Anda di halaman 1dari 8

PLAGIARISME

2.1 Pengertian

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 17 Tahun 2010 dikatakan:

Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba
memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh
karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan
sumber secara tepat dan memadai.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) disebutkan:

Plagiat adalah pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya
seolah-olah karangan (pendapat) sendiri.

Definisi di atas semoga bisa kita cermati, sehingga kita memahami apa yang dimaksud dengan
plagiarisme. Dengan demikian, pemahaman ini sebagai pegangan bagi kita untuk tidak melakukan
tindakan plagiat.

2.2 Ruang Lingkup Plagiarisme


Berdasarkan beberapa definisi plagiarisme di atas, berikut ini diuraikan ruang lingkup
plagiarisme:

1. Mengutip kata-kata atau kalimat orang lain tanpa menggunakan tanda kutip dan tanpa
menyebutkan identitas sumbernya.
2. Menggunakan gagasan, pandangan atau teori orang lain tanpa menyebutkan identitas
sumbernya.
3. Menggunakan fakta (data, informasi) milik orang lain tanpa menyebutkan identitas
sumbernya.
4. Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri.
5. Melakukan parafrase (mengubah kalimat orang lain ke dalam susunan kalimat sendiri tanpa
mengubah idenya) tanpa menyebutkan identitas sumbernya.
6. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan /atau telah dipublikasikan oleh pihak
lain seolah-olah sebagai karya sendiri.

2.3 Tipe Plagiatisme


Menurut Soelistyo (2011) ada beberapa tipe plagiarisme:

1. Plagiarisme Kata demi Kata (Word for word Plagiarism). Penulis menggunakan kata-kata
penulis lain (persis) tanpa menyebutkan sumbernya.
2. Plagiarisme atas sumber (Plagiarism of Source). Penulis menggunakan gagasan orang lain
tanpa memberikan pengakuan yang cukup (tanpa menyebutkan sumbernya secara jelas).
3. Plagiarisme Kepengarangan (Plagiarism of Authorship). Penulis mengakui sebagai pengarang
karya tulis karya orang lain.
4. Self Plagiarisme. Termasuk dalam tipe ini adalah penulis mempublikasikan satu artikel pada
lebih dari satu redaksi publikasi. Dan mendaur ulang karya tulis/ karya ilmiah. Yang penting
dalam self plagiarisme adalah bahwa ketika mengambil karya sendiri, maka ciptaan karya
baru yang dihasilkan harus memiliki perubahan yang berarti. Artinya Karya lama merupakan
bagian kecil dari karya baru yang dihasilkan. Sehingga pembaca akan memperoleh hal baru,
yang benar-benar penulis tuangkan pada karya tulis yang menggunakan karya lama.

Daniel Ronda (2015:101) memberikan kategori plagiarisme apabila:

1. Mengutip kata per kata, atau kalimat secara verbatim tanpa menyebutkan sumber
tulisan dan penulisnya.
2. Mengambil ide seseorang yang belum menjadi “commom knowledge”, dan masih
eksklusif dari penemunya dan kemudian mengklaim sebagai miliknya.
3. Menyebutkan nama orang yang punya ide, tetapi kalimat dan bahasanya menggunakan
bahasa orang yang dikutip secara verbatim dan tidak memakai tanda petik di
antaranya, maka itu termasuk tindakan yang tidak pantas.
4. Menerjemahkan karya orang dari bahasa asing tanpa menyebut sumber asli, dan yang
walaupun itu karya menerjemahkan merupakan hasil keringat sendiri, tetapi tidak
demikian dengan idenya. Kita bisa sebut sebagai saduran, apabila kita menerjemahkan
bebas yang disesuaikan dengan konteks kita.

Selanjutnya Daniel Ronda (2015:100) mengemukakan bahwa kategori bukan plagiarisme


apabila:

1. Ide atau pernyataan-pernyataan yang diambil sudah menjadi pengetahuan yang umum
dan lazim di dalam masyarakat.
2. Bila ide seseorang sudah mengendap pada dirinya, dan pada waktunya dikeluarkan baik
lisan maupun tulisan tidak perlu mencari siapa yang punya, sepanjang ekspresi
penyampaian dengan bahasa sendiri (tetap mengacu kepada poin 1).
2.4 Penyebab Plagiarisme

Beberapa tindakan plagiat terjadi di sekitar kita. Tentu saja hal ini cukup menjadi perhatian kita
semua, sehingga menjadi sangat penting bagi kita untuk mengantisipasi tindakan ini. Tindakan
plagiat akan mencoreng dan memburamkan dunia akademis kita dan tidak berlebihan jika
plagiarisme dikatakan sebagai kejahatan intelektual. Ada beberapa alasan pemicu atau faktor
pendorong terjadinya tindakan plagiat yaitu:

1. Terbatasnya waktu untuk menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang menjadi beban
tanggungjawabnya. Sehingga terdorong untuk copy-paste atas karya orang lain.
2. Rendahnya minat baca dan minat melakukan analisis terhadap sumber referensi yang dimiliki.
3. Kurangnya pemahaman tentang kapan dan bagaimana harus melakukan kutipan.
4. Kurangnya perhatian dari guru ataupun dosen terhadap persoalan plagiarisme.

2.5 Mecegah Plagiarisme


Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencegah kita dari plagiarisme, yaitu:
1. Menggunakan dua tanda kutip, jika mengambil langsung satu kalimat, dengan
menyebutkan sumbernya. Perlu diingat untuk menghindari pengutipan dari blog atau web
dengan cara copy-paste tanpa memiliki buku sumber utamanya.
2. Menuliskan daftar pustaka, atas karya yang dirujuk, dengan baik dan benar. Yang
dimaksud adalah sesuai panduan yang ditetapkan masing-masing institusi dalam penulisan
daftar pustaka.
3. Melakukan parafrase dengan tetap menyebutkan sumbernya. Parafrase adalah
mengungkapkan ide/gagasan orang lain dengan menggunakan kata-kata sendiri, tanpa
merubah maksud atau makna ide/gagasan dengan tetap menyebutkan sumbernya. Dalam
hal ini walaupun penulis melakukan saduran dari apa yang dikemukakan oleh penulis
buku atau pembicara maka penulis harus tetap menuliskan nama pemilik ide dan
publikasinya.
4. Hindari seminimal mungkin untuk membaca artikel yang tidak dimuat di dalam majalah,
jurnal dan buku karena potensi untuk copy-paste sangat tinggi. Apabila Anda tidak memiliki
buku tersebut maka Anda harus memberikan penjelasan sumber di mana Anda
mendapatkannya.
5. Sumber yang terdapat di dalam skripsi, tesis dan disertasi pada tinjauan teori/pustaka
sebaiknya Anda telah memiliki bukunya karena potensi plagiarisme tampak apabila Anda
hanya mengetik kembali sebuah tulisan tanpa memahami dan melakukan paraphrase.
Selain bentuk pencegahan yang telah disebutkan di atas, sebagaimana ditulis dalam
http://writing.mit.edu/wcc/avoidingplagiarism, ada langkah yang harus diperhatikan untuk
mencegah atau menghindarkan kita dari plagiarisme, yaitu melakukan pengutipan dan/atau
melakukan paraphrase.

Langkah yang harus diperhatikan untuk mencegah atau menghindarkan kita dari plagiarisme, yaitu
melakukan pengutipan dan/atau melakukan paraphrase.

1. Pengutipan
Menggunakan dua tanda kutip, jika mengambil langsung satu kalimat, dengan
menyebutkan sumbernya.
Menuliskan daftar pustaka, atas karya yang dirujuk, dengan baik dan benar. Yang
dimaksud adalah sesuai panduan yang ditetapkan masing-masing institusi dalam penulisan
daftar pustaka.
2. Paraphrase
Melakukan parafrase dengan tetap menyebutkan sumbernya. Parafrase adalah
mengungkapkan ide/gagasan orang lain dengan menggunakan kata-kata sendiri, tanpa
merubah maksud atau makna ide/gagasan dengan tetap menyebutkan sumbernya.

2.6 Sanksi Untuk Plagiarisme


Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 17 Tahun 2010 pada pasal 12 yaitu:
1. Teguran. Teguran dilakukan secara lisan oleh institusi dalam hal ini pengajar, dosen
dan pembimbing.
2. Peringatan tertulis.
3. Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa.
4. Pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa.
5. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa.
6. Pemberhentian tidak dengan hormat.
7. Pembatalan ijazah apabila mahasiwa telah lulus.
Sed angan sanksi yang diberikan dalam Undang-undang Sisdiknas: Mempergunakan karya
ilmiah jiplakan untuk mem-peroleh gelar akademik, profesi, vokasi dipidana pen-jara paling
lama 2 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200 juta. Plagiarisme sangat merugikan
sivitas akademika dalam mengembangkan penelitian dan hak kekayaan intelektual (HAKI)
karena dengan melakukan plagiarisme berarti mental “mencuri” telah ada dalam diri peneliti
dalam penelitiannya.

CATATION

A. Pengertian
kutipan merupakan bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi,rumusan atau hasil
penelitian dari penulis lain sendiri yang telah terdokumentasi serta dikutif untuk dibahas dan
ditelaah terkaitan dengan materi penulisan. Atau kutipan adalah pinjaman sebuah kalimat
ataupun pendapat dari seseorang pengarang atau seseorang, baik berupa tulisan dalam buku,
kamus, ensiklopedia,artiket, laporan, masalah, koran, surat kabar atau bentuk tulisan lainnya,
maupun dalam bentuk lisan misal media elektronika seperti, radio, internet, dan lainsebagainya-
tujuannya sebagai pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan-Bahan/bahan yang
dimasukkan dalam sebagai kutipan adalah bahan yang tidak atau belum menjadi pengetahuan
umum, hasil-hasil penelitian terbaru dan pendapat-pendapat seseorang yang tidak atau belum
menjadi pendadat umum. Jadi, Pendapat pribadi tidak terlu dimasukkan sebagai kutipan.
Dalam mengutip kitaharus menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan
penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip dan sebagai pembuktianakan kebenaran
kutipan tersebut
B. Fungsi kutipan
Fungsi Kutipan diantaranya :
1. Untuk menunjang atau mendukung pendapat tersebut
2. Sebagai landasan teori
3. Penguat pendapat penulis
4. Penjelasan suatu uraian
5. Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu
6. Menunjukan kecermatan yang lebih akurat
7. Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana
8. Mencegah pengulangan penulisan data pustaka
9. Meningkatkan estetika penulisan
10. Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi dan mudahkan penyuntingan
naskah yang terkait dengan data pustaka

Sedangkan fungsi utama kutipan dalam karya ilmiah adalah menegaskan isi uraian atau
membuktikan kebeneran yang diajukan oleh penulis berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh
dari literature, pendapat seseorang atau pakar, bahkan pengalaman empiris. Perletakan kutipan
dilakukan dalam dua cara yakni, pada teks atau menjadi bagian catatan kaki. Perletakan pada
catatan akhir (endnote) umumnya dilakukan andaikan penulisan tidak menginginkan adanya
penjelasan yang akan mengganggu keruntutan uraian pada teks.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengutif diantaranya :


1. Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu
2. Penulisan bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan
3. Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
4. Jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
5. Penulis mempertimbangkan jenis kutipan dan kaitanya dengan sumber rujukan

C. Prinsip kutipan
Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan
penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip, dan sebagai pembuktian akan
kebenaran kutipan tersebut. Ada beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam mengutip, yaitu:
1. Penulis jangan terlalu banyak mengutip sehingga tulisan yang disusun menjadi suatu
himpunan kutipan. Ingat mengutip hanya menjadi bukti penunjang pendapat penulis.
2. Kutipan dianggap benar jika penulis menunjukkan tempat atau asal kutipan sehingga
pembaca dapat mencocokkan kutipan dengan sumber aslinya.
3. Kutipan hendaknya diambil seperlunya agar tidak merusak uraian sebenarnya.
4. Kutipan yang panjang sebaiknya dimasukkan dalam lampiran.
5. Menghilangkan bagian kutipan diperkenankan dengan syarat bahwa penghilangan bagian
itu tidak menyebabkan perubahan makna. Cara:
 Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan
diganti dengan titik berspasi.
 Menghilangkan bagian kutipan yang lebih dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan
diganti dengan titik berspasi sepanjang garis (dari magin kiri sampai ke margin kanan).
6. Pada kutipan langsung, penulis tidak boleh mengubah apapun dan andaikata penulis tidak
menyetujui apa yang dikutipnya atau menemukan kesalahan, ia dapat memberitanda : [. . ..
] atau [ sic]. Sic berasal dari kata latin sicut yang berarti “dengandemikian”, “jadi..”, “ seperti
itu”
7. Pengutip tidak boleh mengadakan perubahan, baik kata-katanya maupun tekniknya. Bila
penulis terpaksa harus membuat perubahan atau tambahan, maka kata-kata tambahan itu
harus dicetak lain -tebal, miring, atau renggang- dan diberi catatan kaki yang menyatakan
bahwa huruf yang dicetak lain itu adalah dari penulis, bukan teks asli. Contohnya:
„Tugas bank antara lain adalah memberi pinjam uang.‟ Pengutip tahu bahwa dalam kalimat
itu ada kata yang salah, namun pengutip tidak boleh memperbaikinya. Cara
memperbaikinya:
„Tugas bank antara lain memberi pinjam [seharusnya, pinjaman, penulis] uang.‟
„Tugas bank antara lain memberi pinjam [Sic!] uang.‟
[Sic!] artinya dikutip sesuai dengan aslinya

Ada beberapa prinsip dalam mengutip seuatu tulisan atau karya, prinsip-prinsip tersebut
diantaranya :

1. Nama penulis ditulis pada bagian permulaan kalimat


Contoh: “Gordon (2006) melaporkan bahwa bahan dasar harus tersedia dengan cukup untuk
menjamin kelancaran proses produksi”.

2. Nama penulis ditulis pada tengah kalimat


Contoh: ”Meskipun komunikasi formal sangat penting bagi organisasi besar, seperti
dilaporkan oleh (Purwanto, 2006:134), namun kurang menguntungkan bagi sudut pandang
individual maupun perusahaan”.

3. Nama penulis ditulis pada akhir kalimat


Contoh: ”Salah satu keunggulan komunikasi nonverbal adalah kesahihannya atau
realiabilitas (Suzuki, 2000).”

4. Bila jumlah penulis ada 2 atau 3, maka semua nama penulis harus disebutkan dan dikutip
dengan menggunakan kata “dan” atau tanda “&”.
Contoh: ”Menurut Evans dan Maxwell (2008:56) faktur pajak merupakan bukti pungutan
pajak dan dapat digunakan sebagai sarana untuk mengkreditkan pajak masukan”.

5. Bila terdapat enam atau lebih penulis, maka dikutip menggunakan et al atau dkk.
Contoh: ”Bauran Pemasaran atau Marketing Mix tersebut merupakan alat yang dapat
dipergunakan oleh pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya” (Gitosudarmo dkk,
1992:64).

6. Seluruh kutipan menggunakan font yang sama dengan teks utama.

7. Tahun yang tidak diketahui dikutip sebagai no date. Rujukan pada cetak ulang dikutip
dengan tahun publikasi asli di dalam kurung siku. Contoh: (Marx [1867] 1967, p. 90).
D. Teknik Menulis Kutipan
1. Kutipan Langsung
Apabila penulis mengambil pendapat orang lain secara lengkap kata demi kata, kalimat
demi kalimat, sesuai teks asli, tidak mengadakan perubahan sama sekali. Dengan kata lain
kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap atau persis
kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sumber teks asli. Kutipan langsung terdiri dari
kutipan langsung pendek dan kutipan langsung panjang. Cara penulisannya sebagai
berikut :
 Kutipan langsung pendek adalah kutipan langsung yang terdiri dari tiga baris atau
kurang dari baris ketikan:
 Diketik seperti ketikan teks.
 Diawali dan diakhiri dengan tanda petik (“ “).
 Jarak antar baris kutipan dua spasi.
 Sesudah kutipan selesai, diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau
langsung ditulis di belakang yang dikutip dalam tandakurungditulis sumber dari
mana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga
pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil (Penulis,
Tahun:Halaman)
 Kutipan langsung panjang adalah kutipan langsung yang panjangnya lebih dari empat
baris (empat baris ke atas) :
 Jarak antar baris kutipan satu spasi.
 Dimulai 5-7 ketukan dari batas tepi kiri sesuai dengan alinea teks pengarang
atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama
kutipandimasukkan lagi 5-7 ketukan.
 Kutipan dipisahkan dari teks sejarak 2.5 spasi.
 Sumber rujukan ditulis langsung sebelum teks kutipan.
 Apabila pengutip memandang perlu untuk menghilangkan beberapa bagian
kalimat,pada bagian itu diberi titik sebanyak tiga buah.
 Di belakang kutipan diberi sumber kutipan.
 Kutipan diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip.
 Bila pengutip ingin menghilangkan satu kalimat atau lebih, maka pada bagian
yang dihilangkan tersebut diganti dengan titik-titik sepanjang satu baris.
 Apabila pengutip ingin memberi penjelasan atau menggarisbawahi bagian yang
dianggap penting, pengutip harus memberikan keterangan. Keterangan tersebut
berada diantara tanda kurung, misalnya: (garis bawah oleh pengutip). Apabila
penulis menganggap bahwa ada satu kesalahan dalam kutipan, dapat dinyatakan
dengan menuliskan symbol (sic!) langsung setelah kesalahan tersebut

Kutipan langsung ditampilkan untuk mengemukakan konsep atau informasi sebagai


data. Titik-titik sepanjang satu baris menandai penghilangan sebuah kalimat, titik-titik
sebanyak tiga menandai penghilangan kata, dan (sic!) menandai adanya kesalahan
dalam kalimat. Contoh kutipan langsung: Anderson and Clancy (1991:12) memberi
pengertian biaya adalah sebagai

berikut: “Cost is an exchange price, or a sacrifice made obtain a benefit”.

Dalam pendapat tersebut Anderson dan Clancy menyatakan bahwa biaya adalah nilai
tukar atau suatu pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu keuntungan.

2. Kutipan Tidak Langsung


Penulis menggunakan kalimat-kalimat yang disusunnya sendiri (hanya mengambil pokok
pikiran/inti sari dari sumber yang dikutip) untuk dinyatakan kembali dengan kalimat yang
disusun oleh pengutip menjadi ikhtisar atau intisari berdasarkan apa yang dikutipnya.
Adapun cara peraturan dalam pembuatannya adalah sebagai berikut:
a. Kalimat-kalimat yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis dengan spasi rangkap
sebagaimana teks biasa.
b. Semua kutipan harus dirujuk.
c. Kutipan di integrasikan dengan teks.
d. Kutipan tidak diapit tanda kutip.
e. Sumber rujukan dapat ditulis sebelum atau sesudah kalimat-kalimat yang mengandung
kutipan.
f. Apabila ditulis sebelum teks kutipan, nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar
pustaka masuk ke dalam teks, diikuti dengan tahun terbitan diantara tanda kurung.
g. Apabila ditulis sesudah teks kutipan, rujukan ditulis di antara tanda kurung, dimulai
dengan nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka, titik dua, dan diakhiri
dengan tahun terbitan

Contoh kutipan tidak langsung: Anderson and Clancy (1991:12) Dalam pendapat tersebut
Anderson dan Clancy menyatakan bahwa biaya adalah nilai tukar atau suatu pengorbanan
untuk mendapatkan sesuatu keuntungan atau “Cost is an exchange price, or a sacrifice
made obtain a benefit”.
Kutipan tidak langsung terdiri dari kutipan tidak langsung pendek dan kutipan tidak
langsung panjang. Adapun cara penulisannya adalah :
a. Kutipan tidak langsung pendek adalah kutipan tidak langsung yang terdiri dari tiga
atau kurang.
b. Kutipan tidak langsung panjang adalah kutipan tidak langsung yang panjangnya
lebih dari tiga baris (empat baris ke atas)

Cara menyadur kutipan tidak langsung ada dua macam :

a. Meringkas , yaitu menyajikan suatu karangan atau bagian karangan yang panjang dalam
bentuk ringkas. Meringkas bertujuan untuk mengembangkan ekspresi penulisan ,
menghemat kata, memudahkan pemahaman naskah asli dan memperkuat pembuktian.
Contoh : ............. Argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi
keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang
dikatakan penulis (Keraf,1983:3). .............
b. Cara ikhtisar, yaitu menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk ringkas,
bertolak dari naskah asli, tetapi tidak mempertahankan urutan,tidak menyajikan
keseluruhan isi, langsung kepada inti bahasan yang terkait dengan masalah yang hendak
dipecahkan. Contoh : .............. Seperti dikatakan oleh Keraf (1983:3) bahwa argumentasi
pada dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan
pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis. ...............
3. Kutipan pada catatan kaki
Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi
tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.
4. Kutipan atas ucapan lisan
Harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya(bila pembicara seorang pejabat).
Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau tidak langsung.
5. Kutipan dalam kutipan
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat kutipan. Dapat dilakukan dengan dua
cara: bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip kutipan dalam kutipan dapat
mempergunakan tanda kutip tunggal atau tanda kutip ganda. Bila kutipan asli memakai tanda
kutip tunggal, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip ganda. Sebaliknya bila kutipan asli
memakai tanda kutip ganda, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip tunggal.
6. Kutipan langsung pada materi
Kutipan langsung dimulai dengan materi kutipan hingga penghentian terdekat (dapat berupa
koma, titik koma, atau titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa yang berbicara.
Contoh:“Jelas,” kata Prof. Haryati, “kosa kata bahasa Indonesia banyak mengambil dari kosa
kata bahasa Sansekerta.”

Anda mungkin juga menyukai