Anda di halaman 1dari 61

ANTI

PLAGIARISME
Dr. Fauzan Zein M., M.Si., Apt.
Head of Center for Research and Community Services
Bhakti Kencana University
Anti Plagiarisme
Dr. Fauzan Zein M., M.Si., Apt.
• plagiat/pla·gi·at/ n pengambilan karangan (pendapat dan
sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah
karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri, misalnya
definisi menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri;
jiplakan (KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA)
• “Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja
dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau
nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian
atau seluruh karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang
diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber
secara tepat dan memadai” (PERMENDIKNAS RI NO. 17
TAHUN 2010)
• Mengutip kata‐kata atau kalimat orang lain tanpa
menggunakan tanda kutip dan tanpa menyebutkan
Ruang lingkup identitas sumbernya.
plagiarisme • Menggunakan gagasan, pandangan atau teori
orang lain tanpa menyebutkan identitas
sumbernya.
• Menggunakan fakta (data, informasi) milik orang
lain tanpa menyebutkan identitas sumbernya.
• Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri.
• Melakukan parafrase (mengubah kalimat orang lain
ke dalam susunan kalimat sendiri tanpa mengubah
idenya) tanpa menyebutkan identitas sumbernya.
• Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan
dan/atau telah dipublikasikan oleh pihak lain
seolah‐olah sebagai karya sendiri.
(Purwani & Purwoko, 2016)
• menggunakan informasi yang berupa fakta umum.
Tidak • menuliskan kembali (dengan mengubah kalimat atau
termasuk parafrase) opini orang lain dengan memberikan sumber
jelas.
plagiat • mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan
memberikan tanda batas jelas bagian kutipan dan
menuliskan sumbernya.
(Utorodewo, dkk., 2007)
• Menggunakan dua tanda kutip, jika mengambil
langsung satu kalimat, dengan menyebutkan
pengutipan sumbernya.
• Menuliskan daftar pustaka, atas karya yang
dirujuk, dengan baik dan benar. Sesuai panduan
yang ditetapkan masing‐masing institusi dalam
penulisan daftar pustaka.
(Purwani & Purwoko, 2016)
mengungkapkan ide/gagasan orang lain dengan
parafrase menggunakan kata‐kata sendiri, tanpa merubah maksud
atau makna ide/gagasan dengan tetap menyebutkan
sumbernya.

Contoh: “There is now strong evidence that smoking


cigarettes is linked to baldness in young women”
Parafrase: Smoking has been linked to baldness in young
women (Smith, 2004)

(Purwani & Purwoko, 2016)


• menunjukkan bahwa penulis merupakan seorang yang
Tujuan berpengetahuan luas karena pernah membaca kepustakaan
yang dirujuknya
perujukan • penulis merupakan orang yang jujur dan hormat kepada
kepustakaan sejawat yang kepustakaannya dirujuk
• Menunjukkan bahwa penulis bukan merupakan seorang
plagiat dalam membuat karya ilmiahnya
(Suganda, 2006)
Plagiarism Checking
Cek plagiarisme untuk memastikan KEJUJURAN AKADEMIK
→ merealisasikan keempat aspek di dalam integritas akademik yaitu
kepercayaan, keadilan, hormat, dan tanggung jawab

Pencegahan penyimpangan terhadap integritas akademik perlu


diupayakan secara sistematis
Skema RAMA repository
RAMA repository akan terhubung dengan ANJANI (Anjungan
Integritas Akademik) sebagai alat pendeteksi plagiasi
nasional yang mengintegrasikan data dengan GARUDA, ARJUNA, dan
SINTA.
Permendiknas RI No. 17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi → segera diterbitkan
peraturan yang baru
- Indikator dan spesifikasi pelanggaran akademik (indiKator fabrikasi,
falsifikasi, dan plagiat)
- Sanksi (ringan, sedang, berat)
Pelaporan dilakukan melalui ANJANI dengan mengisi formulir secara
online, kategori sanksi dapat dikalkulasi dengan akurat, beserta
rekomendasi sanksi yang diberikan (teguran lisan, tertulis, skorsing s.d.
pencabutan ijasah dan jabatan fungsional akademik)
Berapa persen similaritas yang dapat diterima?
Angka persentase yang digunakan untuk standar penentuan karya
ilmiah yg ditetapkan DIKTI sebesar 30%. Namun perguruan tinggi bisa
menyesuaikan keadaan dan menentukan secara mandiri angka
persentase.
Rata-rata sebesar 20% untuk bidang ilmu eksakta, dan 25% untuk
bidang ilmu non eksakta.
Pelanggaran Plagiarisme
1. Fabrikasi dan Falsifikasi
2. Plagiat
3. Kepengarangan tidak sah
4. Konflik kepentingan
5. Pengajuan jamak
1. Fabrikasi dan Falsifikasi
Mencakup data, gambar, dan referensi → akumulatif
2. Plagiat
Persentase kemiripan maksimal 30%
Penentuan tingkat penyimpangan plagiat lebih berpatokan pada jumlah
kemiripan kalimat bukan tidak hanya bergantung pada persentase
kemiripan.
3. Kepengarangan tidak sah
Menambahkan nama orang yang tidak terlibat atau tidak berhak atau
tidak berkontribusi (gift author) dan menghilangkan nama orang yang
sebenarnya terlibat atau berkontribusi (ghost author) dianggap
sebagai penyimpangan berat.
4. Konflik Kepentingan
Adanya konflik kepentingan yang tidak diakui,
1. tidak mengakui sumber dana terkait pengiriman dan penerbitan
naskah
2. tidak mengakui sumber dana terkait proses melakukan sitasi atas
sumber acuan,
3. tidak mengakui sumber dana terkait proses pelaksanaan penelitian
5. Pengajuan jamak
Pengajuan satu naskah ke beberapa Jurnal dalam waktu bersamaan→
tidak dibolehkan
Penyerahan satu naskah pada beberapa jurnal sebenarnya
dimungkinkan apabila dilakukan secara bergantian dan/atau disajikan
dalam versi singkat dan disertai penjelasan sekaligus meminta
tanggapan dari pengelola jurnal dan/atau penerbit sebelum mengirim
versi lengkap.
Kategori Sanksi
1. Bagi Mahasiswa S-1
2. Bagi Mahasiswa S-2
3. Bagi Mahasiswa S-3
4. Bagi Dosen
5. Bagi Tenaga Kependidikan
Intensi Kecurangan:
1. tidak ada indikasi intensi;
2. ada indikasi/bukti adanya kesengajaan untuk melakukan
kecurangan;
3. ada aksi yang tidak patut untuk menghindari atau mengurangi
hukuman (menghilangkan bukti, mengancam, menyuap)
4. ada upaya mengelola, menawarkan, dan/atau mempromosikan
kecurangan.
Konsekuensi penyimpangan:
1. tidak ada keuntungan yang diperoleh/kerugian yang dihindari;
2. berpotensi dan/atau berdampak bagi individu;
3. berpotensi dan/atau berdampak bagi kelompok;
4. berpotensi dan/atau berdampak secara luas.
Menurut Undang‐Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional :
Sanksi (Pasal 25) ayat 2:

plagiarisme Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk


memperoleh gelar akademik, profesi, atau vokasi terbukti merupakan
jiplakan dicabut gelarnya.

(Pasal 70):
Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar
akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
Ayat (2) terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara
paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Jika terbukti melakukan plagiasi maka seorang mahasiswa akan
memperoleh sanksi sebagai berikut:
Sanksi bagi 1. Teguran

mahasiswa 2. Peringatan tertulis


3. Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa
4. Pembatalan nilai
5. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
6. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
7. Pembatalan ijazah apabila telah lulus dari proses pendidikan.
(PERMENDIKNAS RI NO. 17 TAHUN 2010)
Kategori penjatuhan sanksi bagi mahasiswa
Kategori Sanksi bagi Dosen
1. Tentukan buku yang hendak dibaca
Tips hindari 2. Sediakan beberapa kertas kecil (seukuran saku) dan satukan
dengan penjepit.
plagiarisme 3. Tulis judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, tempat
terbit, jumlah halaman pada kertas kecil paling depan.
4. Sembari membaca buku, salin ide utama yang didapat pada
kertas‐kertas kecil tersebut.
5. Setelah selesai membaca buku, fokus pada catatan yang
telah dibuat
6. Ketika menulis artikel, maka jika ingin menyitir dari buku
yang telah anda baca, fokuslah pada kertas catatan.
7. Kembangkan kalimat sendiri dari catatan yang telah dibuat.
8. Tuliskan sumber kutipan.
9. Cek tingkat plagiarisme tulisan menggunakan aplikasi
plagiarism checker (piranti lunak gratis dan berbayar) :
Turnitin, Wcopyfind, vyper, plagiarism‐detect, AiMOS, dll.
(Purwani & Purwoko, 2016)
PARAPHRASE 1) kemampuan seseorang untuk menulis
ulang ide atau gagasan orang lain dengan
Write It in Your kata-katanya sendiri dan ditampilkan dalam
Own Words bentuk yang baru,
2) merupakan cara yang legal dan syah dalam
meminjam gagasan orang lain,
3) sebuah pernyataan ulang (restatement)
yang lebih lengkap dan detail dibandingkan
dengan sebuah ringkasan

https://owl.purdue.edu/owl/research_and_citation/using_resear
ch/quoting_paraphrasing_and_summarizing/paraphrasing.html
Paraphrasing = valuable skill
• parafrase lebih baik dibandingkan dengan mengutip informasi dari sebuah
paragraf atau tulisan yang kurang menonjol.
• Parafrase membantu penulis untuk mengontrol cobaan melakukan kutipan
yang terlalu sering.
• Proses mental yang dibutuhkan bagi keberhasilan sebuah prafrase
membantu penulis untuk memahami sepenuhnya makna teks sumber
yang akan ia sadur.

https://owl.purdue.edu/owl/research_and_citation/using_research/quoting
_paraphrasing_and_summarizing/paraphrasing.html
Contoh Parafrase (https://penerbitdeepublish.com/teknik-menulis-penerbit-buku-g071/)

kalimat asli :
Sebuah kejutan di bidang realita maya (virtual reality) terjadi
pada tahun 1961 dengan kemunculan Sensoramanya Heilig.

Parafrase :
Hasil karya Heillig yang dikenal dengan nama Sensorama membawa
perubahan yang signifikan dalam sejarah realita maya (krisnawati,
2000, hlm 55)
Contoh Parafrase (https://penerbitdeepublish.com/teknik-menulis-penerbit-buku-g071/)

kalimat asli :
Komputer mampu membawa orang ke tempat-tempat yang belum
pernah bisa mereka kunjungi sebelumnya, termasuk ke permukaan
planet lain.

Parafrase :
Melalui komputer, orang dapat pergi ke tempat yang belum
pernah mereka kenal. (Krisnawati, 2000, hlm 57)
Parafrase yg salah (https://penerbitdeepublish.com/teknik-menulis-penerbit-buku-g071/)

kalimat asli :
Sangatlah pelik untuk mendefinisikan plagiasi saat Anda melakukan ringkasan atau
parafrase. Keduanya memang berbeda, tetapi batas-batas parafrase dan ringkasan
sangatlah tipis sehingga Anda tidak menyadari jika Anda berpindah dari melakukan
parafrase menjadi meringkas, kemudian berpindah ke malakukan plagiasi. Apapun
tujuanmu, parafrase yang sangat mirip dengan naskah asli dianggap sebagai
melakukan plagiasi, meskipun Anda telah menuliskan sumbernya.

Parafrase yg masih dianggap plagiat :


Sangatlah sulit untuk mendefinisikan plagiasi saat ringkasan dan parafrase
terlibat didalamnya, karena meskipun mereka berbeda, batas-batas keduanya
sangatlah samar, dan seorang penulis mungkin tidak mengetahui kapan ia
melakukan ringkasan, parafrase atau plagiasi. Meski demikian, parafrase yang
sangat dekat dengan sumbernya diperhitungkan sebagai hasil plagiasi,
meskipun sumber aslinya dicantumkan di sana (Booth et al., 2005, hlm 203).
Plagiarism Checking
Gunakan aplikasi plagiarism checker (piranti lunak gratis dan
berbayar) : Turnitin, Wcopyfind, vyper, plagiarism‐detect,
AiMOS, Grammarly, dll
Contoh plagiarism checking
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997: 775
2. Permendiknas RI No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi
3. Purwani Istiana & Purwoko, 2016, Panduan Anti Plagiarisme,
Perpustakaan Universitas Gadjah Mada, tersedia di:
pustaka http://lib.ugm.ac.id/ind/?page_id=327, diakses pd tanggal 24
Agustus 2017.
4. Utorodewo, Felicia, dkk. 2007. "Bahasa Indonesia: Sebuah
Pengantar Penulisan Ilmiah". Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.
5. Tarkus Suganda, 2006, Perihal Plagiarisme dalam Artikel Ilmiah,
Agrikultura, Vol. 17(3), 161-164.
6. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
7. https://owl.purdue.edu/owl/research_and_citation/using_resea
rch/quoting_paraphrasing_and_summarizing/paraphrasing.html
(diakses tgl 18 Desember 2019)
8. https://penerbitdeepublish.com/teknik-menulis-penerbit-buku-
g071/ (diakses tgl 18 Desember 2019)

Anda mungkin juga menyukai