Anda di halaman 1dari 7

TESTIMONI

1. Pemahaman Individu terhadap Pengetahuan

Para filsuf jaman dahulu dalam hal pencarian tentang pengetahuan, mereka
melakukan dengan aktivitas yang soliter (secara terpisah / sendiri - sendiri). Hal ini
ditekankan dalam pendekatan rasional, yang secara jelas diilustrasikan oleh Descartes dalam
Meditations (1641). Dimana ia melakukan meditasi di depan api, untuk mengetahui
keberadaan Tuhan.
Kaum empiris dengan metode paradigmanya memperoleh pengetahuan tentang dunia
melalui persepsi; untuk mengetahui p, anda harus memahami dan mempercayai p terlebih
dahulu.
Individu secara soliter menempatkan asal usul ilmu, baik berdasarkan pengetahuan
bawaan maupun pengetahuan empiris yang dibangun melalui persepsi.
Dalam bab ini kita akan mempertanyakan apakah keyakinan testimonial dapat
diterima dalam memperoleh kepercayaan yang terjustifikasi atau pengetahuan dari orang lain.

2. Tertimoni
Selain dari konsep individualistis untuk memahami suatu pengetahuan, ada juga
konsep dimana kita dapat memperoleh pengetahuan empiris dari orang lain, tanpa perlu
merasakan / mengetahuinya secara mendalam mengenai fakta yang relevan untuk diri kita
sendiri.
Sebagai contoh, tanggapan untuk pertanyaan berikut,
'Bagaimana Anda mengetahui hal itu?’ biasanya dijawab dengan :

'Seseorang mengatakannya kepada ku seperti itu’,


'Aku melihatnya di TV', atau
'Aku membacanya di buku'.

Istilah umum untuk pengetahuan semacam itu, adalah 'pengetahuan testimonial',


dengan 'testimoni' yang memiliki penerapan luas, hal ini berlaku dalam semua kasus, di mana
Anda akan diinformasikan, bahwa ada sesuatu yang sedemikian oleh orang lain. Pernyataan
testimonial dapat terdiri dari kata lisan, tertulis, rekaman, pantomim, isyarat dan segala
bentuk komunikasi yang dapat digunakan untuk memberikan informasi tentang dunia. Salah
satu contoh adalah gerakan kepala dalam merespon pertanyaan, baik mengangguk atau
menggeleng.

Berikut ini ada beberapa contoh dari pengetahuan testimonial :

- "Bus nomor 50 pergi ke Druid Heath" (Saya tidak pernah menaiki bus tersebut dan
melewati Druid Heath, jadi saya belum memastikan apakah hal ini benar)

- "Manusia memiliki otak” (Saya belum pernah melihatnya di dalam tengkorak


manusia siapa pun)

- “Papua terletak di sebelah timur Indonesia” (Peta memperlihatkan seperti itu, dan
saya belum pernah kesana sebelumnya)

- “Ulang tahun saya adalah 23 Februari” (Saya mengetahuinya dari perkataan /


penjelasan orangtua saya)

Dalam bab ini kita mempercayai contoh tersebut sebagai suatu pengetahuan. Hal ini
dikuatkan dengan adanya banyak testimoni yang telah diucapkan sebelumnya, kita tidak
memiliki pilihan selain mempercayainya, dan kita tidak memiliki kesempatan untuk
membuktikannya secara langsung. Isu utama yang menjadi pokok permasalahan selanjutnya
adalah “apakah” dan “bagaimana” kita terjustifikasi dalam menerima testimoni dari orang
lain. Terdapat dua catatan pembenaran, yaitu menurut Hume dan Thomas Reid.

3. Catatan Hume Mengenai Testimoni


Hume adalah salah satu ahli filsafat pertama yang menekankan pentingnya suatu
testimoni atau kesaksian, menurutnya 'Tidak ada jenis penalaran yang lebih umum, lebih
berguna, dan bahkan lebih diperlukan dalam kehidupan dari pada yang berasal dari
kesaksian seseorang dan laporan saksi mata dan penonton '.
Berikut kutipan pendapat dari Hume “Saya percaya pada apa yang dikatakan
seseorang, apabila saya tahu bahwa ia memiliki track record yang baik dalam hal itu, yakni
jika saya tahu bahwa ia telah dipercaya pernah mengatakan sesuatu yang benar
sebelumnya.“. Para kelompok yang mengadopsi pendapat Hume disebut dengan Humean.
Contoh, “Martha selalu membeli Christmas Radio Times, jadi dia tahu dan selalu
benar tentang apa yang ada di TV selama Natal”.

Berikutnya, ketika hari Boxing Day tiba, Martha memberitahu kepada Hume bahwa
film di hari Boxing Day adalah film Casablanca. Untuk memperoleh keyakinan
testimonial akan pernyataan tersebut, Hume tidak membutuhkan alasan yang mendalam
akan hal ini. Dan hume telah mengetahui sebelumnya mengenai track record dari
Martha.

Hume percaya kepada Martha, karena Hume memiliki bukti persepsi bahwa Martha
telah menyatakan sesuatu yang benar secara berturut – turut sebelumnya, dan dia ingat
bahwa Martha memiliki Track Record yang dapat diandalkan untuk dipercaya.

4. Argumen Martian
Disini kita akan membicarakan argumen yang bertentangan dengan catatan Humean
mengenai testimoni (kesaksian). Salah satu yang diungkapkan oleh Tony Coady (1973;1992);
menurut Humean kita memperoleh pembenaran kesaksian bukan berdasarkan hubungan
empiris antara pernyataan seseorang tentang dunia dan dunia yang sebenarnya.
Permasalahannya adalah kita hanya harus mempercayai si pembicara yang memiliki
bukti mengenai track record yang baik sebelumnya. Jika Humean tidak memiliki bukti, maka
pernyataan pembicara akan disebut salah dan Humean mengklaim bahwa mereka tidak
terjustifikasi dalam mempercayai pernyataan pembicara.
Menurut catatan Humean adalah memungkinkan untuk bertatap muka dengan
kelompok pembicara yang tidak terpercaya. Kelompok pembicara yang tidak terpercaya
disini disebut sebagai “Martians”. Menurut Tony Coady keberadaan dari Martians adalah
tidak ada. Dalam hal ini kita menyadari bahwa kesaksian kadang tidak selalu benar.

5. Catatan Reid Mengenai Testimoni

Humean mengklaim bahwa kita tidak memiliki alasan untuk menerima testimoni
seseorang, kecuali kita memiliki bukti yang kuat bahwa itu dapat diandalkan. Thomas Reid,
menunjukkan sebuah pendekatan yang bertentangan, ia berpendapat bahwa kita harus
menerima testimoni seseorang, kecuali kita memiliki alasan yang kuat untuk menyangkal
bahwa laporan itu tidak benar.
Pada umumnya kita hanya percaya pada apa yang orang lain katakan dan mungkin
kita mudah tertipu tentang hal tersebut. Seperti biasanya kita percaya terhadap apa yang kita
lihat dengan mata kepala kita sendiri.
Pernyataan kedua reid mengklaim bahwa percaya dibenarkan, karena secara alami
seseorang dibuat untuk menyuarakan kebenaran. Kita memiliki kecenderungan untuk
berbicara kebenaran, dengan menggunakan tanda - tanda bahasa, sehingga untuk
menyampaikan sentimen kita terhadap seseorang, tidak perlu seni atau pelatihan, maupun
tidak ada bujukan dan godaan, melainkan dorongan alamiah. Sebaliknya berbohong
merupakan benturan terhadap sifat alami kita.
Jadi, pernyataan tentang sifat manusia dimana kita memiliki sifat apriori yang tepat
untuk menerima testimoni. Karena testimoni yang benar terletak pada alam bawah sadar kita
untuk menerimanya. Dalam keadaan tertentu kita mengetahui seseorang mabuk atau gila, dan
juga sensitif terhadap: nada suara, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh, mungkin itu
menunjukkan bahwa kita memiliki masalah. Dalam keadaan biasa mungkin hal ini rasional
untuk percaya apa yang orang lain katakan dari pada mempercayai penilaian persepsi sendiri.

Contohnya:
Ronnie mungkin saja lebih baik dari Adi, dengan demikian ketika bermain di kolam
renang, Adi harus percaya padanya jika Ronnie mengatakan bahwa bola putih itu akan
melewati satu strip merah, bahkan bagi Adi itu seolah-olah tidak mungkin terjadi.

Demikian pula, jika telinga Camille adalah lebih baik daripada telingga Mawar,
maka Mawar harus percaya padanya jika Camille mengatakan bahwa biola mengeluarkan
suara selaras.

Seperti contoh yang mengilustrasikan di atas bahwa testimoni bukanlah sumber kedua
dari keyakinan, melainkan kita dibenarkan untuk mempercayai perkataan orang lain untuk
sesuatu yang bahkan mungkin bertolak belakang dengan keyakinan perpektual kita sendiri.
PERTANYAAN :

1. Apakah saya dibenarkan untuk percaya pada apa yang orang lain katakan kepada
saya?

Jawaban :
Iya, dibenarkan. Karena Testimoni / Kesaksian dari orang lain bukanlah sumber
kedua dari keyakinan, melainkan kita dibenarkan untuk mempercayai perkataan orang
lain tersebut meskipun terkadang perkataan tersebut bertolak belakang dengan
keyakinan kita sendiri.

2. Mendiskusikan testimoni dari Locke, dalam: "Sebuah Uraian Mengenai Pemahaman


Manusia",

Testimoninya adalah 'Bagai suatu kekayaan yang dipinjamkan, seperti uang dari
bidadari, meskipun itu suatu emas dalam genggaman kita entah dimanapun itu
didapat, suatu saat nanti akan menjadi daun dan debu ketika telah digunakan’

Jawaban :
Menurut kami, ada 2 pendapat atas testimoni dari Locke, yakni :
 Menurut pandangan Hume, testimoni diatas tidak merupakan pengetahuan
testimonial, karena kita tidak memiliki bukti yang kuat / track record yang
baik dari Locke, untuk mempercayai testimoninya.
 Lain halnya dengan Thomas Reid, menurutnya kita harus menerima testimoni
seseorang, kecuali kita memiliki alasan yang kuat untuk menyangkal bahwa
laporan itu tidak benar. Jadi testimoni dari Locke itu bisa dipercaya, kecuali
kita punya alasan tersendiri untuk menyangkalnya.

3. Pengetahuan apriori biasanya, adalah sesuatu yang kita dapatkan untuk diri kita
sendiri, melalui intuisi atau argumen beralasan. Pertimbangkan, apakah Anda juga
dapat memperoleh pengetahuan semacam itu melalui Testimoni?
Jawaban :
Menurut kami iya. Karena dalam testimoni, dimana kita dapat memperoleh
pengetahuan empiris dari orang lain, tanpa perlu merasakan / mengetahuinya secara
lebih mendalam mengenai fakta yang relevan untuk diri kita sendiri. Jadi pengetahuan
testimonial dapat berasal dari luar, atau tidak melalui pengalaman sendiri layaknya
pengetahuan apriori.

4. Seseorang berhak untuk menerima sesuatu yang benar, yang disajikan sebagai
kebenaran, dan yang ia pahami, kecuali jika ada alasan kuat untuk tidak meyakininya.
(Burge, 1993, hal. 467). Apakah pendapat Tyler Burge benar?

Jawaban :
Menurut kami pendapatnya benar, karena menurut pendapat Thomas Reid juga
demikian, ia berpendapat bahwa ‘kita harus menerima testimoni seseorang, kecuali
kita memiliki alasan yang kuat untuk menyangkal bahwa laporan itu tidak benar’.
Dimana secara alami seseorang dibuat untuk menyuarakan suatu kebenaran. Dan kita
memiliki kecenderungan untuk berbicara kebenaran, dengan menggunakan tanda -
tanda bahasa. Jadi, seseorang berhak untuk menerima suatu testimoni yang benar.

5. Seorang Guru Biologi yang juga merupakan orang yang kreasionis dan tidak percaya
akan evolusi melalui seleksi alam. Namun materi tentang evolusi ini, adalah
merupakan bagian dari kurikulum yang harus ia ajarkan kepada muridnya, dan karena
itu ia harus mengajarkannya.
Jika teori evolusi melalui seleksi alam itu benar, dapatkah para murid yang diajarnya
memperoleh pengetahuan tentang teori evolusi ini, dengan mendengarkan
pelajarannya?
Dapatkah Anda memperoleh pengetahuan testimonial, dari seseorang yang tidak tahu
atau tidak percaya pada apa yang mereka katakan?
Jawaban :
Menurut kami tidak. Berdasarkan pendapat Hume, dimana Humean mengklaim
bahwa kita tidak memiliki alasan untuk menerima testimoni seseorang, kecuali kita
memiliki bukti yang kuat bahwa itu dapat diandalkan.
Dalam hal ini Guru Biologi tersebut, tidak percaya dengan adanya evolusi, namun ia
mengajarkan kepada anak didiknya tentang evolusi. Jadi ini bertentangan menurut
pendapat Hume. Ini bukan merupakan pengetahuan testimonial, karena kita tidak
memiliki bukti yang kuat atau bukti yang bisa diandalkan. Juga Guru Biologi tersebut
tidak memiliki track record yang baik dalam materi evolusi, dimana ia sendiri tidak
percaya akan adanya evolusi oleh alam.

Anda mungkin juga menyukai