Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/315370807

Termodinamika Campuran Polipropilen/Karet Alam yang Ditambahkan


Kompatibilizer Maleated Polypropylene

Article  in  Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan · June 2014


DOI: 10.23955/rkl.v10i1.2169

CITATIONS READS

0 923

3 authors, including:

Bahruddin Bahruddin
Universitas Riau
42 PUBLICATIONS   96 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Palm frond based WPC View project

catalyst View project

All content following this page was uploaded by Bahruddin Bahruddin on 08 August 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan
Vol. 10, No.1, Hlm. 25 - 33, 2014
ISSN 1412-5064

Termodinamika Campuran Polipropilen/Karet Alam yang


Ditambahkan Kompatibilizer Maleated Polypropylene

Thermodynamic of Maleated Polypropylene Compatibilyzed


Polypropylene/Natural Rubber Blends
Bahruddin1*, Irdoni1, Muhammad2
1
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina Widya Simpang Baru
Panam Pekanbaru 28312
2
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh
Kampus Utama Cot Teungku Nie Reuleut, Muara Batu, Aceh Utara 24355
*Email: bahruddin@unri.ac.id

Abstrak

Kajian terhadap aspek termodinamika suatu sistem campuran polimer-polimer diperlukan


untuk mendapatkan informasi mengenai kemampuan pencampuran maksimal dan pemisahan
fasa dari sistem campuran tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan
kemampuan pencampuran sistem karet alam (natural rubber, NR) dan polipropilen (PP) yang
ditambahkan kompatibilizer Maleated Polypropylene (MAPP), dimana fasa NR tervulkanisasi
dinamik dalam matrik PP dengan cross-link agent sulfur. Estimasi kemampuan pencampuran
didasarkan pada energi bebas pencampuran yang dihitung dengan persamaan Flory-Huggins.
Entalpi pencampuran dan volume molar masing-masing dihitung dengan persamaan van
Krevelen dan metode Group Contribution Volume (GCVol). Parameter kelarutan juga dihitung
menggunakan metode van Krevelen. Energi bebas pencampuran dihitung pada komposisi NR
antara 0 sampai dengan 100% dan suhu 30oC. Proses vulkanisasi fasa NR dianggap
menghasilkan jumlah molekul yang berikatan silang sebanyak 1113 dan terjadi secara
monosulfidik. Komposisi MAPP divariasikan antara 0 sampai 10% massa, sedangkan jumlah
gugus anhydrate (MA) dalam molekul MAPP berkisar antara 1 sampai 5% mol. Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa penambahan MAPP pada sistem campuran NR/PP dengan
fasa NR tervulkanisasi dinamik hanya dapat menurunkan nilai energi bebas pencampuran,
namun tidak mengubah sifat ketidakmampuan campurnya. Kadar MA dalam MAPP relatif tidak
mempengaruhi kemampuan pencampuran sistem campuran tersebut.

Kata kunci: energi bebas pencampuran, karet alam, kemampuan pencampuran, maleated
polypropylene, polipropilen

Abstract

Studies on the thermodynamic aspects of polymer systems are required to obtain miscibility
and phase separation of the system. This study aims to estimate miscibility of the natural
rubber (NR)-polypropylene (PP)-maleated polypropylene (MAPP) system. The NR phase is
sulfur vulcanized in the PP matrix. Estimation of the miscibility was based on free energy of
mixing which is calculated by the Flory-Huggins equation. Mixing enthalpy and molar volume
were calculated by the van Krevelen and Group Contribution Volume (GCVol) methods,
respectively. Solubility parameter was also calculated using van Krevelen method. Free energy
of mixing was calculated on the composition of the NR between 0 to 100% and temperature of
30oC. Vulcanization process of NR phase was considered to produce 1113 cross-linked
molecules and occured as monosulfidic bonding. The MAPP composition varied in the range of
0 to 10% (wt), while the number of anhydrate (MA) group in MAPP molecules ranged from 1
to 5% (mol). The results show that the addition of the MAPP on a mixed system of NR/PP with
NR vulcanized dynamically can only decrease the free energy of mixing, but does not change
the nature of inmiscibility properties. The MA level in MAPP relatively does not affect the
miscibility of the systems.

Keywords: maleated polypropylene, miscibility, mixing free energy, natural rubber, poly-
propylene

1. Pendahuluan puran polipropilen (PP) dengan karet alam


(natural rubber, NR) adalah campuran dari
Kunci sukses pencampuran suatu sistem komponen-komponen yang mempunyai
polimer adalah kompatibilitas komponen- berat molekul besar. Campuran tersebut
komponen penyusunnya untuk menghasil- cenderung membentuk pemisahan fasa,
kan performa campuran yang sesuai. Cam- dimana adhesi antar komponennya lemah.

25
Bahruddin dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 10 No.1

Hal ini mengakibatkan sifat-sifat yang Sistem dapat saling campur jika ΔGM bernilai
muncul dari campuran tersebut adalah sifat negatif. Karena ΔSM bernilai positif, maka
dari masing-masing komponen dalam ΔGM negatif jika ΔHM < TΔSM. Disamping
campuran secara individual (Mangaraj, ketentuan tersebut, kestabilan fasa dari
2005). Padahal karakteristik pemrosesan suatu campuran juga harus memenuhi
dan performa campuran yang diinginkan kriteria berikut:
adalah kombinasi dari komponen-komponen
penyusunnya.  2 GM 
  0 (2)
  2 
Campuran PP dan NR dapat menghasilkan  2 T , p
material termoplastik vulkanisat (TPV).
Bidang aplikasi material ini menyerupai karet
Entalpi pencampuran dapat dihubungkan
termoset, namun dapat diproses seperti
dengan parameter kelarutan komponen-
termoplastik. Umumnya material TPV yang
komponen dalam campuran, yang dinyata-
sudah dikembangkan berbasis karet sintetik
kan dengan persamaan Scatchard-
seperti ethylene-propylene-diene terpolymer
Hildebrand, sebagai mana diuraikan oleh
(EPDM), ethylene-propylene rubber (EPR)
Fried (1995) berikut ini:
dan butadiene acrylonitrile rubber (NBR),
atau modifikasinya (Sabet dan Datta, 2000).
Pembuatan TPV berbasis NR belum banyak HM  V12(1  2 )2 (3)
dikembangkan. Padahal, NR lebih murah
dibandingkan dengan EPDM, sehingga mem- dimana 1 dan  2 masing-masing adalah
punyai potensi yang besar untuk mengganti-
kan EPDM. Disamping itu, campuran termo- fraksi volume komponen 1 dan 2, 1 dan  2
plastik dengan NR berpotensi untuk me- masing-masing adalah parameter kelarutan
ningkatkan sifat-sifat NR, mengubahnya komponen 1 dan 2. Nilai ΔHM kecil jika nilai
menjadi bahan baru, dan aplikasinya dapat ( 1   2 ) 2 kecil. Persamaan (3) berlaku jika
lebih diperluas (Pascual dkk., 2005).
tidak ada interaksi spesifik antar struktur.
Campuran PP dan NR juga diyakini lebih
Jika salah satu komponen mempunyai
ekonomis dan mempunyai green strength
polaritas lebih kuat dan ada ikatan
yang tinggi dibandingkan dengan campuran
hidrogennya, maka ΔHM menjadi lebih besar
PP/EPDM (Sabet dan Datta, 2000).
dari persamaan (3), sehingga ada ke-
Termodinamika kelakuan fasa untuk sistem mungkinan ΔGM positif walaupun  1   2 .
campuran polimer-polimer dapat dianalisis Krevelen dan Hoftyzer (1990) memasukkan
secara eksperimental maupun model-model parameter-parameter interaksi nonpolar
termodinamika yang sesuai. Secara eksperi- atau dispersi (d), interaksi polar (p) dan
mental, kelakuan fasa dapat diamati dengan interaksi ikatan hidrogen (h) untuk
menggunakan metoda mikroskopi (seperti: menentukan parameter kelarutan, sehingga
SEM, TEM, dan optikal), difraksi (seperti: LS, persamaan (3) menjadi:
SANS, SAXS, dan WAXS), termal (seperti
DSC), atau gabungan dari metode-metode HM  V12 2 (4)
tersebut, tergantung ukuran domain fasa
Dimana,
terdistribusi (Utracki, 1990; Marcus dkk, 2 2 2 2
1995). Sedangkan analisis termodinamika   (d1  d2 )  ( p1   p2 )  ( h1   h2 ) (5)
kelakuan fasa dapat dilakukan berdasarkan
energi bebas pencampuran (Mezzenga dkk., Parameter kelarutan dari masing-masing
2000; Fried, 1995; Borrajo dkk., 1995). interaksi tersebut dapat diprediksi dengan
Umumnya, model-model termodinamik yang metode group contribution (GCVol) dengan
sudah dikembangkan berdasarkan model rumus berikut ini (Krevelen dan Hoftyzer,
Flory-Huggins (FH) dan model equation of 1990):
state (EoS) (Sanchez dan Stone, 2000).
Fd i
Energi bebas pencampuran suatu campuran d  V
polimer biner pada suhu (T) dan tekanan (P)
F p i
tertentu, dinyatakan dengan persamaan (1). p  V
(6)

GM  HM  TSM (1) E h i


h  V

dimana ΔGM adalah energi bebas pen-


campuran, ΔSM adalah entropi pencampuran dimana F adalah parameter group contri-
dan ΔHM adalah entalpi pencampuran. buton, Eh adalah energi ikatan hidrogen, dan

26
Bahruddin dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 10 No.1

V adalah volume molar. atau selisih nilai parameter kelarutan antara


komponen-komponen dalam sistem. Untuk
Model yang paling sederhana untuk men- sistem campuran yang multi komponen,
jelaskan energi bebas pencampuran polimer persamaan (12) dapat ditulis menjadi
biner adalah didasarkan pada model Flory- (Plummer dan Mezzenga, 2001):
Huggins (1953), dimana term entropi pada
persamaan (1) untuk sistem dengan volume G M  1,i 2 
Vo sama dengan entropi pencampuran   ln 1,i  ln  2   (1   2 ) 2 
(13)
 z1,i 
RT i z2
kombinatorial:

   dan Δδ dari persamaan (4) dapat dinyatakan


SM  R 1 ln 1  2 ln 2  (7) dengan persamaan:
 z1 z2 
2  2  2  2 (14)
dimana, R adalah konstanta gas, dan zi   ( d1   d )  ( p1   p )  ( h1   h )
adalah panjang rantai relatif komponen i.
Panjang rantai relatif dinyatakan sebagai:
dimana  adalah parameter kelarutan
campuran, yang dinyatakan dengan per-
Mi samaan berikut (Prausnitz, 1986):
zi  (8)
iVo
   i  i (15)
dimana Mi dan i adalah berat molekul dan
i

densitas komponen i. Volume referen V0


pada persamaan (8) adalah volume unit
ulang polimer yang paling kecil, dan dihitung
dengan rumus:

MM
Vo  (9)
M

Disini, MM dan M masing-masing adalah


berat molekul dan densitas dari unit ulang
yang paling kecil. Entalpi pencampuran
dalam volume Vo dinyatakan dengan rumus:

HM  RT12 (10) Gambar 1. Perilaku fasa liquid-liquid campuran


biner: (a) upper critical solution
dimana,  adalah parameter interaksi temperature, UCST; (b) lower
critical solution temperature, LCST;
Flory-Huggins, yang dapat didefinisikan (——) kurva binodal, (- - - ) kurva
dengan persamaan berikut: spinodal (Fried, 1995).

V 2 Mekanisme pemisahan fasa pada suatu


  (11)
campuran homogen dapat ditunjukkan
RT
seperti diagram pada Gambar 1. Upper
Kombinasi persamaan (7) dan (10) critical solution temperature (UCST) dan
menghasilkan hubungan Flory-Huggins lower critical solution temperature (LCST)
dengan energi bebas pencampuran dalam masing-masing adalah suhu maksimum dan
volume Vo: suhu minimum Tc (dan komposisi  c ),
dimana sistem mulai berpisah fasa. Pe-
GM   
  1 ln 1  2 ln 2  12  (12)
misahan fasa pada komposisi  2' dan  2''
RT  z1 z2  terjadi jika kriteria stabilitas seperti per-
samaan (2) tidak terpenuhi untuk semua
Untuk campuran polimer biner, peningkatan
nilai entropi sangat kecil dan dapat komposisi. Pada komposisi antara  2sp
'
dan
diabaikan. Sehingga kemampuan pencam-
puran (miscibility) sistem lebih ditentukan  2sp
''
, turunan persamaan (2) bernilai
dari nilai parameter interaksi Flory-Huggins negatif, dan fluktuasi konsentrasi me-

27
Bahruddin dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 10 No.1

nyebabkan energi bebas kecil dan pe- dari nilai energi bebas pencampuran yang
misahan fasa terjadi secara spontan (daerah dihitung berdasarkan persamaan Flory-
unstable pada Gambar 1). Untuk komposisi Huggins. Beberapa anggapan dalam per-
antara  2' dan  2sp
'
, dan  2'' dan  2sp
''
, nilai hitungan tersebut adalah sebagai berikut:

turunan kedua dari persamaan tersebut  Berat molekul masing-masing komponen


adalah positif, dan sistem stabil terhadap yang digunakan adalah berat molekul rata-
fluktuasi konsentrasi lelehan. ratanya, yaitu NR 1000000; PP 100000;
dan MAPP 9100, dengan struktur monomer
Daerah meta-stable dan pemisahan fasa sebagai berikut:
terjadi melalui mekanisme nukleasi dan
pertumbuhan. Spinodal didefinisikan sebagai
batas meta-stable. Kondisi spinodal adalah: PP:
──CH2 ─CH──

 2GM  CH3 n
  0 (16)
  2 
 2 T , p

Spinodal dapat diturunkan dari persamaan


(16) dan (12), diperoleh: NR:
──CH2 ─C═CH─ CH2──
1 1 │
(17)
  2  0 CH3 n
z11 z22

Ketika persamaan (17) tidak sama dengan


nol, maka dapat digunakan untuk meng- MAPP:
uraikan fluktuasi konsentrasi campuran
──CH2 ─CH──── CH2 ─CH───
polimer. Umumnya, perilaku UCST di-
│ │ O
dominasi oleh pengaruh entalpi, sedangkan
CH3 n
LCST oleh pengaruh entropi untuk terjadinya
m
pemisahan fasa. Pemisahan fasa pada
O
sistem LCST umum terjadi pada campuran O
polimer, sedangkan perilaku UCST biasanya
terjadi pada campuran komponen-komponen  Reaksi vulkanisasi fasa NR dengan sulfur
berberat molekul rendah (Mathot dan membentuk molekul crosslinked NR
Bellemans, 1957). monosulfidik sebagai berikut:

Tulisan ini mengkaji aspek termodinamika


untuk mendapatkan informasi kemampuan
pencampuran maksimal dan pemisahan fasa CH3 S
yang mungkin terjadi pada sistem campuran │ │
PP/NR yang ditambahkan kompatibilizer ──CH2 ─CH─CH─ CH─CH2──
Maleated Polypropylene (MAPP). Pemisahan │
fasa dapat mengurangi kualitas dari produk S
akhir yang diinginkan. Sehingga baik pada

pemrosesan maupun penggunaannya,
──CH2 ─CH─CH─ CH─CH2──
kondisi yang menyebabkan terjadinya
pemisahan fasa harus dihindari (Mezzenga │ │
dkk., 2000). Fokus kajian yang dilakukan CH3 S
meliputi analisis kemampuan pencampuran n
PP dan NR pada berbagai komposisi dan
jumlah molekul NR yang mengalami ikat-
silang NR, suhu, komposisi MAPP dan jumlah  Jumlah molekul NR yang berikatan silang
gugus anhidrid (MA) dalam MAPP, meng- dapat bervariasi, dan dapat ditentukan
gunakan model energi bebas pencampuran berdasarkan suhu transisi gelas (Tg)
Flory-Huggins. hasil eksperimen, mengikuti persamaan
berikut (Bicerano, 2002):
2. Metodologi
 c 
Kemampuan pencampuran NR/PP dengan Tg (n)  Tg (~)1   (18)
fasa NR tervulkanisasi dinamik diestimasi  n.N rot 

28
Bahruddin dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 10 No.1

dimana Tg (~), c dan Nrot adalah kons- Nilai parameter dari masing-masing gugus
tanta yang tergantung jenis elastomer fungsi untuk perhitungan volume molar
yang mengalami ikat-silang, dan n adalah sebagaimana ditunjukkan pada Tabel
adalah jumlah molekul elastomer yang 1. Volume molar NR yang terikat-silang
berikatan silang. Untuk NR (Bicerano, dihitung dengan metode van Krevelen
2002), maka: sebagaimana diuraikan oleh Bicerano
Tg (~) = 212,7 K (2002), yaitu dengan persamaan:
c = 6,28
Nrot = 4  T 
V (T )  Vw 1.4 2  0.1 5  (20)
  Tg 
 MAPP dan PP bersama-sama membentuk  
fasa kontinyu (matrik)
Vw adalah volume van der Waals, yang
 Jumlah gugus anhydride (MA) pada dihitung dengan metode Bondi (1968),
molekul MAPP bervariasi. yaitu:

Gugus-gugus fungsi dari masing-masing Vw  1 5.1 7ri (21)


komponen adalah sebagai berikut:
PP : 1CH3, 1CH2, 1CH
MAPP : nCH3, (n+2m)CH2, (n+2m)CH, Mulai
2mCO, mO dan m ring
NR ikat-silang: nxCH3, 2nxCH2, 3nxCH, nxS,
dimana x adalah jumlah
molekul NR yang berikatan Data:
silang.  Parameter gugus untuk
penghitungan volume molar
Volume molar PP dan NR dihitung meng-  Parameter gugus untuk
penghitungan parameter kelarutan
gunakan metode group contribution volume
 Jumlah molekul NR yang mengalami
(GCVol) (Elbro dkk., 1991), yaitu dengan cross-link
persamaan:  Jumlah gugus anhydride (MA)
dalam molekul MAPP
V (T )   ni  i (19)
 Berat molekul komponen-komponen
i  Komposisi NR
dimana:  Komposisi MAPP
  Ai  BiT  CiT 2  Suhu sistem

ni : jumlah gugus i
Ai, Bi, dan Ci adalah parameter volume
gugus i. Menghitung:
 Volume molar
Tabel 1. Nilai parameter gugus untuk  Panjang rantai relatife
penghitungan volume molar komponen
 Fraksi volume
 Parameter kelarutan
Gugus A 103 x B 106 x C
Fungsi
CH3 18,96 45,58 0
CH2 12,52 12,94 0 Menghitung:
 Entalpi pencampuran
CH 6,297 -21,92 0
 Entropi pencampuran
=CH 6,761 23,97 0  Energi bebas pencampuran
C 1,296 -59,66 0
=C -0,3971 -14,1 0
Sumber: Bicerano, 2002
Mencetak:
Grafik
Tabel 2. Parameter gugus untuk penghitungan
volume van der Waals

Selesai
Gugus Fungsi ri
CH3 0,9011
CH2 0,6744
Gambar 2. Prosedur perhitungan energi bebas
CH 0,4469 pencampuran sistem campuran
CHS 1,1589 NR/PP dengan penambahan
Sumber: Poling dkk; 2001 kompatibilizer MAPP

29
Bahruddin dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 10 No.1

Parameter ri dari masing-masing gugus Peningkatan kadar MA menyebabkan selisih


fungsi untuk perhitungan volume van der parameter kelarutan NR tervulkanisasi men-
Waals ditunjukkan pada Tabel 2. Sedangkan jadi semakin meningkat. Meskipun mem-
untuk perhitungan parameter kelarutan pengaruhi nilai energi bebas pencampuran,
ditunjukkan pada Tabel 3. Estimasi penurunan MA dalam MAPP relatif tidak
kemampuan pencampuran sistem NR/PP mempengaruhi kemampuan pencampuran
berdasarkan nilai parameter energi bebas NR/PP. Sebagaimana dapat dilihat pada
pencampuran, secara skematis ditunjukkan Gambar 4, penurunan kadar MA dalam MAPP
pada Gambar 2. juga tidak dapat membuat NR tervulkanisasi
dan PP dapat saling campur, karena ΔG > 0.
Tabel 3. Parameter gugus untuk penghitungan
parameter kelarutan

Gugus Fd Fp Eh
Fungsi
CH3 420 0 0
CH2 270 0 0
CH 80 0 0
C -70 0 0
=CH 200 0 0
=C 70 0 0
S 410 0 0
Sumber: Krevelen dan Hoftyzer, 1990

Kadar MA 1% Kadar MA 2% Kadar MA 5%

Gambar 4. Pengaruh fraksi berat NR terhadap


energi bebas pencampuran NR/PP
pada berbagai kadar MA dalam
kompatibilizer MAPP dan suhu 30oC

Tanpa MAgPP MAgPP 2.5%


MAgPP 5% MAgPP 10%

Gambar 3. Pengaruh fraksi berat NR terhadap


energi bebas pencampuran NR/PP
pada berbagai komposisi kompa-
tibilizer MAPP dan suhu 30oC

3. Hasil dan Pembahasan


Jumlah NR crosslinked: 500
3.1 Pengaruh Komposisi MAPP Jumlah NR crosslinked: 1113
Jumlah NR crosslinked: 2000
Untuk sistem campuran NR/PP dimana fasa Gambar 5. Pengaruh fraksi berat NR terhadap
NR divulkanisasi, penambahan MAPP dapat energi bebas pencampuran NR/PP
menurunkan energi bebas pencampurannya, pada berbagai jumlah NR berikatan
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3. silang dan suhu 30oC, tanpa MAPP
Penurunan komposisi MAPP dapat menurun-
kan energi bebas pencampuran, meskipun Penambahan MAPP ke dalam sistem campur-
relatif kecil. Bahkan pada komposisi MAPP an NR/PP dimana fasa NR tervulkanisasi,
2,5% mol (kadar MA 2% mol) atau lebih dapat menurunkan energi bebas pen-
kecil dan komposisi NR > 98% berat, sistem campurannya sekitar 75%. Perbandingan
dapat saling campur. nilai energi bebas pencampuran sistem
campuran tersebut dengan dan tanpa
Hal ini disebabkan oleh parameter kelarutan penambahan MAPP dapat dilihat pada
NR dan NR vulkanisasi lebih rendah dari PP. Gambar 5 dan 6.

30
Bahruddin dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 10 No.1

Dari kedua gambar tersebut dapat dilihat Secara eksperimen, kemampuan pen-
bahwa untuk sistem campuran tanpa campuran NR/PP juga sudah dipelajari pada
penambahan MAPP, energi bebas pen- penelitian sebelumnya (Bahruddin dkk.,
campuran NR/PP pada komposisi NR 70% 2007), yaitu dengan menggunakan scanning
berat mencapai 53000 J/mol, 118000 J/mol electron microscopy (SEM) dan visco-
dan 212500 J/mol, masing-masing jika elastomer (VE), sebagaimana ditunjukkan
jumlah molekul NR yang berikatan silang pada Gambar 7 dan Gambar 8. Terlihat pada
500, 1113 dan 2000. Sedangkan untuk mikrograf tersebut bahwa fasa PP dan fasa
sistem campuran dengan penambahan MAPP NR menunjukkan morfologi yang saling
5% berat (kadar MA 2% mol), energi bebas terpisah. Sedangkan dari termogram, pe-
pencampurannya menjadi 12500 J/mol, misahan fasa tersebut ditandai dengan
28000 J/mol dan 50500 J/mol. Meskipun munculnya dua nilai suhu transisi gelas
nilai energi bebas pencampuran NR/PP (peak Tg) yang mewakili kedua komponen
dengan fasa NR divulkanisasi dapat di- tersebut, yaitu Tg1 dan Tg2. Sebagai contoh
turunkan dengan penambahan MAPP, namun untuk sistem NR/PP 60/40, transisi pertama
nilainya yang negatif hanya dapat diperoleh (Tg1) pada suhu -48oC dan transisi kedua
pada komposisi NR > 98% berat dan kadar (Tg2) adalah pada +9oC.
MA < 2% mol serta komposisi MAPP < 5%
berat.

Jumlah NR crosslinked: 500


Jumlah NR crosslinked: 1113
Jumlah NR crosslinked: 2000
Gambar 6. Pengaruh fraksi berat NR terhadap
energi bebas pencampuran NR/PP
pada berbagai jumlah NR berikatan
silang dan suhu 30oC, dengan MAPP Gambar 8. Sifat loss angle campuran NR/PP
(komposisi 5% dan kadar MA 2% dengan kadar MAPP 5% massa
mol) (Bahruddin dkk., 2007)

Penambahan MAPP dalam campuran


NR/PP vulkanisasi dinamik dapat membantu
memperbaiki distribusi dan ukuran partikel
terdispersi. Adanya kompatibiliser me-
nyebabkan terjadinya peningkatan interaksi
kimia dari matrik PP. Interaksi tersebut
menurunkan tegangan muka dan meng-
hasilkan adhesi yang lebih baik dengan NR,
sehingga dapat membantu meningkatkan
dispersi dan mempertahankan reflokulasi
partikel NR yang terdispersi.

Ukuran partikel yang semakin kecil dan


dispersi yang semakin merata dari fasa
terdistribusi dapat menghasilkan sifat tensile
Gambar 7. Pengaruh kompatibiliser MAPP campuran yang semakin meningkat (Kuria-
terhadap morfologi campuran
kose dkk., 1985). Peningkatan komposisi
NR/PP 50/50, MAPP 5% massa
(Bahruddin dkk; 2007) MAPP menghasilkan distribusi partikel NR

31
Bahruddin dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 10 No.1

yang semakin merata dan ukuran yang Bondi, A. (1968) Physical properties of
semakin kecil dalam matrik PP, yang molecular crystals, liquid and glasses,
ditunjukkan oleh semakin meningkatnya Wiley, New York.
sifat mekanik. Namun, fasa NR dengan
kadar yang lebih besar dari PP cenderung Borrajo, J., Riccardi, C.C., Williams, R.J.J.,
dapat membentuk fasa ko-kontinyu di- Cao, Z. Q., Pascault, J. P. (1995)
samping fasa PP dalam campuran karena Rubber-modified cyanate esters:
viskositas PP yang lebih rendah pada waktu thermodynamic analysis of phase
proses pencampuran (Asaletha, 1998), separation, Polymers, 36, 3541-3547.
sehingga sifatnya menjadi menurun.
Elbro, H. S., Fredenslud, A., Radmunsen, P.
Disamping itu, karena sistem juga divulkani- (1991) Group contribution methode for
sasi dinamik selama proses pencampuran, the prediction of liquid densities as
maka hal ini menyebabkan peningkatan function of temperature for solvents,
viskositas campuran (Asaletha, 1998). oligomers, and polymers, Industrial
Akibatnya aksi gesekan yang terjadi semakin Engineering & Chemistry Research, 30,
meningkat selama proses pen-campuran, 2576-2582.
sehingga ukuran partikel menjadi lebih kecil
dan dispersi fasa NR dalam matrik PP lebih Flory, P.J. (1953) Principles of Polymer
merata. Vulkanisasi dinamik fasa NR dalam Chemistry, Cornel University Press,
matrik PP mengubah sifat mekanik menjadi London.
seperti karet vulkanisasi. Partikel NR yang
tervulkanisasi berukuran kecil dan ter- Fried, JR. (1995) Polymer Science and
dispersi merata dalam matrik PP. Ukuran Technology, Prentice Hall PTR, New
dispersi yang kecil dan tervulkanisasi men- Jersey.
jadikan partikel-partikel terdistribusi ter-
sebut lebih memudahkan inisiasi dan Krevelen, V., Hoftyzer, PJ. (1990) Properties
pergerakan aliran matrik. of Polymer: Their Correlation with
Chemical Structure; Their Numerical
4. Kesimpulan Estimation and Prediction from Ad-
ditive Group Contribution, 3rd ed.,
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Elsevier, Amsterdam.
penambahan MAPP pada sistem campuran
NR/PP dengan fasa NR tervulkanisasi Kuriakose, B, Chakraborty, S.K., DE, S.K.
dinamik dapat menurunkan nilai energi be- (1985) Scanning electron microscopy
bas pencampuran, namun tidak mengubah studies on tensile failure of thermo-
sifat ketidakmampuan campurnya. Kadar MA plastic elastomer from poly-propilene-
dalam MAPP relatif tidak mempengaruhi natural rubber blends. Material
kemampuan pencampuran sistem tersebut. Chemistry and Physic, 12, 157-170.

Daftar Pustaka Mangaraj, D. (2005) Rubber recycling by


blending with plastics, in Rubber
Asaletha, R., Kumaran, M. G., Thomas, S. Recycling by De, S.K., Isayev, A.I.,
(1998) Thermal behavior of natural dan Khait, K. (editors), Taylor &
rubber/polystyrene blends: thermo- Francis, New York.
gravimetric and differential scanning
calorimetric analysis, Polymer Degra- Marcus, A.H., Hussey, D.M., Diachun, N.A.,
dation and Stability, 61, 431-439. Fayer, M.D. (1995) Nano domain
formation in liquid polymer blend: the
Bahruddin, Sumarno, Wibawa, G., initial stages of phase separation,
Soewarno, N. (2007) The effect of Journal of Chemistry & Physics, 103,
maleated polypropylene on the 8190-8200.
morphology and mechanical properties
of dynamically vulcanized natural Mathot, V., Bellemans, A. (1957) The
rubber/polypropylene blends, 14th Molecular Theory of Solutions, North-
Regional Symphosium of Chemical Holland, London.
Enginering (RSCE), Yogyakarta, 4-5
Desember. Mezzenga, R., Boogh, L., Manson, J. A. E.
(2000) A thermodynamic model for
Bicerano, J. (2002) Prediction of Polymer thermoset polymer blends with
Properties, 3rd ed, Marcel Dekker, Inc, reactive modifiers, Journal of Polymer
New York. Science, 38, 1893-1902.

32
Bahruddin dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 10 No.1

Pascual, S., Derouet, D., Phinyocheep, P. Prausnitz, J. M. (1986) Molecular thermo-


(2005) Polymer grafted natural rubber dynamics of fluid-phase equilibria,
by radical controlled grafting, Thai- Prentice-Hall Inc, New Jersey.
French Seminar “Rubber: from Trees
to End-Products”, Bangkok, 20-21 Sabet, S. A., Datta, S. (2000) Thermoplastic
June. vulcanizates, in polymer blends, (Ed:
Paul, D.R. & C.B. Bucknall), Vol. 2,
Plummer, C.J.G., Mezzenga, R. (2001) Phase John Wiley & Sons, San Francisco.
separation in epoxy resin-reactive
dendritic hyperbranched polymer Sanchez I.C., Stone, M.T. (2000), Statistical
blend, Polymer Engineering and thermodynamics of polymer solutions
Science, 41, 43-52. and blends, in polymer blends, (Ed:
Paul, D.R. & C.B. Bucknall), Vol. 1,
Poling, B.E., Prausnitz, J.M., O’Connell, J.P. John Wiley & Sons, San Francisco.
(2001) The Properties of Gases and
Liquids, 5th ed., The McGraw-Hill Utracki, L. A. (1990) Polymer Alloys and
Companies, Inc., New York. Blends: Thermodynamics and Rheo-
logy, Hanser Publishers, New York.

33

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai