Abdillah
Abdillah
al)
PENGGUNAAN BINDER HTPB BERENERGI TINGGI UNTUK
MENINGKATKAN ENERGETIK PROPELAN KOMPOSIT
(APPLICATION OF HIGH ENERGY HTPB BINDER TO ENHANCE THE
ENERGETIC OF COMPOSITE PROPELLANT)
Luthfia Hajar Abdillah1, Heri Budi Wibowo, Kendra Hartaya
Pusat Teknologi Roket
Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Jl. Raya Lapan No.2 Mekarsari, Rumpin, Bogor 16350, Jawa Barat
1e-mail : luthfia.hajar@lapan.go.id
ABSTRACT
Raising more energetic performance of propellant, the need of more energetic materials was
reported in recent studies, such as the need of energetic binders. The strict control of these materials
distribution was one of difficulties for getting it. So, it take in concern to have those materials
independently. The most common non-energetic binder was HTPB, to make it more energetic could be
established by introduce energetic groups like nitro group but remain in stable condition. This paper
was presenting the study of potential conversion of HTPB binder to energetic nitro-HTPB, which
pervades materials, equipments, and methods that can be applied in Indonesia. The process was
nitration of HTPB into nitro-HTPB. Based on its energetic study, nitro-HTPB has the potential to improve
energetic performance of composite solid propellant. The most effective method to synthesize nitro-HTPB
was nitration by sodium nitrite at low temperature (0oC).
ABSTRAK
Untuk mendapatkan performa propelan yang lebih energetik, penelitian terbaru menunjukkan
bahwa diperlukan penggunaan material-material yang bersifat lebih energetik, misalnya penggunaan
binder energetik. Pengawasan yang ketat atas peredaran material energetik seperti ini cukup
menyulitkan untuk mendapatkan material-material tersebut. Oleh karena itu kemandirian untuk
memiliki material tersebut sudah seharusnya menjadi perhatian. Binder propelan komposit yang paling
banyak digunakan saat ini adalah HTPB yang bersifat non-energetik. Untuk membuatnya lebih
berenergi tinggi dapat dilakukan dengan menambahkan gugus yang bersifat energetik seperti gugus
nitro, namun tetap aman digunakan (bersifat stabil). Tulisan ini mengkaji potensi konversi binder HTPB
menjadi nitro-HTPB yang bersifat energetik, meliputi material, peralatan, dan metode yang dapat
diaplikasikan di Indonesia. Prosesnya adalah nitrasi HTPB menjadi nitro-HTPB. Berdasarkan kajian
energetiknya, nitro-HTPB memiliki potensi untuk meningkatkan sifat energetik propelan padat
komposit. Metode proses pembuatan nitro-HTPB yang paling efektif dan optimal adalah proses nitrasi
dengan menggunakan bahan sodium nitrit pada suhu rendah (0oC).
35
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol.16 No.1 Juni 2018 : hal 35 – 44
36
Penggunaan Binder HTPB Berenergi Tinggi... (Luthfia Hajar, et.al)
(TMNMTAA), pentaerythritol tetrakis sesuai, dan bahannya dapat diperoleh di
azido acetate (PETAA), 1,2 diazido 3 fluro Indonesia.
dinitro ethoxy propane (DAFP), 1,3
diazido isopropyl fluro dinitroethyl formal 2 PERKEMBANGAN BINDER
(AFFO), dan Triphenyl Bismuth (TPB) ENERGETIK UNTUK PROPELAN
(Timnat, 1987; Ramezani dan Rothe, KOMPOSIT
2017; Wibowo, 2015c; 2015d). Senyawa energetik merupakan
Pengembangan propelan berenergi basis semua eksplosif dan komposisi
tinggi masih menjadi tantangan. Untuk propelan, mayoritas senyawa tersebut
mencapai efisiensi energi maksimum mengandung gugus nitro. Bisa C-Nitro
propelan padat perlu mengoptimalkan (misal, trinitrotoluene), O-Nitro (Nitrat
komponen campuran, maka harus ester, misal nitrogliserin) atau N-Nitro
dipertimbangkan fungsi dari binder yang (nitramin,misal RDX). Oleh karena itu
harus memberikan parameter rheology nitrasi merupakan bagian penting di
yang tepat sehingga memungkinkan dalam sintesis senyawa energetik
untuk menggunakan teknologi casting (Colclough dan Paul, 1996).
dan harus memberikan parameter Terdapat dua pendekatan yang
mekanik dari propelan. Pada saat yang mungkin untuk sintesis polimer
sama, binder harus menghasilkan energetik yaitu polimerisasi monomer
produk pembakaran dengan berat energetik dan memberikan gugus
molekul rendah dan memiliki entalpi energetik pada polimer inert (Agrawal,
pembentukan yang tinggi. Binder 2010). Pendekatan polimerisasi monomer
energetik merupakan polimer yang ter- energetik telah diaplikasikan pada
crosslink bersama bahan eksplosif sintesis polyoxetane energetik dan
dengan plasticiser menjadi jaringan tiga polyoxiranes energetik. Pendekatan
dimensi yang kuat dan fleksibel kedua yaitu diaplikasikan pada sintesis
(Badgujar, dkk., 2017). Nitrated-HTPB (NHTPB) ( Colclough dan
Binder HTPB selain memiliki kuat Paul, 1996).
mekanik yang baik juga aman dalam HTPB (Hydroxy terminated
proses pembuatannya. Beberapa binder polybutadiene) merupakan prepolimer
energetik memiliki stabilitas rendah yang paling banyak digunakan untuk
sehingga perlu penanganan khusus sistem binder pada propelan padat
dalam proses pembuatan propelan. komposit. Biasanya digunakan sebanyak
Salah satu binder energetik tinggi yang 10-15% massa dari komposisi propelan.
relatif stabil adalah nitro-HTPB. Senyawa HTPB adalah termasuk non-energetik
ini memiliki stabilitas yang tinggi dan binder, saat ini diperlukan untuk
karakteristik yang mirip dengan HTPB, mengganti berat inert tersebut dengan
sehingga proses pembuatan propelan polimer yang lebih energetik. Pada
tidak merubah kondisi operasionalnya. beberapa tahun sebelumnya telah
Selain itu, nitro-HTPB dapat dibuat dari banyak dilaporkan penggunaan
HTPB. Sayangnya HTPB sampai saat ini energetik binder, walaupun
tidak dapat diimpor, sehingga harus menghasilkan energi yang bagus tetapi
dibuat sendiri. Dalam tulisan ini maka tidak seperti komposisi propelan
dikaji proses pembuatan nitro-HTPB, berbasis HTPB, biasanya terjadi cacat
material, dan kondisi proses yang paling pada property mekaniknya, kesulitan
sesuai untuk dapat diaplikasikan yang pada solid loading yang lebih tinggi dan
efisien, murah, aman, peralatan yang
37
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol.16 No.1 Juni 2018 : hal 35 – 44
38
Penggunaan Binder HTPB Berenergi Tinggi... (Luthfia Hajar, et.al)
dalam aseton/dry ice bath (pendingin). karena itu, adanya nitrogen dalam
Dinitropentoksida dalam diklorometan reaktan pada akhirnya menghasilkan gas
ditambahkan ke dalam larutan tersebut, N2 . Gugus –NO2 dan –ONO2 merupakan
pendingin diambil setelah eksoterm awal sumber oksigen utama pada molekul
selesai. Ketika suhu mencapai 5oC energetik, yang berkontribusi secara
campuran reaksi dituangkan ke dalam signifikan pada proses detonasi atau
sodium bikarbonat berlebih dan air yang pembakaran (Badgujar, dkk., 2008).
selanjutnya diaduk hingga tidak tersisa Dalam rangka menghasilkan sistem
asam. Larutan disaring , dikeringkan binder yang lebih energetik dapat
dengan magnesium sulfat dan pelarut dilakukan dengan menambahkan gugus
diuapkan sehingga tertinggal produk nitro pada senyawa polimer yang
berupa liquid berwarna coklat (Colclough digunakan.
dan Paul, 1996). Penggunaan binder aktif tipe
Proses nitrasi polimer juga telah (CxHyNzOe)n dengan entalpi pembentukan
dilakukan Chien dan kawan-kawan ∆Hf = 42 kcal/kg (175 J/g) pada propelan
menggunakan prosedur nitromerkurasi padat yang mengandung oksidator
polybutadien. Mula-mula polybutadien dengan ∆Hf > 800 kcal/kg (3333 J/g)
dilarutkan dalam diklorometan, sama sekali tidak memerlukan fuel logam
kemudian ditambahkan merkuri klorida, (aluminum) dalam propelan (Komarov
sodium nitrit, dan tetrabutilammonium dan Shandakov, 1999).
bisulfat. HTPB merupakan prepolimer yang
Sejumlah air juga ditambahkan paling banyak digunakan untuk sistem
pada tahap ini. Proses reaksi dilakukan binder pada propelan padat komposit
di dalam vessel tertutup disertai karena menunjukkan kemampuan solid
pengadukan pada suhu ruangan. Pada loadingnya yang lebih tinggi daripada
akhir reaksi fase liquid dipisahkan dari sistem binder lainnya, yaitu bisa
fase solid. Residu solid ini dicuci mencapai 86-90% tanpa mengorbankan
menggunakan diklorometan. Fase kemudahan dalam pemrosesan (Gupta,
kombinasi diklorometan ini dicuci dkk., 2014). Maka untuk mendapatkan
dengan air. sistem binder yang lebih energetik, bisa
Larutan ini dikeringkan dan dengan menambahkan gugus nitro ke
diuapkan hingga menghasilkan polimer dalam senyawa HTPB melalui proses
nitromerkurasi terlarut. Pencucian nitrasi sehingga terbentuk senyawa baru
residu tak terlarut (menggunakan etanol Nitro-HTPB yang energetik.
dan air) dan mengeringkannya dalam Proses nitrasi dapat didefinisikan
vakum akan menghasilkan fraksi polimer secara sederhana sebagai pemberian
tak larut sebagai solid berwarna putih satu atau lebih gugus nitro (NO2) ke
(Chien, dkk ., 1980). dalam inti aromatik dengan penggantian
satu atom hidrogen (Booth, 2012).
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Proses nitrasi umumnya dilakukan
Polimer energetik umumnya melalui pendekatan sistem batch
mengandung bagian energetik seperti ataupun semi-batch yang mana
fluoro (-F), nitro (-NO2), nitrat (-NO3), atau reaksinya berjalan lambat, tetapi untuk
azida (-N3) di dalam binder (Agrawal, proses dengan skala yang lebih besar
2010). Molekul nitrogen memiliki energi telah dipertimbangkan proses dengan
internal lebih rendah daripada oksida pendekatan sistem kontinyu (Kulkarni,
nitrogen (NO, NO2,N2O3, dll.). Oleh 2014).
39
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol.16 No.1 Juni 2018 : hal 35 – 44
Diantara ketiga proses yang telah FTIR produk nitrasi diperoleh hasil pada
disebutkan sebelumnya dapat dilihat Tabel 4-2.
dari segi keamanan dan kemudahan Dari hasil analisa FTIR ketiga
proses maupun keamanan dan metode tersebut semua menunjukkan
kemudahan perolehan material yang adanya gugus nitro pada nilai panjang
masing-masing proses memiliki gelombang IR di sekitar 1500cm-1.
kecenderungan sebagaimana Panjang gelombang inilah yang
ditampilkan pada Tabel 4-1. kemudian menjadi patokan bahwa
Metode yang dilakukan Shekhar sudah polimer yang dinitrasi sudah
dan kawan-kawan relatif lebih aman mengandung gugus nitro di dalamnya.
dibandingkan dengan metode lainnya Analisa selanjutnya adalah
karena tidak melibatkan penggunaan menggunakan DSC pada heating rate
material yang berbahaya, walaupun 10oC per menit. Dari hasil analisa DSC,
proses yang dilakukan tidaklah cukup Colclough dan Paul melaporkan bahwa
mudah karena proses sintesis memakan glass transition temperature (Tg) dari
waktu yang cukup lama sehingga proses NHTPB adalah -58oC, sedangkan Tg dari
pengontrolan menjadi sesuatu yang 20% HTPB ternitrasi adalah -22oC.
perlu mendapat perhatian lebih. Eksoterm dimulai dari suhu 156oC dan
Dua metode lainnya relatif lebih mencapai maksimum pada 209oC (
berbahaya dan sulit dilakukan Colclough dan Paul, 1996).
mengingat adanya penggunaan gas Shekhar, et al memiliki hasil yang
nitrogen, selain itu juga penggunaan sedikit berbeda pada nilai Tg yaitu -
material yang bersifat toxic dan 61oC, suhu eksoterm dimulai sekitar
karsinogenik seperti diklorometan, 160oC dan maksimum terjadi pada
dinitrogen pentoksida, dan merkuri. 232oC dengan pelepasan energi sebesar
1032 J/g (Shekhar Pant, dkk ., 2013).
4.1 Identifikasi Nitro-HTPB Suhu dekomposisi dari 10%NHTPB
Identifikasi produk hasil reaksi dilaporkan menurun seiring dengan
dilakukan melalui serangkaian analisa kenaikan tekanan, sementara itu terjadi
diantaranya, analisa FTIR Spectroscopy kenaikan suhu dekomposisi seiring
(Fourier Transform Infrared Spectroscopy) dengan kenaikan rate pemanasan.
dan analisa DSC (Differential Scanning Dekomposisi termal terjadi pada 150-
Calorimetry). Berdasarkan hasil analisa 250 oC mengikuti hukum orde pertama
(Wang, dkk., 2009).
40
Penggunaan Binder HTPB Berenergi Tinggi... (Luthfia Hajar, et.al)
Tabel 4-2: NILAI PANJANG GELOMBANG GUGUSAN DARI PRODUK PROSES NITRASI
41
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol.16 No.1 Juni 2018 : hal 35 – 44
42
Penggunaan Binder HTPB Berenergi Tinggi... (Luthfia Hajar, et.al)
43
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol.16 No.1 Juni 2018 : hal 35 – 44
Timnat, Y.M., 1987. Advanced Chemical Rocket Wibowo, H. B., (2015). Peningkatan Sifat
Propulsion. Academic Press, 132-135. Mekanik Propelan Mandiri Berbasis
Wang, Q., Wang, L., Zhang, X., and Mi, Z. Pengaruh Bilangan OH terhadap Kinerja
(2009). Thermal stability and kinetic of Propelan: Teknologi Roket Sonda
decomposition of nitrated HTPB. Journal Indonesia 2015, Penerbit Indonesia Book
of Hazardous Materials, 172(2–3), 1659– Project, 273-290.
1664. Wibowo, H.B., (2015). Reduksi Struktur Vynil
https://doi.org/10.1016/j.jhazmat.200 Untuk Peningkatan Kualitas HTPB
9.08.040 Dengan Penggeseran Keseimbangan
Wibowo, H.B. (2015). Pengembangan Propelan Penataulangan Isomer: Buku Bunga
Mandiri untuk Roket Komposit. Rampai Teknologi Pesawat Terbang
Prosiding JASAKIAI 21 November 2013. Sebagai Mitra Pengembang Teknologi
157-162. Roket dan Satelit Nasional, Penerbit
Wibowo, H. B., 2015(b). Pemisahan Polimer Indonesia Book Project, 291-306.
HTPB Melalui Kolom Resin Berpori Wibowo, H.B., (2016). Kontrol Kualitas Bahan
Untuk Merubah Distribusi Berat Molekul Baku Propelan. Penerbit Indonesia Book
HTPB, Jurnal Teknologi Dirgantara, Project. 134-139.
13(1), 15-24.
44