E – mail: megi_leka@yahoo.com
girsang_2010@yahoo.com
nateldatimisela@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisis nilai tambah minyak cengkeh pada industri pengolahan
minyak cengkeh di pulau Ambon, dan 2) menganalisis strategi pengembangan minyak cengkeh di
pulau Ambon. Sampel dalam penelitian dipilih secara sengaja yakni empat industri pengolahan minyak
cengkeh di pulau Ambon. Lokasi penelitian merupakan sentra produksi minyak tersebar di beberapa
tempat di pulau Ambon yaitu tiga desa (Hunuth, Suli dan Tulehu). Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini berupa data primer (wawancara) dan data sekunder (data dari instansi terkait tema
penelitian dan literatur terkait). Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan tabulasi sederhana
mengguakan microsoft excel kemudian dijelaskan secara kualitatif. Tujuan pertama dianalisis dengan
menggunakan rumus nilai tambah, kemudian dijelaskan secara kualitatif. Tujuan kedua dianalisis
dengan menggunakan analisis SWOT. Hasil analisis nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan
minyak cengkeh pada masing-masing industri yakni Rp.1.900 (Arahadi), Rp.1.833 (Anugerah Cap
Putera), Rp.1.741 (Sumber Kasih) dan Rp.1.500 (Sinar Kasih).Strategi pengembangan minyak
cengkeh di Pulau Ambon yakni melalui peningkatan produksi dan pemanfaatan media sosial dalam
promosi produk (strategi S-O), kerjasama dengan berbagai intansi terkait dalam upaya memperbaiki
kualitas produk (strategi W-O), menciptakan produk dengan brand yang khas (strategi S-T) dan
sosialisasi tentang manfaat cengkeh (strategi W-T).
Kata kunci: Cengkeh; nilai tambah; SWOT
Abstract
This research was aimed to: 1. Analyze the added value of clove oil in the clove oil processing
industry in Ambon island. 2. Analyze the strategy for developing clove oil in the Ambon island. The
samples were four clove oil processing industries in Ambon island that were chosen purposively. The
research location is an oil production center scattered in three villages (Hunuth, Suli and Tulehu). The
data collected in this research were primary data (interviews) and secondary data (data from agencies
related to research and related literature). The collected data was analyze by simple tabulation using
microsoft excel then explaind qualitatively. The first objective was analyze using the value added
formula, then explained qualitatively. The second objective was analyze using SWOT analysis. The
result of the added value analysis obtained from the processing of clove oil in each industry is
respectively IDR 1.900 (Arahadi), IDR 1.833 (Anugerah Cap Putera), IDR 1.741 (Sumber kasih) and
IDR 1.500 (Sinar Kasih). The strategies for developing clove oil in Ambon Island are through the
increasing of production and utilization of social media in product promotion (S-O startegy),
collaboration with various relevant agencies in an effort to improve product quality (W-O strategy),
creating products with distinctive brand (S-T strategy) and the sosialization about the benefits of
cloves (startegy W – T).
Pendahuluan
ada peneliti lain menyatakan bahwahanya 259.040 hektar saja lahan di Maluku yang
layak ditanami cengkeh (Suryana, et al., 2005). Potensi areal tanam, serta nilai
tambah (added value) bunga, minyak daun cengkeh gugur serta tangkainya,
menunjukkan prospek peluang pasar yang menjanjikan melalui pembangunan dan
pengembangan industri pengolahan produk minyak cengkeh, guna memperkuat daya
saing ekonomi daerah Maluku.Pendirian pabrik minyak daun cengkeh yang dilakukan
secara alamiah (natural), partisipatif dan kolaboratif, tidak hanya akan lebih
berkelanjutan dan adaptif, tetapi juga memudahkan petani cengkeh dalam
menanggulangi sampah/limbah, serta meningkatkan nilai daun cengkeh yang awalnya
hanya menjadi limbah menjadi produk yang bermanfaat, termasuk memperbaiki
pendapatan petani cengkeh secara nyata.
Khususnya di Maluku, cengkeh memiliki prospek mengembangan yang cukup
baik mengingat ketersediaan bahan baku yang cukup banyak. Selain itu, prospek jenis
agroindustri ini mempunyai beragam keuntungan kompetitif, termasuk di dalamnya
penciptaan lapangan kerja di pedesaan serta peningkatan taraf hidup petani cengkeh.
Namun masalah peningkatan produksi, peningkatan nilai tambah, fluktuasi harga,
masalah biaya produk serta adanya saingan sejenis, turutmempengaruhi keberlanjutan
industri minyak cengkeh, terlebih khusus di Maluku.Selain itu, diperlukan strategi
pengembangan minyak cengkeh di Maluku agar membantu pengusaha minyak
cengkeh di Maluku memperoleh profit serta mampu bersaing dengan sejumlah
industry pesaing di Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk menganalisis nilai
tambah minyak cengkeh di Maluku terlebih khusus di Kota Ambon serta
menganalisis strategi pengembangan industri minyak cengkeh di Kota Ambon.
Metode Penelitian
Sampel dalam penelitian dipilih secara sengaja yakni empat industri pengolahan
minyak cengkeh di Kota Ambon, dimana lokasi penelitian merupakan sentra produksi
minyak tersebar di beberapa tempat di Kota Ambon yaitu tiga (3) desa (Hunuth, Suli
Volume 7 No. 2 Juni 2019 109
dan Tulehu). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer
(wawancara) dan data sekunder (data dari instansi terkait tema penelitian dan literatur
terkait). Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan tabulasi sederhana
mengguakan microsoft excel kemudian dijelaskan secara kualitatif. Tujuan pertama
dianalisis dengan menggunakan rumus nilai tambah sebagai berikut :
Tabel 1. Analisa nilai tambah
No Uraian Satuan Keterangan
1. Hasil produksi Kg -
2. Bahan baku Kg -
3. Tenaga kerja HKO -
4. Faktor konversi - 1/2
5. Koefisien tenaga kerja HKO/kg 3/2
6. Harga produk Rp/kg -
7. Upah tenaga kerja Rp/HKO -
8. Harga bahan baku Rp/kg -
9. Harga input lain Rp/kg -
10. Nilai produk Rp/kg 4 X6
11.a Nilai tambah Rp/kg 10 – 8 – 9
11.b Rasio nilai tambah % (11a/10)%
12.a Imbalan tenaga kerja Rp/kg 5X7
12.b Bagian tenaga kerja % (12a/11a)%
13.a Keuntungan Rp 11a – 12a
13.b Bagian keuntungan % (13a/10)%
Sumber : Hayami dan Toshihiko (1993)
Hasil analisis kemudian dijelaskan secara kualitatif. Sementara.tujuan kedua
dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis dilakukan dengan
menidentifikasi sejumlah faktor yang menjadi peluang dan ancaman (faktor eksternal)
maupun kekuatan dan kelemahan (faktor internal) yang dimiliki perusahaan/industri
(David, 2009). Hasil identifikasi kemudian dianalisis dan dijelaskan secara kualitatif.
110 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan
Karakteristik Responden
Umur
Tingkat Pendidikan
Produksi Harga/Botol
Nama Industri Penerimaan/Botol
(Botol) (Rp)
Arahadi 11 100,000.00 1,100,000.00
Anugerah Cap Putera 15 80,000.00 1,200,000.00
UD. Sumber Kasih 11 80,000.00 880,000.00
UD. Sinar Kasih 11 100,000.00 1,100,000.00
Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya
pendapatan yang akan diperoleh. Biaya produksi merupakan semua jenis biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk. Biaya produksi umumnya terdiri dari
biaya tetap dan biaya variabel. Berikut jenis biaya produksi yang dikeluarkan
produsen per sekali produksi dalam melakukkan usaha minyak cengkeh.
Tabel 3. Jenis biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen dalam sekali produksi
Nama Industri
Jenis Biaya Produksi (Rp) Anugerah UD. Sumber UD. Sinar
Arahadi
Cap Putera Kasih Kasih
Biaya Variabel
Bahan Baku 150,000.00 245,000.00 180,000.00 150,000.00
Tenaga Kerja 200,000.00 300,000.00 200,000.00 200,000.00
Total Biaya Variabel 350,000.00 545,000.00 380,000.00 350,000.00
Biaya Tetap :
Penyusutan Ketel 85,227.27 118,881.12 113,636.36 85,227.27
Penyusutan Selang 3,409.09 1,988.64 2,272.73 1,704.55
Penyusutan Saringan 530.30 909.09 284.09 454.55
Penyusutan Garu-Garu 974.03 530.30 909.09 530.30
Penyusutan Sekop 1,136.36 1,250.00 1,363.64 1,477.27
Penyusutan Drum Plastik 1,363.64 0.00 0.00 0.00
Penyusutan Timbangan 2,130.68 3,030.30 2,130.68 2,622.38
Penyusutan Gelas Ukur 1,623.38 1,515.15 1,893.94 1,298.70
Penyusutan Gerobak 1,948.05 1,948.05 2,651.52 1,948.05
Penyusutan Bak Penampung 6,198.35 0.00 0.00 0.00
Penyusutan Ember 454.55 530.30 454.55 454.55
Total Biaya Tetap 104,995.70 130,582.96 125,596.59 95,717.62
Total Biaya Produksi
(Biaya Variabel + Biaya
Tetap) 454,995.70 675,582.96 505,596.59 445,717.62
Tabel 3 menunjukan bahwa jenis biaya produksi terbesar yang dikeluarkan oleh
semua produsen dalam sekali produksi yakni biaya bahan baku. Selain bahan baku,
tenaga kerja juga merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan oleh responden. Adanya
Volume 7 No. 2 Juni 2019 113
Biaya Pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran adalah inti dari penyusunan studi kelayakan.
Kendatipun secara teknis telah menunjukkan hasil yang feasible untuk dilaksanakan,
tapi tidak ada artinya bila tidak dibarengi dengan adanya pemasaran dari produk yang
dihasilkan. Selain biaya produksi, biaya pemasaran juga merupakan salah satu biaya
yang juga mempengaruhi besarnya pendapatan yang akan diperoleh responden.
Berikut jenis biaya pemasaran yang dikeluarkan produsen dalam sekali produksi pada
usaha minyak cengkeh.
Tabel 4. Biaya pemasaran yang dikeluarkan produsen dalam sekali produksi
Pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu indikator dalam menilai suatu usaha. Besar
kecilnya pendapatan yang diperoleh juga tergantung pada produksi, harga serta biaya
produksi yang dikeluarkan. Berikut pendapatan produsen dari usaha minyak cengkeh
dalam sekali produksi (lihat tabel 4).
114 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan
Nama Industri
Pendapatan (Rp) Anugerah UD. Sumber UD. Sinar
Arahadi
Cap Putera Kasih Kasih
Produksi (Botol) 11.00 15.00 11.00 11.00
Harga/Botol (Rp) 100,000.00 80,000.00 80,000.00 100,000.00
Penerimaan (Rp) 1,100,000.00 1,200,000.00 880,000.00 1,100,000.00
Total Biaya Produksi
(Biaya Variabel + Biaya 454,995.70 675,582.96 504,893.13 446,421.08
Tetap)
Total Biaya Pemesaran 15,292.97 24,000.00 17,800.78 15,820.31
TC (Total Biaya Produksi
470,288.66 699,582.96 522,693.91 462,241.39
+ Total Biaya Pemasaran
Pendapatan (Rp) 629,711.34 500,417.04 357,306.09 637,758.61
Analisis merupakan salah satu analisis untuk mengetahui nilai yang diperoleh
dari tiap produk barang/jasa yang dihasilkan setelah mengalami proses pengolahan
kembali. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap usaha minyak cengkeh
responden, nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan minyak cengkeh yakni
berkisar antara Rp.1.500,- sampai dengan Rp.1.900,-. Berikut hasil analisis nilai
tambah minyak cengkeh.
Volume 7 No. 2 Juni 2019 115
Anugera UD.
UD. Sinar
No. Keteranga Arahadi h Cap Sumber
Kasih
Uraian Satuan n Putera Kasih
1 Hasil produksi Kg - 11.00 15.00 11.00 11.00
2 Bahan baku Kg - 500.00 700.00 600.00 500.00
3 Tenaga kerja HKO - 2.00 2.00 2.00 2.00
Faktor
4
konversi - ½ 0.01 0.01 0.01 0.00
Koefisien
5
tenaga kerja HKO/kg 3/2 0.00 0.00 0.00 0.00
100,000.0 80,000.0 100,000.0
6
Harga produk Rp/kg - 0 80,000.00 0 0
Upah tenaga 50,000.0
7
kerja Rp/HKO - 50,000.00 50,000.00 0 50,000.00
Harga bahan
8
baku Rp/Kg - 300.00 350.00 300.00 300.00
Harga input
8
lain Rp/kg -
10 Nilai produk Rp/kg 4X6 2,250.00 2,133.33 2,041.67 1,800.00
11a. Nilai tambah Rp/kg 10 – 8 – 9 1,900.00 1,833.33 1,741.67 1,500.00
Rasio nilai (11a / 10)
11b.
tambah % % 0.84 0.86 0.85 0.83
Imbalan tenaga
12a.
kerja Rp/kg 5X7 108.33 66.67 116.67 80.00
Bagian tenaga (12a / 11a)
12b.
kerja % % 0.01 0.04 0.07 0.05
13a. Keuntungan Rp 11a – 12a 1,791.67 1,766.67 1,625.00 1,420.00
Bagian (13a / 10)
13b.
Keuntungan % % 0.80 0.83 0.80 0.79
Tabel 6 selain menunjukan nilai tambah minyak cengkeh dari tiap satuan
produk (botol) yang dihasilkan, tabel tersebut juga menunjukan bahwa rasio nilai
tambah serta keuntungan yang diperoleh dari usaha minyak cengkah. Dari aspek
keuntungan yang diperoleh, nilai keuntungan tiap produk minyak cengkeh yang
dihasilkan (botol) berkisar Rp.1.400,- sampai dengan Rp.1.700,-. Tabel 5 juga
menunjukan bahwa rasio nilai tambah minyak cengkeh yang diperoleh keempat
produsen tidak berbeda jauh antara satu dengan lainnya. Hal ini karena penggunaan
input dalam pengolahan minyak cengkeh yang tidak berbeda jauh satu produsen
dengan produsen lainnya.
116 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan
Pengembangan produk minyak cengkeh tidak terlepas dari pengaruh faktor dari
dalam maupun faktor dari luar, yang dapat menghambat maupun mendukung
pengembangan minyak cengkeh di Maluku. Oleh karena itu, perlu mengidentifikasi
faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang
dihadapi dalam proses pengembangan minyak cengkeh di Maluku. Berdasarkan hasil
penelitian di lapangan, terdapat sejumlah poin penting, baik yang menjadi kekuatan
maupun kelemahan dari usaha minyak cengkeh di Maluku, serta peluang dan
ancaman dapat mengambaht prkembangan usaha/bisnis. Berikut strategi
pengembangan minyak cengkeh di Maluku disajikan dalam analisis SWOT.
Tabel 7. Strategi pengembangan pemasaran minyak cengkeh
IFAS
STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)
1. Bahan baku mudah 1. Khasiat minyak belum
didapat dikenal luas oleh
2. Lokasi usaha stra- konsumen
tegis ke pusat kota 2. Standar mutu produk
EFAS 3. Ketersediaan belum seragam
infrastruktur cukup 3. Skala usaha masih kecil
baik dilokasi usaha sehingga daya saing
4. Minyak cengkeh produk masih rendah
adalah komoditas 4. Pengetahuan pekerja me-
khas dan unggulan ngenai penyulingan yang
di maluku efisien belum baik
5. Keuangan perusa- 5. Belum adanya kegiatan
haan cukup baik promosi minyak cengkeh
OPPORTUNITY (O) STRATEGI S-O STRATEGI W-O
1. Kebijakan pemerintah yang 1. Memanfaatkan 1. Membangun kerjasama
memberikan insentif dan ketersediaan dengan tenaga pendam-
menjadikan cengkeh & turunannya teknologi dan tenaga ping serta memanfaatkan
sebagai komoditas prioritas/ pendamping untuk ketersediaan teknologi
unggulan meningkatkan untuk melakukan per-
2. Potensi pasar yang cukup besar di produksi yang lebih baikan mutu produk
luar maluku berkualitas 2. Kerjasama dengan
3. Adanya potensi bermitra dengan 2. Memanfaatkan instansi-instansi terkait
berbagai instansi terkait instansi sebagai mitra guna menyebarkan
4. Ketersediaan teknologi dan kerja untuk memper- informasi produk sehing-
pemanfaatannya dari lembaga luas jaringan pema- ga dapat dikenali oleh
penelitian dan instansi terkait saran masyarakat
5. Tersedianya tenaga pendamping
dalam pengelolaan usaha
6. Adanya dukungan media sosial
dalam pemasaran hasil produksi
Volume 7 No. 2 Juni 2019 117
Tabel 7. Lanjutan
Kesimpulan
Daftar Pustaka