Mengingat
4.
Prinsip dan kebijakan umum APB Desa adalah landasan filosofis untuk
merumuskan kebijakan dan sasaran program/kegiatan dalam satu tahun anggaran, untuk
dipedomani seluruh satuan kerja perangkat Desa dalam penyusunan rencana kegiatan
dan anggaran dalam rangka penyusunan Rancangan APB Desa dan Rancangan
Perubahan APB Desa.
5.
Teknis penyusunan APB Desa adalah langkah-langkah yang harus dipedomani oleh
pemerintah Desa dalam menyusun APB Desa.
6.
Ditetapkan di : Banjarnegara
Pada tanggal : 6 Nopember 2008
BUPATI BANJARNEGARA
DJASRI
Tentang
: Pedoman Penyusunan,
Perubahan, dan
Pertanggung jawaban
APBDesa.
PEDOMAN PENYUSUNAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA
I. SINKRONISASI KEBIJAKAN
PEMERINTAH DESA
PEMERINTAH
DENGAN
KEBIJAKAN
Risiko
Bencana,
dan
Peningkatan
Dana bagi hasil pajak dari kabupaten yang diterima oleh desa merupakan
9
4)
5)
6)
7)
Dana bagi hasil retribusi dari kabupaten yang diterima oleh desa merupakan
pendapatan Desa yang sah.
Bagian dari dan perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima
Kabupaten (Alokasi Dana Desa).
Sambil menunggu penetapan pagu ADD tahun yang akan datang,
pemerintah Desa dapat menggunakan pagu definitif Dana Perimbangan
Tahun Anggaran sebelumnya. Untuk penyesuaian pagu definitif Dana
Perimbangan Tahun Anggaran yang akan datang ditampung di dalam
Perubahan APB Desa Tahun Anggaran yang akan datang pula.
Bantuan Keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten Dana darurat yang diterima dari pemerintah dalam rangka
penanggulangan korban/kerusakan akibat bencana alam.
Hibah;
Hibah yang diterima dalam bentuk uang harus dianggarkan dalam APB
Desa dan didasarkan atas naskah perjanjian hibah antara pemerintah Desa
dan pemberi hibah
Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat, meliputi
Sumbangan yang diterima dari organisasi/lembaga tertentu/perorangan atau
pihak ketiga, yang tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran maupun
pengurangan kewajiban pihak ketiga/pemberi sumbangan diatur dalam
peraturan Desa.
b. Belanja Desa
Belanja Desa yang dianggarkan dalam APB Desa, supaya mempedomani halhal sebagai berikut :
1) Belanja Desa diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan desa.
2) Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan desa
digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban Desa yang diwujudkan
dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan,
fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan
sistem jaminan sosial.
3) Belanja Desa disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang
berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Hal
tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan
anggaran serta memperjelas efektivitas dan efisiensi penggunaan
anggaran.
4) Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi desa, Pemerintah Desa
supaya memberikan perhatian yang maksimal terhadap upaya peningkatan
pertumbuhan ekonomi masyrakat desa melalui pemberdayaan masyarakat
dan investasi di desa, termasuk investasi bidang pendidikan.
5) Penyusunan belanja desa diprioritaskan untuk menunjang efektivitas
pelaksanaan tugas desa dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan
Desa yang menjadi tanggung jawabnya. Peningkatan alokasi anggaran
belanja yang direncanakan oleh desa harus terukur yang diikuti dengan
peningkatan kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
6) Penggunaan dana perimbangan agar diprioritaskan untuk kebutuhan
sebagai berikut:
a)
11
9) Belanja Modal
a.
13
16
17
18
3. Penetapan APBDesa.
a. Sekretaris Desa mengkoordinir penyusunan Rancangan Peraturan Desa tentang
APB Desa berdasarkan musyawarah perencanaan pembangunan desa
(Musrenbang),
b. Sekretaris Desa menyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa
kepada Kepala Desa untuk memperoleh persetujuan.
c. Kepala Desa menyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa
kepada BPD paling lambat minggu pertama bulan November tahun anggaran
sebelumnya untuk dibahas bersama dalam rangka memperoleh persetujuan.
d. Pembahasan Rancangan Raperda APBDesa menitikberatkan pada kesesuaian
dengan RKP Desa.
e. Persetujuan BPD terhadap Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa
disampaikan kepada Kepala Desa dalam bentuk Keputusan BPD.
f. Peraturan Desa tentang APB Desa ditetapkan paling lambat 1 (satu) bulan
setelah APBD ditetapkan.
g. Raperda tentang APBDesa yang telah disetujui oleh BPD dan Kepala Desa
sebelum ditetapkan oleh Kepala Desa disampaikan kepada Camat untuk
dievaluasi.
4. Evaluasi APB Desa
a. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa yang telah disetujui bersama
sebelum ditetapkan oleh Kepala Desa paling lama 3 (tiga) hari kerja
disampaikan oleh Kepala Desa kepada Camat untuk dievaluasi.
b. Hasil evaluasi Camat terhadap Rancangan Peraturan Desa sebagaimana
dimaksud ayat (1) disampaikan paling lama 20 (dua puluh) hari kerja kepada
Kepala Desa.
c. Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) melampaui batas
waktu dimaksud, Kepala Desa dapat menetapkan Rancangan Peraturan Desa
tentang APBDesa menjadi Peraturan Desa.
19
d. Dalam hal Camat menyatakan hasil evaluasi Raperdes tentang APBDesa tidak
sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi, Kepala Desa bersama BPD melakukan penyempurnaan paling lama
7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.
e. Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Desa dan BPD, dan
Kepala desa tetap menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa
menjadi Peraturan Desa, Camat dapat membatalkan Peraturan Desa dimaksud
dan sekaligus menyatakan berlakunya pagu APB Desa tahun anggaran
sebelumnya.
f. Pembatalan Peraturan Desa dan pernyataan berlakunya pagu tahun anggaran
sebelumnya ditetapkan dengan Keputusan Camat.
g. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah pembatalan, Kepala Desa harus
memberhentikan pelaksanaan Peraturan Desa dan selanjutnya Kepala Desa
bersama BPD mencabut peraturan desa dimaksud.
h. Pencabutan peraturan desa dilakukakan dengan Peraturan Desa tentang
Pencabutan Peraturan Desa tentang APB Desa.
i. Pelaksanaan pengeluaran atas pagu APB Desa tahun sebelumya, ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Desa.
j. Penyampaian Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa untuk dievaluasi
sebagaimana dimaksud pada angka 4 disertai dengan rancangan peraturan
kepala Desa tentang penjabaran APB Desa masing-masing 3 (tiga) eksemplar,
dilengkapi dengan lampiran yang terdiri dari :
1. Ringkasan APB Desa;
2. DURK ( Daftar Usulan Rencana Kegiatan ) pengunaan dana ADD
b) Teknis Penganggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan
1) Anggaran pendapatan
a) Penganggaran pendapatan dikelompokkan ke dalam anggaran Pendapatan
Asli Desa, Bagi Hasil Pajak Kabupaten, Bagi Hasil Retribusi Kabupaten,
Bagian dari dan perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima
Kabupaten (Alokasi Dana Desa), Bantuan Keuangan dari Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten (Tunjangan Penghasilan
Tetap Kades dan Perangkat Desa), Hibah, Sumbangan dari pihak ketiga
yang tidak mengikat;
b) Hasil Kekayaan Desa lainnya dapat dimasukan dalam APBDesa seperti :
tanah kas desa, pasar desa, pasar hewan, tambatan perahu, bangunan milik
Desa, pelelangan ikan yang dikelola oleh Desa, pemandian umum yang
diurus Desa, obyek rekreasi yang diurus Desa, tempat-tempat pemancingan
disungai yang dikelola Desa, hutan Desa, jalan Desa, kuburan Desa,
lapangan Desa, saluran Air milik Desa, lain-lain kekayaan milik Desa.
2) Anggaran Belanja
a. Belanja pegawai yang merupakan kompensasi dalam bentuk penghasilan
yang diberikan kepada Kades dan Perangkat Desa yang sumbernya berasal
dari bengkok, maka peruntukannya ditetapkan dan dianggarkan pada belanja
Kepala Desa dan Perangkat Desa bersangkutan. Sedangkan sumber
pendapatan desa yang berasal dari kekayaan desa yakni tanah kas desa di
luar bengkok, maka pendapatannya dapat ditetapkan dan dianggarkan untuk
kepentingan desa diluar belanja pegawai.
b. Belanja pegawai bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa yang statusnya
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI atau POLRI ditetapkan tersendiri
di luar APBDesa dan dianggarkan pada belanja pegawai di masing-masing
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau induk organisasi yang yang
bersangkutan.
20
21
c) Kode rekening
Organisasi Pemerinah Desa dalam penyusunan APBDesa perlu mencantumkan
kode organisasi dan kode akuntansi. Untuk Kode organisasi antara satu desa dengan
desa lainnya berbeda (kode desa sebagaimana terlampir dalam Peraturan Bupati
ini). Oleh karena itu agar desa berpedoman pada tabel di bawah ini:
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA
DESA ................. KECAMATAN ......................
TAHUN ANGGARAN .......................
KODE REKENING
URAIAN
TAHUN
SEBELUMNYA
3
01.01
PENDAPATAN DESA
01.01
01.01
01.01
01.01
01.01
01
01.01
02
Pasar desa
01.01
03
Pasar hewan
01.01
04
Bangunan desa
01.01
05
01.01
01.01
01.01
01.01
01.01
01.01
01
01.01
02
01.01
03
Tatah wadung
01.01
01.01
01.01
01.01
01.01
01.01
01.01
01.01
01
Bantuan Kabupaten
22
TAHUN
BERJALAN
4
KET
5
01.01
Hibah
01.01
01.01
01.01
01.01
01.01
01.01
01
Kades
01.01
02
Sekdes
01.01
03
Kaur
01.01
04
Kepala Dusun
01.01
05
BPD
01.01
06
Rt/ Rw
01.01
01.01
01
Honorarium PNS
01.01
02
01.01
01.01
01.01
01
Belanja ATK
01.01
02
01.01
03
01.01
04
01.01
05
01.01
01.01
01
01.01
02
01.01
03
01.01
04
Belanja obat-obatan
01.01
01.01
01
Belanja telpon
01.01
02
Belanja listrik
01.01
03
Belanja air
01.01
04
01.01
01.01
01
01.01
02
01.01
03
Belanja STNK
Belanja Pegawai
Gaji/ Penghasilan tetap
Belanja Honorarium
23
01.01
01.01
01
Belanja cetak
01.01
02
01.01
01.01
01
01.01
02
01.01
01.01
01
01.01
02
01.01
01.01
01.01
01.01
01
01.01
02
Belanja
daerah
01.01
01.01
01.01
01.01
01.01
01.01
01.01
01.01
01.01
01.01
01.01
01
01.01
02
01.01
03
01.01
04
01.01
01.01
01
01.01
02
Belanja sewa
01
01
01
dan
2
4
dalam
Belanja Modal
1
01.01
dinas
Belanja Subsidi
24
01.01
Belanja Hibah
01.01
01.01
01.01
Surplus/ deficit
01.01
PEMBIAYAAN
01.01
01.01
01.01
01.01
01.01
01.01
01.01
01.01
Penerimaan Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan
Kode Organisasi
Kode Program
Kode Kegiatan
Kode Akun
Kode kelompok
01.01
01
Organisasi Kecamatan Susukan Desa Berta (Kode 01.01), Anggaran Belanja (Kode
2), belanja barang jasa (Kode 2), jenis barang dan jasa yang habis pakai (Kode 1),
nama barang (kode 01)
2) Penambahan kode obyek dan rincian obyek pada jenis pendapatan, belanja dan
pembiayaan
Penambahan kode obyek dan rincian obyek pada jenis pendapatan, belanja dan
pembiayaan Desa diperkenankan sesuai dengan kebutuhan. Dalam kaitan itu untuk
penyeragaman secara nasional terhadap kode obyek dan rincian obyek tersebut,
penambahan tersebut supaya terlebih dahulu diinformasikan kepada Bupati melalui
Direktorat Jenderal Bina Administrasi Keuangan Desa.
IV. TEKNIS PENYUSUNAN PERUBAHAN APB DESA
25
26
27
29
Tentang
: Pedoman Penyusunan,
Perubahan, dan
Pertanggungjawaban
APBDesa.
NO
KODE
ORGANISASI
NAMA
KECAMATAN
DESA
KELURAHAN
1.
2.
3.
01
01.01
01.02
01.03
01.04
01.05
01.06
01.07
01.08
01.09
01.10
01.11
01.12
01.13
01.14
01.15
SUSUKAN
02
02.01
02.02
02.03
02.04
02.05
02.06
02.07
02.08
PWJ KLAMPOK
03
03.01
03.02
03.03
03.04
03.05
03.06
03.07
03.08
03.09
03.10
MANDIRAJA
1. Berta
2. Derik
3. Gumelem Wetan
4. Gumelem Kulon
5. Penarusan Wetan
6. Penarusan Kulon
7. Brengkok
8. Pekikiran
9. Piasa Wetan
10. Karangsalam
11. Kemranggon
12. Susukan
13. Dermasari
14. Kedawung
15. Karangjati
1. Sirkandi
2. Pagak
3. Kecitran
4. Purworejo
5. Klampok
6. Kalilandak
7. Kalimandi
8. Kaliwinasuh
1. Jalatunda
2. Somawangi
3. Kaliwungu
4. Kebanaran
5. Glempang
6. Salamerta
7. Purwasaba
8. Blimbing
9. Panggisari
10. Candiwulan
30
03.11
03.12
03.13
11. Simbang
12. Kertayasa
13. Banjengan
14. Mandiraja
Kulon
15. Kebakalan
16. Mandiraja
Wetan
03.04
03.05
03.16
4.
5.
6.
04
04.01
04.02
04.03
04.04
04.05
04.06
04.07
04.08
04.09
04.10
04.11
04.12
04.13
PURWONEGORO
05
05.01
05.02
05.03
05.04
05.05
05.06
05.07
05.08
05.09
05.10
05.11
05.12
05.13
05.14
05.15
05.16
05.17
05.18
B AWAN G
06
06.01
06.02
06.03
06.04
06.05
06.06
06.07
BANJARNEGARA
1. Kalitengah
2. Merden
3. Karanganyar
4. Kaliajir
5. Petir
6. Pucungbedug
7. Parakan
8. Mertasari
9. Danaraja
10. Purwonegoro
11. Kalipelus
12. Gumiwang
13. Kutawuluh
1. Wanadri
2. Kebondalem
3. Majalengka
4. Wiramastra
5. Kutayasa
6. Winong
7. Depok
8. Watuurip
9. Masaran
10. Serang
11. Mantrianom
12. Binorong
13. Joho
14. Bawang
15. Bandingan
16. Blambangan
17. Gemuruh
18. Pucang
1. Argasoka
2. Ampelsari
3. Tlagawera
4. Cendana
5. Sokayasa
6. Karangtengah
7. Wangon
31
06.08
06.09
8. Semampir
9. Sokanandi
10. Parakancanggah
11. Semarang
12. Krandegan
13. Kutabanjarnegara
06.10
06.11
06.12
06.13
7.
8.
9.
07
07.01
07.02
07.03
07.04
07.05
07.06
07.07
07.08
07.09
07.10
07.11
07.12
07.13
07.14
07.15
SIGALUH
08
08.01
08.02
08.03
08.04
08.05
08.06
08.07
08.08
08.09
08.10
08.11
08.12
08.13
08.14
08.15
08.16
08.17
08.18
08.19
08.20
MADUKARA
09
09.01
09.02
09.03
BANJARMANGU
1. Pringamba
2. Sawal
3. Panawaren
4. Tunggara
5. Randegan
6. Bojanegara
7. Bandingan
8. Prigi
9. Gembongan
10. Kemiri
11. Karangmangu
12. Wanacipta
13. Sigaluh
14. Singamerta
15. Kalibenda
1. Limbangan
2. Penawangan
3. Talunamba
4. Madukara
5. Kutayasa
6. Pekauman
7. Pagelak
8. Dawuhan
9. Bantarwaru
10. Sered
11. Kenteng
12. Rejasa
13. Petambakan
14. Rakitan
15. Blitar
16. Kaliurip
17. Karanganyar
18. Gununggiana
19. Clapar
20. Pakelen
1. Jenggawur
2. Banjarkulon
3. Banjarmangu
32
09.04
09.05
09.06
09.07
09.08
09.09
09.10
09.11
09.12
09.13
09.14
09.15
09.16
09.17
10.
11.
12.
4. Rejasari
5. Kesenet
6. Kalilunjar
7. Sijeruk
8. Kendaga
9. Gripit
10. Pekandangan
11. Sigeblog
12. Paseh
13. Sipedang
14. Sijenggung
15. Beji
16. Prendengan
17. Majatengah
10
10.01
10.02
10.03
10.04
10.05
10.06
10.07
10.08
10.09
10.10
10.11
WANADADI
11
11.01
11.02
11.03
11.04
11.05
11.06
11.07
11.08
11.09
11.10
11.11
RAKIT
12
12.01
12.02
12.03
12.04
12.05
12.06
12.07
12.08
12.09
PUNGGELAN
1. Kasilib
2. Tapen
3. Karangjambe
4. Wanadadi
5. Wanakarsa
6. Lemahjaya
7. Karangkemiri
8. Kandangwangi
9. Medayu
10. Linggasari
11. Gumingsir
1. Pingit
2. Situwangi
3. Gelang
4. Rakit
5. Adipasir
6. Bandingan
7. Kincang
8. Badamita
9. Tanjunganom
10. Luwung
11. Lengkong
1, Sambong
2, Danakerta
3, Klapa
4, Kecepit
5, Karangsari
6, Tribuana
7, Sawangan
8, Sidarata
9, Badakarya
33
12.10
12.11
12.12
12.13
12.14
12.15
12.16
12.17
13.
14.
15.
10, Punggelan
11, Jembangan
12, Purwasana
13, Petuguran
14, Bondolharjo
15, Tanjungtirta
16, Tlaga
17, Mlaya
13
13.01
13.02
13.03
13.04
13.05
13.06
13.07
13.08
13.09
13.10
13.11
13.12
13.13
KARANGKOBAR
14
14.01
14.02
14.03
14.04
14.05
14.06
14.07
14.08
14.09
14.10
14.11
14.12
14.13
14.14
14.15
14.16
PAGENTAN
15
15.01
15.02
15.03
15.04
15.05
15.06
15.07
15.08
15.09
PEJAWARAN
1. Paweden
2, Gumelar
3. Purwodadi
4. Sampang
5. Slatri
6. Pagerpelah
7. Pasuruhan
8. Karanggondang
9. Jlegong
10. Ambal
11. Binangun
12. Karangkobar
13. Leksana
1. Larangan
2. Karangnangka
3. Aribaya
4. Nagasari
5. Gumingsir
6. Sokaraja
7. Kayuares
8. Metawana
9. Kalitlaga
10. Karekan
11. Plumbungan
12. Pagentan
13. Kasmaran
14. Majasari
15. Babadan
16. Tegaljeruk
1. Kalilunjar
2. Karangsari
3. Sarwodadi
4. Grogol
5. Giritirta
6. Biting
7. Tlahab
8. Dermayasa
9. Pejawaran
34
15.10
15.11
15.12
15.13
15.14
15.15
10. Penusupan
11. Ratamba
12. Sidengok
13. Pegundungan
14. Beji
15. Semangkung
16.
Condongcampur
17. Gembol
15.16
15.17
16.
17.
18.
16
16.01
16.02
16.03
16.04
16.05
16.06
16.07
16.08
BATUR
17
17.01
17.02
17.03
17.04
17.05
17.06
17.07
17.08
17.09
17.10
17.11
17.12
17.13
17.14
17.15
17.16
17.17
WANAYASA
18
18.01
18.02
18.03
18.04
18.05
18.06
18.07
18.08
18.09
18.10
18.11
KALIBENING
1. Batur
2. Sumberejo
3. Pasurenan
4. Kepakisan
5. Pekasiran
6. Bakal
7. Karangtengah
8. Dieng Kulon
1. Karangtengah
2. Suwidak
3. Bantar
4. Pandansari
5. Pagergunung
6. Dawuhan
7. Kubang
8. Susukan
9. Wanayasa
10. Pesantren
11. Balun
12. Tempuran
13. Wanaraja
14. Jatilawang
15. Legoksayem
16. Kasimpar
17. Penanggungan
1. Kalibening
2. Asinan
3. Sembawa
4. Kalibombong
5. Majatengah
6. Kalisat Kidul
7. Sirukem
8. Kertosari
9. Sidakangen
10. Sikumpul
11. Gununglangit
35
18.12
18.13
18.14
18.15
18.16
19.
20.
12. Bedana
13. Sirukun
14. Karanganyar
15. Plorengan
16. Kasinoman
19
19.01
19.02
19.03
19.04
19.05
19.06
19.07
19.08
PANDANARUM
20
20.01
20.02
20.03
20.04
20.05
20.06
20.07
20.08
20.09
PAGEDONGAN
1. Pandanarum
2. Sinduaji
3. Pasegeran
4. Pingit Lor
5. Lawen
6. Sirongge
7. Pringamba
8. Beji
1. Pagedongan
2. Gunungjati
3. Twelagiri
4. Kebutuhduwur
5. Kebutuhjurang
6. Pesangkalan
7. Duren
8. Lebakwangi
9. Gentansari
36
JUMLAH
Belanja
Belanja Pegawai
Rp
Belanja Barang/ Jasa.
Rp
Belanja Modal
Rp
Belanja Honorarium
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Banjtuan Keuangan
Belanja tak terduga.
JUMLAH
C.
Pembiayaan
37
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
1.
Penerimaan Pembiayaan
SiLPA
Rp
b.
Hasil penjualan asset yang dipisahkan.
Rp
c.
Penerimaan pinjaman
Rp
d.
Pencairan dana cadangan
Rp
2. Pengelolaan Pembiayaan
a. Dana Cadangan
Rp
b. Penyertaan Modal Desa
Rp
c. Pembayaran hutang
Rp
a.
38