memproduksi peralatan militer yang dibutuhkan secara efisien
dan menghasilkan produk-produk komersial berorientasi
bisnis. Dan memiliki biaya serta anggaran sendiri untuk
pengembangan, penelitian dan investasi serta
mengembangkan profesionalisme industrinya.

Berdasarkan hasil kajian dari Tim Corporate Plan diputuskan


komposisi produksi Pindad adalah 20% produk militer dan 80%
komersial atau non militer. Tugas pokok Pindad adalah
menyediakan dan memproduksi produk-produk kebutuhan
Dephankam seperti munisi ringan, munisi berat, dan peralatan
militer lain untuk menghilangkan ketergantungan terhadap
pihak lain. Tugas pokok kedua adalah memproduksi produk-
produk komersial seperti mesin perkakas, produk tempa, air
brake system, perkakas dan peralatan khusus pesanan.
Dan pada awal 1983 Pindad menjadi badan usaha milik Negara
(BUMN) sesuai dengan keputusan pemerintah yang tertuang
dalam Peraturan Pemerintah (PP) RI No.4 Tahun 1983
tertanggal 11 Februari 1983. Tahun inilah yang diperingati
sebagai HUT Pindad sampai saat ini.

BAB 2 : SENJATA PISTOL

PT Pindad (Persero) sejak berdiri tahun 1983 telah


memproduksi berbagai jenis senjata mulai dari senjata laras
panjang, senjata genggam, pistol, dan lainnya. Setiap produksi
diutamakan untuk mensuplai kebutuhan peralatan pertahanan
dan keamanan nasional serta untuk memenuhi pemesanan dari
pihak lain.
Produksi senjata terus ditingkatkan kualitasnya berdasarkan
penelitian dan pengembangan dari tenaga-tenaga ahli Pindad
bersama dengan pengguna produk untuk menetapkan
spesifikasi yang dibutuhkan. Dalam setiap produksi, proses
optimasi kami lakukan untuk memperoleh unjuk kerja dari
senjata yang maksimal. Pemeriksaan dilakukan pada setiap
proses manufaktur mulai dari penerimaan material sampai
proses akhir pembuatan produk. Seluruh produk telah diuji dan
memenuhi standar internasional salah satunya Mil STD. Sistem
mutu selalu dipelihara dengan menerapkan sistem mutu ISO
9000-2008 yang disertifikasi oleh LRQA.
Senjata Pindad memiliki akurasi yang baik dan ketahanan di
medan peperangan sesuai dengan kebutuhan pertahanan dan
keamanan. Beberapa senjata telah berhasil meraih prestasi
lomba tembak antar angkatan darat se-Asia Tenggara (AARM)
dan lomba tembak Angkatan Darat se-Asia Pasifik (ASAM),
serta Lomba Tembak tahunan yang diselenggarakan oleh
Tentara di Raja Brunei (BISAM).

Bagian bagian pistol :


1. Barrel
2. Recoil spring
3. Bullet (peluru) didalam kamar peluru (magazen)
4. Slide
5. Breech block
6. Pelatuk (hammer)
7. Magazine spring
8. Tempat peluru (magazine)
9. Pemicu (trigger)

Secara umum pistol bekerja secara mekanik untuk mendorong


peluru. Ledakan peluru inilah yang mendorongnya untuk
melesat keluar dari larasnya.

Setelah magazine telah di isi peluru dan di pasang ke pistol,


slide ditarik (dikokang). Saat slide ditarik recoil spring akan ikut
tertarik dengan mekanisme mekanik peluru akan di dorong ke
kamar peluru. Peluru yang ada di dalam magazine didorong
keatas oleh spring magazine sehingga peluru tersusun rapi
dalam magazine.

Untuk menembak, pengguna pistol tinggal menekan pemicu


(trigger) dan firing pin akan menekan pangkal peluru ssehingga
peluru meledak. Daya ledakan inilah yang melesatkan peluru
keluar lewat laras pistol.
Berikut ini beberapa senjata pistol dan karakteristiknya :

a. G2 ELITE Kal. 9 mm

Pistol G2 Elite merupakan salah satu pistol produksi PT. Pindad


dengan kaliber 9 x 19 mm parabellum. Pistol ini memiliki
magazine yang mampu untuk menampung 15 butir peluru.
Pistol ini memiliki keunggulan berupa pisir belakang yang
bersifat adjustable. Dengan panjang laras 5 inchi, akurasi yang
dihasilkan tidak dapat diragukan.
 SPECIFICATION
Capacity : 15 rounds
Barrel : - Length : 5 inch - Rifling : 6 grooves, 1:10 inches right
hand twist
Weight : 1+0.05 kg
Overall length : 221 mm
Height : 139 mm
Sight : - Front : Fixed type - Rear : Adjustable / Fixed rear sight
Evective Range : 25 m
Calibre : 9x19 mm
Length : 223 mm
Operation / action : Single action, semi auto
Capacity magazine : 15 rounds

b. P-3A Kal. 7.65 mm


Varian terkecil dari line-up pistol kami dengan kaliber 7,65 x 17
mm. Di desain untuk pertempuran serta penembakan jarak
dekat dengan jarak efektif 15 meter yang dihasilkan dari
panjang laras 102mm dan kapasitas magasen 12 peluru. Pistol
ini dapat disembunyikan di tubuh penggunanya tanpa
membatasi ruang gerak dari penggunanya tersebut.
 SPECIFICATION
Cartridge : 7.65 x 17 mm
Barrel Length : 102 mm
Capacity : 12 cartridge
Weight : 794 gr
Sight : - Front : Square integral with slide - Rear : Square
notch dovetailed to slide
Type of Fire : Double action
Ammunition : MU15-TJ 7.65 mm ( .32 ACP )
Effective range : 25 m

c. G2 COMBAT Kal. 9 mm

Pistol G2 Combat menggunakan amunisi 9 x 19 mm


parabellum. Digunakan secara luas oleh angkatan bersenjata
Indonesia, pistol ini dapat diandalkan dalam berbagai situasi.
Panjang laras 4.5 inch memastikan akurasi yang baik sambil
menjaga kemampuan untuk menghadapi situasi pertempuran
dengan jarak yang sangat dekat.

 SPECIFICATION
Capacity : 15 rounds
Barrel length : 4,5 inch
Weight : 0.90 Kg
Overall length : 200 mm
High : 136 mm
Sight : fixed
Evective Range : 25 m

d. MAG4

Pistol keluaran terbaru ini


memiliki laras sepanjang 4 inci – lebih pendek dari sang
pendahulu yang terkenal, pistol G2 – untuk mencapai jarak
tembak efektif dalam penggunaan area jarak dekat. MAG 4
lebih mudah dioperasikan berkat bahan material yang lebih
ringan dan mekanisme kokang yang lebih sederhana.
 SPECIFICATION
Caliber : 9x19 mm Parabellum
Barrel length : 4 inch
Length : 180 mm
Weight : 0.9 kg
Safety : Hammer Lock
Operation : - single action - semi automatic
Effective range : 15m
Rifling : 6 grooves, RH 250 mm/twist
e. G2 Premium kal. 9mm

Merupakan
pengembangan dari sisi desain dan frame yang berasal dari
varian G2 lannya. Fitur serta karakte pada G2 Premium
sepenuhnya dikembangkan dari umpan balik para pengguna
yang telah mengoperasikan varian G2 Combat dan Elite.
Menggunakan munisi kaliber 9 mm, G2 Premium memiliki jarak
tembak efektif sampai dengan 25 meter. G2 Premium
merupakan varian teratas dalam keluarga pistol G2.

 SPECIFICATION
Chamber length : 19 mm
Pistol length : 222 mm
Barrel length : 5 inch
Type of fire : - Semi automatic - Single/double action
Effective range : 25 m
Magazine capacity : 15 rounds

Membongkar senjata tangan/pistol anda secara aman


1. Tangani senjata api anda secara aman.
Selalu jaga moncong menunjuk ke arah yang aman, tangani
senjata api seolah-olah bermuatan/berpeluru, dan jauhkan
jari anda dari picu.
2. Keluarkan tempat peluru/magazen.
3. Kosongkan isinya.
 Tarik kokang ke belakang dan secara visual dan fisik
(masukkan jari anda ke dalam) untuk memeriksa bahwa
tidak ada peluru di dalam tempat peluru/magazen atau di
dalam ruangnya.
 Yakinkan ulang bahwa senjata anda tidak ada pelurunya.
Anda tidak mau terjadi ledakan yang tidak terduga saat
melucuti senjata anda.
4. Pastikan untuk menyingkirkan semua amunisi dari
sekitarnya, idealnya pindahkan ke ruangan lain saat
membersihkan senjata.
5. Pada banyak desain yang modern, hal ini merupakan
proses yang sederhana. Lepas martilnya/striker, tarik
label lepasannya. Setelah ditarik ke arah belakang
rangka/frame, seluncurannya akan bisa bergerak bebas
terlepas dari bagian depan senjata.
6. Proses sebenarnya mungkin sangat bervariasi tergantung
model senjata api yang anda bongkar lapangan.
7. Pengguna Glock & Steyr: Pastikan berulang-ulang bahwa
senjata anda tidak berpeluru karena anda haru menarik
pelatuknya untuk memulai proses pembongkaran
lapangan.
8. Identifikasi bagian yang anda bersihkan. Terdapat empat
bagian besar pada setiap senjata api semi-otomatis
(walaupun mereka mungkin terpasang dalam berbagai
cara).
 Rangka/frame: Ini adalah batang (atau "pegangan") dari
senjata api. Pelatuknya biasanya tertanam dalam rangka,
dan ruang peluru/magazen terletak di dalam batangnya.
 Luncuran/slide: Potongan logam pada bagian atas
senjata api yang membuat ruangan peluru tersegel,
mengkompensasi untuk rekoil (pada kebanyakan semi-
auto), mewadahi lencana tembak (dan beberapa
komponen lain). Jika anda mempunyai rangka polymer,
bagian ini merupakan 70% (atau lebih) dari keseluruhan
berat senjata.
 Laras/barel: Pemasangan laras merupakan laras dan
ruangannya. Berhati-hatilah dengan ujung moncong dari
laras dan permulaan senapan (di dalam laras), Karena
hal ini merupakan dua bagian terpenting yang
mempengaruhi ketepatan/akurasi dan jika rusak bisa
terpengaruh dengan mudah menjadi tidak akurat.
 Batang penuntun dan pegas rekoil: Sering keduanya
menjadi satu bagian. Batang penuntun menuntun
luncuran ketika sedang rekoil dan pegas rekoil menarik
luncuran kembali ke tempatnya setelah peluru
ditembakkan.
9. Gosok semua komponen menggunakan kain lap, tidak
harus menggunakan kanebo.
 Hilangkan sebanyak mungkin kumpulan jelaga tebal yang
terbentuk oleh gesekkan dari pemakaian dan bubuk
mesiu. Bersihkan juga setiap minyak lama dan semua
bubuk mesiu yang tidak terbakar.
 Gosok bagian dalam ruangan ruang peluru/magazen,
pelontar, rel penuntun, dan daerah di sekitar ruangan
laras. Anda akan menemukan beberapa area membuat
kain anda menjadi hitam (bersihkan lagi daerah ini).
 Pada langkah ini, presisi tidak dibutuhkan, gosok dengan
cepat.
10. Gunakan pelarut (diutamakan yang didesain aman
agar digunakan terus-menerus bila bersentuhan dengan
kulit anda, seperti M-Pro 7) pada semua komponen yang
dimungkinkan.
 Kebanyakan pabrik pembuat senjata mendesain
komponennya (termasuk polymer) agar aman bila
digunakan dengan semua jenis pelarut, tetapi pastikan
tidak menggunakan jenis pelarut yang dilarang oleh
pabrik.
 Tidak harus menggunakan pelarut dalam jumlah banyak.
11. Biarkan pelarut menempel selama beberapa menit.
Pastikan semua daerah yang terdapat kotoran, kumpulan
jelaga, atau bubuk mesiu yang tidak terbakar terdapat
pelarut diatasnya, basahkan dengan pelarut.
12. Gosok keseluruhan senjata dengan sikat (tanpa
bulu logam, gunakanlah sikat gigi). Hal ini cocok dengan
dengan pelarut dan melunakkan kotoran pada senjata.
Cobalah untuk mencapai semua sudut dan sela-sela.
13. Gosok senjata dengan bersih menggunakan kain
bebas tiras (anda bisa membeli kain potongan, baju katun
tua yang bersih, atau kaos kaki juga bisa digunakan).
Capai ke semua bagian yang anda berikan pelarut dan
gosok sampai bersih.
14. Gosok keseluruhan senjata (luar dan dalam)
dengan kain bebas tiras yang telah dibasahi pelarut, dan
carilah daerah yang merubah kain menjadi hitam, dan
bersihkan mereka.

15. Gunakan pencongkel untuk untuk melepas setiap


jelaga tebal atau kumpulan bubuk mesiu, atau kumpulan
pada bagian sempit dari senjata.

 Daerah yang paling umum dengan endapan jelaga adalah


ruangan laras/chamber. Kumpulan terkumpul di sudut-
sudut potongan logam.
16. Gunakan sikat bor untuk memecah kumpulan jelaga
dari laras/barrel.
 Bersihkan keseluruhan laras setidaknya lima kali (lebih
banyak jika anda banyak menembak sejak terakhir
dibersihkan).
 Pastikan tidak membalik arah ketika menyikat di dalam
laras. Sebaiknya, dorong terus hingga ke dalam, lalu ke
belakang (membuat bulu berganti arah “keluar” dari
laras).
17. Gosok laras dengan kain yang dibasahi dengan
pelarut. Ulangi dengan kain bersih (tetap dibasahi dengan
pelarut) sampai kain tidak hitam lagi. Lalu gosokkan
dengan kain yang dibasahi minyak, lapisan minyak ini
akan melindungi laras anda dari oksidasi (berkarat).
18. Beri minyak semua komponen yang perlu
dilubrikasi. Umumnya pada buku petunjuk senjata akan
terdapat daerah tertentu yang perlu diberikan minyak,
tetapi sekilas melihat dimana bagian senjata yang aus
akan memberikan petunjuk baik untuk anda dimana
tempat untuk memberikan minyak.
19. Setelah membersihkan secara menyeluruh, langkah
selanjutnya untuk merawat senjata api anda adalah
dengan melubrikasikannya dengan benar. Lubrikasi
adalah sama pentingnya, bahkan lebih daripada
membersihkan. Dalam hal menjaga senjata api anda dari
malfungsi/macet, lubrikasi yang tepat adalah penting dan
memberikan minyak melindungi bagian logam dari korosi.

BAB 3 : SENJATA LARAS PANJANG

a. SS2-V5 Kal. 5.56 mm

Varian SS2 dengan laras yang


diperpendek. SS2-V5 menggunakan laras dengan panjang 255
mm yang dapat menembak dengan efektif sampai dengan jarak
200 meter. Dengan berat kosong 3.35 kg dan berat isi 3.71 kg,
SS2-V5 memiliki tingkat mobilitas yang sangat tinggi serta
cocok untuk digunakan dalam berbagai skenario pertempuran
jarak dekat.

 SPECIFICATION
Calibre : 5.56 x 45 mm
Length : Butt extended : 755 mm Butt folded : 528 mm
Barrel : Length : 255 mm Rifling : 6 Grooves, RH 177.8 mm(7")
twist
Weight : With empty magazine : 3,35 kg With full magazine (30
rounds) : 3.71 kg
Sight : Mechanical sight
Rate of Fire : Cyclic : 720 - 760 rpm Effective automatic fire :
120 - 200 rpm Effective single shot : 60 rpm
Ammunition : - Ordinary ball cartridge MU5-Tj or SS 109 -
Blank cartridge MU5-H - Cartridge for grenade launching
Effective Range : 200 m

b. PM3

Di desain secara khusus


untuk mendukung performa prajurit dalam pertempuran jarak
dekat seperti pada perang kota. PM3 menggunakan munisi
kaliber 9 x 19 mm parabellum yang dapat mengenai target
secara akurat hingga jarak 75 meter. Senjata ini menggunakan
mekanisme gas operated, meninggalkan mekanisme blowback
yang disematkan pada varian PM2. Terdapat rail pada bagian
atas receiver serta bagian kiri, kanan, dan bawah dari
handguard yang dapat digunakan untuk memasang berbagai
jenis attachment.
 SPECIFICATION
Stock extended : 720 mm
Stock folded : 494 mm
Barrel length : 210 mm
Rate of fire : 750-850 rpm
Type of fire : safe, single shot and full automatic
Effective range : 75 m

c. PM2-V1 Kal. 9 mm
Lahir setelah PM1, PM2
V1 merupakan generasi kedua pistol mitraliur (sub machine
gun) kami dengan kaliber 9 x 19 mm parabellum. PM2 V1
beroperasi dengan sistem blowback, dengan jarak efektif
sampai dengan 75 meter. Senjata ini memiliki pisir dan pijera
yang dapat diatur serta memiliki tiga mode penembakan yakni
Safe, semi auto, dan full auto. Dengan popor lipat, panjang
senjata dapat dipangkas yang dapat memudahkan dalam
mobilitas.
 SPECIFICATION
Weight : Without magazine : 2,90kg
Length : Stock extended : 625 mm Stock folded : 417 mm
Barrel : 195 mm
Sight : Adjustable
Muzzle velocity : 370 m/s
Rate of fire : 680 rds/min
Effective range : 75 m

d. SPG1-V3 Kal. 40 mm
Merupakan pelontar granat yang dapat melontarkan granat
lontar dengan kaliber 40 mm. Dengan panjang laras 200 mm,
pelontar granat ini di desain secara khusus untuk dipasangkan
pada senapan serbu SS1 R5 yang memiliki laras lebih pendek
dibanding varian SS1 yang lainnya. Jarak pelontaran dapat
mencapai 350 meter dengan kecepatan 75 m/s. Mekanisme
penembakan dilakukan satu per satu dengan cara pengisian
manual.
 SPECIFICATION
Calibre : 40 mm
Total Length : 298 mm
Barrel Length : 200 mm
Total Weight : 1,2 Kg
Admonitions : Practice HE, HEDP, Illum, Tear Gas, Baton
Maximum Range : 350 m
Used : SS1-R5
Sights : Quadrant sight for distance 50 to 400 m ( graduated in
25 m )

e. SS2-V5 A1 Kal. 5.56 mm


Varian SS2-V5 yang
mendapatkan beberapa upgrade untuk meningkatkan
performanya. Popor lipat yang menjadi standar pada SS2-V5
diganti dengan popor model teleskopik. Pada bagian
handguard, disematkan rail pada kiri, kanan, atas, dan bawah
untuk memasang berbagai aksesoris. Pada rail bawah, sudah
terpasang sebuah vertical foregrip yang dapat menambah
ergonomi dan kenyamanan dalam penggunaan senjata. Selain
itu, pisir model carry handle diganti dengan model lipat pada
rail. Pisir dan pijera ini dapat diganti dengan berbagai jenis
teleskop yang dipasang pada rail senjata.
 SPECIFICATION
Calibre : 5,56 x 45 mm
Overall Length : 850 - 853 mm
Barrel : Length : 255 mm Rifling : 6 grooves, RH 177,8 ( 7"• )
twist
Butt stock : Fix Telescopic
Hand guard : Picatinny Rail MIL-STD 1913
Vertical Grip : QD Folding
Rate of Fire : Cyclic : 720-760 Rpm Effective automatic : 120-
200 Rpm Effective single shot : 60 Rpm
Ammunition : - Ordinary ball cartridge : MU5-Tj or SS 109 -
Blank cartridge : MU5-H

BAB 4 : TIPS MENGGUNAKAN SENJATA

Menembak merupakan keahlian khusus yang wajib dimiliki


tentara dan polisi. Namun, menembak juga merupakan cabang
olahraga kompetitif. Yang melibatkan tes kemahiran termasuk
akurasi dan kecepatan. Bahkan, berburu juga termasuk
olahraga menembak. Olahraga tersebut dikategorikan
berdasarkan jenis senjata api, sasaran dan jarak tembak. Disisi
lain, kemampuan menembak juga merupakan keahlian yang
berguna untuk pertahanan diri.

Tugas seorang petembak pada dasarnya adalah membuat


gambar bidik yang sempurna untuk menghantarkan sebuah
proyektil/mimis dengan sempurna menuju sasaran melalui laras
dengan bantuan mekanik senjata.

Untuk dapat menghasilkan tembakan yang akurat, ada


beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Kondisi senjata yang digunakan (diminyaki dan bersih, telah
di zero)
2. Amunisi/peluru yang dipakai (kaliber sesuai, bentuk
sempurna)
3. Kondisi lingkungan, dan (tidak lembab dan tidak berangin)
4. Kondisi petembak (segar dan fit)

Hal dasar yang harus dijadikan pedoman adalah proses


terjadinya tembakan. Dimana untuk mendapatkan hasil
tembakan yang sempurna diperlukan pengaturan NABITEPI
(Napas – Bidik – Tekan Picu).

Pada proses ini, seorang petembak diminta untuk dapat


berkonsentrasi dan fokus penuh terhadap sasaran.

Hal pertama yang perlu diatur adalah pernafasan. Dimana


untuk mendapatkan hasil tembakan yang baik, nafas tidak
ditahan, melainkan ditarik dan dihembuskan secara perlahan
dan dinamis.
Selanjutnya adalah bidikan. Bidikan yang baik tidak terlepas
dari sikap tembak yang baik. Sikap tembak yang baik adalah
sikap tembak yang tidak dipaksakan/alami, dimana untuk posisi
badan, lebar kaki, angkatan tangan pada senjata dan mata
sesuai dan terarah alami menuju sasaran.

Yang terakhir adalah tekan picu. Yang terakhir dan sering


merusak tembakan adalah perlakuan seorang petembak pada
picu/trigger senjata. Sering kali seorang petembak kehilangan
peluang mendapatkan tembakan yang sempurna karena
perlakuan yang kasar terhadap picu (tarikan picu dihentak)
yang disebut jerking. Setenang apapun nafas kita, sebagus
apapun gambar bidik kita, jika eksekusi terakhir terhadap picu
dihentak maka hilang sudah tembakan yang sempurna.

Untuk dapat menjadi seorang petembak yang baik tidak cukup


hanya didukung oleh fisik yang kuat dan senjata yang mahal.
Dibutuhkan pula olah rasa dalam pengendalian emosi untuk
meningkatkan konsentrasi dan teknik tembakan. Sebelum
melakukan menembak dengan menggunakan peluru secara
langsung, lakukanlah drill kering dan visualisasi untuk
meningkatkan kemampuan menembak.

PERINGATAN
 Jauhkan jari telunjuk dari pelatuk hingga sesaat sebelum Anda
menembak. Jari telunjuk Anda harus ditempatkan di luar
pengaman pelatuk hingga Anda secara sadar memutuskan
untuk menembak.
 Arahkan pistol kea rah yang aman. Anda harus selalu
menjauhkan arah pistol dari orang lain, dan mengarah ke arah
yang tidak menimbulkan luka fisik dan kerusakan minimal pada
barang property, jika ada. Jika di lapangan tembak, arah paling
aman untuk mengarahkan pistol adalah downrange.
 Perlakukan pistol seolah-olah itu berpeluru, bahkan jika itu tidak
berpeluru. Ini merupakan hal yang mutlak dalam dunia senjata
api, dan hal itu dapat mencegah tragedi yang mungkin terjadi.
 Sadarlah akan target Anda, serta seluruh daerah di sekitar dan
di luarnya. Di tempat menembak profesional, terdapat tindakan
pencegahan untuk mencegah orang lain dari daerah
penembakkan, dan target telah diposisikan di titik yang tidak
menimbulkan ancaman terhadap orang lain atau apapun di
lingkungan tersebut. Jika Anda pergi menembak ke daerah
pribadi, bagaimanapun, Anda harus memastikan bahwa tidak
ada tempat tinggal atau perusahaan di daerah target Anda.

Anda mungkin juga menyukai