Anda di halaman 1dari 8

PROSEDUR PERAWATAN LUKA BAKAR DENGAN METODE

KONVENSIONAL

PENGERTIAN
Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang
diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik, bahan kimia, cahaya,
radasi, dan friksi.

TUJUAN
1. Mengurangi rasa sakit.
2. Mengistirahatkan bagian tubuh yang luka atau sakit.
3. Merawat semua derajat luka bakar sesuai dengan kebutuhan.
4. Mencegah terjadinya infeksi.
5. Mengangkat jaringan nekrotik.
6. Menghilangkan sekresi yang menumpuk dan jaringan mati pada luka dan insisi.
7. Membantu penyembuhan luka.

No. KOMPONEN
A PENGKAJIAN
 Kaji pesanan dokter termasuk jenis balutan, prosedur rawat luka dan
frekuensi ganti balut.
 Kaji keadaan luka (tipe luka, tipe eksudat atau cairan luka, tepi dan
kulit sekitar luka, ukuran luka serta tanda-tanda infeksi)
 Kaji tingkat nyeri klien dan kapan terakhir kali mendapatkan obat
penghilang nyeri.
 Kaji riwayat alergi terhadap obat atau plester.
 Pada geriatric imunosupresi dan resistensi, perlu tindakan asepsi yang
ketat untu mengurangi paparan mikroorganisme.
B PERENCANAAN
Persiapan alat
1. Set ganti balut steril:
 Pinset chirurgis.
 Pinset anatomis.
 Kassa steril.
 Gunting debridement.
 Kom: 2 buah.
2. Handscoon bersih.
3. Handscoon steril.
4. Piala ginjal.
5. Korentang steril.
6. NaCl 0,9%/ aquadest.
7. Spuit 5 cc atau 10 cc.
8. Obat luka sesuai kebutuhan (mis. Burnazin)
9. Gunting plester.
10. Plester atau hypapix atau perekat.
11. Perlak/alas plastik.
12. Kantong plastik.
13. Verband sesuai dengan ukuran kebutuhan k/p.
14. Meja dorong.

Persiapan klien dan keluarga


1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Siapkan lingkungan privasi klien dengan menutup tabir tempat tidur, k/p
tutup pintu dan jendela.
3. Atur ketinggian tempat tidur klien untuk memudahkan bekerja.
4. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas.
C DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko infeksi.
2. Gangguan integritas kulit.
D PELAKSANAAN
1. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan dan dekatkan meja dorong ke tempat
tidur klien.
2. Mencuci tangan.
3. Menggunakan handscoon bersih.
4. Letakkan perlak di bawah luka.
5. Bila luka bakar tertutup pakaian maka minta ijin untuk membuka
pakaian supaya luka terlihat jelas dan membuka pakaian dengan hati-
hati, bila sulit basahi dengan NaCl 0,9%.
6. Buka plester searah tumbuhnya rambut dan buka secara hati-hati mudah
dibersihkan.
7. Masukkan balutan kotor ke dalam plastik.
8. Mengkaji kondisi luka (tipe luka, tipe eksudat atau cairan luka, tepi dan
kulit sekitar luka, ukuran luka serta tanda-tanda infeksi).
9. Membersihkan luka bakar dengan cara mengirigasi yaitu dengan cara
mengaliri bagian luka menggunakan NaCl 0,9% dengan meletakan
bengkok di bawah luka terlebih dahulu.
10. Buka handscoon bersih.
11. Buka set ganti balut.
12. Menggunakan handscoon steril.
13. Melakukan debridement bila terdapat jaringan nekrotik dengan cara
memotong bagian nekrotik dengan mengangkat jaringan nekrotik
menggunakan pinset chirurgis dan digunting dengan gunting
debridement mulai dari bagian yang tipis menuju ke bagian tebal.
14. Bila ada bula dipecah dengan cara ditusuk dengan jarum spuit steril
sejajar dengan permukaan kulit dibagian pinggir bula kemudian
dilakukan pemotongan kulit bula dimulai dari pinggir dengan
menggunakan gunting dan pinset chirugis.
15. Mengeringkan luka dengan cara mengambil kasa steril dengan pinset
anatomis lalu kasa steril ditekankan pelan-pelan sehingga luka benar-
benar dalam kondisi kering.
16. Memberikan obat topikal sesuai dengan anjuran (mis. burnazin).
17. Menutup luka dengan kasa steril.
18. Memasang plester dengan digunting sesuai ukuran kemudian
ditempelkan di atas kasa steril.
19. Menjelaskan bahwa perawatan luka telah selesai.
20. Membereskan alat-alat yang telah digunakan beserta lingkungannya.
21. Memberi klien posisi yang nyaman.
22. Mencuci tangan.
E EVALUASI
1. Kebutuhan frekuensi ganti balutan.
2. Efek plester pada kulit.
3. Tanda-tanda infeksi dan adanya cairan luka.
F DOKUMENTASI
1. Lokasi dan jenis luka dan keadaan luka.
2. Keadaan balutan sebelumnya.
3. Cairan atau obat yang digunakan untuk merawat luka.
4. Pendidikan yang telah diberikan untuk klien.
5. Toleransi klien terhadap prosedur.
6. Tuliskan tanggal dan waktu mengganti balutan dengan plester dan
tempelkan pada balutan.
PROSEDUR PERAWATAN LUKA BAKAR DENGAN METODE
MOIST WOUND HEALING

PENGERTIAN
Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang
diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik, bahan kimia, cahaya,
radasi, dan friksi.

TUJUAN
8. Mengurangi rasa sakit.
9. Mengistirahatkan bagian tubuh yang luka atau sakit.
10. Merawat semua derajat luka bakar sesuai dengan kebutuhan.
11. Mencegah terjadinya infeksi.
12. Mengangkat jaringan nekrotik.
13. Menghilangkan sekresi yang menumpuk dan jaringan mati pada luka dan insisi.
14. Membantu penyembuhan luka.

No. KOMPONEN
A PENGKAJIAN
 Kaji pesanan dokter termasuk jenis balutan, prosedur rawat luka dan
frekuensi ganti balut.
 Kaji keadaan luka (tipe luka, tipe eksudat atau cairan luka, tepi dan
kulit sekitar luka, ukuran luka serta tanda-tanda infeksi).
 Kaji tingkat nyeri klien dan kapan terakhir kali mendapatkan obat
penghilang nyeri.
 Kaji riwayat alergi terhadap obat atau plester.
 Pada geriatric imunosupresi dan resistensi, perlu tindakan asepsi yang
ketat untu mengurangi paparan mikroorganisme.
B PERENCANAAN
Persiapan alat
1. Set ganti balut steril:
 Pinset chirurgis.
 Pinset anatomis.
 Kassa steril.
 Kom: 2 buah.
2. Handscoon bersih.
3. Handscoon steril.
4. Piala ginjal.
5. Korentang steril.
6. NaCl 0,9%/ aquadest.
7. Primary dressing: Hydrogel, dll.
8. Secondary dressing: Tranparant film/Hydrocolloid, dll.
9. Gunting plester.
10. Perlak/alas plastik.
11. Kantong plastik.
12. Meja dorong.

Persiapan klien dan keluarga


1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Siapkan lingkungan privasi klien dengan menutup tabir tempat tidur, k/p
tutup pintu dan jendela.
3. Atur ketinggian tempat tidur klien untuk memudahkan bekerja.
4. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas.
C DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko infeksi.
2. Gangguan integritas kulit.
D PELAKSANAAN
1. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan dan dekatkan meja dorong ke tempat
tidur klien.
2. Mencuci tangan.
3. Menggunakan handscoon bersih.
4. Letakkan perlak di bawah luka.
5. Bila luka bakar tertutup pakaian maka minta ijin untuk membuka pakaian
supaya luka terlihat jelas dan membuka pakaian dengan hati-hati, bila sulit
basahi dengan NaCl 0,9%.
6. Buka plester searah tumbuhnya rambut dan buka secara hati-hati mudah
dibersihkan.
7. Masukkan balutan kotor ke dalam plastik.
8. Mengkaji kondisi luka (tipe luka, tipe eksudat atau cairan luka, tepi dan
kulit sekitar luka, ukuran luka serta tanda-tanda infeksi).
9. Membersihkan luka bakar dengan cara mengirigasi yaitu dengan cara
mengaliri bagian luka menggunakan NaCl 0,9% dengan meletakan
bengkok di bawah luka terlebih dahulu.
10. Buka handscoon bersih.
11. Buka set ganti balut.
12. Menggunakan handscoon steril.
13. Mengeringkan luka dengan cara mengambil kasa steril dengan pinset
anatomis lalu kasa steril ditekankan pelan-pelan sehingga luka benar-
benar dalam kondisi kering.
14. Mengaplikasikan primary dressing seperti hydrogel pada luka secara
merata.
15. Menutup luka dengan secondary dressing seperti transparant
film/hydrocolloid.
16. Menjelaskan bahwa perawatan luka telah selesai.
17. Membereskan alat-alat yang telah digunakan beserta lingkungannya.
18. Memberi klien posisi yang nyaman.
19. Mencuci tangan.
E EVALUASI
1. Kebutuhan frekuensi ganti balutan.
2. Efek plester pada kulit.
3. Tanda-tanda infeksi dan adanya cairan luka.
F DOKUMENTASI
7. Lokasi dan jenis luka dan keadaan luka.
8. Keadaan balutan sebelumnya.
9. Cairan atau obat yang digunakan untuk merawat luka.
10. Pendidikan yang telah diberikan untuk klien.
11. Toleransi klien terhadap prosedur.
12. Tuliskan tanggal dan waktu mengganti balutan dengan plester dan
tempelkan pada balutan.

Anda mungkin juga menyukai