Anda di halaman 1dari 27

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 40-42, JAKARTA 12190


TELEPON (021) 5250208, 5251509; FAKSIMILE (021) 5732062; SITUS www.pajak.go.id
LAYANAN INFORMASI DAN PENGADUAN KRING PAJAK (021) 1500200;
EMAIL pengaduan@pajak.go.id, informasi@pajak.go.id

Nomor : S- [be /PJ.02/2018 IS ivit 2018


Sifat : Sangat Segera
Lampiran : Satu berkas
Hal : Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran Wajib Pajak
dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

Yth. 1. Para Kepala Kantor Wilayah DJP


2. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak
3. Para Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan
dan Konsultasi Perpajakan
di Seluruh Indonesia

Sehubungan dengan masih dikembangkannya prosedur dan sistem informasi


pendukung pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak serta pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,
dan untuk memberikan keseragaman dalam implementasinya bagi unit vertikal Direktorat
Jenderal Pajak, bersama ini disampaikan arahan sebagai berikut:
A. Dasar Hukum dan Prosedur Terkait
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Undang-Undang KUP).
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan
Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah beberapa
kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 (Undang-Undang
PPN).
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 147/PMK.03/2017 tentang Tata Cara
Pendaftaran Wajib Pajak dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak serta
Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PMK-147).
4. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara
Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan
Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan
Pemindahan Wajib Pajak, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-02/PJ/2018 (PER-20).
5. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 tentang Bentuk, Ukuran,
Tata Cara Pengisian Keterangan, Prosedur Pemberitahuan dalam rangka
Pembuatan, Tata Cara Pembetulan atau Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan
Faktur Pajak sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal
Pajak Nomor PER-17/PJ/2014 (PER-24).

6. Peraturan .0(t
-2-

6. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ/2015 tentang Tata Cara


Pemberian dan Pencabutan Sertifikat Elektronik (PER-28).
7. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang
Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha
dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak
dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan
Pemindahan Wajib Pajak, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2013 (SE-60).
8. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-69/PJ/2015 tentang Prosedur
Pemberian dan Pencabutan Sertifikat Elektronik (SE-69).
B. Pendaftaran Wajib Pajak
1. Orang pribadi yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif wajib
mendaftarkan dirinya ke KPP atau KP2KP yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal Wajib Pajak. Namun demikian, meskipun belum memenuhi persyaratan
subjektif atau objektif, orang pribadi diperkenankan mendaftarkan dirinya untuk
memperoleh NPWP ke KPP atau KP2KP yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal Wajib Pajak, dengan memperhatikan dokumen yang disyaratkan
sebagaimana diatur dalam PER-20.
2. Untuk mendukung program peningkatan kemudahan berusaha (ease of doing
business) bagi Wajib Pajak, telah dilakukan penyederhanaan dokumen yang
disyaratkan dalam pendaftaran Wajib Pajak sebagaimana diatur dalam PER-20
dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Lampiran Huruf A surat ini. Dengan
demikian, unit vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang menangani pendaftaran
Wajib Pajak agar tidak menambahkan dokumen persyaratan pendaftaran Wajib
Pajak selain yang telah ditentukan dalam PER-20.
3. Dalam hal dokumen yang disyaratkan dalam pendaftaran Wajib Pajak telah tersedia
dalam bentuk data elektronik pada basis data Direktorat Jenderal Pajak, maka Wajib
Pajak tidak perlu melampirkan dokumen yang disyaratkan tersebut.
4. Wajib Pajak dapat dipindahkan ke KPP yang sesuai dengan tempat tinggal atau
tempat kedudukan yang sebenarnya meskipun sedang berada dalam proses
pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan, antara lain pemeriksaan,
penagihan, pemeriksaan bukti permulaan dan penyidikan, dengan petunjuk tindak
lanjut sebagaimana tercantum dalam Lampiran Huruf B surat ini.
C. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
1. Beberapa pokok pengaturan mengenai pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP)
dalam PMK-147 yaitu:
a. Pelaporan usaha untuk dikukuhkan sebagai PKP oleh Pengusaha terdiri dari:
1) permohonan pengukuhan PKP; dan
2) permintaan aktivasi Sertifikat Elektronik.
b. Permohonan pelaporan usaha tersebut harus dilengkapi dengan dokumen yang
disyaratkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 PMK-147 serta harus
memenuhi ketentuan terkait kepatuhan perpajakan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 49 PMK-147.
c. Terhadap permohonan pelaporan usaha tersebut, KPP atau KP2KP melakukan
penelitian administrasi atas pemenuhan kelengkapan dan kesesuaian dokumen
yang disyaratkan serta ketentuan terkait kepatuhan perpajakan.
d. Pengukuhan .12/
-3-

d. Pengukuhan PKP dilakukan paling lama 1 (satu) hari kerja setelah permohonan
pengukuhan PKP diterima lengkap.
e. Berdasarkan hasil penelitian administrasi tersebut, KPP atau KP2KP dapat
menerima permohonan Pengusaha untuk dikukuhkan sebagai PKP dan
memberikan Sertifikat Elektronik.
f. PKP dapat mengajukan permintaan aktivasi Sertifikat Elektronik sebagaimana
dimaksud dalam huruf a angka 2), pada saat:
1) bersamaan dengan permohonan pengukuhan PKP; atau
2) paling lama 3 (tiga) bulan setelah dikukuhkan sebagai PKP.
g. Terhadap permintaan aktivasi Sertifikat Elektronik, KPP atau KP2KP melakukan
penelitian lapangan untuk meneliti kesesuaian antara dokumen pendukung
pengukuhan PKP dengan keadaan yang sebenarnya.
h. Berdasarkan hasil penelitian lapangan, kepala KPP atau KP2KP memberikan
keputusan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah:
1) PKP dikukuhkan, dalam hal permintaan aktivasi Sertifikat Elektronik
disampaikan bersamaan dengan permohonan pengukuhan PKP
sebagaimana dimaksud dalam huruf f angka 1); atau
2) permintaan aktivasi Sertifikat Elektronik diterima, dalam hal permintaan
aktivasi Sertifikat Elektronik disampaikan tidak bersamaan dengan
permohonan pengukuhan PKP sebagaimana dimaksud dalam huruf f angka
angka 2).
i. Keputusan sebagaimana dimaksud dalam huruf h yaitu:
1) mengaktifkan Sertifikat Elektronik, dalam hal dokumen yang disyaratkan
dalam pengukuhan PKP telah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya;
atau
2) mencabut pengukuhan PKP, dalam hal ditemukan ketidaksesuaian antara
dokumen yang disyaratkan dalam pengukuhan PKP dengan keadaan yang
sebenarnya.
2. Sebelum diterbitkannya peraturan pelaksanaan PMK-147 dan dengan
mempertimbangkan kesiapan sistem informasi pendukungnya, maka untuk tetap
dapat melaksanakan salah satu ketentuan dalam PMK-147 yaitu penyelesaian
permohonan pengukuhan PKP dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) hari kerja
setelah permohonan diterima, KPP atau KP2KP agar melakukan langkah-langkah
penanganan sebagai berikut:
a. Prosedur pengukuhan PKP terdiri dari:
1) Prosedur pengukuhan PKP sesuai dengan SE-60, yang dilakukan tanpa
melalui prosedur verifikasi lapangan dalam rangka pengukuhan PKP; dan
2) Prosedur pemberian serta aktivasi Sertifikat Elektronik sesuai dengan
SE-69, yang dilakukan setelah penelitian lapangan.
b. Formulir yang digunakan dalam rangkaian kegiatan pengukuhan PKP serta
pemberian dan aktivasi Sertifikat Elektronik sebagaimana dimaksud dalam huruf
a adalah sebagai berikut:
1) Formulir yang digunakan Pengusaha untuk melaporkan usahanya guna
dikukuhkan sebagai PKP yaitu Formulir Pengukuhan PKP sebagaimana
diatur dalam Lampiran I PER-20.
2) Formulir yang digunakan Pengusaha untuk meminta aktivasi Sertifikat
Elektronik adalah sebagai berikut:
a) Formulir e/e
-4-

a) Formulir Permintaan Sertifikat Elektronik sebagaimana diatur dalam


Lampiran I PER-28.
b) Formulir Surat Pernyataan Persetujuan Penggunaan Sertifikat
Elektronik Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana diatur dalam
Lampiran II PER-28.
c) Formulir Permohonan Kode Aktivasi dan Password sebagaimana diatur
dalam Lampiran IV A PER-24.
d) Formulir Permohonan Aktivasi Akun PKP sebagaimana diatur dalam
Lampiran I E PER-24.
3) Format laporan penelitian administrasi pengukuhan PKP dapat dibuat
secara manual dengan contoh sebagaimana terlampir dalam Lampiran
Huruf D dan Huruf E surat ini.
4) Format Surat Pengukuhan PKP dibuat dengan menggunakan format
sebagaimana diatur dalam Lampiran I F PER-20.
5) Format Surat Penolakan Pengukuhan PKP dibuat dengan menggunakan
format sebagaimana diatur dalam Lampiran I G PER-20.
6) Format Berita Acara Penelitian Lapangan dalam Rangka Aktivasi Sertifikat
Elektronik dibuat secara manual dengan contoh sebagaimana terlampir
dalam Lampiran Huruf F surat ini.
7) Format Laporan Penelitian Lapangan dalam Rangka Aktivasi Sertifikat
Elektronik dibuat secara manual dengan contoh sebagaimana terlampir
dalam Lampiran Huruf G surat ini.
8) Format Berita Acara Penyerahan Sertifikat Elektronik dibuat sesuai dengan
format dalam Lampiran V PER-28.
9) Format Surat Pencabutan Pengukuhan PKP dibuat dengan menggunakan
format sebagaimana diatur dalam Lampiran IV E PER-20.
10) Formulir pelaksanaan PMK-147 yang belum diatur, dapat dibuat secara
manual sesuai dengan ketentuan dalam PMK-147.
c. Untuk mendukung program peningkatan kemudahan berusaha (ease of doing
business) bagi Wajib Pajak, telah dilakukan penyederhanaan dokumen yang
disyaratkan dalam pengukuhan PKP sebagaimana diatur dalam PER-20 dengan
rincian sebagaimana tercantum dalam Lampiran Huruf C surat ini. Dengan
demikian, unit vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang menangani
pengukuhan PKP agar tidak menambahkan dokumen persyaratan
pengukuhan PKP selain yang telah ditentukan dalam PER-20.
d. Dalam hal dokumen yang disyaratkan dalam pengukuhan PKP telah tersedia
dalam bentuk data elektronik pada basis data Direktorat Jenderal Pajak, maka
Pengusaha tidak perlu melampirkan dokumen yang disyaratkan tersebut.
e. Proses pengukuhan PKP dan aktivasi Sertifikat Elektronik yaitu sebagai berikut:
1) Pengusaha yang akan melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
PKP dan sekaligus melakukan permintaan aktivasi Sertifikat Elektronik,
harus mengisi formulir sebagaimana dimaksud dalam huruf b angka 1) dan
angka 2).
2) Dalam hal Pengusaha tidak melakukan permintaan aktivasi Sertifikat
Elektronik bersamaan dengan permohonan pengukuhan PKP, PKP cukup
mengisi formulir sebagaimana dimaksud dalam huruf b angka 1).
3) Permintaan -to
-5-

3) Permintaan aktivasi Sertifikat Elektronik dapat dilakukan setelah PKP


dikukuhkan dengan menggunakan formulir sebagaimana dimaksud dalam
huruf b angka 2).
4) Prosedur penyelesaian permohonan pengukuhan PKP dilaksanakan dalam
jangka waktu 1 (satu) hari kerja dengan mengacu pada tahapan proses
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Huruf H surat ini.
5) Prosedur pemberian dan aktivasi Sertifikat Elektronik dilaksanakan dalam
jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja dengan mengacu pada tahapan proses
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Huruf I surat ini.
Sejak terbitkannya surat ini serta sepanjang petunjuk teknis pelaksanaan PMK-147
belum diterbitkan, maka pedoman pengukuhan PKP tidak lagi mengacu pada surat Direktur
Peraturan Perpajakan I nomor S-520/PJ.02/2017 tanggal 6 November 2017 hal Tata Cara
Pengukuhan PKP Sehubungan dengan Diundangkannya Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 147/PMK.03/2017 tentang Tata Cara Pendaftaran Wajib Pajak dan Penghapusan
NPWP serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan PKP, dan sepenuhnya mengacu
pada surat ini.
Demikian disampaikan untuk dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

a.n. Direk r Jenderal


Dire 'Or Peraturan Perpajakan I,
REP(/e!
Ian

is
jf anuara
P 19670128 199503 1 001

Tembusan:
1. Direktur Jenderal Pajak
2. Staf Ahli Bidang Kepatuhan Pajak
3. Staf Ahli Bidang Peraturan dan Penegakan Hukum Pajak
4. Staf Ahli Bidang Pengawasan Pajak
5. Para Direktur dan Tenaga Pengkaji di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
LAMPIRAN
Surat Direktur Peraturan Perpajakan I
Nomor : S- 160 /PJ.02/2018
Tanggal : tc Met 2018

A. DOKUMEN YANG DISYARATKAN DALAM PENDAFTARAN WAJIB PAJAK

No. Jenis Wajib Pajak Dokumen yang Disyaratkan


dalam Pendaftaran Wajib Pajak
1. Wajib Pajak orang pribadi Dokumen identitas diri:
yang tidak menjalankan 1. bagi WNI, yaitu fotokopi KTP; atau
usaha atau pekerjaan 2. bagi WNA:
(contoh: karyawan)
a. fotokopi paspor; dan
b. fotokopi KITAS; atau
c. fotokopi KITAP.
2. Wajib Pajak orang pribadi Dokumen identitas diri:
yang tidak memenuhi 1. bagi WNI, yaitu fotokopi KTP; atau
persyaratan subjektif 2. bagi WNA:
dan objektif tapi memilih
a. fotokopi paspor; dan
mendaftarkan diri
b. fotokopi KITAS; atau
c. fotokopi KITAP.
3. Wajib Pajak orang pribadi 1. Dokumen identitas diri:
yang menjalankan a. bagi WNI, yaitu fotokopi KTP; atau
usaha atau pekerjaan b. bagi WNA:
bebas
1) fotokopi paspor; dan
2) fotokopi KITAS; atau
3) fotokopi KITAP.
2. Dokumen yang menunjukkan tempat dan kegiatan
usaha:
a. surat pernyataan bermeterai yang
menyatakan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas yang dilakukan dan tempat atau lokasi
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
tersebut dilakukan; atau
b. keterangan tertulis atau elektronik dari
penyedia jasa aplikasi online yang merupakan
mitra usaha Wajib Pajak.
4. Wanita kawin yang 1. Identitas perpajakan suami:
dikenai pajak secara a. bila suami adalah WNI, yaitu fotokopi Kartu
terpisah karena: NPWP suami; atau
a. menghendaki secara b. bila suami adalah subjek pajak luar negeri,
tertulis berdasarkan yaitu fotokopi dokumen identitas perpajakan
perjanjian di luar negeri.
pemisahan 2. Dokumen yang menyatakan hubungan
penghasilan dan perkawinan:
harta, dan
a. kartu keluarga;
b. akta perkawinan; atau
c. dokumen sejenisnya. P
-2-

No. Dokumen yang Disyaratkan


Jenis Wajib Pajak
dalam Pendaftaran Wajib Pajak
b. wanita kawin yang 3. Dokumen yang menyatakan pelaksanaan hak dan
memilih kewajiban perpajakan istri dilakukan terpisah dari
melaksanakan hak suami:
dan kewajiban a. fotokopi perjanjian pemisahan penghasilan
perpajakannya dan harta; atau
secara terpisah b. surat pernyataan menghendaki
melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban
perpajakan terpisah dari hak dan kewajiban
perpajakan suami.
4. Dokumen yang menunjukkan tempat dan kegiatan
usaha:
a. surat pernyataan bermeterai yang
menyatakan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas yang dilakukan dan tempat atau lokasi
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
tersebut dilakukan; atau
b. keterangan tertulis atau elektronik dari
penyedia jasa aplikasi online yang merupakan
mitra usaha Wajib Pajak,
bila wanita kawin melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas.
5. Wajib Pajak orang pribadi 1. Dokumen identitas diri, yaitu fotokopi KTP.
wanita kawin yang 2. Dokumen yang menunjukkan tempat dan kegiatan
dikenai pajak secara usaha:
terpisah berdasarkan a. surat pernyataan bermeterai yang
keputusan hakim
menyatakan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas yang dilakukan dan tempat atau lokasi
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
tersebut dilakukan; atau
b. keterangan tertulis atau elektronik dari
penyedia jasa aplikasi online yang merupakan
mitra usaha Wajib Pajak,
bila wanita kawin melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas.
6. Wajib Pajak Orang 1. Dokumen identitas Wajib Pajak orang pribadi
Pribadi Pengusaha pemilik kegiatan usaha, yaitu fotokopi Kartu
Tertentu NPWP pusat (NPWP dengan tiga digit terakhir
berupa "000").
2. Dokumen yang menunjukkan tempat dan kegiatan
usaha:
a. surat pernyataan bermeterai yang
menyatakan kegiatan usaha yang dilakukan
dan tempat atau lokasi kegiatan tersebut
dilakukan; atau
b. keterangan tertulis atau elektronik dari
penyedia jasa aplikasi online yang merupakan
mitra usaha Wajib Pajak.

a
-3-

No. Jenis Wajib Pajak Dokumen yang Disyaratkan


dalam Pendaftaran Wajib Pajak
7. Wajib Pajak Badan yang 1. Identitas Badan:
berorientasi pada profit a. bagi Badan yang didirikan di dalam negeri,
(profit oriented) yaitu fotokopi akta pendirian atau dokumen
pendirian; atau
b. bagi BUT, yaitu keterangan penunjukan dari
kantor pusat.
2. Identitas salah satu pengurus:
a. bagi pengurus WNI:
1) fotokopi kartu NPWP; dan
2) fotokopi KTP;
atau
b. bagi pengurus WNA:
1) fotokopi paspor; dan
2) fotokopi kartu NPWP, bila telah terdaftar
sebagai Wajib Pajak.
3. Dokumen yang menunjukkan tempat dan kegiatan
usaha, yaitu surat pernyataan bermeterai dari salah
satu pengurus yang menyatakan kegiatan usaha
yang dilakukan Wajib Pajak Badan dan tempat atau
lokasi kegiatan tersebut dilakukan.
8. Wajib Badan yang tidak 1. Identitas salah satu pengurus:
berorientasi pada profit a. bagi pengurus WNI, yaitu fotokopi KTP; atau
(non profit oriented) b. bagi pengurus WNA, yaitu fotokopi paspor.
2. Dokumen yang menunjukkan tempat kegiatan,
yaitu surat pernyataan bermeterai dari salah satu
pengurus yang menyatakan kegiatan yang
dilakukan Wajib Pajak Badan dan tempat atau
lokasi kegiatan tersebut dilakukan.
9. Wajib Pajak Badan 1. Fotokopi perjanjian kerja sama atau akta
berbentuk Kerja Sama pendirian KSO.
Operasi (KSO) atau joint 2. Fotokopi Kartu NPWP masing-masing anggota
operation KSO yang diwajibkan memiliki NPWP.
3. Identitas salah satu pengurus KSO:
a. bagi WNI:
1) fotokopi Kartu NPWP; dan
2) fotokopi KTP;
atau
b. bagi WNA:
1) fotokopi paspor; dan
2) fotokopi kartu NPWP, bila telah terdaftar.
4. Dokumen yang menunjukkan tempat & kegiatan
usaha, yaitu surat pernyataan bermeterai dari salah
satu pengurus KSO yang menyatakan kegiatan
usaha yang dilakukan Wajib Pajak KSO dan tempat
atau lokasi kegiatan tersebut dilakukan.
-4-

Dokumen yang Disyaratkan


No. Jenis Wajib Pajak
dalam Pendaftaran Wajib Pajak
10. Cabang Wajib Pajak 1. Fotokopi Kartu NPWP pusat.
Badan 2. Dokumen yang menunjukkan tempat & kegiatan
usaha, yaitu surat pernyataan bermeterai dari
pimpinan cabang yang menyatakan kegiatan yang
dilakukan cabang Wajib Pajak dan tempat atau
lokasi kegiatan tersebut dilakukan.
11. Wajib Pajak Bendahara 1. Fotokopi dokumen penunjukan sebagai
Bendahara.
2. Fotokopi KTP orang pribadi yang ditunjuk sebagai
bendahara.

Dalam hal dokumen yang disyaratkan dalam pendaftaran Wajib Pajak telah tersedia
dalam bentuk data elektronik pada basis data Direktorat Jenderal Pajak, maka Wajib
Pajak tidak perlu melampirkan dokumen yang disyaratkan tersebut.

I
-5-

B. TINDAK LANJUT ATAS PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN YANG


MASIH BERADA DALAM PROSES PENYELESAIAN DI KPP LAMA DALAM RANGKA
PEMINDAHAN TEMPAT WAJIB PAJAK TERDAFTAR

1. Pemeriksaan Pajak
a. Dalam hal Wajib Pajak mulai dilakukan Pemeriksaan di KPP Lama pada tanggal
mulai terdaftar di KPP Baru, maka Pemeriksaan tersebut diselesaikan oleh KPP
Lama sampai dengan penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan Nota
Penghitungan.
b. Yang dimaksud dengan mulai dilakukannya Pemeriksaan yaitu Surat
Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan atau Surat Panggilan dalam rangka
Pemeriksaan Kantor telah disampaikan kepada Wajib Pajak.
c. Berdasarkan LHP dan Nota Penghitungan dari KPP Lama, KPP Baru
menerbitkan surat ketetapan pajak dan/atau Surat Tagihan Pajak (STP).
2. Pemeriksaan Bukti Permulaan
Dalam hal Wajib Pajak sedang dilakukan Pemeriksaan Bukti Permulaan di KPP
Lama pada tanggal mulai terdaftar di KPP Baru, maka Pemeriksaan Bukti Permulaan
tersebut diselesaikan oleh Kanwil DJP lama atau Direktorat Penegakan Hukum.
3. Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
a. Dalam hal Wajib Pajak sedang dilakukan Penyidikan di KPP Lama pada tanggal
mulai terdaftar di KPP Baru, maka Penyidikan tersebut diselesaikan oleh Kanwil
DJP lama atau Direktorat Penegakan Hukum.
b. Dalam hal Wajib Pajak sedang berada dalam proses penghentian Penyidikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44A atau Pasal 44B Undang-Undang KUP,
maka penghentian Penyidikan tersebut diselesaikan oleh Kanwil DJP Lama atau
Direktorat Penegakan Hukum.
4. Penagihan Pajak
Dalam hal Wajib Pajak masih memiliki utang pajak pada tanggal mulai terdaftar di
KPP Baru, tindakan penagihan dilakukan atau dilanjutkan oleh KPP Baru.
5. Pembetulan Ketetapan atau Keputusan di Bidang Perpajakan
Dalam hal Wajib Pajak sedang mengajukan permohonan pembetulan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 Undang-Undang KUP dan belum diterbitkan keputusan,
maka penyelesaiannya diproses sebagai berikut:
a. atas permohonan pembetulan yang jatuh temponya paling lama 1 (satu) bulan
setelah tanggal mulai terdaftar di KPP Baru, maka keputusan pembetulan
diterbitkan oleh KPP Lama atau Kanwil DJP lama, paling lama 1 (satu) hari
sebelum tanggal terdaftar di KPP Baru tersebut; atau
b. atas permohonan pembetulan yang jatuh temponya lebih dari 1 (satu) bulan
setelah tanggal mulai terdaftar di KPP Baru, maka:
1) laporan penelitian dan konsep surat keputusan dibuat oleh KPP Lama dan
surat keputusan pembetulan diterbitkan oleh KPP Baru; atau
2) laporan penelitian dan konsep surat keputusan dibuat oleh Kanwil DJP lama
dan surat keputusan pembetulan diterbitkan oleh Kanwil DJP baru.
6. Keberatan
Dalam hal Wajib Pajak sedang mengajukan permohonan keberatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 Undang-Undang KUP dan belum diterbitkan keputusan,
maka penyelesaiannya diproses sebagai berikut:
a. atas
-6-

a. atas permohonan keberatan yang jatuh temponya paling lama 1 (satu) bulan
setelah tanggal mulai terdaftar di KPP Baru, maka keputusan keberatan
diterbitkan oleh Kanwil DJP lama, paling lama 1 (satu) hari sebelum tanggal
terdaftar di KPP Baru tersebut; atau
b. atas permohonan pembetulan yang jatuh temponya lebih dari 1 (satu) bulan
setelah tanggal mulai terdaftar di KPP Baru, maka laporan penelitian dan konsep
keputusan keberatan dibuat oleh Kanwil DJP lama dan keputusan keberatan
diterbitkan oleh Kanwil DJP baru.
7. Upaya Hukum Sesuai Pasal 36 Undang-Undang KUP
Dalam hal Wajib Pajak sedang mengajukan permohonan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 36 Undang-Undang KUP, maka penyelesaiannya diproses sebagai
berikut:
a. atas permohonan yang jatuh temponya paling lama 1 (satu) bulan setelah
tanggal mulai terdaftar di KPP Baru, maka keputusan diterbitkan oleh Kanwil
DJP lama, paling lama 1 (satu) hari sebelum tanggal terdaftar di KPP Baru
tersebut; atau
b. atas permohonan yang jatuh temponya lebih dari 1 (satu) bulan setelah tanggal
mulai terdaftar di KPP Baru, maka laporan penelitian dan konsep keputusan
dibuat oleh Kanwil DJP lama dan keputusan diterbitkan oleh Kanwil DJP baru.
8. Tindak Lanjut atas Surat Keputusan Berdasarkan Pasal 16, Pasal 26, dan/atau
Pasal 36 Undang-Undang KUP yang Belum Ditindaklanjuti oleh KPP Lama
a. Pelaksanaan surat keputusan yang jatuh temponya paling lama 15 (lima belas)
hari setelah tanggal terdaftar di KPP Baru, diselesaikan oleh KPP Lama paling
lama 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal terdaftar di KPP Baru.
b. Pelaksanaan surat keputusan yang jatuh temponya lebih dari 15 (lima belas) hari
setelah tanggal terdaftar di KPP Baru, dilakukan di KPP Baru.
9. Tindak Lanjut atas Putusan Pengadilan Pajak atas Banding atau Putusan Peninjauan
Kembali Mahkamah Agung terkait Putusan Pengadilan Pajak atas Banding yang
diterima KPP Lama dan Belum Ditindaklanjuti oleh KPP Lama
a. Pelaksanaan surat keputusan yang jatuh temponya paling lama 15 (lima belas)
hari setelah tanggal terdaftar di KPP Baru, diselesaikan oleh KPP Lama paling
lama 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal terdaftar di KPP Baru.
b. Pelaksanaan surat keputusan yang jatuh temponya lebih dari 15 (lima belas) hari
setelah tanggal terdaftar di KPP Baru, dilakukan di KPP Baru.
10. Tindak Lanjut atas Putusan Pengadilan Pajak atas Gugatan atau Putusan
Peninjauan Kembali Mahkamah Agung terkait Putusan Pengadilan Pajak atas
Gugatan yang diterima KPP Lama dan Belum Ditindaklanjuti oleh KPP Lama
a. Pelaksanaan surat keputusan yang jatuh temponya paling lama 15 (lima belas)
hari setelah tanggal terdaftar di KPP Baru, diselesaikan oleh KPP Lama paling
lama 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal terdaftar di KPP Baru.
b. Pelaksanaan surat keputusan yang jatuh temponya lebih dari 15 (lima belas) hari
setelah tanggal terdaftar di KPP Baru, dilakukan di KPP Baru.
11. Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak
Dalam hal terdapat permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak
berdasarkan Pasal 17C atau Pasal 17D Undang-Undang KUP atau Pasal 9 ayat (4c)
Undang-Undang PPN yang belum diterbitkan Surat Keputusan Pengembalian
Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak (SKPPKP) oleh KPP Lama, maka
penyelesaiannya diproses sebagai berikut:
a. permohonan
-7-

a. permohonan pengembalian yang jatuh temponya paling lama 7 (tujuh) hari


setelah tanggal terdaftar di KPP Baru, KPP Lama menerbitkan SKPPKP paling
lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal terdaftar di KPP Baru; atau
b. permohonan pengembalian yang jatuh temponya lebih dari 7 (tujuh) hari setelah
tanggal terdaftar di KPP Baru, maka:
1) KPP Lama membuat laporan hasil penelitian dan nota penghitungan; dan
2) KPP Baru menerbitkan SKPPKP.
12. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang
Dalam hal terdapat permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang
seharusnya tidak terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) Undang-
Undang KUP dan belum diterbitkan SKPLB oleh KPP Lama, maka penyelesaiannya
diproses sebagai berikut:
a. permohonan pengembalian yang diterima oleh KPP Lama lebih dari 1 (satu)
bulan sebelum tanggal terdaftar di KPP Baru, KPP Lama menyelesaikan
permohonan tersebut sampai dengan SKPLB diterbitkan, paling lama 1 (satu)
hari kerja sebelum tanggal terdaftar di KPP Baru; atau
b. permohonan pengembalian yang diterima oleh KPP Lama paling lama 1 (satu)
bulan sebelum tanggal terdaftar di KPP Baru, maka permohonan tersebut
diselesaikan oleh KPP Baru sampai dengan SKPLB diterbitkan.
13. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak berdasarkan Pasal 17B Undang-
Undang KUP
Dalam hal pada tanggal terdaftar di KPP Baru terdapat permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak berdasarkan Pasal 17B Undang-Undang KUP yang
belum diterbitkan surat ketetapan pajak oleh KPP Lama, maka penyelesaiannya
diproses sebagai berikut:
a. permohonan pengembalian yang jatuh temponya paling lama 6 (enam) bulan
setelah tanggal terdaftar di KPP Baru, KPP Lama melakukan pemeriksaan
sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B Undang-
Undang KUP sampai dengan penyusunan LHP dan Nota Penghitungan dan KPP
Baru menerbitkan surat ketetapan pajak dan/atau Surat Tagihan Pajak; atau
b. permohonan pengembalian yang saat jatuh temponya lebih dari 6 (enam) bulan
setelah tanggal terdaftar di KPP Baru, dan:
1) KPP Lama belum mulai melakukan pemeriksaan, pemeriksaan dilakukan
oleh KPP Baru sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17B Undang-Undang KUP; atau
2) KPP Lama sudah mulai melakukan pemeriksaan, pemeriksaan dilanjutkan
oleh KPP Lama sampai dengan penyusunan LHP dan Nota Penghitungan
dan KPP Baru menerbitkan surat ketetapan pajak dan/atau Surat Tagihan
Pajak.
14. Dalam hal pada tanggal terdaftar di KPP Baru terdapat SKPPKP atau SKPLB, namun
belum diterbitkan Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
(SKPKPP) dan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP) oleh KPP Lama,
maka penyelesaiannya diproses sebagai berikut:
a. SKPKPP yang saat jatuh temponya paling lama 7 (tujuh) hari setelah tanggal
terdaftar di KPP Baru, KPP Lama menerbitkan SKPKPP dan/atau SPMKP paling
lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal terdaftar di KPP Baru; atau
b. SKPKPP yang saat jatuh temponya lebih dari 7 (tujuh) hari setelah tanggal
terdaftar di KPP Baru, maka KPP Baru menerbitkan SKPKPP dan/atau SPMKP.
15. Dalam
-8-

15. Dalam hal pada saat terdaftar di KPP Baru terdapat permohonan pemberian imbalan
bunga dengan mencantumkan nomor rekening dalam negeri Wajib Pajak yang belum
diterbitkan Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga (SKPIB), Surat Keputusan
Perhitungan Pemberian Imbalan Bunga (SKPPIB) dan/atau Surat Perintah
Membayar Imbalan Bunga (SPMIB) oleh KPP Lama, maka penyelesaiannya
diproses sebagai berikut:
a. terhadap permohonan yang mencantumkan nomor rekening dalam negeri Wajib
Pajak telah diterima KPP Lama lebih dari 7 (tujuh) hari sebelum tanggal terdaftar
di KPP Baru, KPP Lama menyelesaikan permohonan dimaksud sampai dengan
penerbitan surat penolakan pemberian imbalan bunga atau penerbitan SKPIB,
SKPPIB dan SPMIB paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal terdaftar
di KPP Baru; atau
b. terhadap permohonan pemberian imbalan bunga yang mencantumkan nomor
rekening dalam negeri Wajib Pajak telah diterima KPP Lama paling lama 7
(tujuh) hari sebelum tanggal terdaftar di KPP Baru, maka KPP Baru
menyelesaikan permohonan dimaksud sampai dengan penerbitan surat
penolakan pemberian imbalan bunga atau penerbitan penerbitan SKPIB,
SKPPIB dan SPMIB.
16. Dalam hal pada tanggal terdaftar di KPP Baru terdapat permohonan Wajib Pajak
selain sebagaimana dimaksud pada angka 5, angka 6, angka 7, angka 11, angka 12,
angka 13, dan angka 15 yang belum diterbitkan surat keputusan atau surat
persetujuan/penolakan oleh KPP Lama atau Kanwil DJP lama karena belum jatuh
tempo, maka penyelesaiannya diproses sebagai berikut:
a. permohonan yang diterima oleh KPP Lama lebih dari 7 (tujuh) hari sebelum
tanggal tanggal terdaftar di KPP Baru, KPP Lama menyelesaikan permohonan
dimaksud sampai dengan penerbitan surat keputusan atau surat
persetujuan/penolakan paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal
terdaftar di KPP Baru; atau
b. permohonan yang diterima oleh KPP Lama paling lama 7 (tujuh) hari sebelum
tanggal tanggal terdaftar di KPP Baru, maka KPP Baru menyelesaikan
permohonan dimaksud sampai dengan penerbitan surat keputusan atau surat
persetujuan/penolakan.

(
-9-

C. DOKUMEN YANG DISYARATKAN DALAM PENGUKUHAN PENGUSAHA


KENA PAJAK

Dokumen yang Disyaratkan


No. Jenis Wajib Pajak
dalam Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
1. Wajib Pajak orang Dokumen identitas din:
pribadi 1. bagi WNI, yaitu fotokopi KTP.
2. bagi WNA:
a. fotokopi paspor; dan
b. fotokopi KITAS; atau
c. fotokopi KITAP.
3. Surat pernyataan bermeterai dari Wajib Pajak
yang menyatakan kegiatan usaha yang dilakukan
dan tempat atau lokasi kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas tersebut dilakukan.
2. Wajib Pajak Badan 1. Dokumen identitas Badan:
a. bagi Badan yang didirikan di dalam negeri,
yaitu fotokopi akta pendirian atau dokumen
pendirian; atau
b. bagi BUT, yaitu keterangan penunjukan dari
kantor pusat.
2. Fotokopi kartu NPWP orang pribadi salah satu
pengurus, atau fotokopi Paspor dalam hal
pengurus merupakan WNA dan tidak memiliki
NPWP.
3. Surat pernyataan bermeterai dari salah satu
pengurus yang menyatakan kegiatan usaha yang
dilakukan Wajib Pajak Badan dan tempat atau
lokasi kegiatan usaha tersebut dilakukan.
3. Cabang Wajib Pajak 1. Dokumen penunjukan sebagai cabang:
Badan a. bagi Badan yang didirikan di dalam negeri,
yaitu fotokopi akta pendirian atau dokumen
pendirian; atau
b. bagi BUT, yaitu keterangan penunjukan dari
kantor pusat.
2. Fotokopi kartu NPWP orang pribadi salah satu
pengurus cabang, atau fotokopi Paspor dalam hal
pengurus merupakan WNA dan tidak memiliki
NPWP.
3. Surat pernyataan bermeterai dari salah satu
pengurus Badan yang menyatakan kegiatan
usaha yang dilakukan dan tempat atau lokasi
kegiatan usaha tersebut dilakukan.
4. Wajib Pajak Badan 1. Fotokopi perjanjian kerja sama atau akta pendirian
berbentuk Kerja Sama KSO.
Operasi (KSO) atau joint 2. Fotokopi kartu NPWP masing-masing Wajib Pajak
operation anggota KSO yang diwajibkan memiliki NPWP.
-10-

Dokumen yang Disyaratkan


No. Jenis Wajib Pajak
dalam Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
3. Fotokopi kartu NPWP orang pribadi salah satu
pengurus KSO, atau fotokopi Paspor dalam hal
pengurus KSO merupakan WNA dan tidak
memiliki NPWP.
4. Surat pernyataan bermeterai dari salah satu
pengurus KSO yang menyatakan kegiatan usaha
atau pekerjaan bebas yang dilakukan KSO dan
tempat atau lokasi kegiatan usaha tersebut
dilakukan.
5. Wajib Pajak Bendahara 1. Fotokopi KTP orang pribadi yang ditunjuk sebagai
Penerimaan Bendahara Penerimaan.
2. Fotokopi dokumen penunjukan sebagai
Bendahara Penerimaan.
Dalam hal dokumen yang disyaratkan dalam pengukuhan PKP telah tersedia dalam
bentuk data elektronik pada basis data Direktorat Jenderal Pajak, maka Pengusaha tidak
perlu melampirkan dokumen yang disyaratkan tersebut.
D. CONTOH FORMAT LAPORAN HASIL PENELITIAN TERHADAP PEMENUHAN
PERSYARATAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK BAGI WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI ATAU BENDAHARA PENERIMAAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN


Nomor LAP-
Pemenuhan Persyaratan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi atau Bendahara Penerimaan

Nama Wajib Pajak •


NPWP
No. Tidak
Rincian Penelitian Memenuhi
Memenuhi
A. Wajib Pajak Orang Pribadi
1. Formulir Pengukuhan PKP
2. Fotokopi KTP / Paspor, dan KITAS / KITAP*)
3. Surat pernyataan bermeterai yang menyatakan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang dilakukan
dan tempat atau lokasi kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas tersebut dilakukan.
4. Telah menyampaikan SPT Tahunan PPh untuk 2 (dua)
Tahun Pajak terakhir yang telah menjadi kewajibannya
5. tidak mempunyai utang pajak, kecuali utang pajak
yang telah memperoleh persetujuan untuk
mengangsur atau menunda pembayaran pajak
B. Bendahara Penerimaan
1. Formulir Pengukuhan PKP
2. Fotokopi KTP
3. Fotokopi dokumen penunjukan sebagai Bendahara
Penerimaan
C. Persyaratan Tambahan dalam Hal Wajib Pajak
Menggunakan Kantor Virtual sebagai Tempat Kegiatan
Usaha
1. Fotokopi kontrak, perjanjian, atau dokumen perikatan
sejenis antara penyedia jasa Kantor Virtual dan
Pengusaha
2. Fotokopi SIUP, SITU, TDP, TDUP, IUJK, atau
dokumen sejenis lainnya yang diterbitkan oleh pejabat
atau instansi yang berwenang
(minimal diterbitkan oleh kelurahan/desa setempat)
3. Pengusaha penyedia jasa Kantor Virtual telah
dikukuhkan sebagai PKP **)
Sete ah dilakukan penelitian terhadap Formulir Pengukuhan PKP, dokumen yang disyaratkan,
dan ketentuan pengukuhan PKP, dinyatakan bahwa Pengukuhan PKP atas nama Pengusaha
tersebut di alas:
Permohonan Pengukuhan PKP diterima
Permohonan Pengukuhan PKP ditolak

Tanggal
a.n. Kepala KPP/KP2KP*)
Petugas, Kepala Seksi Pelayanan***),

NIP NIP
Keterangan:
*) Pilih salah satu yang sesuai.
**) Penelitian dilakukan berdasarkan basis data perpajakan atau dokumen yang disampaikan Wajib
Pajak.
***) Redaksi "Kepala Seksi Pelayanan a.n. Kepala KPP" hanya dicantumkan dalam hal penelitian
dilakukan di KPP.
- 12 -

E CONTOH FORMAT LAPORAN HASIL PENELITIAN TERHADAP PEMENUHAN


PERSYARATAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK BAGI WAJIB PAJAK BADAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN


Nomor LAP-
Pemenuhan Persyaratan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Bagi Wajib Pajak Badan

Nama Wajib Pajak :


NPWP

No. Rincian Penelitian Tidak


Memenuhi
Memenuhi
A. Wajib Pajak Badan
1. Formulir Pengukuhan PKP.
2. Fotokopi akta pendirian atau dokumen pendirian
Badan dan perubahannya.
3. Fotokopi kartu NPWP orang pribadi salah satu
pengurus, atau fotokopi Paspor dalam hal pengurus
merupakan Warga Negara Asing (WNA) dan tidak
memiliki NPWP.
4. Surat pernyataan bermeterai dari salah satu
pengurus Badan yang menyatakan kegiatan usaha
yang dilakukan dan tempat atau lokasi kegiatan
usaha tersebut dilakukan.
5. Pemenuhan Persyaratan Kepatuhan Pengukuhan
PKP (syarat ini berlaku bagi Wajib Pajak Badan yang
bersangkutan serta pengurus dan/atau penanggung
jawab dari Wajib Pajak Badan):
a. telah menyampaikan SPT Tahunan PPh untuk 2
(dua) Tahun Pajak terakhir yang telah menjadi
kewajibannya; dan
b. tidak mempunyai utang pajak, kecuali utang pajak
yang telah memperoleh persetujuan untuk
mengangsur atau menunda pembayaran pajak.
B. Wajib Pajak Badan dengan Bentuk Kerja Sama Operasi (KSO)
1. Formulir Pengukuhan PKP.
2. Fotokopi perjanjian kerja sama atau akta pendirian
sebagai KSO.
3. Fotokopi kartu NPWP masing-masing anggota KSO
yang diwajibkan memiliki NPWP.
4. Fotokopi kartu NPWP orang pribadi salah satu
pengurus KSO, atau fotokopi Paspor dalam hal
pengurus merupakan WNA dan tidak memiliki
NPWP.
5. Surat pernyataan bermeterai dari salah satu
pengurus KSO yang menyatakan kegiatan usaha
yang dilakukan dan tempat atau lokasi kegiatan
usaha tersebut dilakukan.
6. Pemenuhan Persyaratan Kepatuhan Pengukuhan
PKP (syarat ini berlaku bagi Wajib Pajak anggota KSO
yang bersangkutan serta pengurus dan/atau
penanggung jawab dari KSO):
a. telah menyampaikan SPT Tahunan PPh untuk 2
(dua) Tahun Pajak terakhir yang telah menjadi
kewajibannya; dan
b. tidak mempunyai utang pajak, kecuali utang pajak
yang telah memperoleh persetujuan untuk
mengangsur atau menunda pembayaran pajak.
- 13 -

No. Tidak
Rincian Penelitian Memenuhi
Memenuhi
C. Wajib Pajak Cabang atau Bentuk Usaha Tetap (BUT)
1. Formulir Pengukuhan PKP.
2. Dokumen mengenai penunjukan sebagai cabang
atau BUT:
a. Fotokopi akta pendirian atau dokumen
pendirian, bagi Wajib Pajak cabang; atau
b. Surat keterangan penunjukan dari kantor pusat,
bagi BUT.
3. Fotokopi kartu NPWP orang pribadi salah satu
pengurus cabang atau BUT, atau fotokopi Paspor
dalam hal pengurus merupakan WNA dan tidak
memiliki NPWP.
4. Surat pernyataan bermeterai dari salah satu
pengurus cabang atau BUT yang menyatakan
kegiatan usaha yang dilakukan dan tempat atau
lokasi kegiatan usaha tersebut dilakukan.
5. Pemenuhan Persyaratan Kepatuhan Pengukuhan
PKP (syarat ini berlaku bagi Wajib Pajak cabang atau
BUT yang bersangkutan serta pengurus dan/atau
penanggung jawab dari Wajib Pajak):
a. telah menyampaikan SPT Tahunan PPh untuk 2
(dua) Tahun Pajak terakhir yang telah menjadi
kewajibannya; dan
b. tidak mempunyai utang pajak, kecuali utang pajak
yang telah memperoleh persetujuan untuk
mengangsur atau menunda pembayaran pajak.
D. Persyaratan Tambahan dalam Hal Wajib Pajak Menggunakan
Kantor Virtual sebagai Tempat Kegiatan Usaha
1. Fotokopi kontrak, perjanjian, atau dokumen sejenis
antara penyedia jasa Kantor Virtual dan Pengusaha.
2. Fotokopi SIUP, SITU, TDP, TDUP, IUJK, atau
dokumen sejenis lainnya yang diterbitkan oleh
pejabat atau instansi yang berwenang.
(minimal diterbitkan oleh kelurahan/desa setempat)
3. Pengusaha penyedia jasa Kantor Virtual telah
dikukuhkan sebagai PKP *)
Setelah dilakukan penelitian Formulir Pengukuhan PKP, dokumen yang disyaratkan, dan ketentuan
pengukuhan PKP, dinyatakan bahwa Pengukuhan PKP alas nama Pengusaha tersebut di alas:
Permohonan Pengukuhan PKP diterima
Permohonan Pengukuhan PKP ditolak

Tanggal
a.n. Kepala KPP/KP2KP**)
Petugas Khusus, Kepala Seksi Pelayanan***),

NIP NIP

Keterangan:
*) Lakukan penelitian berdasarkan basis data perpajakan atau dokumen manual yang
disampaikan Wajib Pajak.
**) Pilih salah satu yang sesuai.
***) Redaksi "Kepala Seksi Pelayanan a.n. Kepala KPP" hanya dicantumkan dalam hal
penelitian dilakukan di KPP.
- 14 -

F. FORMAT BERITA ACARA PENELITIAN LAPANGAN DALAM RANGKA AKTIVASI


SERTIFIKAT ELEKTRONIK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH DJP (1)
KANTOR (2)

BERITA ACARA
PENELITIAN LAPANGAN DALAM RANGKA AKTIVASI SERTIFIKAT ELEKTRONIK
NOMOR (3)

Pada hari ini , tanggal , bulan tahun (4), telah dilakukan peneltian
lapangan terhadap Pengusaha Kena Pajak:
Nama (5)
NPWP (6)
Alamat (7),
berdasarkan Surat Tugas nomor (8) tanggal (9) sebagai tindak lanjut Permintaan
Aktivasi Sertifikat Elektronik berdasarkan permohonan/jabatan *) tanggal ....... (11)
Hasil atas penelitian lapangan ini (12):

Pengusaha Kena Pajak bersedia hadir ke KPP/KP2KP 13) untuk melakukan


aktivasi Sertifikat Elektronik pada hari , tanggal , bulan , tahun 14).

Keberadaan tempat kegiatan usaha ditemukan/tidak ditemukan*)

Pengurus berhasil/tidak berhasil ditemui*)

*)

Berita Acara ini dibuat dengan sesungguhnya.

Dibuat di (15)

Petugas Peneliti, Pengusaha Kena Pajak,

(16) (18)
NIP (17) (19)

v
1
- 15 -

PETUNJUK PENGISIAN
BERITA ACARA PENELITIAN LAPANGAN
DALAM RANGKA AKTIVASI SERTIFIKAT ELEKTRONIK

Angka 1 : Diisi dengan nama Kanwil yang membawahkan KPP/KP2KP yang menerbitkan
Berita Acara Penelitian Lapangan Dalam Rangka Aktivasi Sertifikat Elektronik.
Angka 2 Diisi dengan nama KPP/KP2KP yang menerbitkan Berita Acara Penelitian
Lapangan Dalam Rangka Aktivasi Sertifikat Elektronik.
Angka 3 : Diisi dengan nomor Berita Acara Penelitian Lapangan Dalam Rangka Aktivasi
Sertifikat Elektronik.
Angka 4 : Diisi dengan hari, tanggal, bulan, dan tahun pembuatan Berita Acara Penelitian
Lapangan Dalam Rangka Aktivasi Sertifikat Elektronik.
Angka 5 : Diisi dengan nama Wajib Pajak.
Angka 6 : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak.
Angka 7 : Diisi dengan alamat Wajib Pajak.
Angka 8 : Diisi dengan nomor Surat Tugas
Angka 9 : Diisi dengan tanggal Surat Tugas.
Angka 10 : Coret yang tidak perlu.
Angka 11 : Dalam hal Permintaan Aktivasi Sertifikat Elektronik dilakukan berdasarkan
Permohonan, diisi dengan tanggal permohonan Wajib Pajak.
Dalam hal Permintaan Aktivasi Sertifikat Elektronik dilakukan sebagai tindak
lanjut Pengukuhan PKP secara jabatan, tanggal permohonan diisi dengan
tanggal Laporan Hasil Peneltian/Pemeriksaan.
Angka 12 Berikan tanda " 1j " sesuai hasil penelitian lapangan.
Angka 13 Diisi dengan nama KPP/KP2KP yang menerbitkan Berita Acara Penelitian
Lapangan Dalam Rangka Aktivasi Sertifikat Elektronik.
Angka 14 Diisi dengan hari, tanggal, bulan, dan tahun yang direncanakan Pengurus untuk
hadir ke KPP dengan memperhatikan batas waktu Aktivasi Sertifikasi
Elektronik.
Angka 15 Diisi dengan nama kota tempat Berita Acara Penelitian Lapangan Dalam
Rangka Aktivasi Sertifikat Elektronik dibuat.
Angka 16 : Diisi dengan nama Petugas Peneliti.
Angka 17 : Diisi dengan Nomor Induk Pegawai Petugas Peneliti.
Angka 18 : Diisi dengan nama PKP/Pengurus yang ditemui.
Angka 19 : Diisi dengan jabatan PKP/Pengurus yang ditemui.
- 16 -

G. CONTOH FORMAT LAPORAN HASIL PENELITIAN LAPANGAN DALAM RANGKA


AKTIVASI SERTIFIKAT ELEKTRONIK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH dengan nama Kantor Wilayah ybs)
dengan nama KPP dan/atau KP2KP ybs)

LAPORAN HASIL PENELITIAN LAPANGAN


DALAM RANGKA AKTIVASI SERTIFIKAT ELEKTRONIK

Nomor Laporan ....(Diisi dengan nomor laporan sesuai nomor urut)


Tanggal Laporan ....(Diisi dengan tanggal laporan dibuat)
Nama Wajib Pajak ....(Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diteliti)
NPWP ....(Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diteliti)
Alamat ....(Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diteliti)
Tahun Pajak ....(Diisi dengan Tahun Pajak yang diteliti)
- 17 -

A. IDENTITAS WAJIB PAJAK


a. Nama Wajib Pajak
b. NPWP
c. Alamat Wajib Pajak
d. Tanggal Pengukuhan PKP
e. Pengurus/Penanggung Jawab
f. Kegiatan Usaha
g. Kode Lapangan Usaha

B. DASAR PENELITIAN
Permintaan Aktivasi Sertifikat Elektronik dengan Bukti Penerimaan Surat Nomor
Tanggal
dengan nomor BPS dan tanggal permintaan aktivasi Sertifikat Elektronik yang menjadi
dasar dilakukannya penelitian).

C. SURAT TUGAS DAN TUJUAN PENELITIAN


1. Nomor : dengan nomor surat tugas penelitian)
2. Tanggal • (Diisi dengan tanggal surat tugas penelitian)
3. Tujuan : Pemberian Sertifikat Elektronik dan Aktivasi PKP

D. PELAKSANAAN PENELITIAN
1. Data/Dokumen yang tersedia
a.
b. .... dst
dengan data/dokumen yang tersedia berdasarkan surat permohonan pengukuhan PKP
dan permintaan Sertifikat Elektronik)
2. Kronologi Penelitian

(Uraikan jalannya penelitian lapangan secara urut, rinci dan jelas mengenai tahap-tahap
pelaksanaan penelitian, misalnya tanggal penerimaan permohonan, pengecekan lapangan
sesuai dengan urutan kejadian)

E. URAIAN HASIL PENELITIAN


1. Keberadaan PKP (Syarat Subjektif)
KONDISI PKP PADA SAAT PENELITIAN LAPANGAN
a. Pengusaha
Orang Pribadi Badan Bendahara
Penerimaan
b. Alamat Sesuai dengan Tidak sesuai
data KPP dengan data KPP

Dalam hal alamat tidak sesuai dengan data KPP, alamat


yang sebenarnya adalah .....
c. Status
Kepemilikan Milik sendiri Sewa
Tempat Sewa kantor Lainnya
Usaha virtual

d. Kegiatan
Sesuai dengan Tidak sesuai
Usaha/KLU data KPP dengan data KPP
Dalam hal kegiatan usaha tidak sesuai dengan data KPP,
maka kegiatan usaha yang ditemukan pada saat penelitian
lapangan diuraikan dalam kolom isian angka 2 huruf a.
/.
- 18 -

e. Status PKP
Pusat Cabang

f. PKP ybs/
Pengurus:
Dapat ditemui Tidak Dapat ditemui
(isi detail di
bawah ini
apabila
PKP/Pengurus
ditemui)
Nama ...
NPWP ...
Jabatan
AlamatfTelepon ...
e-mail ...
2. Kegiatan PKP (Syarat Objektif)
a. Gambaran umum kegiatan usaha PKP

(Uraikan informasi, data, keterangan, temuan, dokumen/bukti pendukung yang


diperoleh, pengujian yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan Penelitian, dan lain-
lain yang diperoleh selama penelitian lapangan berlangsung dengan jelas)

Gambaran umum harta yang digunakan untuk kegiatan usaha yang berada di
lokasi usaha pada saat penelitian lapangan.
(Uraikan informasi, data, keterangan, temuan, dokumen/bukti pendukung yang
diperoleh, pengujian yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan Penelitian, dan lain-
lain yang diperoleh selama penelitian lapangan berlangsung dengan jelas)

c. Foto tempatllokasi kegiatan usaha PKP

(Uraikan informasi, data, keterangan, temuan, dokumen/bukti pendukung yang


diperoleh, pengujian yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan Penelitian, dan lain-
lain yang diperoleh selama penelitian lapangan berlangsung dengan jelas)
Ditambahkan data geotagging lokasi usaha PKP dengan menampilkan koordinat
tagging.

F. SIMPULAN DAN USUL PETUGAS


Setelah dilakukan penelitian lapangan antara kesesuaian dokumen pada saat pengukuhan
PKP dengan keadaan yang sebenarnya, dinyatakan bahwa aktivasi Sertifikat Elektronik atas
nama PKP tersebut di atas:
❑ diterima
❑ ditolak, dengan alasan (diisi dengan alasan penolakan)

PKP/pengurus dapat hadir ke KPP pada tanggal


(wajib diisi dalam hal permohonan aktivasi Sertifikat Elektronik diterima)
- 19 -

G. DAFTAR LAMPIRAN
1. Formulir permohonan
2. Surat Tugas Penelitian Lapangan
3. Berita Acara Penelitian Lapangan
4. dst
(Diisi dengan semua dokumen atau surat-surat yang perlu dilampirkan, termasuk surat
permohonan Wajib Pajak, Surat Tugas Penelitian, foto lokasi usaha, d11)

Tempat, tanggal
Kepala Seksi Pelayanan/KP2KP Petugas Registrasi,

NIP NIP

Menyetujui
a.n. Direktur Jenderal Pajak
Kepala Kantor,

NIP
- 20 -

H. PROSEDUR PENYELESAIAN PERMOHONAN PENGUKUHAN PKP

1. Wajib Pajak
a. Mengisi dan mendatangani formulir permohonan pengukuhan PKP sebagaimana
diatur dalam Lampiran I PER-20.
b. Mengajukan permohonan pengukuhan PKP ke KPP atau KP2KP tempat Wajib
Pajak terdaftar dilengkapi dengan dokumen yang disyaratkan sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran Huruf C surat ini.
2. KPP atau KP2KP
a. Petugas menerima dan meneliti kelengkapan permohonan pengukuhan PKP dan
memberikan Bukti Penerimaan Surat kepada Wajib Pajak.
b. Petugas merekam permohonan pengukuhan PKP pada aplikasi e-reg.
c. Kepala Seksi Pelayanan atau Kepala KP2KP menunjuk petugas untuk melakukan
penelitian administrasi dalam rangka pengukuhan PKP.
d. Petugas melakukan penelitian administrasi atas pemenuhan persyaratan PKP,
meliputi:
1) terpenuhinya syarat kelengkapan dokumen permohonan pengukuhan PKP;
dan
2) terpenuhinya syarat kepatuhan Wajib Pajak dan/atau pengurus atau
penanggung jawab Wajib Pajak.
e. Penelitian atas syarat kepatuhan Wajib Pajak dan/atau pengurus atau penanggung
jawab Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam huruf d angka 2) dilakukan
melalui sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak, antara lain:
1) penelitian atas kepatuhan pelaporan SPT oleh Wajib Pajak dan/atau pengurus
baik yang terdaftar di KPP tempat diajukannya permohonan atau di KPP lain,
dilakukan melalui profil Wajib Pajak di SIDJP dan SIDJP Nine Modul Pelayanan
(TPT online);
2) penelitian atas utang pajak untuk Wajib Pajak dan/atau pengurus yang terdaftar
di KPP tempat diajukannya permohonan, dilakukan melalui SIDJP Informasi
dan Monitoring; dan
3) penelitian atas utang pajak bagi pengurus yang terdaftar di KPP lain, dilakukan
melalui aplikasi Pengampunan Pajak.
f. Petugas membuat laporan penelitian atas pemenuhan persyaratan PKP dengan
menggunakan format Laporan Penelitian sebagaimana dimaksud dalam Lampiran
Huruf D atau Huruf E surat ini.
g. Berdasarkan hasil penelitian administrasi sebagaimana dimaksud dalam huruf e,
Kepala KPP atau Kepala KP2KP menerbitkan keputusan paling lama 1 (satu) hari
kerja setelah permohonan diterima lengkap, berupa:
1) menerima permohonan pengukuhan PKP dengan menerbitkan Surat
Keputusan Pengukuhan PKP, dalam hal permohonan Pengusaha memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 dan Pasal 49 PMK-147; atau
2) menolak permohonan Pengusaha untuk dikukuhkan sebagai PKP dengan
menerbitkan Surat Penolakan Pengukuhan PKP, dalam hal permohonan
Pengusaha tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 48 dan Pasal 49 PMK-147.
h. Format Surat Pengukuhan PKP dibuat dengan menggunakan format sebagaimana
diatur dalam Lampiran I F PER-20.
i. Format Surat Penolakan Pengukuhan PKP dibuat dengan menggunakan format
sebagaimana diatur dalam Lampiran I G PER-20.
- 21 -

I. PROSEDUR PENYELESAIAN PERMOHONAN PERMINTAAN DAN AKTIVASI


SERTIFIKAT ELEKTRONIK
1. Wajib Pajak
a. Mengisi dan mendatangani formulir permohonan dalam rangka aktivasi Sertifikat
Elektronik yang meliputi:
1) Formulir Permintaan Sertifikat Elektronik sebagaimana diatur dalam Lampiran I
PER-28;
2) Formulir Surat Pernyataan Persetujuan Penggunaan Sertifikat Elektronik
Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana diatur dalam Lampiran II PER-28;
3) Formulir Permohonan Kode Aktivasi dan Password sebagaimana diatur dalam
Lampiran IVA PER-24; dan
4) Formulir Permohonan Aktivasi Akun PKP sebagaimana diatur dalam
Lampiran I E PER-24.
b. Mengajukan permohonan permintaan dan aktivasi Sertifikat Elektronik ke KPP atau
KP2KP tempat Wajib Pajak terdaftar dilengkapi dengan dokumen yang disyaratkan
sebagaimana dimaksud dalam PER-28.
c. Petugas KPP atau KP2KP akan menghubungi Wajib Pajak untuk memberitahukan
jadwal penelitian lapangan dan Wajib Pajak yang bersangkutan atau salah satu
pengurusnya harus berada di lokasi penelitian lapangan pada saat penelitian
tersebut dilakukan.
2. KPP atau KP2KP (Petugas Peneliti Lapangan)
a. Petugas menerima dan meneliti kelengkapan permohonan Wajib Pajak dan
memberikan Bukti Penerimaan Surat kepada Wajib Pajak.
b. Petugas merekam permohonan permintaan dan aktivasi Sertifikat Elektronik pada
menu penerimaan surat di aplikasi SIDJP sebagai surat lain-lain serta melengkapi
keterangan mengenai permohonan Wajib Pajak.
c. Kepala Seksi Pelayanan atau Kepala KP2KP menunjuk dan menugaskan petugas
untuk melakukan penelitian lapangan dalam rangka aktivasi Sertifikat Elektronik.
Terhadap penugasan penelitian lapangan ini dibuat Surat Tugas secara manual
dengan mengikuti kaidah pembuatan Surat Tugas yang berlaku.
d. Petugas yang ditunjuk melakukan penelitian lapangan untuk menguji apakah
dokumen pendukung pengukuhan PKP telah sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
e. Persiapan sebelum dilakukannya penelitian lapangan yaitu:
1) Petugas yang ditunjuk memberitahukan jadwal penelitian lapangan kepada PKP:
a) setelah PKP dikukuhkan, dalam hal permintaan aktivasi Sertifikat Elektronik
dilakukan bersamaan dengan permohonan pengukuhan PKP; atau
b) setelah permintaan aktivasi Sertifikat Elektronik diterima, dalam hal
permintaan aktivasi Sertifikat Elektronik dilakukan tidak bersamaan dengan
permohonan pengukuhan PKP,
dengan memperhatikan batas waktu pemberian keputusan atas permohonan
aktivasi Sertifikat Elektronik yaitu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah PKP
dikukuhkan atau permintaan aktivasi diterima.
2) Sebelum melakukan penelitian lapangan, petugas harus menyiapkan Berita Acara
Penelitian Lapangan dalam Rangka Aktivasi Sertifikat Elektronik untuk
ditandatangani oleh PKP pada saat penelitian lapangan.
f. Pada saat melakukan penelitian lapangan, PKP yang bersangkutan atau salah satu
pengurusnya harus berada di lokasi penelitian.
g. petugas dan PKP menandatangani Berita Acara Penelitian Lapangan dalam rangka
Aktivasi Sertifikat Elektronik dengan menggunakan contoh format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Huruf F surat ini.

ye
- 22 -

h. Setelah penelitian lapangan, Petugas yang ditunjuk membuat Laporan Penelitian


Lapangan dalam Rangka Pemberian dan Aktivasi Sertifikat Elektronik dengan
menggunakan contoh format Laporan Penelitian sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Huruf G surat ini.
i. Dalam hal penelitian lapangan dilakukan oleh petugas KP2KP dan telah diselesaikan,
Kepala KP2KP mengirimkan salinan Berita Acara Penelitian Lapangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf g dan Laporan Penelitian Lapangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf h kepada Kepala KPP atasannya dengan memperhatikan batas waktu
penyelesaian permohonan permintaan dan aktivasi Sertifikat Elektronik yaitu paling
lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah PKP dikukuhkan atau permintaan aktivasi
diterima KP2KP.
j. Berdasarkan Laporan Penelitian Lapangan sebagaimana dimaksud dalam huruf h
atau huruf i, Kepala KPP harus memberikan keputusan paling lama 10 (sepuluh) hari
kerja setelah PKP dikukuhkan atau setelah permintaan aktivasi Sertifikat Elektronik
diterima, berupa:
1) memberikan dan mengaktifkan Sertifikat Elektronik dengan membuat berita acara
penyerahan Sertifikat Elektronik, dalam hal dokumen pendukung pengukuhan
PKP telah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya; atau
2) mencabut pengukuhan PKP dengan menerbitkan Surat Pencabutan Pengukuhan
PKP, dalam hal dokumen pendukung pengukuhan PKP tidak sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
k. Dalam rangka pemberian dan pengaktifan Sertifikat Elektronik sebagaimana
dimaksud pada angka huruf j angka 1), petugas peneliti lapangan meminta PKP yang
bersangkutan dan/atau pengurus untuk datang ke KPP pada tanggal yang telah
ditentukan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Penelitian Lapangan dalam
rangka Aktivasi Sertifikat Elektronik sebagaimana dimaksud dalam huruf i.
I. PKP yang bersangkutan dan/atau pengurus diminta datang ke KPP guna
penandatanganan Berita Acara Penyerahan Sertifikat Elektronik yang prosedur
selanjutnya dilaksanakan oleh Petugas Khusus yang telah ditunjuk berdasarkan
Keputusan Kepala Kantor.
3. KPP (Petugas Khusus)
Berdasarkan Laporan Penelitian Lapangan, Petugas Khusus melaksanakan prosedur
penandatanganan Berita Acara Penyerahan Sertifikat Elektronik sesuai dengan ketentuan
dalam SE-69, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Petugas Khusus terlebih dahulu memastikan kebenaran PKP atau pengurus yang
hadir ke KPP telah sesuai dengan Laporan Penelitian Lapangan;
b. Petugas Khusus menyerahkan langsung kode aktivasi akun PKP kepada PKP atau
pengurus dalam amplop tertutup;
c. Petugas Khusus mengirimkan password kepada PKP melalui alamat email PKP yang
telah terdaftar di Direktorat Jenderal Pajak;
d. Petugas Khusus meminta PKP untuk mengaktifkan akun PKP;
e. Petugas Khusus meminta PKP atau pengurus untuk menyiapkan dan mengetik
secara langsung passphrase sebagai pengaman Sertifikat Elektronik; dan
f. Petugas Khusus meminta PKP atau pengurus menandatangani berita acara
penyerahan Sertifikat Elektronik.

tur Jenderal
tur Peraturan Perpajakan I,

Arid Yanuar
NIP 1967018 199503 1 001

Anda mungkin juga menyukai