Anda di halaman 1dari 9

Suatu informasi harus mempunyai manfaat bagi pemakai atau penggunanya untuk dapat

disebut sebagai informasi. Data merupakan bahan yang digunakan dalam membuat informasi.
Untuk dapat menjadi informasi, suatu data harus mempunyai nilai informasi dan kualitas
tertentu. Dalam akuntansi, informasi akuntansi berbentuk laporan keuangan perusahaan yang
merupakan media komunikasi antara kegiatan usaha perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan.
FASB berfokus pada investor dan kreditor, yaitu pengguna utama informasi akuntansi,
yang diasumsikan memiliki kepentingan yang lebih banyak terhadap jumlah, waktu dan
ketidakpastian masa depan daripada pengguna lainnya. Alasan FASB fokus pada investor dan
kreditor adalah bahwa pengguna lainnya memiliki kepentingan yang sama dengan investor
dan kreditor terhadap informasi akuntansi. Sedangkan perhitungan manfaat-biaya yang
dilakukan FASB terbatas hanya untuk invertor dan kreditor saja.

A. MODEL-MODEL PENILAIAN ENTITAS DAN DATA AKUNTANSI


Menurut model penilaian deviden milik Gordon, merupakan suatu langkah awal untuk
memahami hubungan antara data akuntansi dengan nilai perusahaan. Model ini menyatakan
bahwa nilai perusahaan untuk para pemegang saham adalah nilai sekarang dari deviden-
deviden mereka yang diharapkan akan diterima di masa depan. Beaver menggunakan model
ini untuk merumuskan peran laba akuntansi dalam penilaian perusahaan. Pertama, harga-
harga sekuritas saat ini didefinisikan sebagai suatu fungsi dari deviden-deviden yang
diharapkan akan diterima di masa depan. Kedua, deviden masa depan itu sendiri merupakan
fungsi dari laba operasi masa depan. Jadi, kesimpulannya, laba akuntansi saat ini dapat
digunakan untuk memprediksi laba dimasa depan. Maka dari itu, informasi laba periode
berjalan merupakan data yang informatif karena mampu memprediksi laba dan deviden
dimasa depan.
Berbeda dengan Gordon, Miller dan Modigliani justru mengatakan bahwa kebijakan
deviden tidak relevan untuk penilaian perusahaan. Menurut mereka, dengan mengabaikan
dampak pajak, nilai perusahaan dapat ditentukan tanpa dipengaruhi deviden, yaitu dengan
nilai sekarang dari arus kas masa depan.

Teori Clean Surplus


Teori surplus bersih dari Ohlson, Feltham dan Ohlson merupakan teori baru tentang
penilaian surat-surat berharga yang lebih dekat dengan konsep dan angka akuntansi. Inti dari
metode ini adalah nilai buku ekuitas sama dengan nilai buku awal ditambah laba

0
dikurangi deviden. Dasar premis yang digunakan adalah surplus bersih dibentuk oleh semua
elemen laba dan rugi yang masuk ke pendapatan. Penilaian ekuitas perusahaan didasarkan
pada nilai buku awal periode ditambah nilai sekarang dari laba abnormal yang diharapkan
terjadi dimasa depan. Laba abnormal adalah laba diatas laba normal yang diharapkan, yaitu
jumlah selisih di atas atau di bawah (biasanya di atas) laba normal yang diharapkan. Laba
normal sama dengan nilai buku awal periode dikalikan dengan biaya modal ekuitas.
Beaver menyebutkan ada 2 penyebab meningkatkan laba abnormal. Pertama, dalam
memilih proyek investasi, selisih positif nilai sekarang diatas biaya proyek tidak dicantumkan
di neraca. Kedua, banyak prosedur penandingan dan pengakuan dalam konsep biaya historis
cenderung konservatif. Ada 2 metode yang dapat digunakan sebagai contoh, yaitu metode
penyusutan akselerasi serta metode penilaian persediaan dan penentuan HPP dengan LIFO.

B. NILAI INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PARA INVESTOR


Hipotesis efisiensi pasar, mengacu pada kecepatan respon saham di pasar modal
dalam mengumumkan informasi terbarunya. Ada 3 bentuk hipotesis efisiensi pasar, yaitu:
1. Bentuk lemah, bahwa harga sekuritas mencerminkan informasi yang terkandung
dalam urutan harga-harga masa lalu (historis).
2. Bentuk semi kuat, bahwa harga-harga mencerminkan semua informasi baik masa lalu
maupun masa kini yang tersedia bagi publik.
3. Bentuk kuat, bahwa harga-harga mencerminkan semua informasi (publik dan pribadi).
Teori penelitian pasar modal atau harga sekuritas, berasal dari teori portofolio, yaitu
teori tentang pilihan investasi yang rasional dan memaksimumkan utilitas. Sederhananya,
resiko dapat dikurangi dengan memgang investasi portofolio. Risiko yang dapat dihapuskan
disebut risiko tidak sistematik (dapat didiversifikasi), sedangkan risiko portofolio disebut
risiko sistematik (tidak dapat didiversifikasi), yaitu penyimpangan dari pengembalian
investasi yang diharapkan.
Capital Asset Pricing Modal dikembangkan untuk menentukan harga saham secara
individu. Langkah pertamanya adalah menghubungkan resiko sekuritas secara individu
dengan pasar secara keseluruhan. Pasar dianggap sebagai portofolio yang didiversifikasi.
Suatu hubungan dibuat antara return dari saham secara individu dengan return pasar dalam
suatu periode waktu tertentu. Analisis regresi digunakan untuk mencocokkan suatu garis pada
scattergram tersebut. Slopenya disebut beta dan mencerminkan ukuran resiko sistematik
berbasis pasar dari sekuritas individual dibandingkan dengan resiko rata-ratanya dalam pasar
secara secara keseluruhan. Jika beta = 1, maka returnnya berhubungan secara sempurna dan

1
resikonya sama. Jika beta > 1, maka return saham individu lebih besar daripada pasar. Jadi,
jika tingkat return sekuritas individu lebih besar dari rata-rata pasarnya, maka resiko
sistematiknya juga harus lebih besar, karena ada hubungan langsung antara tingkat resiko
dengan return yang diharapkan. Return yang lebih tinggi biasanya disertai dengan resiko
yang lebih tinggi pula. Model ini berasumsi bahwa sekuritas individu dihargai berdasarkan
resiko sistematik. Asumsi portofolio diversifikasi menyatakan bahwa tidak akan ada yang
mau membayar resiko yang tidak sistematik. Beta digunakan untuk resiko sistematik dari
sekuritas individual dan memprediksi resiko berdasarkan harga sekuritas.

1 Kandungan Informasi dalam Pengumuman Laba


Bukti paling kuat yang dihasilkan riset pasar modal adalah mengenai kandungan
informasi dari angka-angka laba akuntansi tahunan. Suatu studi yang dipublikasikan tahun
1968 menunjukkan bahwa arah perubahan laba akuntansi yang dilaporkan (dari tahun
sebelumnya) berkolerasi positif dengan perubahan harga sekuritas. Studi itu juga menemukan
bahwa perubahan harga mengantisipasi hasil laba dan bahwa tidak ada perubahan harga
abnormal sebulan setelah pengumuman laba. Hal ini konsisten dengan bentuk semi kuat dari
hipotesis pasar yang efisien.

2 Kebijakan Akuntansi Alternatif dan Harga Sekuritas


Sebuah tipe yang lebih kompleks tentang penelitian pasar harga sekuritas telah
melakukan pengujian mengenai efek kebijakan akuntansi alternative terhadap harga sekuritas.
Tujuan awal pengujian ini adalah untuk menginvestigasi yang disebut hipotesis investor yang
naïf. Riset telah menunjukkan bahwa harga sekuritas bereaksi terhadap angka-angka laba
akuntansi.
Pertanyaan yang menarik bagi peneliti dalam riset ini adalah apakah kebijakan
akuntansi alternatif memiliki efek sistematik pada harga sekuritas. Jika harga sekuritas
memang bereaksi terhadap tingkat laba yang berbeda hanya karena perbedaan dalam metode
akuntansinya, tanpa konsekuensi pada arus kas, maka ada dukungan bagi hipotesis investor
yang naïf, sebaliknya jika harga sekuritas tidak bereaksi terhadap perbedaan laba menurut
akuntansi yang artificial, maka ada bukti bahwa investor adalah canggih dan mampu melihat
perbedaan akibat perubahan metode akuntansi.

2
Alternatif Dengan Konsekuensi Terhadap Arus kas yang Tidak Diketahui
Beberapa studi telah dilakukan dengan membandingkan perusahaan-perusahaan yang
memakai metode akselerasi dengan metode penyusutan garis lurus. Dua kelompok
perusahaan ini memperoleh perbedaan jumlah pendapatan akuntansi karena memakai metode
depresiasi alternative. Juga terdapat perbedaan price earning multiples siantara kedua
kelompok tersebut. Perusahaan yang memakai metode percepatan memiliki laba yang rendah,
namun memiliki price earning multiples yang tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang
memakai metode garis lurus.

Alternatif Dengan Konsekuensi Arus Kas: Pendekatan LIFO


Salah satu bentuk perubahan dalam kebijakan akuntansi adalah apakah prosedur harga
sekuritas berubah ketika metode akuntansi persediaan diubah dari FIFO ke LIFO. Perubahan
ini dikaitkan dengan perubahan positif harga sekuritas. Walaupun demikian, LIFO telah
menurunkan laba akuntansi pada periode saat harga-harga persediaan meningkat. Alasan yang
disarankan untuk respon terhadap harga adalah LIFO harus diadopsi untuk tujuan laporan
keuangan jika menginginkan keuntungan pajak. Dalam periode saat harga meningkat, beban
pajak akan menurun untuk perusahaan yang memakai LIFO. Dalam hal ini arus kas
terpengaruh secara riil akibat perubahan kebijakan akuntansi.

Alternatif Dengan Konsekuensi Kas Tak Langsung – Teori Agensi


Konsekuensi tak langsung terjadi saat perubahan kebijakan akuntansi mempengaruhi
nilai perusahaan melalui efek tak langsung pada pemilik yang dibandingkan dengan
pengaruhnya secara langsung pada arus kas perusahaan. Perubahan dari full costing ke
succesfull efforts dianggap hanya sebagai perubahan dalam pengalokasian biaya eksplorasi
pada laporan laba rugi.

3 Beberapa Pertanyaan Mengenai Efisiensi Pasar


Ou dan Penman dalam studi yang ekstensif memunculkan ide tentang analisis saham
fundamental. Analisis fundamental mengasumsikan bahwa pasar modal tidak efisiensi dan
saham-saham dihargai kurang dari harga sebenarnya dapat ditemukan dengan analisis laporan
keuangan. Pandangan ini secara langsung berlawanan dengan pandangan pasar efisien yang
menganggap bahwa harga sekuritas mencerminkan semua informasi yang tersedia bagi
public. Lev memusatkan studinya pada isu yang melengkapi faktor-faktor yang dipelajari OU

3
dan Penman. Khususnya, yang meliputi antar periode dan dalam satu tahun periode, korelasi
antara angka laba dengan return saham adalah terlalu rendah.

Aliran Pasca Pengumuman Laba


Pertanyaan lebih lanjut tentang efisiensi pasar muncul melalui fenomena yang dikenal
dengan nama aliran pasca pengumuman laba. Saat pasar bereaksi secara signifikan pada saat
laba diumumkan, butuh waktu 60 hari untuk melihat efek pengumuman laba terhadap harga
sekuritas. Efek ini tampak lebih penting bagi perusahaan kecil dibanding perusahaan besar.
Menurut Abarbanell dan Bushee, para analis kurang merespon tanda-tanda yang
sangat fundamental pada sekuritas yang dapat membawa pada peramalan yang salah,
sehingga mengakibatkan penyesuaian harga sekuritas yang tidak lengkap. Sloan menemukan
bukti bahwa pemegang saham tidak bisa membedakan mana bagian laba yang mengakibatkan
arus kas dan bagian mana yang menyebabkan akrual.

Informasi Akuntansi dan Penentuan Risiko


Pasar modal memeriksa akuntansi dan menafsirkan sekuritas dan portofolio. Tujuan
dari jenis penelitian ini adalah mengindentifikasi bagaimana kebijakan atau pengungkapan
akuntansi alternatif dapat mempengaruhi kegunaan angka akuntansi untuk menilai resiko.
Studi lain telah menguji perkumpulan rasio keuangan dengan beta, yaitu dividend payout
ratio, leverage, tingkat pertumbuhan, ukuran aset, likuditas, bunga pendapatan sebelum
pajak, serta penghasilan dan pendapatan laba. Secara umum, penelitian ini
mengidentifikasikan adanya hubungan antara resiko berbasis akuntansi dengan pengukuran
pasar atas resiko, yaitu beta.

Ringkasan Riset Pasar Modal


Bukti empiris dari riset pasar modal telah mendukung pernyataan-pernyataan ini:
1. Laba akuntansi tampak memiliki isi informasi dan mempengaruhi harga sekuritas.
2. Kebijakan akuntansi alternatif yang tidak membawa akibat langsung atau tidak
langsung pada arus kas perusahaan tidak tampak mempengaruhi harga sekuritas,
namun isu ini tidak sepenuhnya terselesaikan.
3. Kebijakan akuntansi alternatif yang memiliki konsekuensi arus kas langsung dan tidak
langsug pada perusahaan (atau pemiliknya) berpengaruh pada harga sekuritas.
4. Ada insentif untuk memiliki kebijakan akuntansi tertentu, jika memungkinkan, yang
berpengaruh secara tidak langsung terhadap kas.

4
5. Pengukuran risiko berbasis akuntansi berkorelasi dengan pengukuran risiko pasar, ini
menunjukan bahwa angka akuntansi berguna untuk penilaian risiko.

Awal tahun 1970-an, ada beberapa orang yang berpendapat bahwa penelitian pasar modal
dapat digunakan sebagai dasar untuk :
1. Memiliki kebijakan akuntansi terbaik, dan,
2. Mengevaluasai konsekuensi atau resiko ekonomi dari kebijakan akuntansi alternatif
terhadap harga sekuritas.
Survei Terhadap Investor
Cara lain untuk menentukan kegunaan informasi akuntansi adalah dengan bertanya
langsung kepada investor bagaimana cara mereka menggunakan laporan tahunan. Survei
investor telah dilakukan dibeberapa negara dan umumnya telah menujukkan bahwa jumlah
pembaca informasi akuntansi adalah rendah. Kira-kira setengah dari jumlah investor
menunjukkan bahwa mereka membaca laporan keuangan. Namun, survei ini diutamakan
untuk investor secara individu, dan harus ditafsirkan dengan hati-hati.
Riset survei jenis lain telah ditanyakan kepada investor untuk mempertimbangkan
pentingnya jenis informasi investasi yang berbeda, termasuk informasi akuntansi. Informasi
akuntansi menempati ranking atas dalam hal pentingnya informasi tersebut dalam survei ini,
meskipun bukan ranking tertinggi.

C. INFORMASI AKUNTANSI DAN MODEL PENILAIAN CROSS-SECTION


Penilaian cross-section adalah upaya memperkirakan model empiris penilaian teori
ekuitas. Beberapa studi memakai kerangka ini untuk menentukan rencana pension perusahaan
terkait aktiva dan kewajiban secara konsisten dipandang sebagai aktiva nyata dan kewajiban.
Studi lain menguji hubungan penelitian dan pengembangan dengan nilai perusahaan.
Hasilnya, rata-rata tiap dolar yang dikeluarkan untuk biaya penelitian dan pengembangan,
diasosiasikan dengan peningkatan sebesar lima dolar dalam nilai pasar.
Industri jasa keuangan merupakan satu bidang lain dimana model penilaian cross-
sectional telah digunakan. Studi telah meneliti pengungkapan tambahan mengenai hutang
yang tidak dibayar debitur dan resiko suku bunga di bank. Penelitian lain melaporkan bahwa
pengungkapan tambahan bank mengenai nilai pasar wajar investasi sekuritasnya berkaitan
dengan nilai pasar diatas cost historis. Temuan ini memberikan keyakinan yang disyaratkan
SEC dan FASB pada metode mark to market.

5
D. PROSEDUR AUDIT DALAM PROSES PELAPORAN KEUANGAN
Asumsi yang mendasari semua penelitian yang di-review adalah bahwa informasi
laporan keuangan dapat diandalkan dalam arti yang telah disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum berdasarkan basis kas. Auditor independen berperan untuk
mengatasi kasus nyata. Auditor independen memperkaya kredibilitas laporan keuangan bagi
pihak ekstenal dan juga melakukan tugasnya sebagai fungsi kontrol untuk memantau kinerja
manajer dalam perusahaan. Suatu studi baru yang komprehensif mengambil sampel besar dari
kertas kerja auditor untuk menentukan jumlah dolar atas adjustment yang dilakukan terhadap
laporan keuangan. Adjustment-adjusment ini merupakan kolerasi auditor terhadap kesalahan
material dalam laporan keuangan yang bersangkutan.
Studi lainnya menemukan bahwa pengumungan laba kuartalan pada periode setelah
dikeluarkannya laporan audit yang qualified, rata-rata menyebabkan harga saham lebih
rendah dari perusahaan yang laporan auditnya unqualified. Terdapat bukti bahwa perusahaan
yang diaudit KAP Big Five dinilai lebih tinggi dibandingkan saat go public pertama kalinya
dan saat menerbitkan sekuritas selanjutnya. Ada juga bukti bahwa pengumuman laba
perusahaan yang diaudit KAP Big Five memiliki kredibilitas yang lebih tinggi.

E. PARA KREDITOR DAN DATA AKUNTANSI


Harga bunga hutang didasarkan pada default risk. Informasi perusahaan yang berupa data
akuntansi, mebantu kreditor dalam menentukan default risk. Beberapa bidang kajian riset
yaitu:
1. Data akuntansi sangat berguna untuk membedakan perusahaan mana yang akan
bangkrut dan perusahaan mana yang tidak,
2. Asosiasi data akuntansi juga dikaitan dengan pemeringkatan obligasi dan premi
tingkat bunga,
3. Asosiasi data akuntansi dikaitkan dengan perkiraan premi resiko suku bunga atas
hutang, dan
4. Studi eksperimental juga menguji kegunaan data akuntansi bagi kreditor.
Pada umumnya, studi-studi ini mendukung sensitifitas pengambilan keputusan pemberian
pinjaman terhadap data akuntansi, jadi dapat melengkapi temuan-temuan berbasis data
lapangan secara ekonomik.

6
F. PENGGUNAAN ALOKASI DALAM AKUNTANSI
Model akuntansi biaya historis masih merupakan kerangka dasar untuk laporan
keuangan. Inti dari model ini adalah aturan pengakuan pandapatan dan penandingan antara
pendapatan dengan biaya. Banyak biaya yang diakui dalam beberapa periode akuntansi, dan
disebut sebagai alokasi akuntansi. Alokasi telah dikritik dengan alasan karena bersifat terus
menerus. Tidak ada cara yang pasti untuk mengalokasikan biaya-biaya tersebut karena tidak
ada metode alokasi yang dapat dipastikan. Kenyataan bahwa alokasi akuntansi adalah arbitrer
tidak membuktikan bahwa informasi tersebut tidak berguna. Argumentasi alokasi tersebut
bersifat deduktif dan mempelajari logika biaya historis. Kegunaannya adalah pertanyaan yang
bersifat empiris, bukan masalah logika deduktif.
Riset pasar modal di area kebijakan akuntansi alternatif mendukung kearbitreran
alokasi akuntansi kebijakan alternatif yang tidak ada pengaruhnya terhadap arus kas dan tidak
berdampak pada harga sekuritas. Hal inilah yang mendukung alokasi akuntansi merupakan
arbitrer dan tidak mengandung informasi yang berguna. Namun, temuan-temuan riset juga
mendukung fakta bahwa investor tidaklah naïf dan mereka akan mampu menyesuaikan
angka-angka akuntansi agar bisa dibandingkan antar perusahaan.
Harus diingat juga bahwa alokasi hanya mewakili sebagian dari total informasi
akuntansi dalam laporan keuangan. Meskipun kritik terhadap alokasi tersebut valid, namun
kegunaannya bisa masih tinggi, yaitu pendekatan berbasis alokasi dari biaya historis masih
menjadi metode biaya yang paling efektif dalam pelaporan informasi keuangan di suatu
perusahaan.

7
REFERENSI

Wolk, Harry I., Michael G. Tearney, James L. Dodd. 2001. Accounting Theory “A
Conceptual and Institutional Approach” Fifth Edition. USA: South-Western College
Publishing.

Anda mungkin juga menyukai