AKU
Chairil Anwar
Jika kita menginginkan karya-karya sastrawan terkini lebih berkualitas, hal yang dapat dilakukan
adalah mengubah formula yang pernah digunakan Chairil Anwar ketika menghasilkan sajak ‘Aku”
dan “Yang Terhempas dan Yang Putus”. Tentu saja, mengubah formula itu tidak dapat dilakukan
dalam beberapa jam. Sebab, seorang sastrawan adalah yang terus-menerus berproses menghasilkan
sesuatu yang lebih bagus. Untuk menerima hasil proses panjang itu, dibutuhkan cara membaca yang
sesuai dengan proses tersebut.
2. Kalimat simpulan esai yang sesuai dengan isi paragraf tersebut adalah…
A. Seorang sastrawan memerlukan proses panjang dalam melahirkan karya yang berkualitas.
B. Karya-karya sastrawan masa kini tidak dapat digolongkan sebagai karya sastra yang
berkualitas.
C. Chairil Anwar dikenal sebagai sastrawan yang beraliran ekspresionisme dalam karya-karyanya.
D. Kualitas karya sastra sangat ditentukan oleh proses pembuatan dan cara membacakannya.
E. Karya-karya Chairil Anwar dapat dijadikan ukuran untuk menentukan kualitas suatu karya sastra.
Beberapa keberatan bisa kita kemukakan mengenai psikologi cerita, meskipun dengan ingatan
bahwa cerita ini dipandang sebagai karikatur atau ejekan yang biasanya dilukis dengan sengaja
menghilangkan beberapa segi tertentu. Keputusan bunuh diri oleh Kakek Garin penjaga surau
setelah mendengar cerita perumpamaan Ajo Sidi adalah satu perbuatan di luar perhitungan dan
mengherankan. Sang kakek dalam jalan pikiran ortodoks sebetulnya tidak perlu putus asa,
bahkan seharusnya memperbanyak amal dunianya, apalagi jika ia ingat bahwa bunuh diri bukan
merupakan perbuatan yang dibolehkan dalam agama mana pun. Lagi pula sifat-sifat Haji Saleh
yang diceritakan Ajo Sidi memang tidak dibolehkan dalam agama.
5. Kalimat kritik kekurangan yang sesuai dengan kutipan puisi tersebut adalah …
A. puisi tersebut menggunakan bahasa yang lugas
B. diksi yang digunakan dalam puisi tersebut puitis
C. banyak majas yang digunakan dalam puisi tersebut
D. rima akhir setiap larik mengikuti pola puisi lama
E. bait dalam puisi tersebut tidak sesuai dengan puisi baru
6. Kalimat esai yang sesuai dengan kutipan karya sastra tersebut adalah …
A. Pengarang menciptakan cerita pendek tersebut dengan menggunakan alur maju.
B. Pengarang mengisahkan pengalamannya tentang perbedaan keyakinan dengan kekasihnya.
C. Kisah yang disampaikan pengarang tidak tercermin dalam kehidupan sehari-hari.
D. Amanat yang terkandung dalam cerita tersebut dapat diikuti oleh para pembaca.
E. Bahasa yang digunakan pengarang dalam cerita pendek tersebut penuh dengan ungkapan
7. Kalimat esai yang menyatakan keunggulan kumpulan cerpen Berjuta Rasanya oleh Tere Liye
berdasarkan kutipan tesebut adalah … .
A. Tema cerita adalah sesuatu yang baru dan tergolong langka sehingga sangat menarik
keingintahuan si pembaca untuk membacanya secara lengkap sampai dengan cerpen terakhir.
B. Membaca kumpulan cerpen ini rasanya seperti mendengarkan ‘curahan hati seseorang’ sehingga
menimbulkan kesan di hati saya bahwa pernah merasakan hal yang sama dengan perasaan tokoh.
C. Pengarang cerpen Berjuta Rasanya seorang sastrawan yang baru muncul dalam dunia kesastraan
sehinggan membuat keingintahuan orang untuk membaca karyanya semakin besar.
D. Tidak dapat dimungkiri lagi bahwa cerpen Berjuta Rasanya ini tentu terkategori cerpen-cerpen
yang kocak, lucu, yang dapat menghibur semua pembacanya yang sedang sedih.
E. Sudut pandang yang digunakan oleh pengarang adalah sudut pandang orang pertama yang
membuat cerita menjadi menarik dan pembacanya seolah-olah menjadi tokoh dalam cerita
Cerpen Bom akan sulit dipahami oleh orang awam. Ini mungkin saja mengingat kurang - untuk
tidak mengatakan tidak – komunikatif yang disebabkan oleh bentuknya yang nonkonvensional di
samping isinya yang cukup berat bagi pembaca awam dan teramat intelek. Nilai cipta sastra tidak
ditentukan oleh melimpah ruahnya penggemar. Putu Wijaya bukannya tidak menyadari masalah ini.
Sebagai seorang pengarang (sastra), dia berusaha tegak sebagai suatu pribadi yang merekam
kegelisahan diri maupun masyarakat dengan cara sedemikian rupa jauh dari motif memberontak,
suatu sikap yang dimiliki seorang penyair cenderung menyajikan problematika.
Pada periode awal kepenyairannya, Taufiq Ismail cenderung menekankan citraan visual
dalam menggambarkan pengalaman estetik yang dibentuk oleh pengamatannya yang tajam
terhadap momen-momen penting peristiwa sejarah. Ia mendayagunakan kekuatan bahasa
figuratif (majas), puisi yang efektif untuk membangun imajinatif pembaca. Sejak tahun
1970-an hingga periode mutakhir kepenyairannya, sajak-sajak Taufiq cenderung “prosaic
naratif”. Ia menggunakan bahasa diskursif yang diselingi permainan kata yang indah dan
memikat …
10. Kalimat simpulan esai sastra yang tepat adalah …
A. Jelaslah, bahwa pada awal kepenyairannya Taufiq terlibat langsung dengan peristiwa
sejarah dan pada periode berikutnya berikutnya ia terlibat melalui perasaan dan
pikirannya.
B. Jadi, Taufiq menggunakan metode penciptaan puisi yang sama pada dua periode
kepenyairannya.
C. Jadi, secara garis besar perkembangan kepenyairannya Taufiq Ismail dapat dibagi ke
dalam tiga periode.
D. Jelaslah, bahwa Taufiq Ismail sangat memerhatikan pemakaian bahasa dalam setiap
karyanya.
E. Dengan demikian, jelaslah bahwa bahasa yang digunakan Taufiq Ismail sangat membantu
pembaca memahami puisinya sehingga karyanya tergolong komunikatif.
Dengan berolahraga, badan kita menjadi sehat dan terhindar dari penyakit akibat
kegemukan. Pikiran yang telah jenuh menjadi segar kembali dan bersemangat. Bakat
dan hobi yang terpendam dapat disalurkan dan dikembangkan sehingga dapat
menciptakan prestasi. Karena waktu luang dimanfaatkan dengan berolahraga, kita
terhindar dari perbuatan yang merugikan. Karena banyak bergaul, pandangan kita
tidak sempit dan terpupuk sikap toleran dan sportif ….
K
11. Kalimat simpulan yang sesuai untuk melengkapi paragraf tersebut adalah…
A. Itulah dampak yang kita rasakan dari berolahraga.
B. Jelaslah efek olahraga bagi tubuh dan jiwa kita.
C. Jadi, berolahragalah dengan teratur dan sebaik-baiknya.
D. Tidak salah rupanya, semboyan “mengolahragakan masyarakat, memasyarakatkan olahraga.”
E. Maka, berolahraga harus dimanfaatkan segera.
Kucari
ke mana saja
kutakut
dosa bersama
baru
kejar
kupusing
Pening
Istri Tangsiman pergi ke pasar, membeli sayuran dan mengumpulkan buah kedondong,
bengkoang, jeruk bali, pisang yang masih muda, dan dijadikan rujak. Hanya beberapa
pincuk, piring yang dibuat dari daun pisang untuk dicicipi. Kalau pedas, mereka akan
menduga bahwa bayinya lelaki. Upacara selanjutnya seperti tingkeban, mandi dengan air
diberi bunga mawar, kanthil, kenanga tak perlu bagi mereka yang jumlah kainnya tak
mencukupi
(Canthing, Arswendo)
14. Kalimat esai yang sesuai dengan kutipan karya sastra tersebut adalah .....
A. Realita masyarakat yang masih memegang adat Jawa secara halus dan khas.
B. Budaya Jawa yang masih nyata dapat dilihat di dalam kehidupan modern.
C. Tidak diragukan lagi novel Canthing karya arswendo ini menarik untuk dibaca.
D. Kepercayaan mistik masih terwarisi oleh komunitas masyarakat Jawa Tengah.
E. Budaya Jawa mendominasi cerita Canthing yang diungkapkan oleh Arsweno.
17. Kalimat resensi yang mengungkapkan kesimpulan berdasarkan ilustrasi tersebut adalah ...
A. Ali Akbar Navis termasuk pengarang religius yang berhasil menyuguhkan cerita yang mudah
dipahami pembaca.
B. Cerpen Robohnya Surau Kami sangat baik dibaca oleh siapa pun karena isinya tidak
menimbulkan pertentangan yang mendasar.
C. Robohnya Surau Kami merupakan cerpen yang menarik karena bahasa yang digunakan mudah
dipahami.
D. Dalam cerpen yang berjudul Robohnya Surau Kami, pengarang banyak menggunakan kosa kata
bidang keagamaan.
E. Cerpen Robohnya Surau Kami menyuguhkan cerita Islami yang dapat dipahami oleh pembaca
non-Islam.
19. Kalimat esai yang sesuai dengan kutipan karya sastra tersebut adalah .....
A. Novel Para Priyayi karya Umar Kayam menggambarkan realita kehidupan masyarakat
pedesaan yang memegang teguh adat Jawa.
B. Umar Kayam berhasil mengangkat nilai-nilai moral yang hidup di masyarakat Jawa yang
masih nyata dapat dilihat di dalam cerita Para Priyayi.
C. Nampaknya Umar Kayam ingin menggambarkan bahwa banyak pertimbangan dalam
memberikan nama kepada anak yang baru lahir.
D. Masyarakat desa pada umumnya percaya bahwa nama seorang anak yang baru lahir
berpengaruh terhadap kehidupan anak tersebut.
E. Keluguan sikap masyarakat di pedesaan mulai luntur tercermin dalam cerita novel Para
Priyayi Karya Umar Kayam.
20. Kesimpulan yang tepat sesuai dengan isi paragraf esai tersebut adalah...
A. Manusia hidup dalam paradoks, melakukan perjalanan bolak-balik, pergi-
pulang yang tak kunjung selesai
B. Perbedaan dalam kehidupan tidak perlu dipertentangkan, yang penting
bagaimana menyeimbangkan antara keduanya.
C. Kesendirian dan kebersamaan merupakan dua hal yang hitam-putih? Dua dunia
yang bertentangan dan berseberangan?
D. Sesungguhnya dua hal itu sama sekali tidak perlu dipertentangkan secara mutlak
dalam posisi yang dikotomis-kategoristis
E. Agar hidup ini menarik perhatikan pertentangan dan perbedaan yang
terjadi dan pikirkanlah itu setiap saat.