net/publication/315370807
CITATIONS READS
0 923
3 authors, including:
Bahruddin Bahruddin
Universitas Riau
42 PUBLICATIONS 96 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Bahruddin Bahruddin on 08 August 2017.
Abstrak
Kata kunci: energi bebas pencampuran, karet alam, kemampuan pencampuran, maleated
polypropylene, polipropilen
Abstract
Studies on the thermodynamic aspects of polymer systems are required to obtain miscibility
and phase separation of the system. This study aims to estimate miscibility of the natural
rubber (NR)-polypropylene (PP)-maleated polypropylene (MAPP) system. The NR phase is
sulfur vulcanized in the PP matrix. Estimation of the miscibility was based on free energy of
mixing which is calculated by the Flory-Huggins equation. Mixing enthalpy and molar volume
were calculated by the van Krevelen and Group Contribution Volume (GCVol) methods,
respectively. Solubility parameter was also calculated using van Krevelen method. Free energy
of mixing was calculated on the composition of the NR between 0 to 100% and temperature of
30oC. Vulcanization process of NR phase was considered to produce 1113 cross-linked
molecules and occured as monosulfidic bonding. The MAPP composition varied in the range of
0 to 10% (wt), while the number of anhydrate (MA) group in MAPP molecules ranged from 1
to 5% (mol). The results show that the addition of the MAPP on a mixed system of NR/PP with
NR vulcanized dynamically can only decrease the free energy of mixing, but does not change
the nature of inmiscibility properties. The MA level in MAPP relatively does not affect the
miscibility of the systems.
Keywords: maleated polypropylene, miscibility, mixing free energy, natural rubber, poly-
propylene
25
Bahruddin dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 10 No.1
Hal ini mengakibatkan sifat-sifat yang Sistem dapat saling campur jika ΔGM bernilai
muncul dari campuran tersebut adalah sifat negatif. Karena ΔSM bernilai positif, maka
dari masing-masing komponen dalam ΔGM negatif jika ΔHM < TΔSM. Disamping
campuran secara individual (Mangaraj, ketentuan tersebut, kestabilan fasa dari
2005). Padahal karakteristik pemrosesan suatu campuran juga harus memenuhi
dan performa campuran yang diinginkan kriteria berikut:
adalah kombinasi dari komponen-komponen
penyusunnya. 2 GM
0 (2)
2
Campuran PP dan NR dapat menghasilkan 2 T , p
material termoplastik vulkanisat (TPV).
Bidang aplikasi material ini menyerupai karet
Entalpi pencampuran dapat dihubungkan
termoset, namun dapat diproses seperti
dengan parameter kelarutan komponen-
termoplastik. Umumnya material TPV yang
komponen dalam campuran, yang dinyata-
sudah dikembangkan berbasis karet sintetik
kan dengan persamaan Scatchard-
seperti ethylene-propylene-diene terpolymer
Hildebrand, sebagai mana diuraikan oleh
(EPDM), ethylene-propylene rubber (EPR)
Fried (1995) berikut ini:
dan butadiene acrylonitrile rubber (NBR),
atau modifikasinya (Sabet dan Datta, 2000).
Pembuatan TPV berbasis NR belum banyak HM V12(1 2 )2 (3)
dikembangkan. Padahal, NR lebih murah
dibandingkan dengan EPDM, sehingga mem- dimana 1 dan 2 masing-masing adalah
punyai potensi yang besar untuk mengganti-
kan EPDM. Disamping itu, campuran termo- fraksi volume komponen 1 dan 2, 1 dan 2
plastik dengan NR berpotensi untuk me- masing-masing adalah parameter kelarutan
ningkatkan sifat-sifat NR, mengubahnya komponen 1 dan 2. Nilai ΔHM kecil jika nilai
menjadi bahan baru, dan aplikasinya dapat ( 1 2 ) 2 kecil. Persamaan (3) berlaku jika
lebih diperluas (Pascual dkk., 2005).
tidak ada interaksi spesifik antar struktur.
Campuran PP dan NR juga diyakini lebih
Jika salah satu komponen mempunyai
ekonomis dan mempunyai green strength
polaritas lebih kuat dan ada ikatan
yang tinggi dibandingkan dengan campuran
hidrogennya, maka ΔHM menjadi lebih besar
PP/EPDM (Sabet dan Datta, 2000).
dari persamaan (3), sehingga ada ke-
Termodinamika kelakuan fasa untuk sistem mungkinan ΔGM positif walaupun 1 2 .
campuran polimer-polimer dapat dianalisis Krevelen dan Hoftyzer (1990) memasukkan
secara eksperimental maupun model-model parameter-parameter interaksi nonpolar
termodinamika yang sesuai. Secara eksperi- atau dispersi (d), interaksi polar (p) dan
mental, kelakuan fasa dapat diamati dengan interaksi ikatan hidrogen (h) untuk
menggunakan metoda mikroskopi (seperti: menentukan parameter kelarutan, sehingga
SEM, TEM, dan optikal), difraksi (seperti: LS, persamaan (3) menjadi:
SANS, SAXS, dan WAXS), termal (seperti
DSC), atau gabungan dari metode-metode HM V12 2 (4)
tersebut, tergantung ukuran domain fasa
Dimana,
terdistribusi (Utracki, 1990; Marcus dkk, 2 2 2 2
1995). Sedangkan analisis termodinamika (d1 d2 ) ( p1 p2 ) ( h1 h2 ) (5)
kelakuan fasa dapat dilakukan berdasarkan
energi bebas pencampuran (Mezzenga dkk., Parameter kelarutan dari masing-masing
2000; Fried, 1995; Borrajo dkk., 1995). interaksi tersebut dapat diprediksi dengan
Umumnya, model-model termodinamik yang metode group contribution (GCVol) dengan
sudah dikembangkan berdasarkan model rumus berikut ini (Krevelen dan Hoftyzer,
Flory-Huggins (FH) dan model equation of 1990):
state (EoS) (Sanchez dan Stone, 2000).
Fd i
Energi bebas pencampuran suatu campuran d V
polimer biner pada suhu (T) dan tekanan (P)
F p i
tertentu, dinyatakan dengan persamaan (1). p V
(6)
26
Bahruddin dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 10 No.1
MM
Vo (9)
M
27
Bahruddin dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 10 No.1
nyebabkan energi bebas kecil dan pe- dari nilai energi bebas pencampuran yang
misahan fasa terjadi secara spontan (daerah dihitung berdasarkan persamaan Flory-
unstable pada Gambar 1). Untuk komposisi Huggins. Beberapa anggapan dalam per-
antara 2' dan 2sp
'
, dan 2'' dan 2sp
''
, nilai hitungan tersebut adalah sebagai berikut:
28
Bahruddin dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 10 No.1
dimana Tg (~), c dan Nrot adalah kons- Nilai parameter dari masing-masing gugus
tanta yang tergantung jenis elastomer fungsi untuk perhitungan volume molar
yang mengalami ikat-silang, dan n adalah sebagaimana ditunjukkan pada Tabel
adalah jumlah molekul elastomer yang 1. Volume molar NR yang terikat-silang
berikatan silang. Untuk NR (Bicerano, dihitung dengan metode van Krevelen
2002), maka: sebagaimana diuraikan oleh Bicerano
Tg (~) = 212,7 K (2002), yaitu dengan persamaan:
c = 6,28
Nrot = 4 T
V (T ) Vw 1.4 2 0.1 5 (20)
Tg
MAPP dan PP bersama-sama membentuk
fasa kontinyu (matrik)
Vw adalah volume van der Waals, yang
Jumlah gugus anhydride (MA) pada dihitung dengan metode Bondi (1968),
molekul MAPP bervariasi. yaitu:
ni : jumlah gugus i
Ai, Bi, dan Ci adalah parameter volume
gugus i. Menghitung:
Volume molar
Tabel 1. Nilai parameter gugus untuk Panjang rantai relatife
penghitungan volume molar komponen
Fraksi volume
Parameter kelarutan
Gugus A 103 x B 106 x C
Fungsi
CH3 18,96 45,58 0
CH2 12,52 12,94 0 Menghitung:
Entalpi pencampuran
CH 6,297 -21,92 0
Entropi pencampuran
=CH 6,761 23,97 0 Energi bebas pencampuran
C 1,296 -59,66 0
=C -0,3971 -14,1 0
Sumber: Bicerano, 2002
Mencetak:
Grafik
Tabel 2. Parameter gugus untuk penghitungan
volume van der Waals
Selesai
Gugus Fungsi ri
CH3 0,9011
CH2 0,6744
Gambar 2. Prosedur perhitungan energi bebas
CH 0,4469 pencampuran sistem campuran
CHS 1,1589 NR/PP dengan penambahan
Sumber: Poling dkk; 2001 kompatibilizer MAPP
29
Bahruddin dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 10 No.1
Gugus Fd Fp Eh
Fungsi
CH3 420 0 0
CH2 270 0 0
CH 80 0 0
C -70 0 0
=CH 200 0 0
=C 70 0 0
S 410 0 0
Sumber: Krevelen dan Hoftyzer, 1990
30
Bahruddin dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 10 No.1
Dari kedua gambar tersebut dapat dilihat Secara eksperimen, kemampuan pen-
bahwa untuk sistem campuran tanpa campuran NR/PP juga sudah dipelajari pada
penambahan MAPP, energi bebas pen- penelitian sebelumnya (Bahruddin dkk.,
campuran NR/PP pada komposisi NR 70% 2007), yaitu dengan menggunakan scanning
berat mencapai 53000 J/mol, 118000 J/mol electron microscopy (SEM) dan visco-
dan 212500 J/mol, masing-masing jika elastomer (VE), sebagaimana ditunjukkan
jumlah molekul NR yang berikatan silang pada Gambar 7 dan Gambar 8. Terlihat pada
500, 1113 dan 2000. Sedangkan untuk mikrograf tersebut bahwa fasa PP dan fasa
sistem campuran dengan penambahan MAPP NR menunjukkan morfologi yang saling
5% berat (kadar MA 2% mol), energi bebas terpisah. Sedangkan dari termogram, pe-
pencampurannya menjadi 12500 J/mol, misahan fasa tersebut ditandai dengan
28000 J/mol dan 50500 J/mol. Meskipun munculnya dua nilai suhu transisi gelas
nilai energi bebas pencampuran NR/PP (peak Tg) yang mewakili kedua komponen
dengan fasa NR divulkanisasi dapat di- tersebut, yaitu Tg1 dan Tg2. Sebagai contoh
turunkan dengan penambahan MAPP, namun untuk sistem NR/PP 60/40, transisi pertama
nilainya yang negatif hanya dapat diperoleh (Tg1) pada suhu -48oC dan transisi kedua
pada komposisi NR > 98% berat dan kadar (Tg2) adalah pada +9oC.
MA < 2% mol serta komposisi MAPP < 5%
berat.
31
Bahruddin dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 10 No.1
yang semakin merata dan ukuran yang Bondi, A. (1968) Physical properties of
semakin kecil dalam matrik PP, yang molecular crystals, liquid and glasses,
ditunjukkan oleh semakin meningkatnya Wiley, New York.
sifat mekanik. Namun, fasa NR dengan
kadar yang lebih besar dari PP cenderung Borrajo, J., Riccardi, C.C., Williams, R.J.J.,
dapat membentuk fasa ko-kontinyu di- Cao, Z. Q., Pascault, J. P. (1995)
samping fasa PP dalam campuran karena Rubber-modified cyanate esters:
viskositas PP yang lebih rendah pada waktu thermodynamic analysis of phase
proses pencampuran (Asaletha, 1998), separation, Polymers, 36, 3541-3547.
sehingga sifatnya menjadi menurun.
Elbro, H. S., Fredenslud, A., Radmunsen, P.
Disamping itu, karena sistem juga divulkani- (1991) Group contribution methode for
sasi dinamik selama proses pencampuran, the prediction of liquid densities as
maka hal ini menyebabkan peningkatan function of temperature for solvents,
viskositas campuran (Asaletha, 1998). oligomers, and polymers, Industrial
Akibatnya aksi gesekan yang terjadi semakin Engineering & Chemistry Research, 30,
meningkat selama proses pen-campuran, 2576-2582.
sehingga ukuran partikel menjadi lebih kecil
dan dispersi fasa NR dalam matrik PP lebih Flory, P.J. (1953) Principles of Polymer
merata. Vulkanisasi dinamik fasa NR dalam Chemistry, Cornel University Press,
matrik PP mengubah sifat mekanik menjadi London.
seperti karet vulkanisasi. Partikel NR yang
tervulkanisasi berukuran kecil dan ter- Fried, JR. (1995) Polymer Science and
dispersi merata dalam matrik PP. Ukuran Technology, Prentice Hall PTR, New
dispersi yang kecil dan tervulkanisasi men- Jersey.
jadikan partikel-partikel terdistribusi ter-
sebut lebih memudahkan inisiasi dan Krevelen, V., Hoftyzer, PJ. (1990) Properties
pergerakan aliran matrik. of Polymer: Their Correlation with
Chemical Structure; Their Numerical
4. Kesimpulan Estimation and Prediction from Ad-
ditive Group Contribution, 3rd ed.,
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Elsevier, Amsterdam.
penambahan MAPP pada sistem campuran
NR/PP dengan fasa NR tervulkanisasi Kuriakose, B, Chakraborty, S.K., DE, S.K.
dinamik dapat menurunkan nilai energi be- (1985) Scanning electron microscopy
bas pencampuran, namun tidak mengubah studies on tensile failure of thermo-
sifat ketidakmampuan campurnya. Kadar MA plastic elastomer from poly-propilene-
dalam MAPP relatif tidak mempengaruhi natural rubber blends. Material
kemampuan pencampuran sistem tersebut. Chemistry and Physic, 12, 157-170.
32
Bahruddin dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 10 No.1
33