RTRW Kab Bogor PDF
RTRW Kab Bogor PDF
Oleh:
Kepala Bidang
Puncak Pass Tourism Destination Area Sarana Prasarana Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Bappeda Kab. Bogor
Ajat R. Jatnika ST., Msi.
DATA ADMINISTRATIF:
• Wilayah Administratif: 40 Kecamatan, 416 desa dan 18
kelurahan
• Populasi : 5.331.149 jiwa
• LPP : 2,48
• Luas Wilayah : 2.986 km2
• Kepadatan Penduduk : 17,8 jiwa/ha
GAMBARAN
PHYSICAL FISIK WILAYAH
CONDITION
• Karakteristik lahan berupa dataran
disebelah utara dan berupa perbukitan
dan pegunungan di sebelah selatan.
Topografi: berkisar antara 15 mdpl hingga
3,019 mdpl yang berada pada puncak G.
Pangrango
Lebih dari 60 % lahan berada pada dataran
Lowland, Flat Lowland, Surge Lowland, Steep
http://www.kabarsatu.co/archives/6965
Gambaran Ekonomi:
Source: Spatial Data of Bappeda • PDRB: Rp. 109 triliun satu peringkat dibawah
GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT (GRDP) AND GRDP/CAPITA FOR Kabupaten Bekasi
EACH REGION IN JABODETABEK IN 2013
• PDRB/kap: Rp. 20 juta /kapita peringkat ketiga setelah
Kabupaten Bekasi dan Kota Tangerang.
• Secara dominan dipengaruhi oleh sektor industri
pengolahan (57,26%), dan diikuti oleh sektor
perdagangan, hotel dan restoran (20,46%).
• Peningkatan ekonomi mencapai 6,01%.
Wilayah
Tahun Total
Barat Tengah Timur
1990 295,50 409,32 1.524,58 2.229,39
1995 1.193,09 3.530,82 2.810,59 7.534,50
2000 5.446,90 12.288,68 8.910,26 26.645,85
2005 6.857,83 15.303,65 11.266,88 33.428,36
2010 12.825,81 26.184,52 18.850,57 57.860,90
Persentase Pertumbuhan per Tahun
1990-1995 60,75% 152,52% 16,87% 47,59%
1995-2000 71,31% 49,61% 43,40% 50,73%
2000-2005 5,18% 4,91% 5,29% 5,09%
2005-2010 17,40% 14,22% 13,46% 14,62%
Rata-Rata 38,66% 55,31% 19,76% 29,51%
Konversi Lahan Terbangun per Tahun
1990-1995 897,60 624,30 257,20 1.061,02
1995-2000 4.253,81 1.751,57 1.219,93 3.822,27
2000-2005 1.410,93 602,99 471,32 1.356,50
2005-2010 5.967,98 2.176,17 1.516,74 4.886,51
Rata-Rata 3.132,58 1.288,76 866,30 2.781,58 Regional Development Planning Board of Bogor Regency
ARAHAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENATAAN RUANG KABUPATEN BOGOR
BERDASARKAN PERDA 19/2008
Section 1 Section 2 Section 3
Pengantar Rencana Tata Ruang Pengelolaan Kawasan
Strategis
Bappeda
Kab. Bogor
Bappeda
ASAS PENATAAN RUANG Kab. Bogor
KETERPADUAN dilakukan secara terpadu dan menyeluruh
meliputi pertimbangan waktu, modal, optimasi,
TUJUAN PENATAAN RUANG
daya dukung lingkungan, daya tampung 1. Terselenggaranya pemanfaatan ruang wilayah yang
lingkungan, dan geopolitik. berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
SERASI, SELARAS, menjamin terwujudnya keserasian,
DAN SEIMBANG keselarasan, dan keseimbangan struktur dan 2. Meningkatkan kualitas lingkungan pada kawasan
pola ruang bagi persebaran penduduk serta
lindung sebagai kawasan konservasi air dan tanah,
pertumbuhan dan perkembangan sektor dan
3. Tercapainya pembangunan infrastruktur yang dapat
daerah.
mendorong perkembangan wilayah dan perekonomian
KEBERKELANJUTAN menjamin kelestarian kemampuan daya
masyarakat khususnya pada daerah-daerah tertinggal dan
dukung sumber daya alam yang berkelanjutan.
terisolasi;
KEBERDAYAGUNAAN mewujudkan kualitas ruang yang sesuai dengan
DAN potensi dan fungsi ruang 4. Pembangunan dan pengembangan perkotaan yang
KEBERHASILGUNAAN hirarkis dandibentuk oleh sistem jaringan antara kegiatan
perdesaan dan perkotaan internal daerah dan eksternal
KETERBUKAAN Pelaksanaannya diketahui oleh seluruh lapisan
masyarakat dan terbuka bagi seluruh lapisan
5. Terwujudnya rencana tata ruang yang lebih rinci sebagai
masyarakat. arahan pengendalian, pengawasan, dan pelaksanaan
KEBERSAMAAN DAN seluruh lapisan masyarakat mendapat hak yang pembangunan.
KEMITRAAN sama dalam kegiatan pemanfaatan ruang
PERLINDUNGAN menjamin dan melindungi kepentingan umum
KEPENTINGAN KEBIJAKAN UMUM DAN STRATEGI
UMUM PENATAAN RUANG
KEADILAN seluruh lapisan masyarakat dapat mengambil
manfaat dari kegiatan penataan ruang sesuai
dengan kepentingannya
AKUNTABILITAS pelaksanaannya dapat dipertanggungjawabkan
STRUKTUR RUANG POLA RUANG
Bappeda
KEBIJAKAN UMUM & STRATEGI STRUKTUR RUANG Kab. Bogor
Bappeda
KEBIJAKAN UMUM & STRATEGI POLA RUANG Kab. Bogor
Bappeda
POTENSI, MASALAH DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH Kab. Bogor
SEKTOR POTENSI MASALAH PROSPEK
Sumber Daya Alam - Posisi Geografis berbatasan langsung dengan - Morfologi lahan yang bergelombang dan - Hinterland Jakarta dengan prospek investasi
ibukota Negara pegunungan di daerah selatan sehingga strategis di bidang perumahan, industry,
- Luas kawasan ± 3000 Km2 pembangunannya terbatas peternakan, dan pertambangan
- dominasi jenis tanah latosol yang cocok untuk - Tingkat kerentanan lingkungan (Environmental
kegiatan pertanian, perkebunan dan kehutanan Fragility) yang tinggi
- Kondisi iklim tropis basah dengan curah hujan
yang tinggi
Sumber Daya - Potensi penduduk ± 4 juta jiwa yang bekerja di - Kualitas tingkat pendidikan SDM masih rendah - Potensi pengembangan kawasan budidaya
Manusia bidang jasa/buruh industry. - Tingginya tingkat pengangguran terbuka
Struktur Ruang - Arahan pengembangan wilayah yang dibagi - Fungsi kawasan lindung yang luas di sebelah - perkembangan pusat-pusat kegiatan di bagian
dalam wilayah utara, barat dan timur selatan utara dan tengah
- Kebutuhan keterpaduan struktur dalam - Pengembangan terbatas pusat-pusat kegiatan
konstelasi jabodetabekpunjur di selatan
- Tantangan pengembangan wilayah - keserasian perkembangan kegiatan
berwawasan lingkungan pembangunan antar wilayah
Pola Ruang - Dominasi penggunaan lahan kebun campuran - Perubahan guna lahan sawah baik irigasi dan - Merupakan bagian dari arahan rencana
(±30 ha), kawasan permukiman(±16%) dan tadah hujan serta perkebunan menjadi pengembangan kawasan andalan bodebek dan
semak belukar (± 15%) permukiman bopunjur
- Tingkat perubahan guna lahan di kawasan
lindung di sebelah selatan dan di sekitar DAS ke
fungsi budidaya terbangun
Sarana Wilayah - Sebaran fasilitas yang sudah tersebar merata - Rendahnya output karena kurangnya dukungan - pengembangan sarana yang berorientasi pada
personil yang memadai pengembangan untuk kesejahteraan
masyarakat lokal
Prasarana Wilayah - Rasio Jalan 6.235 km/km2 - Kendala pembebasan lahan - Keterpaduan penyediaan prasarana wilayah
- 826 jaringan irigasi - Keterbatasan jaringan jalan utama poros barat dalam konstelasi jabodetabekpunjur.
- Jaringan PDAM dengan kapasitas produksi dan timur
2.908,5 lt/detik - Tingkat pelayanan air minum yang rendah
- Prasarana TPA - Keterbatasan sumber air baku
- Proyeksi timbulan sampah & penyediaan lahan
TPA
Potensi tata guna - Dukungan kebijakan pemerintah tentang - Kurangnya sosialisasi arahan tata guna tanah, - Arahan Fungsi Wilayah sebagai pusat
tanah, air dan udara peningkatan kualitas permukiman air dan udara pengembangan pertanian, industri pengolahan
- Merupakan wilayah yang didukung pertambangan dan pariwisata alam
pengembangannya - Arahan rencana pengembangan infrastruktur
- Pengemban fungsi lindung wilayah
jabodetabekpunjur
Regional Development Planning Board of
15
Bogor Regency
Section 1 Section 2 Section 3
Pengantar Pengelolaan Kawasan
Rencana Tata Ruang Strategis
Bappeda
RENCANA STRUKTUR RUANG Kab. Bogor
• Ekonomi: berbasis pada sumber daya hutan, pertanian dan industri pengolahan yang
meliputi perikanan dan pertambangan dan pariwisata yang berwawasan lingkungan
• Pengendalian pengembangan wilayah selatan secara ketat terkait fungsi perlindungan A
kawasan dibawahnya (Kecamatan Tamansari, Ciawi, Megamendung, Cisarua, Ciomas,
R
Tenjolaya, Pamijahan, Nanggung, Leuwiliang dan Sukajaya)
• Pengembangan jalan lintas ruas: A
Tol Jagorawi - Jalan Tegar Beriman – Kemang - Gunungsindur (alternatif menuju Tangerang). H
Poros selatan – utara pada wilayah Bogor Barat/poros Cianteun (menghubungkan wilayah Sukabumi – A
Tangerang).
N
Poros tengah barat – timur (Sentul – Tanjungsari) untuk membuka keterisolasian (alternatif puncak
yang menghubungkan Bogor – Cianjur).
• Pengembangan Pusat-Pusat Pertumbuhan baru pada setiap wilayah Kab. Bogor
Bappeda
Sistem Pusat Permukiman Perkotaan Kab. Bogor
Bappeda
Sistem Pusat Permukiman Perdesaan Kab. Bogor
Bappeda
Rencana Pengembangan Infrastruktur Kab. Bogor
Jaringan Jalan Strategis
Tol Jasinga –Tenjo Bj.Gede – Kemang – Tol Sholeh Iskandar Gunung Putri – Tol jagorawi –
Gn.Sindur – Rumpin – Pr. (Kota Bogor) - Bojong Bojong Kulur - Kota Jakarta/Cikampek (Jakarta
Panjang – Tanggerang Gede – Antasari – Bekasi Outer Ring Road/JORR II);
Depok
Bappeda
Rencana Pengembangan Infrastruktur Kab. Bogor
Terminal
20
Section 1 Section 2 Section 3
Pengantar Pengelolaan Kawasan
Rencana Tata Ruang Strategis
Bappeda
POLA RUANG WILAYAH Kab. Bogor
Bappeda
Kab. Bogor
KAWASAN STRATEGIS
PERTAMBANGAN
Rencana Penanganan : KAWASAN STRATEGIS PUNCAK
• Peningkatan Infrastruktur di areal RENCANA PENANGANAN
tambang • Pengendalian pemanfaatan lahan yang
• Pengelolaan kawasan bekas berbasis pada ekologis
tambang (Reklamasi) • Pengembangan fasilitas penunjang wisata
• Penataan ruang kawasan tambang yang efektif dan efisien terhadap
pasca penambangan sehingga tetap pemanfaatan lahan
memiliki nilai ekologi dan ekonomis
• Penataan ruang yang berbasis ekonomis dan
tinggi.
ekologis
WAKIL KETUA
Kasubag Bantuan Hukum Setda
SEKRETARIS
POKJA PEMANFAATAN & Kasi Wasdal Ruang DTRP
PENGENDALIAN
ANGGOTA
13 Unsur OPD
SK Bupati Bogor Nomor 650/507/Kpts/Huk/2010
URAIAN TUGAS BKPRD
TIM INTI BKPRD POKJA PERENCANAAN:
• Memberikan masukkan pelaksanaan kebijakan penataan perencanaan tata
Ketua: ruang
• Konsultasi penataan ruang dengan BKPRD Prov. Jabar
dan BKPRN • Melakukan fasilitasi penyusunan rencana tata ruang dengan
• Sosialisasi data dan informasi hasil koordinasi intensif memperhitungkan KLHS
penataan ruang • Melakukan fasilitasi penyusunan program dan pembiayaan dalam rangka
• Memberikan rekomendasi alternatif pemecahan penerapan rencana tata ruang
masalah penataan ruang • Melakukan fasilitasi pengintegrasian program pembangunan tertuang dalam
• Melaporkan hasil kegiatan dan evaluasi kepada
Penanggung Jawab RTRW dengan RPJPD dan RPJMD
• Menyiapkan bahan dalam rangka persetujuan substansi teknis rencana tata
ruang
Sekretaris: • Menginventarisasi dan mengkaji permasalahan dalam perencanaan serta
• Koordinasi ketatalaksanaan dan ketatausahaan BKPRD
memberikan alternatif penyelesaian masalah
• Menyusun rencana kerja BKPRD
• Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pelaksanaan
kegiatan POKJA PEMANFAATAN:
• Memberikan masukkan pelaksanaan kebijakan pemanfaatan dan
pengendalian pemanfaatan tata ruang
Anggota: • Melakukan fasilitasi pelaksanaan pemantauan terhadap penegakan perda
• Memberikan alternatif pemecahan masalah penataan RTRW
ruang
• Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada sekretaris
• Melakukan fasilitasi pelaksanaan evaluasi terhadap penegakan perda RTRW
• Melakukan fasilitasi pelaporan terhadap penegakan perda RTRW
• Melakukan fasilitasi perizinan pemanfaatan ruang
• Melakukan fasilitasi pelaksanaan penertiban pemanfaatan ruang
• Menginventarisasi dan mengkaji permasalahan dalam pemanfaatan dan
pengendalian pemanfaatan ruang serta memberikan alternatif penyelesaian
masalah
KINERJA PERENCANAAN RUANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KABUPATEN BOGOR KABUPATEN BOGOR
• Penetapan Perda Nomor 19/2008 tentang RTRW Kab. • Penyusunan Draft dan Naskah Akademis RDTR 40
Bogor Kecamatan
• Penetapan Perbup nomor 75/2008 tentang pedoman • Fasilitasi simplifikasi penyusunan RDTR untuk 9
operasional Pemanfaatan Ruang Klaster wilayah
• Penetapan Perbup nomor 83/2009 tentang perubahan • Hingga saat ini RDTR belum ada yang ditetapkan.
Perbup 75/2008 tentang pedoman operasional Dalam waktu dekat telah siap rancangan RDTR
pemanfaatan ruang Cibinong Raya dan RDTR Klaster Ciawi. secara
• Penetapan Perbup nomor 35/2014 tentang perubahan detil akan dijelaskan oleh DTRP
Perbup 83/2009 tentang pedoman operasional
pemanfaatan ruang
• Kep. Bupati Nomor 650/332/Kpts/Per-UU/2012
tentang Pembentukkan Tim Peninjauan Kembali
RTRW Kabupaten Bogor ditindaklanjuti dengan Surat
Undangan Kepala Bappeda selaku Sekretaris BKPRD
No. 005/466-Sarpras mengenai pembagian tugas dan RENCANA TATA BANGUNAN DAN
materi pelaksanaan peninjauan kembali serta Surat LINGKUNGAN (RTBL) KABUPATEN BOGOR
Undangan Sekretaris Daerah selaku Ketua BKPRD • Hingga tahun 2015 telah disusun dokumen RTBL
No. 005/335-Bapp tanggal 14 Desember 2012 sebagai berikut:
mengenai rekomendasi revisi RTRW Kabupaten Bogor ‒ RTBL Tegarberiman (2011)
‒ RTBL Cileungsi (2012)
‒ RTBL Cikeas (2013) telah ditetapkan perbup
• Perlu adanya percepatan penetapan dokumen RDTR dan disesuaikan
‒ RTBL Mayor Oking (2014)
dengan rancangan revisi RTRW Kabupaten Bogor
‒ RTBL Perbatasan Citeureup (2014)
• Sinkronisasi rancangan dokumen rencana tata ruang baik di tingkat
‒ RTBL Jl. Raya Jakarta Bogor (2014)
makro hingga di tingkat mikro
‒ RTBL Daralon-Kdg. Roda (2015)
• Penguatan peta dasar pendukung dokumen perencanaan melalui
‒ RTBL Jl. Alternatif Sentul (2015)
pengembangan sistem informasi dan pengelolaan data spasial di
tingkat kabupaten.
KINERJA PEMANFAATAN RUANG (IJIN LOKASI)
JUMLAH IJIN LOKASI YANG DITERBITKAN • Berdasarkan data rekapitulasi ijin lokasi yang terdaftar
PERIODE 2009-2015 melalui Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu, pada periode tahun 2009-2015 diperoleh
159 141 sebanyak 735 ijin lokasi yang telah diterbitkan oleh
127 126
98 pemerintah Kabupaten Bogor.
36** 48*
• Persebaran ijin lokasi secara dominan terjadi di 3
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 kecamatan yaitu Cileungsi (62 ijin lokasi), Gunung Putri
(58 ijin lokasi) dan Cibinong (56 ijin lokasi).
Ijin Lokasi yang diterbitkan
• Dominasi persebaran ijin lokasi lebih dominan terjadi di
kawasan Cibinong Raya dan Sekitar Kecamatan Cileungsi
(Kecamatan Gunung Putri dan Klapanunggal). Kecamatan
• Dari total 40 Kecamatan terdapat 2 Kecamatan yang
Gunung Sindur merupakan satu-satunya kecamatan yang
tidak dikeluarkan ijin lokasinya yaitu Kecamatan Jasinga
memiliki jumlah ijin lokasi cukup banyak (52 ijin lokasi)
dan Kecamatan Nanggung.
yang berada di luar kawasan tersebut.
• Berdasarkan luas ijin lokasi, Kecamatan Rumpin
merupakan kecamatan yang memiliki luas ijin lokasi
yang diterbitkan paling luas yaitu seluas 13.199,52 Ha
atau sebesar 38%. Kecamatan lainnya yang memiliki ijin
lokasi diterbitkan cukup luas secara berurutan adalah
14,458.08
Kecamatan Jonggol seluas 3.481,35 Ha (10%),
Kecamatan Tenjo seluas 2.917,13 Ha (8%) dan 10,007.59
Kecamatan Sukamakmur seluas 2.599,60 Ha (7%).
6,117.50
• Berdasarkan luas total ijin lokasi yang diterbitkan, Tahun
2013 merupakan tahun dimana ijin lokasi paling luas 983.04** 1,348.11 1,688.50
373.01*
diterbitkan yaitu seluas 14.458,08 Ha diikuti pada tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
2012 yaitu seluas 10.007,59 Ha.
Luas Ijin Lokasi yang diterbitkan (Ha)
No Klasifikasi
2009* 2010 2011 2012 2013 2014 2015** Total
Kegiatan
1 Fasilitas 5 6 9 6 4 4 3 37
2 Industri 5 19 24 38 21 16 11 134
3 Campuran 1 1 3 6 5 7 2 25
4 Pariwisata 5 7 7 7 6 5 4 41
5 Perdagangan dan
Jasa 2 4 7 4 7 5 1 30
6 Pertambangan 0 3 5 4 3 9 4 28
7 Pertanian 1 7 11 9 3 3 1 35
8 Perumahan 16 50 57 84 77 91 22 397
9 Tidak teridentifikasi 1 1 4 1 1 0 8
Total 36 98 127 159 126 141 48 735
• Berdasarkan klasifikasi kegiatan, jumlah ijin lokasi yang paling dominan adalah
dengan jenis kegiatan Perumahan dan Industri.
• Jika dilihat perincian setiap tahunnya kedua klasifikasi kegiatan ini cukup dominan
dalam pengajuan ijin lokasi.
No Klasifikasi Kegiatan 2009* 2010 2011 2012 2013 2014 2015** Total
1 Fasilitas 164 217 125 235 196 211 50 1198
2 Industri 93 186 213 260 159 192 53 1156
3 Campuran 6 37 23 72 24 27 12 201
4 Pariwisata 6 20 12 17 5 6 3 69
5 Perdagangan dan Jasa 146 305 375 405 378 334 137 2080
6 Pertambangan 7 16 13 8 3 3 50
7 Pertanian 20 24 18 26 11 10 5 114
8 Perumahan 180 279 198 162 122 124 30 1095
9 Tidak teridentifikasi 14 21 12 5 3 1 56
Total 636 1105 989 1190 901 908 290 6019
• Berdasarkan klasifikasi kegiatan, jumlah ijin lokasi yang paling dominan adalah
dengan jenis kegiatan Perumahan dan Industri.
• Jika dilihat perincian setiap tahunnya kedua klasifikasi kegiatan ini cukup dominan
dalam pengajuan ijin lokasi.
TAHUN
Variabel Pemantauan
2009 2010 2011 2012 2013
IMB Induk 575 943 1086 799 710
IMB Perluasan 192 496 603 825 681
IMB Pecahan 9,662 19336 20578 15562 13559
TOTAL 10,429 20,775 22,267 17,186 14,950
KINERJA PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
TAHUN
Variabel Pemantauan
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah SK ILOK + IPPT* 672 1203 1116 1349 1027 1049 338
Jumlah Siteplan n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a
Kemampuan Pengawasan Ruang 150 160 115 100 167 180 200
Persentase Pemantauan 22.32% 13.30% 10.30% 7.41% 16.26% 17.16% 59.17%
• Dari data diatas dapat dilihat inkonsistensi persentase pemantauan pengawasan ruang
dan bangunan dikarenakan belum adanya mekanisme model pemantauan yang
disepakati
• Rata-rata kemapuan pengawasan ruang dan bangunan hanya terbatas pada kisaran nilai
dibawah 20% sehingga berpeluang terhadap terjadinya pelanggaran ruang dan
bangunan.
• Belum adanya mekanisme untuk bangunan atau ruang yang tidak berijin.
REVIEW KINERJA PENATAAN RUANG
PERENCANAAN RUANG: PEMANFAATAN DAN PENGENDALIAN
• Perlu adanya mekanisme PEMANFAATAN RUANG:
percepatan penetapan • Banyaknya permohonan ijin pemanfaatan ruang tidak
dokumen rencana tata ruang berbanding lurus dengan peningkatan kemampuan
baik Revisi RTRW, RDTR pengawasan ruang dan bangunan
maupun RTBL • Perlu adanya integrasi pemetaan skala detil dan
• Sinergisasi produk dokumen keterpaduan data pemanfaatan ruang secara spasial
rencana tata ruang lintas sektoral
• Penguatan data spasial • Perlu adanya pengembangan sistem informasi terpadu
sebagai instrumen dasar untuk seluruh ijin pemanfaatan ruang sebagai instrumen
dalam penyusunan rencana dalam pemantauan pemanfaatan ruang
tata ruang
Rencana Induk/Kajian Pengembangan Sektor Unggulan di Kab. Bogor Rencana Induk/ Kajian Sistem Pendukung
• Masterplan kawasan agropolitan Sektor Unggulan di Kab. Bogor
• Masterplan kawasan minapolitan • RIJLLAJ (Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan
• Masterplan Pariwisata Angkutan Jalan)
• RP3KP (Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan • Rencana Induk Pengemb. Sistem ke-PU-an
Permukiman (Transportasi, Jalan & Jembatan, ke-CiptaKarya-an)
KEBIJAKAN PENATAAN RUANG
Strategi pengembangan wisata alam, wisata budaya dan wisata minat khusus sesuai dengan potensi alam dan
budaya setempat yang memiliki daya tarik wisatawan mancanegara dengan tetap memperhatikan kelestarian
lingkungan hidup meliputi:
1. mengembangkan kawasan wisata alam dengan memanfaatkan potensi alam yang ada tanpa mengurangi fungsi dan daya dukung
lingkungan alam;
2. mengembangkan kawasan wisata budaya dengan tetap menjaga kelestarian budaya setempat dan menyesuaikan dengan kultur
yang ada;
3. mengembangkan kawasan wisata minat khusus yang berorientasi pasar domestik dan mancanegara secara selektif dengan tetap
menjaga fungsi pelestarian alam yang berkelanjutan; dan
4. penyediaan prasarana pendukung pariwisata sesuai kebutuhan kegiatan pariwisata dengan tetap memperhatikan kemampuan
lingkungan setempat.
STRATEGI PENATAAN RUANG (2)
Strategi penyediaan lingkungan permukiman perkotaan yang berkualitas, aman, nyaman dan terkoneksi dengan
pusat kegiatan di wilayah jabodetabek meliputi:
1. penyediaan fasilitas permukiman yang lengkap dan berkualitas serta berdaya saing terhadap daerah sekitar;
2. pengembangan permukiman perkotaan yang mendorong penggunaan tanah yang lebih efisien melalui pembangunan perumahan
secara vertikal pada wilayah yang perkotaan cepat tumbuh;
3. pengembangan permukiman diprioritaskan kepada hunian yang terintegrasi dengan sistem angkutan massal;
4. pemanfaatan teknologi ramah lingkungan, energi terbaharukan dan efisiensi energi di kawasan permukiman perkotaan;
5. mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30 % (tiga puluh persen) dari luas kawasan perkotaan;
6. mengendalikan jumlah pergerakan transportasi melalui pengembangan sistem transportasi massal yang terintegrasi dengan wilayah
di sekitar daerah;
7. mengendalikan tata air melalui pengembangan sistem drainase dan peningkatan fungsi resapan air; dan
8. mengendalikan dan penataan pertumbuhan kawasan permukiman di daerah rawan bencana dan berfungsi lindung.
Strategi pengembangan kawasan peruntukan industri yang bertumpu pada potensi sumber daya lokal yang
mampu menghasilkan produk bernilai jual internasional dengan tetap memperhatikan kualitas lingkungan
meliputi:
1. mendorong penyediaan kawasan industri yang dikelola secara terpadu, lengkap dan ramah lingkungan;
2. mengembangkan dan menata industri rumah tangga melalui pemberian dukungan infrastruktur yang memadai sesuai dengan pola
ruang yang dikembangkan;
3. meningkatkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan industri yang berteknologi tinggi dengan tetap menjaga kualitas lingkungan
setempat;
4. optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia setempat;
5. pengembangan tematik industri berdasarkan ketersediaan potensi sumber daya yang tersedia;
6. menyediakan sistem transportasi regional yang handal, cepat dan mudah diakses;
7. mengendalikan perkembangan kegiatan industri yang memberikan dampak pencemaran lingkungan dan menganggu fungsi resapan
air; dan
8. membatasi pertumbuhan industri di luar kawasan industri.
STRATEGI PENATAAN RUANG (3)
Strategi mempertahankan areal pertanian tanaman pangan dan penataan pusat permukiman pedesaan sebagai
simpul distribusi hasil pertanian dalam rangka mendukung upaya ketahanan pangan berkelanjutan meliputi:
1. menetapkan kawasan pertanian pangan yang berkelanjutan untuk mendukung ketahanan pangan di daerah;
2. mempertahankan kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B);
3. pengembangan jaringan irigasi teknis dan non teknis untuk menunjang keberlanjutan lahan pertanian pangan;
4. meningkatkan akses jalan dari sentra produksi pertanian ke pusat pemasaran;
5. pemberlakuan insentif dan disinsentif yang mampu mendukung perkembangan usaha kegiatan pertanian;
6. mengembangkan kawasan agrobisnis berorientasi agropolitan;
7. mengembangkan kawasan minapolitan;
8. mengembangkan fasilitas dan infrastruktur serta permukiman perdesaan yang dapat menunjang budidaya perdesaan dalam rangka
mempertahankan luas lahan pertanian dan peningkatan produksi pertanian;
9. meningkatkan aksesibilitas kawasan permukiman pedesaan terhadap kawasan perkotaan sebagai upaya peningkatan distribusi hasil
produksi pertanian;
10.mengembangkan pusat-pusat jasa, koleksi, dan distribusi produk-produk perdesaan yang disesuaikan dengan kondisi dan potensi
setempat; dan
11.mengendalikan pertumbuhan permukiman pedesaan yang berada di kawasan lindung.
Strategi mewujudkan kawasan strategis kabupaten sesuai dengan kepentingan wilayah dan berdaya saing
meliputi:
1. penetapan kawasan strategis kabupaten yang memiliki nilai strategis pertahanan dan keamanan
2. penetapan kawasan strategis kabupaten yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten
3. penetapan kawasan strategis kabupaten yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup
4. penetapan kawasan strategis yang memiliki nilai strategis pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi
STRATEGI PENATAAN RUANG (4)
Strategi penataan sistem pusat kegiatan dan pelayanan sarana prasarana wilayah secara berjenjang dan sinergis
meliputi:
1. memantapkan pengembangan 3 (tiga) WP dan 12 (dua belas) SWP dalam rangka pemerataan pembangunan wilayah;
2. menetapkan sistem pusat kegiatan PKWp, PKLp, PPK, dan PPLk dan PPLd sesuai standar pelayanan minimal;
3. menata dan mengembangkan sistem jaringan prasarana wilayah yang dapat menjadi pengarah, pembentuk, pengikat, pengendali
dan pendorong pengembangan wilayah;
4. memantapkan keterkaitan fungsional antar pusat kegiatan perkotaan dan perdesaan secara sinergis;
5. mengembangkan sistem jaringan jalan tol, jalan arteri primer, dan kolektor primer serta mengintegrasikan pusat kegiatan nasional,
dan pusat-pusat pertumbuhan;
6. mengembangkan sistem transportasi, melalui pengembangan terminal angkutan pada pusat-pusat pertumbuhan di wilayah
perkotaan, pengembangan terminal angkutan barang pada kawasan industri dan perdagangan, pengembangan terminal agro pada
kawasan sentra produksi pertanian serta keterpaduan moda terhadap moda angkutan massal;
7. mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi;
8. meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan
keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik;
9. meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air;
10.mempertahankan kelangsungan ketersediaan dan pendistribusian sumber air pertanian dan air bersih perkotaan;
11.meningkatkan jaringan transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi, serta mewujudkan sistem jaringan pipa minyak dan gas bumi
yang optimal;
12. mengembangkan sistem penanganan persampahan melalui penyebaran lokasi pengelolaan sampah di seluruh wilayah secara
merata dan memiliki keterkaitan erat dengan sistem transportasi;
13.mengembangkan sarana pemakaman untuk memenuhi kebutuhan tanah kuburan yang diarahkan pada pemanfaatan lahan
cadangan tanah pemakaman dan terintegrasi dengan tanah pemakaman masyarakat melalui pengembangan area Tempat
Pemakaman Umum (TPU) regional dan lokal di setiap wilayah kecamatan, serta pengembangan Tempat Pemakaman Bukan Umum
(TPBU) pada kawasan yang dinyatakan memungkinkan secara teknis dan fisik lingkungan, serta tidak berdampak sosial pada
lingkungan sekitarnya;
14.pengembangan sarana pendidikan dan olah raga;
15.pengembangan sarana peribadatan untuk memenuhi kebutuhan keagamaan masyarakat dengan memperhatikan keharmonisan
kehidupan beragama dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat melalui pengembangan parasarana peribadatan yang
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat.
RENCANA
STRUKTUR
RUANG (1)
26
PKLp
PPK Tenjo
Pr. Panjang
PPK Gn. Sindur
PKLp
PKLp Cileungsi
Parung
PKWp
PPK Jonggol
PPK Jasinga Cibinong
PPK Kemang
PPK Cariu
PPK Ciampea
PKLp
Cigudeg
PPK Dramaga PPK Sukamakmur
PPK Lw. Liang
PPK Ciomas
PPK Ciawi
PKLp
Caringin
PPK Cigombong
RENCANA STRUKTUR RUANG (2)
RENCANA WILAYAH PENGEMBANGAN :
1. WILAYAH PENGEMBANGAN BARAT, YANG TERDIRI DARI 5
SUB WILAYAH PENGEMBANGAN (SWP) MELIPUTI:
• SWP Cigudeg yang meliputi Kecamatan Cigudeg,
Kecamatan Nanggung dan Kecamatan Leuwisadeng;
• SWP Parungpanjang yang meliputi Kecamatan
Parungpanjang, Kecamatan Tenjo dan Kecamatan Rumpin;
• SWP Leuwiliang yang meliputi Kecamatan Leuwiliang,
Kecamatan Cibungbulang dan Kecamatan Pamijahan;
• SWP Jasinga yang meliputi Kecamatan Jasinga dan
Kecamatan Sukajaya; dan
• SWP Ciampea yang meliputi Kecamatan Ciampea,
Kecamatan Tenjolaya dan Kecamatan Dramaga.
2. WILAYAH PENGEMBANGAN TENGAH, YANG TERDIRI DARI 5
SUB WILAYAH PENGEMBANGAN (SWP) MELIPUTI:
• SWP Cibinong yang meliputi Kecamatan Cibinong,
Kecamatan Citeureup, Kecamatan Sukaraja, Kecamatan
Bojonggede, Kecamatan Babakan Madang dan Kecamatan
Tajurhalang;
• SWP Parung yang meliputi Kecamatan Parung, Kecamatan
Gunung Sindur, Kecamatan Kemang, Kecamatan Ciseeng
dan Kecamatan Rancabungur; WP Barat WP Tengah WP Timur
• SWP Cigombong yang meliputi Kecamatan Cigombong, • Permukiman • Pemerintahan dan • Permukiman
Kecamatan Caringin dan Kecamatan Cijeruk; • Perdagangan dan Jasa penelitian • Perdagangan dan jasa
• SWP Ciawi yang meliputi Kecamatan Ciawi, Kecamatan • Industri, • Permukiman perkotaan • Industri
Cisarua dan Kecamatan Megamendung; dan • Pertanian, Kehutanan, • Perdagangan dan jasa, • Pertanian dan peternakan
• SWP Ciomas yang meliputi Kecamatan Ciomas dan Perkebunan dan • Pelayanan umum dan • Pertambangan
Kecamatan Tamansari Peternakan sosial • Pariwisata
3. WILAYAH PENGEMBANGAN TIMUR, YANG TERDIRI DARI 2 • Pertambangan dan energi • Industri ramah lingkungan
SUB WILAYAH PENGEMBANGAN (SWP) MELIPUTI: • Pariwisata dan budaya • Perikanan
• SWP Cileungsi yang meliputi Kecamatan Cileungsi, • Pendidikan dan • Pariwisata dan budaya
Kecamatan Gunungputri dan Kecamatan Klapanunggal; penelitian. • Konservasi wilayah hulu
• SWP Jonggol yang meliputi Kecamatan Jonggol, Kecamatan
Cariu, Kecamatan Sukamakmur dan Kecamatan *) RTRW sebelumnya tidak mengatur pembagian WP dan hanya
Tanjungsari; tertuang dalam RPJP Kab. Bogor
**) Penetapan SWP digunakan sebagai dasar penyusunan RDTR
RENCANA STRUKTUR RUANG (3)
RENCANA INFRASTRUKTUR JALAN :
1. Nasional Tol :
a. Ruas Antasari - Depok - Susukan - Kemang – 1h 1b
Dramaga - Caringin;
b.Ruas Cimanggis – Cibitung;
c. Ruas Bogor - Ciawi – Sukabumi; 4a
d.Bogor Outer Ring Road Ruas Kedung Halang - 1i 1e
Kemang; 1a
e. Ruas Cimanggis - Cikeas Udik; 2d
f. akses tol Sentul Selatan-Cipambuan
2e
2f
g. Ruas Sukaraja – Pandansari; 3a 4b
h.Ruas Tangerang – Tenjo – Maja; dan
i. Ruas Jasinga – Tenjo.
2. Provinsi Peningkatan Fungsi dan 2a 2b
Status: 3c
a. Ruas Sukahati-Kedung Halang
1d
b.Ruas Sentul – Kandang Roda
c. Ruas Gunung Batu -Arca (Istana Cipanas)
d.Ruas Jampang - Ciseeng - Prumpung 3b
e. Ruas Jasinga – Koleang
f. Ruas Koleang - Lebak Pinang 1g
3. Provinsi Pembangunan Jalan Baru: 2c
a. Ruas Sukahati – Jampang
b.Ruas Sentul – Sukamakmur – Cariu
c. Ruas Bantar Kuning – Jagatamu
4. Provinsi Jalan Strategis:
a. Ruas Jalan Narogong – Cileungsi (nasional)
b.Ruas Gunung Putri-Lulut (Provinsi)
1c
1. Ruas Lingkar GOR Pakansari ; 1. Ruas Gerbang Pemda - Cibinong - Gerbang Tol 1. Ruas Kopo - Sukamanah - Citapen - Lemah Duhur - 11. Ruas Pasirmadang – Sukajaya - Kalongliud;
2. Ruas Lingkar Utara dan Citeureup; Cinagara - Muarajaya; 12. Ruas Gunung Bunder – Cibuntu –
Selatan Leuwiliang; 2. Ruas Tlajung Udik - Wanaherang – Cileungsi; 2. Ruas Palasari - Tamansari - Gunung Malang - Bojongrangkas;
3. Ruas Lingkar Parung; 3. Ruas Wanaherang - Nagrak - Ciangsana - Bojongkulur; Gunung Bunder – Pamijahan – Nanggung – Pasir 13. Ruas Tanjungsari – Warung Menteng –
4. Ruas Lingkar Dramaga 4. Ruas Cariu - Batas Bekasi; Madang - Curug; Caringin;
5. Ruas Lingkar Laladon ; dan 5. Ruas Puspanagara - Tajur - Sukamakmur - Wargajaya; 3. Ruas Gunung Malang - Cinangneng - Cibanteng; 14. Ruas Cisalada – Cigombong;
6. Ruas Banjar Waru-Nagrog 6. Ruas Cipicung - Cipelang - Cisalada - Tugujaya; 4. Ruas Cemplang - Ciampea - Rancabungur - 15. Ruas Lingkar Bojonggede;
7. Ruas Kampung Sawah – Karehkel – Leuwiliang – Semplak; 16. Ruas Jalan Ciomas - Kreteg – Laladon;
Karacak - Purwasari – Klapanunggal (Batas Sukabumi); 5. Ruas Bojongrangkas - Ciampea; 17. Ruas Citaringgul – Cibadak – Tajur;
8. Ruas Sukamulya – Rumpin - Kampung Sawah - 6. Ruas Rancabungur - Putatnutug - Kampung Sawah; 18. Ruas Kembangkuning - Bantarjati;
Banyuasih - Cigudeg - Sukajaya - Malasari (Poros 7. Ruas Putatnutug - Ciseeng - Warujaya - Parung; 19. Ruas Jalan Lulut – Tajur; dan
Barat); 8. Ruas Gunung Sindur - Sukamulya - Parungpanjang; 20. Ruas Kembang Kuning - Ligar Mukti –
9. Ruas Jasinga - Koleang – Tegalwangi; 9. Ruas Cidokom – Cibadung – Jampang; Singasari.
10. Ruas Jasinga - Tenjo – Singabangsa; 10. Ruas Lumpang - Batok - Tenjo;
11. Ruas Curug – Rawakalong; dan
12. Ruas Gandoang – Raga Manunggal (Batas Bekasi).
RENCANA STRUKTUR RUANG (4)
Rencana Jaringan Pelayanan LLAJ
1. Optimalisasi dan pengendalian pelayanan Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP);
2. Optimalisasi dan pengendalian pelayanan Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) ;
3. Pengembangan Sistem Angkutan Umum Perkotaan Massal (SAUM) meliputi:
a) Pengembangan sistem Bus Rapid Transit yang terintegrasi dengan Kota Bogor yang melayani pergerakan wilayah yang berada di
sekitar Kota Bogor dengan Simpul transportasi utama di Dramaga , Ciawi dan Cibinong;
b) Pengembangan sistem Bus Rapid Transit di perkotaan Cibinong yang menghubungkan simpul transportasi utama di Cibinong,
Pakansari, Bojonggede;
c) Pengembangan sistem Bus Rapid Transit antar Perkotaan yang menghubungkan simpul transportasi utama seperti Cibinong-
Cileungsi, Bojonggede-Parung, Ciawi – Cisarua, Ciawi-Cicurug dan Dramaga -Leuwiliang;
d) pengembangan sistem angkutan monorel/light rail transit perkotaan yang menghubungkan antara Jakarta - Cibinong (Sentul) -
Sukaraja; dan
e) Pengembangan sistem Angkutan Perbatasan Terintegrasi Bus Transjakarta (APTB) di Cibinong, Parung, Leuwiliang, Ciawi dan
Cileungsi.
4. Pengembangan Transit Oriented Development (TOD) , Park & Ride, Jalur Khusus Non Motorized Vehicle
C
RENCANA STRUKTUR RUANG (5)
Pk C
B
Pk
Pk C
C C
C A
C
B
B C
Pk
Pr. Panjang - Tenjo Citayam – Cibinong - Nambo Nambo – Cileungsi - Bekasi Cileungsi – Jonggol -
Cianjur
Bogor – Rangkas Bitung Pdk Rajeg – Pr. Panjang Bogor – Cigombong - Sukabumi
Stasiun eksisting
Rencana Stasiun
RENCANA STRUKTUR RUANG (6)
RENCANA PENGEMBANGAN PRASARANA LAINNYA
INFRASTRUKTUR STRATEGIS:
1. ENERGI:
a. PLTPB Awi Bengkok (energi) 4. Tempat Pengolahan Akhir Limbah B3 di
b. PLTSa di TPA Nambo (energi) Kecamatan Klapanunggal
c. Jaringan Pipa Gas Bumi di perkotaan Cibinong 5. IPLT di Kecamatan Cibinong
2. WADUK: sistem jaringan energi dan
a. Waduk Cijurey di Kecamatan Sukamakmur;
kelistrikan;
b. Waduk Cibeet di Kecamatan Tanjungsari;
c. Waduk Cipamingkis di Kecamatan Jonggol; sistem jaringan telekomunikasi;
d. Waduk Narogong di Kecamatan Klapanunggal; sistem jaringan sumber daya air;
e. Waduk Ciberang di Kecamatan Sukajaya; dan dan
f. Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi di Kecamatan sistem jaringan pengelolaan
Megamendung. lingkungan.
3. TPPAS Regional Nambo & TPPAS Regional Bogor Barat
RENCANA
POLA RUANG (1)
Ha
ya
d ida • ±15 % Kawasan Lindung Geologi: Cagar Alam Geologi &
. Bu
aw
s rawan gerakan tanah = 45.540 Ha
K
Kaw s.
Ha
• ±1 % Kawasan Hutan Lindung =
14%
L in d
3.635 Ha
un
D g
ala
m
Hu
ta
n