Anda di halaman 1dari 22

PERIZINAN, PENGAWASAN,

DAN PENGENDALIAN SENJATA API


NON ORGANIK TNI/ POLRI UNTUK
OLAHRAGA

Yogyakarta, 24 Januari 2021


DASAR HUKUM
UU NO. 12 DRT TH 1951 TTG MENGUBAH “ORDONANTIE
TIJDELIJKE BYZONDERE STRAF BEPALINGEN” (STBL.
1948 NO. 17) TTG PERATURAN HUKUM SEMENTARA
ISTIMEWA;

UU NO. 2 TH 2002 TTG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK


INDONESIA;

PERATURAN KAPOLRI NOMOR 8 TAHUN 2012 TANGGAL 27


FEBRUARI 2012 TTG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
SENJATA API UNTUK KEPENTINGAN OLAHRAGA.

PERATURAN KEPOLISIAN NOMOR 5 TAHUN 2018


TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
REPLIKA JENIS AIRSOFT GUN DAN PAINTBALL
2
LATAR
BELAKANG
SENPI SESUAI DENGAN PERUNTUKANNYA DAPAT DIMILIKI OLEH
SETIAP WARGA NEGARA YANG BENAR-BENAR TELAH MEMENUHI
SYARAT SESUAI KETENTUAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU.
ADAPUN SESUAI PERUNTUKANNYA SENPI DAPAT DIGOLONGKAN
MENJADI 3 (TIGA) BAGIAN YAITU UNTUK KEPENTINGAN BELA DIRI,
OLAHRAGA MAUPUN UNTUK KEPENTINGAN TUGAS
SATPAM/POLSUS, NAMUN SENPI TERSEBUT JUGA DAPAT
DISALAHGUNAKAN SEHINGGA POLRI MELAKUKAN WASDAL SESUAI
KETENTUAN YANG BERLAKU.

PROSEDUR PERIZINAN DALAM RANGKA WASDAL SENPI BAIK UNTUK


KEPENTINGAN BELA DIRI, OLAH RAGA MAUPUN SATPAM/POLSUS
OLEH POLRI DILAKSANAKAN SECARA TRANSPARAN, PROFESIONAL,
DAN PROSEDURAL GUNA MENCEGAH TERJADINYA PENYIMPANGAN
DAN PENYALAHGUNAAN SENPI.
PENGERTIAN SENJATA API SESUAI PERUNTUKANNYA

SENJATA
ORGANIK PERUNTUKAN
TNI/POLRI DINAS ANGGOTA
TNI DAN POLRI

SENJATA API
ADALAH SUATU ALAT YANG SEBAGIAN ATAU
SELURUHNYA TERBUAT DARI LOGAM YANG
MEMPUNYAI KOMPONEN ATAU ALAT MEKANIK
SEPERTI LARAS, PEMUKUL/PELATUK, TRIGGER,
PEGAS, KAMAR PELURU YG DPT MELONTARKAN
ANAK PELURU ATAU GAS MELALUI LARAS DGN
BANTUAN BAHAN PELEDAK

1 BELA DIRI
NON
ORGANIK 2 OLAH RAGA
TNI/POLRI
3 SATPAM/POLSUS
SENJATA API NON ORGANIK
TNI/POLRI

SENJATA API NON ORGANIK


TNI/POLRI
PERUNTUKAN OLAHRAGA
JENIS DAN PENGGUNAAN
Jenis Senpi Olahraga

1. Senjata Api
2. Pistol Angin (air Pistol) dan Senapan Angin (air Rifle)
3. Airsoft gun

Penggunaan

1. Senjata Api digunakan untuk kepentingan olahraga Menembak


Sasaran atau Target, Menembak Reaksi dan Berburu
2. Pistol Angin (air Pistol) dan Senapan Angin (air Rifle) digunakan
untuk kepentingan olahraga menembak sasaran atau target
3. Airsoft gun hanya digunakan untuk kepentingan olahraga
menembak reaksi
PERATURAN KAPOLRI NOMOR 8 TAHUN 2012
TTG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SENJATA API
UNTUK KEPENTINGAN OLAHRAGA

Pasal 5 (Kepemilikan)
(1) Jumlah senjata api olahraga yang dapat
dimiliki dan dibawa/digunakan oleh atlet
menembak sasaran atau target dan reaksi,
dibatasi paling banyak 2 (dua) pucuk untuk
setiap kelas yang  dipertandingkan.
(2) Senjata api hanya digunakan di lokasi
pertandingan, latihan dan lokasi berburu.
(3) Pistol angin (air Pistol) dan senapan angin (air
Rifle) dan Airsoft Gun hanya digunakan di
lokasi pertandingan dan latihan.
PERATURAN KAPOLRI NOMOR 8 TAHUN 2012
TTG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SENJATA API
UNTUK KEPENTINGAN OLAHRAGA

Pasal 19 (Pengajuan Izin Pembelian)


Pengajuan permohonan izin untuk pembelian senjata api olahraga,
pemohon wajib:
a. mengajukan permohonan rekomendasi kepada Kapolda u.p.
Dirintelkam dengan tembusan Kapolres setempat, dilengkapi
persyaratan:
1. rekomendasi dari Pengprov Perbakin;
2. SKCK;
3. tujuan penggunaan senjata api olahraga yang akan dibeli;
4. data senjata api olahraga yang akan dibeli oleh pemohon;
5. surat keterangan Dokter Polri dan hasil tes Psikologi dari Polri;
6. sertifikat menembak/penataran dari PB Perbakin; dan
7. fotokopi KTP dan Kartu Tanda Anggota (KTA) Perbakin.

b. permohonan izin kepada Kapolri u.p. Kabaintelkam Polri tembusan


Kapolda setempat, dengan dilengkapi:
8. rekomendasi Kapolda dan Ketua Umum PB Perbakin; dan
9. persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a.
PERATURAN KAPOLRI NOMOR 8 TAHUN 2012
TTG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SENJATA API
UNTUK KEPENTINGAN OLAHRAGA

Pasal 20 (Pengajuan Izin Pemilikan)


Pengajuan permohonan izin pemilikan senjata api, pemohon wajib:
a. mengajukan permohonan rekomendasi kepada Kapolda u.p. Dirintelkam
dengan tembusan Kapolres setempat, dilengkapi persyaratan:
1. fotokopi Surat Izin Impor/pembelian senjata api;
2. SKCK;
3. fotokopi KTA Perbakin;
4. fotokopi KTP/Kartu Keluarga (KK);
5. sertifikat menembak/penataran dari Perbakin;
6. surat keterangan kesehatan dari dokter Polri;
7. surat keterangan psikologi dari Polri;
8. pasfoto berwarna dasar merah ukuran 4 x 6 cm sebanyak lembar dan
ukuran 2 x 3 cm sebanyak 2 lembar;
9. daftar riwayat hidup; dan
10. daftar isian pertanyaan (quesioner).

b Bagi pemilik senjata api olahraga yang telah memiliki paling banyak 2 (dua)
pucuk untuk setiap kelas yang dipertandingkan, dan akan mengganti
dengan senjata api lain yang sejenis, senjata api lama dihibahkan kepada
atlet lain yang memenuhi persyaratan atau diajukan untuk dimusnahkan.
PERATURAN KAPOLRI NOMOR 8 TAHUN 2012
TTG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SENJATA API
UNTUK KEPENTINGAN OLAHRAGA
Pasal 21 (Penghibahan Senpi)
a. Pengajuan izin penghibahan senjata api, pemohon wajib mengajukan
permohonan rekomendasi kepada Kapolda u.p. Dirintelkam dengan
tembusan Kapolres setempat, dengan dilengkapi persyaratan:
1. rekomendasi Pengprov Perbakin setempat;
2. identitas lengkap penerima/pemberi hibah;
3. fotokopi Buku Pas senjata api yang dihibahkan;
4. fotokopi KTP pemberi dan penerima hibah;
5. fotokopi KTA Perbakin;
6. surat pernyataan hibah dari pemilik senjata api;
7. sertifikat menembak/penataran penerima hibah dari PB Perbakin;
8. surat keterangan kesehatan dari Dokter Polri;
9. surat keterangan psikologi dari psikolog Polri;
10. surat keterangan penggudangan senjata api dari Pengprov Perbakin
setempat;
11. pasfoto berwarna dasar merah ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 lembar dan
ukuran 2 x 3 cm sebanyak 2 lembar;
12. SKCK;
13. daftar riwayat hidup; dan
14. daftar isian pertanyaan (quesioner);
PERATURAN KAPOLRI NOMOR 8 TAHUN 2012
TTG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SENJATA API
UNTUK KEPENTINGAN OLAHRAGA

Pasal 40 (Kewajiban Pemilik Senjata Api)


Pemegang izin senjata api untuk kepentingan olahraga berkewajiban untuk:
a. menyimpan senjata api di gudang Perbakin pada saat tidak
dipergunakan;
b. menaati peraturan perundang-undangan yang terkait dengan perizinan
dan penggunaan senjata api;
c. memperpanjang izin senjata api yang akan habis masa berlakunya;
d. melaporkan kepada kepolisian setempat dan menyerahkan Buku
Kepemilikan Senjata Api (Buku Pas) kepada Kapolda yang memberikan
rekomendasi, apabila senjata api hilang;
e. tidak melakukan alih status atau fungsi penggunaan senjata api olahraga
untuk kepentingan lain;
f. penyimpanan senjata api olah raga di rumah bagi atlet yang berprestasi
yang telah memiliki izin penyimpanan, ditempat yang aman dan tidak
membahayakan; dan
g. bagi atlet menembak yang sudah memiliki senjata api melebihi jumlah
yang ditetapkan sesuai pasal 5 ayat (1) dan pasal 8 ayat (3), kelebihan
senjata api tersebut wajib diserahkan untuk disimpan di gudang Polri
atau dihibahkan kepada atlet menembak yang memenuhi persyaratan.
PERATURAN KAPOLRI NOMOR 8 TAHUN 2012
TTG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SENJATA API
UNTUK KEPENTINGAN OLAHRAGA

Pasal 41 (Larangan Penggunaan Senpi)


 
Pemegang senjata api untuk kepentingan olahraga
dilarang menggunakan atau menembakkan senjata api di
luar lokasi latihan, pertandingan, dan berburu.

Pemegang Senjata Api untuk kepentingan olahraga


dilarang membawa senjata api pada saat tidak sedang
dipergunakan untuk latihan, pertandingan dan berburu
(harus digudangkan)

Pemegang senjata api untuk kepentingan olahraga


dilarang melakukan alih status atau fungsi penggunaan
senpi olah raga untuk kepentingan lain.
SENJATA API NON ORGANIK
TNI/POLRI

AIRSOFTGUN
PERUNTUKAN OLAHRAGA
PENGERTIAN
1. Airsoft Gun adalah benda yang bentuk, sistem
kerja dan/atau fungsinya menyerupai senjata
api yang terbuat dari bahan plastik atau logam
atau campuran bahan plastik dan logam yang
dapat melontarkan Ball Bullet dengan
menggunakan tenaga tekanan udara yang
dihasilkan dengan mekanisme gas bertekanan
rendah atau pegas yang digerakkan oleh tenaga
manusia atau motor listrik dengan kekuatan
lontar peluru paling jauh 2 (dua) joule.

2. Replika Senjata Jenis Paintball adalah suatu


alat bermain yang bersifat tim maupun individu
yang mengandung unsur olahraga rekreasi dan
permainan dengan menggunakan marker
Paintball dan bola cat Paintball gelatin.
PERATURAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2018 TTG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
REPLIKA SENJATA JENIS AIRSOFT GUN DAN PAINTBALL

JENIS (Psl 4)
(1)Jenis Replika Senjata Jenis Airsoft Gun dan
Paintball, meliputi:
a. Airsoft Gun:
1. laras pendek;
2. laras panjang; dan
3. jenis lainnya yang termasuk dalam
kategori Airsoft Gun; dan
b. Paintball:
1. laras pendek; dan
2. laras panjang.
PERATURAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2018 TTG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
REPLIKA SENJATA JENIS AIRSOFT GUN DAN PAINTBALL

Lanjutan Pasal 4
(2) Replika Senjata Jenis Airsoft Gun dan Paintball
digunakan untuk kepentingan:
a. olahraga rekreasi; dan
b. atraksi/permainan.
(3) Replika Senjata Jenis Airsoft Gun menggunakan
jenis peluru Ball Bullet yang terbuat dari bahan
plastik dengan berat antara 0.12 (nol titik dua
belas) gram sampai dengan 0.4 (nol titik empat)
gram dengan diameter paling tinggi 8 (delapan)
mm.
(4) Replika Senjata Jenis Paintball menggunakan
peluru Paintball berupa suatu bola cat berbahan
gelatin (kapsul) berisi zat cair berwarna yang tidak
beracun yang akan pecah dan menjadi penanda
warna bila mengenai sasaran yang menjadi target.
PERATURAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2018 TTG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
REPLIKA SENJATA JENIS AIRSOFT GUN DAN PAINTBALL

Lanjutan Pasal 4
(5)Replika Senjata Jenis Airsoft Gun dan
Paintball yang diizinkan beredar di Indonesia
wajib memiliki:
a. nomor registrasi yang terdaftar pada Polri
yang langsung dicetak atau digrafir dan
ditempel di tempat permanen pada badan
Airsoft Gun dan Paintball; dan
b. tanda warna orange (orange tip) yang
dicetak atau ditempel permanen di ujung
laras Airsoft Gun dan Paintball dengan
ukuran 2 (dua) centimeter untuk laras
panjang dan 1 (satu) centimeter untuk
laras pendek.
PERATURAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2018 TTG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
REPLIKA SENJATA JENIS AIRSOFT GUN DAN PAINTBALL

IZIN PEMBELIAN (PSL 17)


Izin pembelian dari dalam negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(1) huruf f, pemohon wajib:
a. mengajukan permohonan rekomendasi kepada Kepala Kepolisian Daerah
u.p. Direktur Intelijen Keamanan
Kepolisian Daerah dengan tembusan Kepala Kepolisian Resor setempat
yang dilengkapi:
1. rekomendasi dari Pengurus Daerah (Pengda) induk organisasi olahraga
Airsoft Gun dan Paintball yang menjadi anggota Federasi Olahraga
Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI);
2. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) pembeli / penanggung
jawab;
3. tujuan penggunaan Replika Senjata Jenis Airsoft Gun dan Paintball yang
akan dibeli;
4. data Replika Senjata Jenis Airsoft Gun dan Paintball yang akan dibeli
oleh pemohon; dan
5. legalitas perusahaan; dan
b. mengajukan permohonan izin kepada Kapolri u.p. Kepala Badan Intelijen
Keamanan Polri tembusan Kepala Kepolisian Daerah setempat, dengan
dilengkapi:
1. rekomendasi Kepala Kepolisian Daerah dan Ketua Umum induk
organisasi olahraga Airsoft Gun dan Paintball yang menjadi anggota
Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI); dan
2. persyaratan sebagaimana dimaksud dalam huruf a.
PERATURAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2018 TTG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
REPLIKA SENJATA JENIS AIRSOFT GUN DAN PAINTBALL

IZIN PEMILIKAN DAN PENGGUNAAN


(Psl 18)
(1) Izin pemilikan dan penggunaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf g,
diajukan kepada Kepala Kepolisian Daerah u.p. Direktur Intelijen Keamanan
Kepolisian Daerah dengan tembusan Kepala Kepolisian Resor setempat yang
dilengkapi:
a. rekomendasi Pengda induk organisasi olahraga Airsoft Gun dan Paintball yang
menjadi anggota Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI);
b. fotokopi surat izin impor dan atau pembelian dalam negeri Replika Senjata Jenis
Airsoft Gun dan Paintball;
c. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) pemohon;
d. surat keterangan kesehatan dari dokter;
e. surat keterangan psikologi dari psikolog Polri;
f. Sertifikat menembak/penataran dari induk organisasi olahraga Airsoft Gun dan
Paintball yang menjadi anggota Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia
(FORMI);
g. fotokopi Kartu Tanda Anggota (KTA) klub menembak yang bernaung di bawah induk
organisasi olahraga Airsoft Gun dan paintball yang menjadi anggota Federasi
Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI);
h. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP);
i. daftar riwayat hidup; dan
j. pasfoto berwarna dasar merah ukuran 4x6 (empat kali enam) cm sebanyak 2 (dua)
lembar dan ukuran 2x3 (dua kali tiga) cm sebanyak 2 (dua) lembar.
(2) Bagi pemilik Replika Senjata Jenis Airsoft Gun yang telah memiliki paling banyak 7
(tujuh) pucuk dan akan mengganti dengan Replika Senjata Jenis Airsoft Gun lain,
Replika Senjata Jenis Airsoft Gun lama dihibahkan kepada atlet lain yang memenuhi
persyaratan atau diajukan untuk dimusnahkan.
PERATURAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2018 TTG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
REPLIKA SENJATA JENIS AIRSOFT GUN DAN PAINTBALL

IZIN PENGHIBAHAN (Psl 19)


(1) Izin penghibahan sebagaimana dimaksud dalam Pasa 9 ayat (1) huruf h, pemohon
wajib mengajukan permohonan rekomendasi kepada Kepala Kepolisian Daerah u.p.
Direktur Intelijen Keamanan Kepolisian Daerah dengan tembusan Kepala Kepolisian
Resor setempat yang dilengkapi:
a. rekomendasi Pengurus Daerah (Pengda) induk organisasi olahraga Airsoft Gun dan
Paintball yang menjadi anggota Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia
(FORMI) setempat;
b. identitas lengkap pemberi dan penerima hibah;
c. Kartu Replika Senjata Jenis Airsoft Gun dan Paintball yang dihibahkan;
d. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemberi dan penerima hibah;
e. Fotokopi Kartu Tanda Anggota (KTA) Klub olahraga Airsoft Gun dan Paintball;
f. surat pernyataan hibah dari pemilik;
g. surat keterangan kesehatan penerima hibah dari dokter;
h. surat keterangan psikologi penerima hibah dari psikolog Polri;
i. surat keterangan penggudangan dari Pengurus Daerah (Pengda) setempat;
j. pasfoto berwarna dasar merah ukuran 4x6 (empat kali enam) cm sebanyak 2 (dua)
lembar dan ukuran 2x3 (dua kali tiga) cm sebanyak 2 (dua) lembar; dan
k. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) penerima hibah.
(2) Dalam hal pemilik Replika Senjata Jenis Airsoft Gun dan Paintball meninggal dunia dan
belum sempat menghibahkan kepada orang lain, status Replika Senjata Jenis
Airsoft Gun dan Paintball:
a. dimiliki oleh salah satu ahli waris yang sah dan memenuhi persyaratan untuk
kepemilikan Replika Senjata Jenis Airsoft Gun dan Paintball setelah ada
pernyataan tertulis dari seluruh ahli waris yang berhak;
b. dihibahkan oleh ahli waris yang sah kepada orang lain yang memenuhi
persyaratan kepemilikan Replika Senjata Jenis Airsoft Gun dan Paintball; atau
c. diserahkan kepada negara oleh ahli waris untuk dimusnahkan.
PERATURAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2018 TTG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
REPLIKA SENJATA JENIS AIRSOFT GUN DAN PAINTBALL
SANKSI (Psl 35)
(1) Bagi pemegang Surat Izin kepemilikan dan penggunaan Replika
Senjata Jenis Airsoft Gun dan Paintball yang melakukan
penyimpangan atau penyalahgunaan izin atau menjadi tersangka
dalam suatu tindak pidana, wajib menyerahkan Replika Senjata Jenis
Airsoft Gun dan Paintball untuk disimpan di gudang Polri dan Surat
Izin Pemilikan dan Penggunaan Replika Senjata Jenis Airsoft Gun dan
Paintballnya, dicabut dan tidak dapat diberikan penggantian Surat Izin
Pemilikan.
(2) Replika Senjata Jenis Airsoft Gun dan Paintball sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dimusnahkan berdasarkan persetujuan
dari pemilik.

Bagi pemilik dan pengguna Replika Senjata Jenis Airsoft Gun


dan Paintball yang melakukan penyimpanan dan
penyalahgunaan Replika Senjata Jenis Airsoft Gun dan
Paintball dapat dikenakan sanksi sesuai Undang-Undang
Nomor 12/DRT/1951
TERIMAKASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai