Buku Saku Desa
Buku Saku Desa
DISUSUN OLEH
Hal
A. Pendahuluan
B. Dasar hukum
C. Aturan pelaksana yang seharusnya dibuat oleh
Bupati/Walikota
D. Perencanaan dan Penganggaran
E. Pelaksanaan
F. Penatausahaan
G. Pelaporan dan Pertanggungjawaban
H. Penutup
LAMPIRAN:
Lampiran 1: Buku Kas Pembantu Kegiatan
Lampiran 2: Laporan Kegiatan
Lampiran 3: Pernyataan Tanggung Jawab
Belanja
Lampiran 4: Kuitansi Pengeluaran
Lampiran 5: Laporan Pertanggungjawaban
Bendahara Desa
Lampiran 6: Laporan Realisasi Pelaksanaan
Buku saku/pedoman singkat pengelolaan keuangan desa 10. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2015;
A. Pendahuluan
Pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang C. Ketentuan pelaksana UU nomor tahun 2014 di tingkat
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, Kabupaten/Kota
dan pertanggungjawaban keuangan desa Untuk mendukung pelaksanaan UU nomor tahun 2014, pemerintah
kabupaten/kota diamanahkan untuk menetapkan berbagai
B. Dasar hukum peraturan pelaksanaan baik dalam bentuk peraturan daerah
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. maupun peraturan bupati/walikota.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan 1. Pengalokasian dan penyaluran dana yang ditransfer ke desa
Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; yang dialokasikan dalam APBD
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana 2. Penetapan Peraturan Pelaksanaan
Desa yang Bersumber dari APBN; Sebagai pelaksanaan dari UU Desa, maka pemerintah
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 kabupaten/kota harus menyusun dan menetapkan Peraturan
tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa; Daerah mengenai hal-hal sebagai berikut:
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 a. Pembentukan Desa;
b. Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan, dan/atau
tentang Pengelolaan Keuangan Desa;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan atau Kelurahan
tentang Pedoman Pembangunan Desa; Menjadi Desa;
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan c. Perangkat Desa;
Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penyerahan Urusan d. Badan Permusyawaratan Desa;
Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan e. Perencanaan, Pelaksanaan Pembangunan Kawasan
Kewenangan Lokal Berskala Desa; Perdesaan;
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan f. Penataan Desa Adat;
Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata
Selain itu juga, Pemerintah Kabupaten/Kota harus menyusun
Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah
Desa; Peraturan Bupati/Walikota mengenai hal-hal sebagai berikut:
9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan a. Batas Wilayah Desa yang Dinyatakan Dalam Bentuk Peta
Desa,
Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan
Desa; b. Besaran Penghasilan Tetap, Tunjangan serta Penerimaan
Lain Yang Sah Kepala Desa dan Perangkat Desa,
c. Daftar Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan D. Perencanaan dan Penganggaran
Kewenangan Lokal Berskala Desa
d. Tata Cara Pembagian dan Penetapan Besaran Dana Desa 1. Proses perencanaan dan penganggaran
Setiap Desa, Proses perencanaan dan penganggaran dapat dijelaskan dalam
e. Tata Cara Pengalokasian Alokasi Dana Desa, grafik berikut:
f. Tata Cara Pengalokasian Bagian dari Hasil Pajak dan
Retribusi Daerah Kabupaten/Kota Kepada Desa,
g. Pengadaan Barang dan/atau Jasa di Desa,
h. Pedoman Teknis Kegiatan Yang Didanai Dari Dana Desa,
i. Pengenaan Sanksi Administratif Atas SILPA Dana Desa
yang Tidak Wajar,
j. Pendelegasian Evaluasi Rancangan Peraturan Desa
Tentang APB Desa Kepada Camat,
k. Pengaturan Besaran Jumlah Uang Dalam Kas Desa,
l. Pengelolaan Keuangan Desa,
m. Pembekalan Pelaksana Kegiatan,
n. Petunjuk Teknis Penyusunan RPJM Desa Dan RKP Desa
serta Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan
Desa
2. Struktur APBDes
APBDesa, terdiri atas:
a. Pendapatan Desa;
b. Belanja Desa; dan
c. Pembiayaan Desa
3. Kode Rekening APBDes Kelompok Transfer terdiri dari jenis: 1) Dana Desa; 2) Bagian
dari Hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota dan Retribusi Daerah;
Kode rekening terdiri dari kumpulan akun secara lengkap yang 3) Alokasi Dana Desa (ADD); 4) Bantuan Keuangan dari APBD
digunakan di dalam pembuatan proses perencanaan, Provinsi; dan 5) Bantuan Keuangan APBD Kabupaten/Kota.
pelaksanaaan, penatusahaan hingga pelaporan. Kode rekening
merupakan alat untuk mensinkronkan proses perencanaan Kelompok Lain-Lain Pendapatan Asli Desa terdiri dari jenis: 1)
hingga pelaporan. Hibah dan Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat;
dan 2) Lain-lain pendapatan Desa yang sah.
Mengingat pentingnya peran kode rekening tersebut maka
diperlukan standarisasi kode rekening sehingga akan dicapai Kode Rekening Belanja Desa
keseragaman dalam pemakaiannya khususnya di wilayah suatu
kabupaten/kota. Belanja Desa sebagaimana diatur dalam Pasal 8 Permendagri
113/2014 diklasifikasikan menurut kelompok, kegiatan dan jenis.
Kode rekening disajikan dengan menggunakan istilah level Belanja Desa terdiri atas kelompok: 1) Penyelenggaraan
akun. Level akun yang dimaksud dapat diuraikan sebagai Pemerintahan Desa; 2) Pelaksanaan Pembangunan Desa; 3)
berikut: Pembinaan Kemasyarakatan Desa; 4) Pemberdayaan
Level 1 : Kode Akun Masyarakat Desa; dan 5) Belanja Tak Terduga.
Level 2 : Kode Kelompok
Level 3 : Kode Jenis Kelompok belanja tersebut selanjutnya dibagi dalam kegiatan
Level 4 : Kode Objek => Bersifat tambahan sesuai dengan kebutuhan Desa yang telah dituangkan dalam
(diatur dalam Perkada) RKPDesa. Kelompok Belanja yang terdiri dari Bidang dan
Kegiatan tersebut lebih lanjut dibagi dalam jenis belanja yang
Kode Rekening Pendapatan Desa terdiri dari: 1) Belanja Pegawai; 2) Belanja Barang dan Jasa;
dan 3) Belanja Modal.
Pendapatan Desa sebagaimana diatur dalam Pasal 8
Permendagri 113/2014 diklasifikasikan menurut kelompok dan Kode Rekening Pembiayaan Desa
jenis. Pendapatan Desa terdiri atas kelompok: 1) Pendapatan
Asli Desa (PADesa); 2) Transfer; dan 3) Pendapatan Lain-Lain. Pembiayaan Desa sebagaimana diatur dalam Pasal 8
Permendagri 113/2014 diklasifikasikan menurut kelompok dan
Kelompok PADesa terdiri atas jenis: 1) Hasil usaha; 2) Hasil jenis. Pembiayaan Desa terdiri atas kelompok: 1) Penerimaan
aset; 3) Swadaya, partisipasi dan Gotong royong; dan 4) Lain- Pembiayaan; dan 2) Pengeluaran Pembiayaan.
lain pendapatan asli desa.
Kelompok Penerimaan Pembiayaan terdiri atas jenis: 1) Sisa
lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya; 2)
Pencairan Dana Cadangan; dan 3) Hasil penjualan kekayaan
desa yang dipisahkan. F. Pelaksanaan
1. Pendapatan
Kelompok Pengeluaran Pembiayaan terdiri dari jenis: 1) - Petugas memungut pendapatan desa, disetorkan ke
Pembentukan Dana Cadangan; dan 2) Penyertaan Modal Desa. bendahara desa/kas desa
Kode Rekening lebih lengkap hingga ke level objek Pendapatan, 2. Belanja
Belanja, dan Pembiayaan diatur lebih lanjut dalam Peraturan - Pelaksana kegiatan mengajukan RAB kepada Sekretaris
Bupati/Walikota. desa (Sekdes) untuk diverifikasi dan disahkan oleh kepala
desa (Kades)
- RAB sudah disahkan dijadikan dasar pelaksanaan kegiatan
E. Organisasi baik meminta uang muka atau pembayaran ke pihak ketiga
Organisasi pengelolaan keuangan desa dapat digambarkan dalam - Pelaksana kegiatan meminta mengajukan Surat Permintaan
grafik berikut ini: Pembayaran (SPP) dan pendukungnya atas beban kegiatan
kepada Sekdes untuk diverifikasi dan disetujui oleh Kades
- Meminta pembayaran kepada bendahara desa sesuai SPP,
diarsipkan serta dicatat di buku pembantu kegiatan
- Pelaksana kegiatan membuat laporan kegiatan
Contoh formulir RAB:
3. Apa bukti yang dilampirkan dalam pendukung SPP Contoh buku kas umum:
SPP dilampirkan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja
(SPTB) dan bukti yang lengkap dan sah sesuai subtansi dan
prosedur yang harus dijalankan. Misalnya belanja pegawai akan
berbeda dengan belanja pembelian barang/bahan. Belanja
barang terikat dengan aturan pengadaan barang dan jasa di
desa.
Contoh formulir SPP:
Lampiran 4
Lampiran 6