Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Fisika Dasar

Hari : Rabu
Jam : 08.00 WIB
Asisten : 1. Fitri Herawaty
2. Maysita Hamzah

GAYA PEGAS

Oleh :
FAKHRURRAZI
1105105010026

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2011
I. PENDAHULAUAN

A. Latar Belakang
Gerak yang terjadi apabila sebuah pegas diberi beban dan diberi simpangan
disebut gerak harmonis. Gerak harmonis itu terjadi karena dipengaruhi oleh gaya
yang berasal dari pegas. Gaya tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
dari besarnya jarak simpangan yang diberikan pada pegas dan oleh faktor nilai
tetapan pegas itu sendiri sehingga juga dapat mempengaruhi frekuensi dari pegas
tersebut, untuk menentukan nilai dari tetapan pegas tersebut dapat dilakukan dengan
2 cara yaitu cara statis dan cara dinamis, dalam prakikum ini dipakai cara statis dan
dinamis.
Penting bagi mahasiswa untuk mengetahui dan menguasainya, maka dilakukan
sebuah praktikum untuk memperdalam materi fisika tentang tetapan gaya pegas.
Selanjutnya untuk melengkapi praktikum tesebut, disusunlah laporan praktikum.
Laporan praktikum bertujuan pula untuk pemahaman secara lebih sistematis
menganai percobaan yang dilakukan pada praktik gaya pegas tersebut.

B. Tujuan praktikum
Tujuan praktikum adalah mempelajari pengaruh gaya terhadap perpanjangan
pegas dan konstanta pegas (k).
II. TINJAUAN PUSTAKA

Bila suatu benda yang digantungkan pada pegas ditarik sejauh x meter dan
kemudian dilepas, maka benda akan bergetar. Percepatan getarnya itu dapat dihitung
𝑘
dengan persamaan: 𝑎 = − 𝑚 𝑥. Dari persamaan ini, kita mengetahui bahwa

besarnya percepatan getar (a) sebanding dan berlawanan arah dengan simpangan (x)
(Ariswono, 2006).
Ketika kita menekan permukaan pegas, maka pegas akan tertekan. Namun, dia
juga melakukam perlawanan pada gaya tekan kita padanya. Gaya perlawanan dari
pegas untuk mempertahankan dirinya tersebut gaya pegas dengan pegas. Gaya pegas
dinyatakan dengan mengalikan antara konstanta pegas (setiap benda berbeda) dengan
jarak pegas tertekan. Rangkaian pegas ada dua yaitu seri dan paralel (Sugiyono,
2009).
Sebuah benda di atas permukaan bidang kasar, apabila kita tarik dengan gaya
sebesar F, pada awalnya benda sukar untuk bergerak. Mengapa hal itu terjadi ?
Dengan menambah gaya tarik maka benda akan mulai bergerak, semakin di tambah
gaya tarik maka benda bergerak. Ketika benda sudah bergerak, kita tidak merasakan
gaya hambat sebesar ketika awal kita menarik benda tersebut (Arifuddin, 2008).
III. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat


Praktikum Gaya Pegas dilakukan pada hari Rabu, tanggal 14 November
2011, berlangsung dari pukul 08.20 sampai 10.00 WIB di Laboratorium Fisika Dasar
Fakultas Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Universitas Syiah Kuala.

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:
1. Pegas
2. Mistar
3. Beban
4. Stopwatch
5. Statif
C. Cara Kerja
1. Percobaan Hukum Hooke
1. Pegas disusun pada sebuah statif.
2. Mistar diatur sehingga posisi jarum penunjuk pada jarum pegas tetap
mengarah pada angka nol pegas.
3. Massa m ditimbang dengan timbangan dan dicatat massa terukur.
4. Beban digantung pada ujung pegas dan dicatat pertambahan panjangnya.
5. Kegiatan no.3 dan 4 dilakukan sebanyak 5 kali dengan beban yang
berbeda.
2. Percobaan Gerak Harmonis Sederhana
1. Pegas disusun pada sebuah penyangga.
2. Beban m ditimbang dengan menggunakan neraca dan dicatat massa yang
terukur.
3. Beban m digantung pada ujung pegas.
4. Beban m ditarik kebawah sekitar 10 cm kemudian dilepaskan dan pada
saat yang bersamaan stopwatch dijalankan.
5. Stopwatch dimatikan setelah beban bergerak keatas kebawah lagi secara
berulang sebanyak 5 kali dan dicatat waktu yang terukur.
6. Langkah no.2 sampai 5 diulangi dengan massa beban yang berbeda.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Pengamatan


1. Percobaan Hukum Hooke
Tabel 4.1 Percobaan Hukum Hooke
No Massa beban m (kg) Pertambahan panjang pegas (n)
1 0,02 0,006
2 0,06 0,021
3 0,08 0,029
4 0,1 0,035
5 0,12 0,042

2. Percobaan Gerak Harmonis Sederhana


Tabel 4.2 Percobaan gerak harmonis sederhana
No Massa beban m (kg) Waktu 5 kali getaran (s) Periode T= 𝑡
5
1 0,05 1,45 0,29
2 0,06 1,50 0,3
3 0,08 2,04 0,408
4 0,1 2,10 0,42
5 0,12 2,12 0,424

B. Analisa Data
1. Percobaan Hukum Hooke
Pada percobaan hukum Hooke dengan menggunakan tabel 4.1, maka konstanta
pegas (k) dapat dicari dengan menggunakan rumus Hooke sebagai berikut:
F = k · Δx, F = m · g
Dari rumus Hooke tersebut, maka konstanta pegas (k) dapat dicari dari beberapa
ulangan pada percobaan hukum Hooke.
a. Pada massa beban 0,02 kg dengan pertambahan panjang pegas 0,006 m
F = m · g = (0,02) (10) = 0,2 N
𝐹 0,2
k= = = 33,3 𝑁⁄
𝛥𝑋 0,006 𝑚

b. Pada massa beban 0,06 kg dengan pertambahan panjang pegas 0,021 m


F = m · g = (0,06) (10) = 0,6 N
𝐹 0,6
k= = = 28,57 𝑁⁄
𝑚
𝛥𝑋 0,021
c. Pada massa beban 0,08 kg dengan pertambahan panjang pegas 0,029 m
F = m · g = (0,08) (10) = 0,8 N
𝐹 0,8
k= = = 27,58 𝑁⁄
𝛥𝑋 0,029 𝑚

d. Pada massa beban 0,1 kg dengan pertambahan panjang pegas 0,035 m


F = m · g = (0,1) (10) = 1 N
𝐹 1
k= = = 28,57 𝑁⁄
𝛥𝑋 0,035 𝑚

e. Pada massa beban 0,12 kg dengan pertambahan panjang pegas 0,042 m


F = m · g = (0,12) (10) = 1,2 N
𝐹 1,2
k= = = 28,57 𝑁⁄
𝛥𝑋 0,042 𝑚

2. Percobaan Gerak Harmonis Sederhana


Pada percobaan gerak harmonis sederhana dengan data pada tabel 4.2, maka
konstanta pegas (k) dapat dicari dengan menggunakan rumus seperti berikut:
4𝜋2 𝑚
k= Dimana nilai 4𝜋 2 = 39,48
𝑇2
Dari rumus diatas, maka konstanta pegas (k) dapat dicari dari beberapa
percobaaan gerak harmonis sederhana:
4𝜋ӆ2 𝑚 (39,48)(0,05) 1,974
a. = = = 23,4 𝑁⁄𝑚
𝑇2 (0,29)2 0,084

Jadi, konstanta pegasnya (k) adalah 23,5 𝑁⁄𝑚


4𝜋ӆ2 𝑚 (39,48)(0,06) 2,368
b. = = = 26,3 𝑁⁄𝑚
𝑇2 (0,3)2 0,09

Jadi, konstanta pegasnya (k) adalah 26,3 𝑁⁄𝑚


4𝜋ӆ2 𝑚 (39,48)(0,08) 3,158
c. = = = 19,02 𝑁⁄𝑚
𝑇2 (0,408)2 0,166

Jadi, konstanta pegasnya (k) adalah 19,02 𝑁⁄𝑚


4𝜋2 𝑚 (39,48)(0,1) 3,948
d. = = = 22,43 𝑁⁄𝑚
𝑇2 (0,42)2 0,176

Jadi, konstanta pegasnya (k) adalah 22,43 𝑁⁄𝑚


4𝜋ӆ2 𝑚 (39,48)(0,12) 4,737 𝑁⁄
e. = = = 26,46 𝑚
𝑇2 (0,424)2 0,179

Jadi, konstanta pegasnya (k) adalah 26,46 𝑁⁄𝑚


C. Pembahasan
1. Hukum Hooke
Pada praktikum hukum Hooke terlihat bahwa semakin berat beban yang di
berikan maka pertambahan panjang pegas akan semakin panjang. Seperti pada
ulangan kedua diberikan beban seberat 0,06 kg maka pertambahan pegas menjadi
0,021, berbeda dengan ulangan pertama yang diberi beban seberat 0,02 kg maka
perpanjangan pegas hanya 0,006 m. Hal ini terjadi karena beban kedua yang
digantungkan lebih besar massanya dibandingkan dengan beban pertama. Dapat
diketahui bahwa berat suatu beban ikut mempengaruhi pertambahan panjang suatu
benda, semakin berat massa suatu benda, maka pertambahan panjang pegas pun
semakin bertambah.
Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu
fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pegas. Besarnya gaya Hooke ini
secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari posisi
normalnya, atau lewat rumus matematis dapat digambarkan sebagai berikut:

di mana:
F adalah gaya (Newton).
k adalah konstante pegas (N/m)
x adalah jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya (Meter).
2. Gerak Harmonis Sederhana
Pada praktikum gerak harmonis sederhana digunakan pegas yang pada ujungnya
di gantung sebuah beban kemudian beban tersebut di tarik dan di lepaskan, ini
dilakukan untuk melihat gerak harmonis sederhana sebuah beban. Pada ulangan
pertama digunakan beban 0,006 kg ditarik sejauh 0,1 m dan membutuhkan waktu
1,50 sekon untuk lima kali getaran. Dan pada ulangan selanjutnya berat beban
tersebut ditambah, contohnya pada ulangan ketiga dengan berat beban 0,1 kg dan
ditarik sejauh 0,1 m membutuhkan waktu 2,04 s dalam lima kali getaran. Dari dua
percobaan ini dapat dapat disimpulkan bahwa semakin berat beban yang diberi maka
semakin lama waktu yang dibutuhkan beban untuk bergetar dalam lima kali getaran.
Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak - balik benda melalui suatu titik
keseimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu
konstan. Gerak harmonik sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu: gerak
harmonik Sederhana linier, misalnya penghisap dalam silinder gas, gerak osilasi air
raksa, gerak horizontal atau vertikal dari pegas, dan sebagainya. Gerak harmonik
sederhana angular, misalnya gerak bandul atau bandul fisis, osilasi ayunan torsi, dan
sebagainya. Beberapa contoh Gerak Harmonik Sederhana adalah gerak harmonik
pada bandul dan gerak harmonik pada pegas.
V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat di ambil beberapa kesimpulan di
antaranya;
1. Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang
ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pegas.
2. Pada paraktikum hokum hooke terlihat bahwa semakin berat beban yang di
berikan maka pertambahan panjang pegas akan semakin panjang.
3. Gerak harmonis adalah gerak yang terjadi apabila sebuah pegas di beri
beban dan diberi simpangan.
4. Pada gerak harmonis semakin berat beban yang diberi maka semakin lama
waktu yang dibutuhkan beban untuk bergetar.
B. Saran
1. Laboratorium seharusnya lebih bersih dan rapi lagi.
2. Seharusnya fasilitas laboratorium lebih lengkap.
DAFTAR PUSTAKA

Arifuddin. M, A. 2008. Pelajaran Fisika Untuk SMA/MA. Semarang: Ganeca Exact.


Ariswono, D. dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: PT. Grafindo Media
Pratama.
Sugiyono, V. 2009. Jurus Sakti Menaklukkan Fisika SMA. Bandung: PT. Kawan
Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai