Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS POTENSI BAHAN BAKU NAPHTHA SEBAGAI

BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) DAN NON BBM DALAM RANGKA


MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI DAN KETAHANAN NASIONAL

ANALYSIS OF THE POTENTIAL OF NAPHTHA RAW MATERIAL


AS FUEL (BBM) AND NON-FUEL IN SUPPORTING ENERGY SECURITY AND
NATIONAL RESILIENCE
Ully Mamba’atul Mukarromah1, Imam Supriyadi1, Rudy Laksmono1

PROGRAM STUDI KETAHANAN ENERGI, FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN,


UNIVERSITAS PERTAHANAN
(ullymukarromah19@gmail.com, imamsup@gmail.com, rlwidayatno@gmail.com)

Abstrak (Bahasa Indonesia) – BBM merupakan energi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Pada kilang minyak, naphtha adalah produk intermedia yang dijadikan bahan untuk pembuatan
BBM. Disisi lain, naphtha diperlukan untuk Industri Non BBM yaitu petrokimia. Menurut PP No. 79
Tahun 2014, prioritas pengembangan energi nasional diantaranya didasarkan pada prinsip
meminimalkan penggunaan minyak bumi dan memaksimalkan penggunaan energi terbarukan.
Penelitian ini menganalisis pemanfatan naphtha sebagai BBM dan Non BBM, menganalisis potensi
bahan baku naphtha, dan menganalisis prioritas potensi bahan baku naphtha sebagai BBM dan Non
BBM dengan menggunakan AHP. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode deskriptif. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu (1) pemanfaatan naphtha sebagai BBM
adalah untuk pembuatan bensin berupa premium, pertalite, pertamax, dan pertamax turbo,
sedangkan sebagai Non BBM adalah untuk petrokimia olefin dan aromatik; (2) bahan baku yang
berpotensi dijadikan naphtha yaitu minyak bumi, batubara, CPO, dan limbah plastik; (3) Dari hasil
AHP didapatkan bahwa prioritas potensi bahan baku naphtha sebagai BBM dan Non BBM adalah
CPO. CPO sebagai bahan baku naphtha memenuhi aspek availability, accessibility, acceptability, dan
sustainability. Sehingga penggunaannya dapat meningkatkan ketahanan energi dan ketahanan
nasional.
Kata Kunci: Diversifikasi Sumber Energi, Metode Analytical Hierarchy Process, Naphtha, Ketahanan
Energi, Potensi sumber energi

Abstract – Fuel is energy that is needed by the society. At oil refineries, naphtha is an intermedia
product used as a material for the manufacture of fuel. On the other hand, naphtha is needed for non-
fuel industries, namely petrochemicals. According to PP. 79 of 2014, the priority of national energy
development is based on the principle of minimizing the use of petroleum and maximizing the use of
renewable energy. This study aims to analyze the use of naphtha as fuel and non-fuel, analyze the
potential of naphtha raw materials, and analyze the priority of the potential of naphtha raw materials
as fuel and non-fuel by using AHP. This research uses a qualitative approach with descriptive methods.
The results obtained are (1) the utilization of naphtha as fuel is for the manufacture of gasoline such
as premium, pertalite, pertamax, dan pertamax turbo, while as Non-fuel is for petrochemical olefin
and aromatic; (2) raw materials that have the potential to be used as naphtha, namely petroleum, coal,
CPO, and plastic waste; (3) From the results of AHP obtained that the priority of potential raw
materials naphtha as fuel and non-fuel is CPO. CPO as raw material for naphtha meets the aspects of
availability, accessibility, acceptability, and sustainability. So that its use can increase energy security
and national resilience.
Keywords: Analytic Hierarchy Process Method, Diversification of Energy Sources, Energy Security,
Naphtha, Potential Sources of Energy

34 | Jurnal Ketahanan Energi | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


Pendahuluan kebutuhan naphtha naphtha saat ini
Energi memiliki peranan sangat penting adalah 2,5 juta TPA dan pada tahun 2023
dalam pembangunan nasional yang diproyeksikan kebutuhan naphtha untuk
berkelanjutan. PP No. 79 Tahun 2014 industri petrokimia nasional adalah 9,5
menjelaskan bahwa sasaran Kebijakan juta TPA (Kemenperin, 2020). Industri
Energi Nasional salah satunya adalah petrokimia terbesar di Indonesia yang
membangun paradigma bahwa sumber menggunakan naphtha sebagai bahan
energi sebagai modal pembangunan. baku adalah PT. Chandra Asri
Salah satu sumber energi yang saat ini Petrochemical. Untuk memenuhi
paling banyak digunakan di Indonesia kebutuhan bahan bakunya, industri ini
adalah minyak bumi (DEN, 2019). Sektor harus mengimpor naphtha terutama dari
dengan kebutuhan minyak bumi paling Timur tengah dengan biaya angkut yang
tinggi adalah sektor transportasi untuk signifikan (Helmilus, 2017).
Bahan Bakar Minyak. Dimana, Sesuai dengan arah kebijakan energi
kebutuhannya mencapai 1,4 juta barel per nasional Indonesia mengenai prioritas
hari. Sedangkan kemampuan produksi pengembangan energi. Dimana, pada PP
kilang hanya 850.000 barel per hari. No. 79 Tahun 2014 pasal 11 ayat 2 (b)
Sehingga dilakukan impor BBM 600.000 menjelaskan bahwa prioritas
barel per hari (Ramli, 2020). pengembangan energi nasional
Pada pengolahan minyak bumi di didasarkan pada prinsip meminimalkan
kilang terdapat produk berupa naphtha. penggunaan minyak bumi. Salah satu
Dimana menurut Daud & Iman (2017), sumber energi yang dapat digunakan
naphtha dapat diproses menjadi BBM untuk mensubstitusi minyak bumi yaitu
berjenis premium dan pertalite, dimana minyak nabati. Indonesia sebagai negara
naphtha yang berkadar oktan 65-70 tropis memiliki potensi minyak nabati
dicampur High Octane Mogas yang sangat besar. Nur dkk., (2010)
Component (HOMC) yang berkadar oktan menyebutkan bahwa minyak nabati
92-95. Disisi lain naphtha juga menjadi dapat diperoleh dari jarak, kelapa sawit,
bahan baku utama untuk industri, dan minyak goreng bekas.
terutama industri petrokimia. Chandra dan Indah (2019)
Direktur Jenderal Industri Kimia, menjelaskan minyak jagung, minyak
Farmasi dan Tekstil menjelaskan bahwa kedelai, minyak kelapa sawit, minyak

Analisis Potensi Bahan … | Ully Mamba’atul Mukarromah, Imam Supriyadi, Rudy Laksmono | 35
jarak, minyak rapseed dapat digunakan menggunakan teknik wawancara dan
untuk menghasilkan bio-naphtha. studi literatur melalui dokumen-dokumen
Kemunian menurut Duncan Seddon terkait dengan permasalahan yang
(2012), naphtha dapat dihasilkan dari diteliti. Untuk analisis data yang
batubara melalui teknologi gasifikasi digunakan adalah dengan metode
maupun likuifaksi batubara. Zami Furqon Analytic Hierarchy Process (AHP).
& Haris (2019) juga menjelaskan, limbah Analisis AHP digunakan untuk
plastik juga berpotensi untuk dijadikan menentukan prioritas bahan baku
naphtha.
naphtha di Indonesia untuk BBM dan Non
Adanya potensi bahan baku naphtha BBM. Langkah-langkah yang dilakukan
dari berbagai sumber energi ini dapat yaitu menyusun struktur hirarki masalah;
mengurangi impor Naphtha dan impor membuat matrik berpasangan;
BBM sehingga meningkatkan ketahanan
menghitung bobot/prioritas dari masing-
energi nasional maupun ketahanan
masing variabel pada level kriteria, dan
nasional. Oleh karena itu, tujuan dari melakukan pengujian konsitensi terhadap
penelitian ini yaitu: (1) menganalisa perbandingan antar elemen yang
pemanfaatan naphtha sebagai BBM dan didapatkan pada tiap tingkat hierarki.
Non BBM di Indonesia; (2) menganalisa
Hasil dan Pembahasan
potensi bahan baku naphtha; dan (3)
Pemanfaatan Naphtha di Indonesia
menganalisa prioritas potensi bahan baku
sebagai BBM dan Non BBM
naphtha sebagai BBM dan non BBM
Menurut Badan Pengatur Hilir Minyak dan
dalam mendukung ketahanan energi dan
Gas Bumi (BPH Migas) terdapat sembilan
ketahanan nasional Indonesia.
jenis bahan bakar minyak, yaitu Avgas
Metode Penelitian Avtur, Bensin, Minyak Tanah (kerosene),
Pada penelitian ini digunakan pendekatan Minyak Solar (HSD), Minyak Diesel (MDF),
kualitatif. Dimana, dilakukan penelitian Minyak Bakar (MFO), Biodiesel, dan
terhadap objek yang telah ditentukan pertamina Dex. Dari hasil penelitian
secara sistematis, faktual, dan akurat diketahui bahwa saat ini naphtha
mengenai fakta-fakta maupun sifat-sifat dihasilkan oleh kilang minyak dan untuk
dan hubungan antar fenomena. pemanfaatannya sebagai BBM adalah
Pada tahap pengumpulan data, penulis digunakan untuk pembuatan bensin jenis

36 | Jurnal Ketahanan Energi | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


Premium, Pertalite, Pertamax dan aromatik berupa benzene, toluene,
Pertamax Turbo. paraxylene, dan ortoxylene. Produk-
produk ini merupakan produk yang akan
Penggunaan naphtha ini disesuaikan
diolah lebih lanjut, untuk olefin menjadi
dengan kebutuhan/ mode operasi.
bahan pembuatan kantong plastik dan
Dimana, naphtha dapat digunakan
PVC (polivinilklorida) untuk pipa pralon.
sebagai feed dan digunakan untuk
Dimana, Pipa ini dibutuhkan untuk
keperluan blending. Jika mode
infrastruktur bidang energi seperti untuk
operasinya premium dan pertalite, maka
mendistribusikan minyak dan gas.
naphtha akan dijadikan sebagai
Kemudian untuk aromatik, digunakan
komponen blending. Kemudian jika
untuk pembuatan karet sintetis dan serat.
diharapkan menjadi pertamax atau
pertamax turbo maka maka naphtha itu Khusus untuk toluene dapat digunakan
untuk bahan peledak yaitu trinitrotoluena
menjadi feed dan akan diolah di unit KLBB
(TNT) (Sulaiman, 2016). Bahan peledak ini
RU VI Balongan untuk menjadi produk-
merupakan alat untuk mendukung
produk dengan oktan yang lebih tinggi.
persenjataan Tentara Nasional Indonesia
Untuk pemanfaatan naphtha sebagai
(TNI), sehingga dapat meningkatkan
Non BBM, di PT Pertamina sendiri belum
pertahanan negara
banyak. Hal ini dikarenakan naphtha
Potensi Bahan Baku Naphtha di
masih diperlukan untuk penyediaan
Indonesia
kebutuhan energi. Pada umumnya,
Dari hasil penelitian, didapatkan 4
pemanfaatan naphtha sebagai Non BBM
(empat) sumber bahan baku yang dapat
ini adalah untuk industri petrokimia
diolah menjadi naphtha, yaitu minyak
terutama olefin dan aromatik. Di
bumi, batubara, Crude Palm Oil (CPO), dan
Indonesia, yang menggunakan naphtha
Limbah Plastik.
sebagai bahan baku (feedstock) untuk
1. Minyak Bumi
menghasilkan produk petrokimia olefin
Saat ini naphtha memang dihasilkan dari
dan aromatik. yaitu PT Pertamina RU IV
minyak bumi yang diproses pada kilang.
Cilacap, PT TPPI, dan PT Chandra Asri
Naphtha yang dihasilkan dari proses
Petrochemical.
destilasi tergantung pada jenis minyak
Produk olefin diantaranya ethylene
mentah yang diproses. Minyak mentah
dan propylene. Sedangkan produk

Analisis Potensi Bahan … | Ully Mamba’atul Mukarromah, Imam Supriyadi, Rudy Laksmono | 37
dengan jenis light dapat menghasilkan Indonesia melalui program Refinery
volume naphtha lebih besar. Potensi Development Master Program (RDMP)
sumber bahan baku naphtha dari minyak dan Grass Groot Refinery (GRR) yaitu
bumi, tidak terlepas dari cadangan dan membangun kilang baru di Bontang dan
produksi minyak bumi Indonesia. Pada Tuban. Dengan adanya peningkatan
2018, cadangan terbukti minyak bumi kapasitas kilang ini maka naphtha yang
Indonesia adalah 3,15 Miliar Barel dengan dihasilkan kilang akan meningkat.
jumlah produksi 0,282 Miliar Barel. 2. Batubara
Jumlah cadangan ini menurun dari tahun- Indonesia memiliki jumlah cadangan
tahun sebelumnya, seperti yang terbukti batubara mencapai 39,89 miliar
ditunjukkan pada tabel 1. Disisi lain, ton dengan rasio cadangan per produksi
menurut Kementerian ESDM (2020) di 71,62 tahun. Berdasarkan prioritas
Indonesia terdapat 128 cekungan migas, pengembangan energi sesuai PP No. 79
yang 68 diantaranya belum dieksplorasi. tahun 2014, batubara digunakan sebagai
Sehingga masih ada potensi andalan pasokan energi nasional. Untuk
ditemukannya cadangan migas yang cadangan dan produksi batubara
baru. Indonesia dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 1. Data Cadangan dan Produksi Minyak Tabel 2. Data Cadangan dan Produksi
Bumi Indonesia Batubara Indonesia
Tahun Cadangan Produksi Rasio Tahun Cadangan Produksi Rasio
Terbukti (Miliar cadangan Terbukti (Juta cadangan
(Miliar Barel) per (miliar Ton) per
Barel) produksi Ton) produksi
(Tahun) (Tahun)
2015 3,6 0,287 12,5 2015 8,27 461 19,65
2016 3,3 0,305 10,8 2016 17 456 19,94
2017 3,17 0,292 10,9 2017 24,24 461 37,28
2018 3,15 0,282 11,17 2018 39,89 557 71,62
Sumber: DEN, 2019 Sumber: DEN, 2019

Kemudian dari segi infrastruktur,


Ketua Tim Kajian Hilirisasi Batubara
Indonesia mempunyai kilang yang
Balitbang ESDM (Slamet Handoko, 2020)
memproses minyak bumi menjadi
memaparkan bahwa batubara melalui
naphtha yaitu pada Refinary Unit PT
gasifikasi batubara dapat dijadikan
Pertamina dan kilang PT TPPI. Saat ini pun
naphtha dengan teknologi fischer-
pemerintah mempunyai program untuk
tropsch. Kemudian dari literatur
meningkatkan kapasitas kilang di

38 | Jurnal Ketahanan Energi | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


didapatkan juga bahwa naphtha dapat CPO yang diekspor mencapai 27.898.875
diperoleh dengan proses pencairan ton. Naphtha yang dihasilkan dari CPO
batubara (coal liquefaction). BPPT melalui catalytic cracking atau proses bio-
bersama dengan New Energy and syinfining dapat disebut dengan bio-
Industrial Technology Development naphtha. Bio-naphtha dapat menjadi
Organization (NEDO) telah melaksanakan pengganti naphtha hasil penyulingan
studi kelayakan batubara Banko di minyak bumi karena memiliki kemiripan
Indonesia pada tahun 2002, dimana hasil secara fisik dan sifat kimiawi.
estimasi produk dari proses pencairan Tabel 3. Data Luas Perkebunan Produksi dan
Ekspor CPO
batubara banko ini adalah 30 wt% Tahun Luas Jumlah Jumlah
naphtha, 33wt% kerosene, dan 37wt% Perkebunan Produksi Ekspor
(Ha) (Ton) (Ton)
diesel oil. Dengan teknologi-teknologi 2015 11.260.276 31.070.015 26.467.564
2016 11.201.465 31.487.986 22.761.814
yang ada, batubara ini mempunyai
2017 12.383.101 34.940.289 27.353.337
potensi yang cukup besar untuk diproses 2018 12.761.586 36.594.813 27.898.875
Sumber: Statistik Kelapa Sawit Indonesia,
menjadi naphtha. Terlebih lagi Indonesia BPS, 2018
mempunyai cadangan batubara yang
cukup banyak dan target DMO yang 4. Limbah Plastik

ditetapkan pemerintah sebanyak 25% Plastik terdiri dari susunan molekul

belum tercapai. hidrokarbon yang saling berikatan.

3. CPO Limbah plastik dapat diproses menjadi

CPO atau yang diartikan dengan naphtha dengan melakukan perengkahan

minyak sawit kasar merupakan minyak atau pemutusan ikatan rantai karbon

kelapa sawit yang diperoleh dari hasil penyusun plastik. Jumlah timbunan

ekstraksi daging buah kelapa sawit dan sampah pada tahun 2016 adalah sebesar

belum mengalami pemurnian. 65,2 juta ton per tahun. Mengacu pada

Ketersediaan CPO di Indonesia cukup tabel 4.10, sampah plastik di Indonesia

melimpah dan Indonesia termasuk adalah sebesar 13.25% sehingga timbunan

sebagai negara penghasil sawit terbesar sampah plastik adalah 8,64 juta ton per

di dunia. Dimana, luas areal perkebunan tahun. jumlah ini cukup besar dan jika

dan produksi CPO seperti yang dilihat dari karakteristiknya plastik ini

ditunjukkan pada tabel 4.8, meningkat membutuhkan waktu yang sangat lama

setiap tahunnya. Pada tahun 2018, jumlah untuk dapat terurai.

Analisis Potensi Bahan … | Ully Mamba’atul Mukarromah, Imam Supriyadi, Rudy Laksmono | 39
Isoto et al. (2019) melakukan BBM dari masing-masing responden
penelitian mengenai limbah plastik jenis dapat dilihat pada tabel 4.
HDPE dan LDPE dengan metode pirolisis, Tabel 4. Prioritas potensi bahan baku
naphtha sebagai BBM
dari 5kg plastik jenis HDPE menghasilkan Responden Prioritas Ke-
3,25liter naphtha. Sedangkan untuk 5kg 1 2 3 4
Ditjen Migas ESDM PO BA MB LP
plastik jenis LDPE menghasilkan 0,5liter RU VI Balongan MB PO BA LP
Tekmira ESDM MB BA PO LP
naphtha. Sehingga limbah plastik
Kemenperin PO BA MB LP
mempunyai potensi untuk menghasilkan Dosen KE Unhan MB PO BA LP
BPPT PO LP BA LP
naphtha. Tantangan untuk Sumber: Peneliti, 2021
memanfaatkan limbah plastik untuk
Berdasarkan tabel diatas, responden
digunakan sebagai sumber bahan baku
dapat dikelompokkan menjadi kelompok
naphtha adalah dari segi pengumpulan
regulator dan non regulator. Kelompok
sampah plastik itu sendiri.
regulator (Ditjen Migas ESDM dan
Prioritas Potensi Bahan Baku Naphtha
Kemenperin) memilih CPO sebagai
Hasil AHP
prioritas potensi bahan baku naphtha
Dari penilaian global priority yang telah
untuk BBM. Hal ini menunjukkan adanya
dilakukan, didapatkan rangking prioritas
kesepahaman dari regulator bahwa CPO
tertinggi untuk bahan baku naphtha
ini menjadi prioritas yang harus
sebagai BBM dan bahan baku naphtha
dikembangkan untuk dijadikan naphtha
sebagai Non BBM seperti yang
yang kemudian dimanfaatkan sebagai
ditunjukkan oleh tabel 5 dan tabel 6 pada
BBM. Sementara kelompok non
lampiran. Jika diurutkan dari hasil yang
regulator, 1 responden memilih CPO dan 3
diperoleh, prioritas bahan baku naphtha
lainnya memilih minyak bumi. Pemilihan
paling tinggi ke prioritas paling rendah
minyak bumi sebagai sumber bahan baku
yaitu CPO, minyak bumi, batubara, dan
naphtha, terutama entitas bisnins,
limbah plastik. Pada tabel tersebut juga
dipengaruhi oleh kemudahaan akses
dapat diketahui bahwa prioritas potensi
berupa ketersediaan infrastruktur dan
bahan baku naphtha yang dipilih oleh
harga keekonomian yang terjangkau.
masing-masing responden pun memiliki
Sehingga minyak bumi terpilih menjadi
perbedaan. Untuk lebih jelasnya, prioritas
prioritas bahan baku naphtha sebagai
potensi bahan baku naphtha sebagai
BBM.

40 | Jurnal Ketahanan Energi | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


Terkait dengan CPO sebagai sumber masing-masing responden ditunjukkan
bahan baku naphtha untuk BBM, ini pada tabel 5.
sesuai dengan kebijakan kementerian Tabel 4. Prioritas potensi bahan baku
naphtha sebagai Non BBM
ESDM terkait pengembangan BBN Responden Prioritas Ke-
(Bahan bakar Nabati). Dimana 1 2 3 4
Ditjen Migas ESDM PO BA MB LP
pengembangan BBN untuk green RU VI Balongan MB PO BA LP
Tekmira ESDM MB BA PO LP
gasoline yaitu melalui:
Kemenperin BA PO MB LP
a. Non Pertamina stand alone Green Dosen KE Unhan MB PO BA LP
BPPT PO LP BA LP
Gasoline yaitu: Sumber: Peneliti, 2021
1) Musi Banyuasin (project
perkebunan sawit rakyat) Pilihan prioritas potensi bahan baku

2) Replikasi Bensin Sawit Rakyat pada naphtha sebagai Non BBM dari kelompok

daerah perkebunan sawit seperti regulator ini mempunyai perbedaan.

Sumatera Utara, Riau, Sumatera Ditjen Migas ESDM memilih CPO sebagai

Selatan, Kalimantan Barat, prioritas utama, sedangkan Kemenperin

Kalimantan Timur dan Papua. memilih batubara sebagai pilihan potensi

b. Pertamina akan mengembangkan bahan baku naphtha sebagai Non BBM.

green gasoline melalui co-processing Sehingga dari hasil AHP yang telah

pada RU III Plaju yang diperkirakan dilakukan, terlihat bahwa belum terjadi

masuk pada 2022. kesamaan pendapat antara dua instansi

Untuk prioritas potensi bahan baku tersebut.

naphtha sebagai Non BBM, berdasarkan Sebagaimana yang telah dijelaskan

rangking pada penilaian global priority pada sub bab sebelumnya bahwa

adalah CPO. Namun pilihan prioritas pemanfaatan naphtha sebagai Non BBM

paling penting dari bahan baku naphtha ini adalah untuk menghasilkan petrokimia

sebagai Non BBM juga masing-masing berupa olefin dan aromatik, dimana

responden memiliki perbedaan. instansi yang berwenang untuk mengatur

Responden yang memilih CPO sebagai ini adalah Kementerian Perindustrian.

prioritas alternatif ke-1 terdapat dua Berdasarkan prioritas pengembangan

instansi yaitu Ditjen Migas ESDM dan energi nasional terdapat prinsip

BPPT. Untuk prioritas alternatif dari menggunakan batubara sebagai andalan


pasokan energi nasional. Pilihan alternatif

Analisis Potensi Bahan … | Ully Mamba’atul Mukarromah, Imam Supriyadi, Rudy Laksmono | 41
batubara oleh Kementerian Perindustrian Terpilihnya CPO sebagai prioritas
ini sejalan dengan kebijakan-kebijakan sumber bahan baku naphtha ini
yang dibuat, diantaranya: 1) memfasilitasi dipengaruhi oleh kriteria yang digunakan.
kerjasama teknologi untuk Dimana kriterianya adalah Availability,
pengembangan bahan baku alternatif Affordability, Accessibility, Acceptability,
industri petrokimia (teknologi gasifikasi dan Sustainability (4A+S) yang
batubara, methanol to olefin); dan 2) merupakan aspek-aspek dari ketahanan
mendorong produsen petrokimia hulu energi. Aspek-aspek ini penting untuk
untuk melakukan efisiensi dan mengukur kemampuan sebuah negara
diversifikasi energi. dalam menjamin kebutuhan energi
CPO sebagai Bahan Baku Naphtha untuk sebagai bahan bakar ataupun sebagai
Mendukung Ketahanan Energi dan bahan baku untuk modal pembangunan.
Ketahanan Nasional Dari segi availability, potensi CPO
Prioritas pengembangan energi nasional yang diproduksi Indonesia cukup besar
berdasarkan PP No. 79 tahun 2014 yaitu dengan luas areal perkebunan CPO yang
memaksimalkan penggunaan energi meningkat setiap tahunnya. Bahkan CPO
terbarukan, meminimalkan penggunaan ini di ekspor ke berbagai negara dengan
minyak bumi, mengoptimalkan pangsa utamanya adalah benua Asia.
pemanfaatan gas bumi dan energi baru, Dimana menurut BPS (2018), jumlah CPO
menggunakan batubara sebagai andalan yang di ekspor mencapai 27.898.875 ton.
pasokan energi nasional dan Jika merujuk pada indikator ketahanan
memanfaatkan nuklir sebagai pilihan energi sesuai Dewan Energi Nasional
terakhir. Dari penentuan prioritas potensi (DEN, 2019), maka CPO sebagai bahan
bahan baku naphtha yang telah dilakukan baku naphtha ini masuk pada indikator
menggunakan AHP, didapatkan bahwa Pencapaian Bauran Energi. Dari segi
CPO terpilih sebagai alternatif potensi keterjangkauan harga (affordability),
bahan baku naphtha sebagai BBM dan memang bahwa rata-rata harga CPO lebih
juga terpilih sebagai alternatif potensi tinggi daripada harga crude oil. Sehingga
bahan baku naphtha sebagai Non BBM. jika bahan bakunya lebih tinggi, maka
CPO termasuk energi terbarukan, dimana produknya pun akan lebih mahal daripada
menurut PP tersebut perlu crude oil. Ini merupakan masalah yang
dimaksimalkan penggunaannya. harus diselesaikan untuk dapat

42 | Jurnal Ketahanan Energi | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


memaksimalkan pemanfaatan energi Dengan manajemen produksi dan
terbarukan sesuai dengan amanat PP No. pengelolaan lahan maupun limbah yang
79 tahun 2014. Karena tidak dapat baik, sumber energi CPO ini akan dapat
dipungkiri bahwa crude oil tidak dapat berkelanjutan sehingga sustainability
diandalkan untuk memenuhi kebutuhan akan meningkat. Berdasarkan tabel 2.1,
energi kedepan. dari segi acceptability memenuhi
Selain itu, infrastruktur untuk indikator Peranan Energi Baru
mengolah CPO menjadi naphtha Terbarukan (EBT).
(accessibility) juga merupakan hal penting Dari penjelasan 4A+S tersebut,
dalam aspek ketahanan energi. didapatkan bahwa aspek yang terpenuhi
Infrastuktur untuk mengolah CPO dari CPO sebagai bahan baku naphtha
menjadi naphtha dapat dilakukan dengan adalah 3A+S. Aspek 3A+S ini adalah aspek
membangun kilang khusus untuk Availability, Accessibility, Acceptability,
mengolah CPO atau melakukan co- dan Sustainability. CPO sebagai bahan
processing. Pada sub bab sebelumnya baku naphtha untuk BBM dan Non BBM
telah dijelaskan bahwa kementerian dapat mendukung program diversifikasi
ESDM membuat kebijakan sumber energi dan juga dapat menjadi
pengembangan BBN untuk green alternatif bahan baku industri. Kemudian
gasoline salah satunya adalah co- dengan terpenuhinya aspek-aspek ini,
processing pada refinery unit Pertamina. maka penggunaan CPO untuk bahan baku
Pengembangan ini dilakukan setelah naphtha baik sebagai BBM maupun dapat
program RDMP dan saat ini masih meningkatkan ketahanan energi nasional.
dilakukan uji coba co-processing di RU III Bagi sebuah negara, ketahanan
Plaju. Merujuk pada tabel 2.1, maka dari energi sangat penting dan energi menjadi
segi accessibility memenuhi indikator salah satu faktor untuk dapat
Penyediaan BBM. terwujudnya ketahanan nasional
CPO juga merupakan sumber energi Indonesia. Menurut Direktur Jenderal
terbarukan yang dapat diperbaharui dan Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi
ramah lingkungan. Sehingga terdapat Energi, F.X Sutijastoto, menjelaskan
aspek acceptability atau penerimaan dari bahwa ketahanan air, pangan, dan energi
sisi lingkungan yang baik terhadap CPO merupakan faktor yang mendukung
sebagai sumber bahan baku naphtha. pertumbuhan ekonomi (Energi Nasional,

Analisis Potensi Bahan … | Ully Mamba’atul Mukarromah, Imam Supriyadi, Rudy Laksmono | 43
2019). Sehingga, penggunaan CPO Dari penelitian yang telah dilakukan
sebagai bahan baku naphtha yang mengenai potensi bahan baku naphtha,
kemudian dapat dimanfaatkan menjadi maka diperoleh kesimpulan sebagai
BBM yaitu bensin dapat mendukung berikut:
ketahanan energi dan pertumbuhan 1. Naphtha merupakan produk berbasis
ekonomi. Kemudian penggunaan CPO hidrokarbon yang sifatnya intermedia
untuk naphtha dapat menjadi alternatif sehingga perlu dilakukan pengolahan
pasokan bahan baku industri sehingga lebih lanjut. dimana di Indonesia
dapat memperlancar kegiatan ekonomi pemanfaatannya sebagai BBM adalah
industri dan meningkatnya ketahanan untuk dijadikan produk premium,
ekonomi. pertalite, pertamax dan pertamax
Berdasarkan teori, ketahanan energi turbo. Sedangkan pemanfaatan
merupakan fondasi dari ketahanan naphtha sebagai Non BBM adalah
nasional, karena energi dapat untuk petrokimia olefin (ethylene,
menggerakkan kegiatan politik dan propylene, dan butadiene) yang
pemerintahan, perekonomian, kehidupan kemudian diolah menjadi plastik dan
sosial, serta pertahanan dan keamanan PVC untuk pipa, serta aromatik
suatu negara. Jika ketahanan energi (benzene, toluene, xylene) yang
meningkat, maka ketahanan nasional kemudian diolah menjadi karet sintetis
akan meningkat. Oleh karena itu, CPO dan serat. Dimana toluene digunakan
untuk bahan baku naphtha sebagai BBM untuk bahan peledak yaitu
dan Non BBM dapat mendukung program trinitrotoluena (TNT).
diversifikasi sumber energi dan juga 2. Sumber-sumber hidrokarbon yang
dapat menjadi alternatif bahan baku berpotensi sebagai bahan baku untuk
industri. Sehingga dapat meningkatkan dapat diproses menjadi naphtha yaitu
ketahanan energi dan perekonomian minyak bumi dengan cadangan
serta pembangunan negara. Dengan ini terbukti 3,15 miliar barrel, batubara
dapat meningkatkan ketahanan nasional dengan cadangan terbukti 39,89 miliar
Indonesia. tor, CPO dengan luas areal perkebunan
12.761.586 Ha dan produksi sebanyak
Kesimpulan, Rekomendasi dan
36.594.813 ton, serta limbah plastik
Pembatasan

44 | Jurnal Ketahanan Energi | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


dengan jumlah timbunan mencapai industry baik dari segi teknis maupun
8,64 juta ton per tahun. ekonomis.
3. Hasil AHP dengan menggunakan Daftar Pustaka (Candara 12, Bold, 1 Spasi)
kriteria 4A+S menunjukkan bahwa BPS. (2018). Statistik Kelapa Sawit
Indonesia. Badan Pusat Statistik.
prioritas tertinggi potensi bahan baku ISSN: 1978-9947. No. Publikasi:
naphtha sebagai BBM dan sebagai Non 05130.1902.
BBM adalah CPO. CPO sebagai bahan Chandra L. W. and Indah D. R. (2019). Bio-
Naphtha as Alternative for Olefins
baku naphtha memenuhi aspek Feedstock in Indonesia.
Availability, Accessibility, Acceptability, International Journal of Chemical
Engineering and Applications, Vol.
dan Sustainability. Sehingga 10, No. 3.
penggunaan CPO sebagai bahan baku Daud S. dan Iman S. 2017. Pengaruh
naphtha sebagai BBM dan Non BBM Campuran Premium, Pertalite dan
Pertamax terhadap Emisi Gas Buang
dapat meningkatkan ketahanan energi Motor Bakar 4 Tak. Jurnal Vokasi,
juga meningkatkan ketahanan Vol 12 No 2

nasional. Duncan S. (2012). Naphtha from Coal A


Potential New Feedstock. Australia:
Berdasakan hasil penelitian potensi Duncan Seddon & Associates Pty.
bahan baku naphtha sebagai BBM dan Ltd.
Kemenperin. (2020). Bahan Pegangan
Non BBM yang telah dilakukan, maka
Direktur Jendral IKFT dalam
rekomendasi yang dapat diberikan yaitu: Webinar Oil and Gas Gathering.
Rabu, 9 Desember 2020.
1. Untuk pemerintah, perlu adanya
Helmilus M., Hargo U., Dr., M.B.A. (2017).
kerjasama antara Kementerian ESDM
Implementasi Strategi Integrasi
dengan Kementerian perindustrian Vertikal Industri Petrokimia Olefin
Indonesia Studi Kasus Pt. Chandra
terkait pengaturan naphtha sebagai
Asri Petrochemical Tbk. Tesis S2
bahan bakar dan sebagai bahan baku Manajemen. Universitas Gajah
Mada.
industri petrokimia olefin dan
Istoto, E. H., Widayat, and Singgih S.
aromatik. (2019). Production of Fuels from
2. Untuk peneliti selanjutnya, perlu HDPE and LDPE Plastic Waste via
Pyrolysis Methods. E3S Web of
dilakukan penelitian penelitian terkait Conferences 125,
implementasi kebijakan pemanfaatan https://doi.org/10.1051/e3sconf/2019
125.
CPO sebagai bahan baku naphtha
Ramli, R. R. (2020, Juni 5). Pertamina
untuk mendukung program green Beberkan Alasan Indonesian Masih
gasoline dan diversifikasi bahan baku Membutuhkan Impor BBM.

Analisis Potensi Bahan … | Ully Mamba’atul Mukarromah, Imam Supriyadi, Rudy Laksmono | 45
Retrivied from Kompas.com.
https://money.kompas.com/read/20
20/06/05/155303626/pertamina-
beberkan-alasan-indonesian-masih-
membutuhkan-impor-bbm. Diakses
pada 2 Oktober 2020.
Sulaiman, F. (2016). Mengenal Industri
Petrokimia. Jakarta: Untirta Press
Zami F. dan Haris N. A. (2019).
Pemanfaatan Sampah Plastik
Menjadi Fraksi Nafta Sebagai Bahan
Baku Alternatif Petrokimia.
Prosiding Seminar Nasional Teknik
Kimia “Kejuangan” Pengembangan
Teknologi Kimia untuk Pengolahan
Sumber Daya Alam Indonesia. ISSN
1693-4393.

Lampiran
Hasil Perhitungan AHP global Priority
potensi bahan baku naphtha berdasarkan
hasil kuesioner.
Tabel 5. Global priority potensi bahan baku
naphtha sebagai BBM
Kriteria Instansi

R2 R3 R4 R5 R6 R7 Total TPV

MB 0,259 0,482 0,556 0,227 0,366 0,062 1,955 0,326


BA 0,263 0,108 0,288 0,254 0,167 0,267 1,347 0,225
PO 0,437 0,338 0,101 0,400 0,328 0,357 1,961 0,327
LP 0,041 0,073 0,052 0,119 0,139 0,313 0,736 0,123

Sumber: Peneliti, 2021

Tabel 6. Global priority potensi bahan baku


naphtha sebagai Non BBM
Kriteria Instansi

R2 R3 R4 R5 R6 R7 Total TPV

MB 0,267 0,480 0,313 0,260 0,366 0,068 1,753 0,292


BA 0,276 0,112 0,297 0,349 0,167 0,264 1,465 0,244
PO 0,415 0,326 0,259 0,334 0,342 0,399 2,075 0,346
LP 0,042 0,082 0,131 0,058 0,125 0,269 0,707 0,118

Sumber: Peneliti, 2021

Keterangan:
MB = Minyak Bumi
BA = Batubara
PO = CPO
LP = Limbah Plastik

46 | Jurnal Ketahanan Energi | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021

Anda mungkin juga menyukai