Anda di halaman 1dari 14

BUKU SAKU

PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

DISUSUN OLEH

TIM PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA SELATAN


KATA PENGANTAR Pengelolaan Keuangan Desa ini dapat menjadi modal bagi para
mahasiswa KKN yang melakukan pendampingan.

Buku pedoman ini merupakan penyederhanaan Petunjuk Pelaksanaan


Dengan disahkannya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Bimbingan dan Konsultasi Pengelolaan Keuangan Desa yang
pemerintahan desa mendapat kewenangan dalam penyelenggaraan diterbitkan oleh Deputi Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan
pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan Daerah, BPKP. Muatan dalam buku pedoman ini mefokuskan pada
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Sejalan dengan itu, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa
pemerintahan desa mendapatkan pendanaan program dan kegiatan karena tahapan ini merupakan kebutuhan minimal dan krusial untuk
dari berbagai sumber (APBN dan APBD Provisi/Kabupaten) yang meminimalkan risiko kesalahan dan penyelahgunaan keuangan desa.
mengandung konsekuensi harus mampu mengelola secara transparan,
akuntabel, dan bebas dari penyalahgunaan. Kami mengharapkan buku pedoman ini dapat diimplementasikan
dengan baik dan bermanfaat bagi akuntabilitas pengelolaan keuangan
Dalam hal pengelolaan dana desa, kami mengidentifikasi adanya risiko desa dan mendukung keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan
terjadinya kesalahan baik bersifat administratif maupun substantif yang desa.
dapat mengakibatkan terjadinya permasalahan hukum mengingatkan
belum memadainya kompetensi kepala desa dan aparat desa dalam Kami menyadari bahwa buku pedoman ini belum sempurna dan
hal penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan memerlukan penyempurnaan sesuai dengan kondisi di desa binaan
desa. Adanya risiko tersebut mendorong Perwakilan BPKP Provinsi masing-masing. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak yang
Sumatera Selatan berinisiatif melakukan pembinaan kepada kepala terkait sangat kami harapkan.
desa dan aparat desa. Namun demikian, dengan jumlah desa sebanyak
2.817 yang tersebar pada 14 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera
Selatan, Perwakilan BPKP tidak dapat bekerja sendiri tanpa kerjasama
Palembang, 11 Mei 2015
dengan pihak lain yang mempunyai kepentingan sejalan dalam
pemberdayaan pemerintahan desa. Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi Sumatera Selatan
Kami menyambut positif atas kesepahaman dengan pihak Universitas
Sriwijaya untuk memberdayakan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN)
guna memberikan pendampingan dan pembinaan kepada para kepala
desa dan aparat desa pada lokasi KKN dalam penatausahaan,
pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa. Untuk itu, IGB Surya Negara
pembekalan dari Perwakilan BPKP dan Buku Saku Pedoman NIP 19570311 197803 1 001
DAFTAR ISI

Hal
A. Pendahuluan
B. Dasar hukum
C. Aturan pelaksana yang seharusnya dibuat oleh
Bupati/Walikota
D. Perencanaan dan Penganggaran
E. Pelaksanaan
F. Penatausahaan
G. Pelaporan dan Pertanggungjawaban
H. Penutup

LAMPIRAN:
Lampiran 1: Buku Kas Pembantu Kegiatan
Lampiran 2: Laporan Kegiatan
Lampiran 3: Pernyataan Tanggung Jawab
Belanja
Lampiran 4: Kuitansi Pengeluaran
Lampiran 5: Laporan Pertanggungjawaban
Bendahara Desa
Lampiran 6: Laporan Realisasi Pelaksanaan
Buku saku/pedoman singkat pengelolaan keuangan desa 10. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2015;
A. Pendahuluan
Pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang C. Ketentuan pelaksana UU nomor tahun 2014 di tingkat
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, Kabupaten/Kota
dan pertanggungjawaban keuangan desa Untuk mendukung pelaksanaan UU nomor tahun 2014, pemerintah
kabupaten/kota diamanahkan untuk menetapkan berbagai
B. Dasar hukum peraturan pelaksanaan baik dalam bentuk peraturan daerah
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. maupun peraturan bupati/walikota.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan 1. Pengalokasian dan penyaluran dana yang ditransfer ke desa
Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; yang dialokasikan dalam APBD
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana 2. Penetapan Peraturan Pelaksanaan
Desa yang Bersumber dari APBN; Sebagai pelaksanaan dari UU Desa, maka pemerintah
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 kabupaten/kota harus menyusun dan menetapkan Peraturan
tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa; Daerah mengenai hal-hal sebagai berikut:
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 a. Pembentukan Desa;
b. Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan, dan/atau
tentang Pengelolaan Keuangan Desa;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan atau Kelurahan
tentang Pedoman Pembangunan Desa; Menjadi Desa;
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan c. Perangkat Desa;
Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penyerahan Urusan d. Badan Permusyawaratan Desa;
Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan e. Perencanaan, Pelaksanaan Pembangunan Kawasan
Kewenangan Lokal Berskala Desa; Perdesaan;
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan f. Penataan Desa Adat;
Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata
Selain itu juga, Pemerintah Kabupaten/Kota harus menyusun
Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah
Desa; Peraturan Bupati/Walikota mengenai hal-hal sebagai berikut:
9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan a. Batas Wilayah Desa yang Dinyatakan Dalam Bentuk Peta
Desa,
Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan
Desa; b. Besaran Penghasilan Tetap, Tunjangan serta Penerimaan
Lain Yang Sah Kepala Desa dan Perangkat Desa,
c. Daftar Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan D. Perencanaan dan Penganggaran
Kewenangan Lokal Berskala Desa
d. Tata Cara Pembagian dan Penetapan Besaran Dana Desa 1. Proses perencanaan dan penganggaran
Setiap Desa, Proses perencanaan dan penganggaran dapat dijelaskan dalam
e. Tata Cara Pengalokasian Alokasi Dana Desa, grafik berikut:
f. Tata Cara Pengalokasian Bagian dari Hasil Pajak dan
Retribusi Daerah Kabupaten/Kota Kepada Desa,
g. Pengadaan Barang dan/atau Jasa di Desa,
h. Pedoman Teknis Kegiatan Yang Didanai Dari Dana Desa,
i. Pengenaan Sanksi Administratif Atas SILPA Dana Desa
yang Tidak Wajar,
j. Pendelegasian Evaluasi Rancangan Peraturan Desa
Tentang APB Desa Kepada Camat,
k. Pengaturan Besaran Jumlah Uang Dalam Kas Desa,
l. Pengelolaan Keuangan Desa,
m. Pembekalan Pelaksana Kegiatan,
n. Petunjuk Teknis Penyusunan RPJM Desa Dan RKP Desa
serta Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan
Desa

2. Struktur APBDes
APBDesa, terdiri atas:
a. Pendapatan Desa;
b. Belanja Desa; dan
c. Pembiayaan Desa
3. Kode Rekening APBDes Kelompok Transfer terdiri dari jenis: 1) Dana Desa; 2) Bagian
dari Hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota dan Retribusi Daerah;
Kode rekening terdiri dari kumpulan akun secara lengkap yang 3) Alokasi Dana Desa (ADD); 4) Bantuan Keuangan dari APBD
digunakan di dalam pembuatan proses perencanaan, Provinsi; dan 5) Bantuan Keuangan APBD Kabupaten/Kota.
pelaksanaaan, penatusahaan hingga pelaporan. Kode rekening
merupakan alat untuk mensinkronkan proses perencanaan Kelompok Lain-Lain Pendapatan Asli Desa terdiri dari jenis: 1)
hingga pelaporan. Hibah dan Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat;
dan 2) Lain-lain pendapatan Desa yang sah.
Mengingat pentingnya peran kode rekening tersebut maka
diperlukan standarisasi kode rekening sehingga akan dicapai Kode Rekening Belanja Desa
keseragaman dalam pemakaiannya khususnya di wilayah suatu
kabupaten/kota. Belanja Desa sebagaimana diatur dalam Pasal 8 Permendagri
113/2014 diklasifikasikan menurut kelompok, kegiatan dan jenis.
Kode rekening disajikan dengan menggunakan istilah level Belanja Desa terdiri atas kelompok: 1) Penyelenggaraan
akun. Level akun yang dimaksud dapat diuraikan sebagai Pemerintahan Desa; 2) Pelaksanaan Pembangunan Desa; 3)
berikut: Pembinaan Kemasyarakatan Desa; 4) Pemberdayaan
Level 1 : Kode Akun Masyarakat Desa; dan 5) Belanja Tak Terduga.
Level 2 : Kode Kelompok
Level 3 : Kode Jenis Kelompok belanja tersebut selanjutnya dibagi dalam kegiatan
Level 4 : Kode Objek => Bersifat tambahan sesuai dengan kebutuhan Desa yang telah dituangkan dalam
(diatur dalam Perkada) RKPDesa. Kelompok Belanja yang terdiri dari Bidang dan
Kegiatan tersebut lebih lanjut dibagi dalam jenis belanja yang
Kode Rekening Pendapatan Desa terdiri dari: 1) Belanja Pegawai; 2) Belanja Barang dan Jasa;
dan 3) Belanja Modal.
Pendapatan Desa sebagaimana diatur dalam Pasal 8
Permendagri 113/2014 diklasifikasikan menurut kelompok dan Kode Rekening Pembiayaan Desa
jenis. Pendapatan Desa terdiri atas kelompok: 1) Pendapatan
Asli Desa (PADesa); 2) Transfer; dan 3) Pendapatan Lain-Lain. Pembiayaan Desa sebagaimana diatur dalam Pasal 8
Permendagri 113/2014 diklasifikasikan menurut kelompok dan
Kelompok PADesa terdiri atas jenis: 1) Hasil usaha; 2) Hasil jenis. Pembiayaan Desa terdiri atas kelompok: 1) Penerimaan
aset; 3) Swadaya, partisipasi dan Gotong royong; dan 4) Lain- Pembiayaan; dan 2) Pengeluaran Pembiayaan.
lain pendapatan asli desa.
Kelompok Penerimaan Pembiayaan terdiri atas jenis: 1) Sisa
lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya; 2)
Pencairan Dana Cadangan; dan 3) Hasil penjualan kekayaan
desa yang dipisahkan. F. Pelaksanaan
1. Pendapatan
Kelompok Pengeluaran Pembiayaan terdiri dari jenis: 1) - Petugas memungut pendapatan desa, disetorkan ke
Pembentukan Dana Cadangan; dan 2) Penyertaan Modal Desa. bendahara desa/kas desa
Kode Rekening lebih lengkap hingga ke level objek Pendapatan, 2. Belanja
Belanja, dan Pembiayaan diatur lebih lanjut dalam Peraturan - Pelaksana kegiatan mengajukan RAB kepada Sekretaris
Bupati/Walikota. desa (Sekdes) untuk diverifikasi dan disahkan oleh kepala
desa (Kades)
- RAB sudah disahkan dijadikan dasar pelaksanaan kegiatan
E. Organisasi baik meminta uang muka atau pembayaran ke pihak ketiga
Organisasi pengelolaan keuangan desa dapat digambarkan dalam - Pelaksana kegiatan meminta mengajukan Surat Permintaan
grafik berikut ini: Pembayaran (SPP) dan pendukungnya atas beban kegiatan
kepada Sekdes untuk diverifikasi dan disetujui oleh Kades
- Meminta pembayaran kepada bendahara desa sesuai SPP,
diarsipkan serta dicatat di buku pembantu kegiatan
- Pelaksana kegiatan membuat laporan kegiatan
Contoh formulir RAB:
3. Apa bukti yang dilampirkan dalam pendukung SPP Contoh buku kas umum:
SPP dilampirkan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja
(SPTB) dan bukti yang lengkap dan sah sesuai subtansi dan
prosedur yang harus dijalankan. Misalnya belanja pegawai akan
berbeda dengan belanja pembelian barang/bahan. Belanja
barang terikat dengan aturan pengadaan barang dan jasa di
desa.
Contoh formulir SPP:

1. Penatausahaan Penerimaan Desa


Penerimaan yang bersifat tunai yang diterima oleh Bendahara
Desa dibuatkan bukti kuitansi tanda terima dan dicatat oleh
Bendahara Desa pada Buku Kas Umum.

Sedangkan untuk penerimaan yang bersifat transfer, Bendahara


Desa akan mendapat informasi dari bank berupa Nota Kredit
atas dana-dana yang masuk ke dalam Rekening Kas Desa.
Berdasarkan nota kredit ini selanjutnya Bendahara Desa
melakukan pencatatan ke dalam Buku Bank. Pencatatan
penerimaan baik kas maupun transfer harus disertai dengan
G. Penatausahaan bukti yang lengkap dan sah serta dicatat secara benar dan
Penatausahaan merupakan kegiatan pencatatan yang khususnya tertib.
dilakukan oleh bendahara desa. Media penatausahaan berupa buku Selain pencatatan pada Buku Kas Umum atau Buku Bank,
kas umum, buku pajak, buku bank serta setiap bulan membuat Bendahara Desa juga membukukan realisasi pendapatan ke
laporan pertanggungjawaban bendahara dalam Buku Rincian Pendapatan.
2. Penatausahaan Belanja Desa Ketika Bendahara Desa melakukan penyetoran ke Kas Negara
dengan batasan waktu yang diatur dalam ketentuan perpajakan
Belanja Kegiatan yang bersifat tunai yang dikeluarkan oleh melalui form Surat Setoran Pajak (SSP) maka Bendahara Desa
Bendahara Desa dibuatkan bukti kuitansi pengeluaran dan mencatat dalam Buku Pembantu Pajak pada kolom
dicatat oleh Bendahara Desa pada Buku Kas Umum. Pengeluaran.
Sedangkan untuk Belanja yang bersifat transfer langsung ke
pihak ketiga, Bendahara Desa melakukan pencatatan ke dalam Contoh Buku pajak:
Buku Bank (tidak dicatat di BKU, karena BKU untuk transaksi
tunai). Pencatatan penerimaan baik kas maupun transfer harus
disertai dengan bukti yang lengkap dan sah serta dicatat secara
benar dan tertib.
Contoh formulir Buku bank:

3. Penatausahaan Pembiayaan Desa


Seperti halnya pencatatan Pendapatan pada BKU/Buku Bank,
untuk membukukan Realiasi Pembiayaan, baik penerimaan
pembiayaan maupun pengeluran pembiayaan dicatat dalam
Selain pencatatan transaski pada Buku Kas Umum atau Buku Buku Rincian Pembiayaan. Pencatatan dalam Buku Rincian
Bank, Bendahara Desa juga mencatat kewajiban perpajakan Pembiayaan berguna untuk mengklasifikasi rincian dari realisasi
yang dipotong/dipungut atas transaksi belanja yang dilakukan. pembiayaan. Pencatatan ini diperlukan agar dapat dilaporkan ke
Atas pemotongan/pungutan pajak yang dilakukan, Bendahara dalam Laporan Realisasi APB Desa. Pencatatan seluruh
Desa mencatat dalam Buku Pajak pada kolom penerimaan. penerimaan pembiayaan maupun pengeluaran pembiayaan
tersebut dilakukan secara benar dan tertib.
4. Dokumen Penatausahaan Oleh Bendahara Desa adalah semua penerimaan dan pengeluaran tersebut didukung
Bendahara Desa tidak menggunakan buku pembantu lain dengan bukti yang sah danlengkap, tidak hanya pengeluaran
berupa Buku Pembantu Panjar dan Buku Pembantu Rincian tetapi termasuk juga penerimaan. Contoh bukti penerimaan
Objek Belanja, karena telah dilaksanakan oleh fungsi yang lain. yang perlu dibuat oleh pelaksana kegiatan adalah tanda terima
Buku Pembantu Panjar secara sederhana telah digantikan swadaya berupa barang dan daftar hadir untuk tenaga/gotong
dengan Buku Pembantu Kegiatan yang dikelola Pelaksana royong.
Kegiatan. Buku Pembantu Rincian Objek Belanja yang
menggambarkan akumulasi realisasi belanja dapat dilihat pada H. Laporan dan Pertanggungjawaban
dokumen SPP terakhir yang juga didokumentasikan oleh Kepala desa memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan.
Pelaksana Kegiatan. Buku Pembantu Kas Tunai tidak ada Laporan tersebut bersifat periodik semesteran dan tahunan, yang
karena telah digantikan dengan Buku Kas Umum. disampaikan ke Bupati/Walikota dan ada juga yang disampaikan ke
5. Laporan Bendahara Desa BPD. Rincian laporan sebagai berikut:
Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan uang melalui Laporan kepada Bupati/Walikota (melalui camat):
laporan pertanggungjawaban. Laporan Pertanggungjawaban ini  Laporan Semesteran Realiasasi Pelaksanaan APB Desa;
disampaikan setiap bulan kepada Kepala Desa paling lambat  Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB
tanggal 10 bulan berikutnya. Sebelumnya, Bendahara Desa Desa kepada Bupati/Walikota setiap akhir tahun anggaran.
melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib, meliputi  Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa
Buku Kas Umum, Buku Bank, Buku Pajak dan Buku Rincian
Pendapatan. Penutupan buku ini dilakukan bersama dengan Laporan kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Kepala Desa.  Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Realisasi
6. Penatausahaan oleh Pelaksana Kegiatan Pelaksanaan APB Desa terdiri dari Pendapatan, Belanja, dan
Penatausahaan yang dilakukan oleh Pelaksana Kegiatan Pembiayaan.
berupa pencatatan dalam Buku Kas Pembantu Kegiatan dan
Laporan Kegiatan ketika kegiatan telah selesai. 1. Laporan Realisasi Pelaksanaan APB Desa
Buku Kas Pembantu Kegiatan mencatat penerimaan yang Laporan Realiasasi Pelaksanaan APB Desa disampaikan
diperoleh dari Bendahara Desa (panjar) atau dari masyarakat kepada Bupati/Walikota melalui camat, terdiri dari:
(swadaya) yang telah dirupiahkan.  Laporan Semester Pertama, disampaikan paling lambat pada
Pengeluaran dicatat oleh Pelaksana Kegiatan atas belanja- akhir bulan Juli tahun berjalan;
belanja yang telah dilakukan baik berupa belanja barang/jasa  Laporan Semester Akhir Tahun, disampaikan paling lambat
maupun belanja modal. Atas saldo yang masih tersisa dan pada akhir bulan Januari tahun berikutnya.
berada di pelaksana kegiatan, maka dilakukan penyetoran
kepada Bendahara Desa. Hal yang perlu menjadi catatan
2. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB  Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah
Desa Daerah yang Masuk ke Desa.
Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB
Desa Setiap Akhir Tahun Anggaran disampaikan kepada I. Penutup
Bupati/Walikota melalui camat setelah Pemerintah Desa dan
BPD telah sepakat terhadap Laporan Pertanggungjawaban Buku saku ini diharapkan dapat membantu pemerintah desa dalam
Realisasi Pelaksanaan APB Desa dalam bentuk Peraturan menyusun Laporan Realisasi Pelaksanaan APB Desa dan Laporan
Desa. Selanjutnya Perdes ini disampaikan kepada Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa, yang
Bupati/Walikota sebagai bagian tidak terpisahkan dari Laporan dihasilkan dari suatu siklus pengelolaan keuangan desa, yang
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. dimulai dari tahapan perencanaan dan penganggaran; pelaksanaan
Laporan disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun dan penatausahaan; hingga pelaporan dan pertanggungjawaban
anggaran berkenaan. pengelolaan keuangan desa, dan dilaksanakan secara tertib,
3. Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa transparan, dan akuntabel.
Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa disampaikan
Pada akhirnya, Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Desa tetap
kepada bupati/walikota setiap semester. Penyampaian laporan
harus mengacu pada Peraturan Bupatu/Walikota. Penyusunan
realisasi penggunaan Dana Desa dilakukan:
Peraturan Bupati/Walikota tersebut dengan pengembangan-
 Untuk semester I paling lambat minggu keempat bulan Juli pengembangan yang seyogyanya disesuaikan dengan kondisi dan
tahun anggaran berjalan. kebutuhan daerah masing-masing.
 Untuk semester II paling lambat minggu keempat bulan
Januari tahun anggaran berikutnya.
4. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB
Desa
Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB
Desa merupakan laporan yang disampaikan secara periodik
kepada BPD terhadap pelaksanaan APB Desa yang telah
disepakati di awal tahun dalam bentuk Peraturan Desa.
Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB
Desa dilampiri:
 Format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi
Pelaksanaan APB Desa Tahun Anggaran berkenaan;
 Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember
Tahun Anggaran berkenaan; dan
Lampiran 1 Lampiran 2
Lampiran 3 Lampiran 5

Lampiran 4
Lampiran 6

Anda mungkin juga menyukai