Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/315370496

Sintesis dan Karakterisasi Membran Poliuretan dari Minyak Biji Karet dan
Heksametilen-1,6-diisosianat

Article  in  Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan · December 2015


DOI: 10.23955/rkl.v10i4.3772

CITATIONS READS

2 320

4 authors:

Salfauqi Nurman Marlina Marlina


Universitas Serambi Mekkah Syiah Kuala University
10 PUBLICATIONS   5 CITATIONS    27 PUBLICATIONS   31 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Saiful Jabar Sitti Saleha


Syiah Kuala University Syiah Kuala University
32 PUBLICATIONS   531 CITATIONS    8 PUBLICATIONS   9 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Biodegradable Plastic Project View project

Synthesis of polyurethane membranes View project

All content following this page was uploaded by Salfauqi Nurman on 25 September 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan
Vol. 10, No. 4, Hlm. 188 - 195, Desember 2015
ISSN 1412-5064, e-ISSN 2356-1661
DOI: https://doi.org/10.23955/rkl.v10i4.3772

Sintesis dan Karakterisasi Membran Poliuretan dari Minyak Biji


Karet dan Heksametilen-1,6-diisosianat

Synthesis and Characterization Polyurethanes Membranes of Rubber


Seed Oil and Hexamethylene-1,6-diisocyanate

Salfauqi Nurman1, Marlina1,2*, Saiful1,2, Sitti Saleha1,2


1
Program studi Magister Kimia, Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Jalan Tgk. Chiek Pante Kulu No.5,
Darussalam, Banda Aceh 23111 dan 2 Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Syiah Kuala, Jalan T. Tanoh Abbbe No. 3, Darussalam, Banda Aceh 23111.
*E-mail: marlina_rachman@yahoo.com.

Abstrak

Minyak biji karet dapat dimanfaatkan untuk pembuatan membran poliuretan. Minyak biji karet
memiliki bilangan hidroksi 40,33 mgKOH/g dan bilangan iod 154,05 gI2/g. Sintesis membran
poliuretan menggunakan metode ikatan silang. Ikatan silang terbentuk dengan mereaksikan
minyak biji karet sebagai sumber gugus -OH dengan heksametilen-1,6-diisosianat sebagai
sumber gugus -NCO. Membran poliuretan yang optimum dihasilkan pada komposisi 4,55:5
(g/g) memiliki sifat homogen, kering, elastis, berwarna kuning kecoklatan, bergelombang,
fluks 0,544 L/m2.h.bar dan faktor rejeksi 100%. Hasil karakterisasi membran menunjukkan
terbentuknya ikatan uretan pada bilangan gelombang 3480 cm-1, struktur morfologi membran
padat, memiliki dua tahap dekomposisi pada 210oC dan 392oC, titik transisi gelas 65oC,
kekuatan tarik 1,03 kgf/mm2 dan elongasi 497,14%. Dari hasil karakterisasi membran
poliuretan, membran tersebut dapat digolongkan pada tipe membran reverse osmosis.

Kata kunci: Heksametilen-1,6-diisosianat, karakterisasi membrane, poliuretan, minyak biji


karet

Abstract

Rubber seed oil can be used for the synthesis of polyurethane membranes. Rubber seed oil
has a hydroxyl number 40.33 mgKOH/g and iodine number 154.05 gI2/g. Synthesis of
polyurethane membranes using crosslinking, Crosslinking is formed by reacting a rubber seed
oil as a source of -OH group with hexamethylene-1,6-diisocyanate as a source –NCO group.
Optimum polyurethane membrane which is produced on the composition of 4.55: 5 (g/g) has
a homogeneous nature, dry, elastic, brownish yellow, wavy, flux of 0.544 L/m2.h.bar and
rejection factor of 100%. Membrane characterization results indicate the formation of a
urethane bond at wave number 3480 cm-1, the structure of dense membrane morphology, has
two stages of decomposition at 210oC and 392oC, the glass transition point 65oC, tensile
strength of 1.03 kgf/mm2 and elongation 497.14%. Characterization of the results of a
polyurethane membrane, the membrane can be classified on the type of reverse osmosis
membranes.

Keywords: Hexamethylene-1,6-diisocyanate, membrane characterization, polyurethane,


rubber seed oil,

1. Pendahuluan
Polimer poliuretan terdiri dari sebuah rantai
Poliuretan merupakan polimer yang banyak organik yang dihubungkan oleh ikatan uretan
digunakan sebagai busa tempat tidur, sofa, (-NHCOO-). Ada dua metode utama untuk
asesoris mobil, serat, elastomer dan pelapis. pembuatan poliuretan yaitu reaksi
Produk poliuretan mempunyai bentuk yang biskloroformat dengan senyawa diamin dan
beragam yaitu dari plastik elastomer linier reaksi diisosianat dengan senyawa dihidrasi
yang lembut sampai busa termoset yang (Stevens, 1989; Ramanathan dkk., 1999).
keras dan kaku (Bakare dkk., 2010; Yang
dkk., 2011; Das dkk., 2012; Gurunathan Pembuatan poliuretan dengan metode reaksi
dkk., 2014; Zhang dkk., 2014; Datta, diisosianat dengan senyawa dihidrasi, yaitu
Głowińska, 2014). Poliuretan merupakan dengan cara mereaksikan senyawa yang
jenis polimer heteropolimer atau kopolimer mengandung gugus isosianat -NCO yang
yang tersusun dari monomer-monomer yang reaktif dengan senyawa yang mengandung
berbeda, sehingga penamaan poliuretan gugus hidroksi -OH yang reaktif. Sehingga
diambil dari jenis ikatan yang terbentuk. dapat membentuk ikatan uretan (-NHCOO-).

188
Salfauqi Nurman dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan, Vol. 10, No. 4

Reaksi polimerisasi yang terjadi adalah untuk mendapatkan sifat membran yang
polimerisasi adisi (Stevens, 1989; Das dkk., optimum. Membran poliuretan yang
2012; Gurunathan dkk., 2014; Datta, dihasilkan digunakan untuk menyaring logam
Głowińska, 2014; Min dkk., 2014). merkuri pada air sumur yang berada
disekitar penambangan emas.
Marlina (2007) mensintesis membran
poliuretan dengan cara mereaksikan asam 2. Metodelogi
lemak bebas dan asam lemak yang telah
teroksidasi, yang berasal dari minyak jarak 2.1. Alat dan Bahan
dengan 2,4-toluen diisosianat (TDI).
Membran yang dihasilkan bersifat Peralatan yang digunakan adalah peralatan
transparan, elastis, homogen, kuat, gelas, timbangan analitik, alat soklet, rotary
mempunyai titik transisi gelas 127,4oC dan evaporator, oven, hotplet, magnetik stirer,
kekuatan tarik 41,7 MPa. Tahun 2010 modul membran (rakitan), atomic absorption
Marlina juga telah mensintesis membran spectrophotometry (AAS), fourier transform
poliuertan dari karagenan dan 2,4-toluen infrared (FTIR), gas chromatography-mass
diisosianat (TDI). Membran poliuretan spectrometry (GC-MS), scanning elektron
optimum yang dihasilkan mempunyai sifat microscope-energy dispersive x-ray (SEM-
kuat, elastis, transparan, kekuatan tarik 340 EDX), thermogravimetric analysis (TGA),
kgf/mm2, elongasi 9%, titik transisi gelas differential thermal analysis (DTA) dan alat
243,6oC, titik leleh 423,02oC, fluks 39,2 uji tarik.
L/m2.h dan faktor rejeksi 45,9%.
Bahan-bahan yang digunakan adalah,
Humberto dkk. (2013) telah membandingkan heksametilen-1,6-diisosianat (HMDI),
dua jenis membran poliuretan, yang kloroform, aquades, asam asetat, fenoftalein
disintesis dari termoplastik poliuretan (pp), KOH, KI, Na2S2O3, indikator amilum,
komersial dan poliuretan yang disintesis dari n-heksan, NaCl, H2SO4, metanol. Sampel
minyak jarak dengan 4-4-disikloheksilmetan yang digunakan, yaitu biji karet yang diambil
diisosianat. Hasil evaluasi dua membran dari perkebunan warga di Desa Gunong
tersebut dapat disimpulkan bahwa membran Kleng, Kecamatan Meureubo, Kabupaten
poliuretan dari minyak jarak menunjukkan Aceh Barat, Provinsi Aceh dan air sumur
kinerja yang lebih baik dibandingkan sebagai umpan diambil dari sumur yang
membran dari poliuretan komersial. Biji berdekatan dengan tempat pengolahan
karet mengandung minyak 40-50% (17-21% emas, di Desa Datar Luas, Kecamatan
asam oleat, 35-38% asam linoleat, 21-24% Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya,
asam linolenat, 1% asam arachidic, 5-12% Provinsi Aceh.
asam stearat, 9-12% asam palmitat, dan 2-
20% asam lemak bebas lainnya) (Novia 2.2. Ekstraksi Minyak Biji Karet
dkk., 2009; Setyawardhani dkk., 2010).
Minyak biji karet memiliki warna (lovinbond) Proses ekstraksi minyak biji karet dimulai
22R;23,2Y, berat jenis 0,916, bilangan asam dari proses pembersihan biji karet, dikupas
43,62 mg KOH/g, asam lemak bebas 21,4, dan dikeringkan pada suhu kamar,
bilangan penyabunan 202,91 mg/g dan dihaluskan menjadi serbuk, diekstrak meng-
bilangan iodine 136,21 g I2/100g (Bakare gunakan soklet dengan pelarut n-heksan
dkk., 2010). pada suhu 80°C selama 4 jam. Untuk
memisahkan minyak biji karet dan n-heksan
Minyak biji karet mengandung trigliserida menggunakan rotary evaporator pada suhu
atau ester gliserol dan asam lemak bebas. 60°C selama 30 menit.
Asam lemak bebas ini mengandung dua
gugus fungsi, yaitu gugus hidroksi dan 2.3. Karakterisasi Minyak Biji Karet
ikatan rangkap yang dapat digunakan
sebagai sumber –OH. Pada penelitian ini 2.3.1. Analisis bilangan hidroksi
minyak biji karet dimanfaatkan sebagai
sumber –OH, yang direaksikan dengan Bilangan hidroksi ditentukan dengan
heksametilen-1,6-diisosianat sebagai sumber menimbang 2 gram sampel ditambahkan 4
-NCO untuk sintesis membran poliuretan. mL reagen asetilasi, kemudian dipanaskan
Sintesis membran poliuretan menggunakan sampai suhu 98oC selama 2 jam, didinginkan
metode ikatan silang (Mulder, 1996). Kinerja pada temperatur kamar, ditambahkan 6 mL
membran sangat ditentukan oleh sifat fisik, aquades, dibilas tutup dan dinding botol.
kimia dan mekanik membran. Oleh karena Kemudian didiamkan selama 24 jam,
itu pada penelitian ini diuji variasi komposisi ditambahkan indikator pp 1% sebanyak 3-4
heksametilen-1,6-diisosianat dengan tujuan tetes dan dititrasi dengan larutan KOH 0,5 N.

189
Salfauqi Nurman dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan, Vol. 10, No. 4

2.3.2. Analisis bilangan iod 2.5.3. Analisis gugus fungsi

Bilangan iod ditentukan dengan menimbang Analisis gugus fungsi membran poliuretan
sekitar 0,03-0,04 gram sampel, kemudian menggunkan fourier transform infrared
dimasukkan kedalam labu erlenmeyer, (FTIR) (Agilent resolution pro cary 630 FTIR
ditambahkan 10 mL kloroform dan 30 mL spectrometer), dilakukan di Laboratorium
larutan hanus, sampel disimpan selama 30 Instrumen, Jurusan Kimia FMIPA UNSYIAH,
menit di tempat gelap. Setelah itu Banda Aceh.
ditambahkan 10 mL larutan KI 15 % dan 100
mL aquades, dititrasi dengan larutan 2.5.4. Struktur morfologi membran
Na2S2O3 0,1 N sampai terjadi perubahan
warna menjadi kekuning-kuningan, Struktur morfologi membran dilihat
ditambahkan 1-2 mL larutan amilum dan menggunakan scanning elektron microscope-
dititrasi kembali dengan larutan Na2S2O3 0,1 energy dispersive x-ray (SEM-EDX)
N sampai larutan berubah menjadi jernih. (Tabletop microscope 3000), dilakukan di
Laboratorium Material, Jurusan Teknik Mesin
2.3.3. Analisis komponen minyak FT UNSYIAH, Banda Aceh.

Analisis komponen minyak biji karet 2.5.5. Analisis termal


menggunakan gas chromatography-mass
spectrometry (GC-MS) (GC2010 MSQP Analisis termal membran poliuretan
2010S Shimadzu), dilakukan di Laboratorium menggunakan thermogravimetric analysis
Kimia Organik, UGM, Yogyakarta. (TGA) (SDT Q600) dan differential thermal
analysis (DTA) (SDT Q600), dilakukan di
2.4. Pembuatan Membran Poliuretan Laboratorium Terpadu USU, Medan.

Pembuatan membran poliuretan meng- 2.5.6. Analisis mekanik


gunakan metode ikatan silang dengan cara
mereaksikan minyak biji karet dengan Kekuatan mekanik membran diuji dengan
heksametilen-1,6-diisosianat. Minyak biji alat uji terik (Control komputer series 10-
karet 4,55 gram, ditambah heksametilen- 100 KN), dilakukan di Laboratorium Material,
1,6-diisosianat variasi komposisi 1, 3, 4, 5 Jurusan Fisika FMIPA UNSYIAH, Banda Aceh.
dan 7 gram, diaduk menggunakan magnetik
stirer pada suhu 90-100°C selama 60 menit, 2.5.7. Analisis ketahanan kimia
dicetak di dalam cawan petri, kemudian
dicuring dalam oven pada suhu 165-170°C Ketahanan kimia diuji dengan cara
selama 8 jam. Setelah membran terbentuk, merendam membran pada beberapa bahan
maka membran dilepas dalam air yang kimia. Sampel membran poliuretan dipotong
mengalir dengan bantuan spatula. melingkar dengan diameter 2,3 cm,
dikeringkan dalam oven pada suhu 115oC
2.5. Karakterisasi Membran Poliuretan selama 15 menit, didinginkan dan ditimbang
sebagai berat awal (wt0), dimasukkan pada
2.5.1. Proses filtrasi masing-masing larutan (NaCl 10%, KOH 3%,
aquades, air sumur, H2SO4 3% dan metanol
Proses filtrasi dengan cara dead-end, 25%), ditutup dan disimpan selama 7 hari.
menggunakan modul membran (rakitan). Setelah 7 hari, sampel diambil, dicuci
Membran dengan luas permukaan 22,051 menggunakan aquades, dikeringkan dalam
cm2 dipasang pada modul, dimasukkan 50 oven pada suhu 115oC selama 15 menit,
mL air sumur sebagai umpan ke dalam didinginkan dan ditimbang (wt7).
modul, tekanan dinaikkan perlahan-lahan
sampai 20 bar, dihitung volume permeat 3. Hasil dan Pembahasan
yang dihasilkan setelah 20 menit.
3.1. Minyak Biji Karet
2.5.2. Penentuan konsentrasi umpan
dan permeat Proses ekstraksi minyak biji karet dimulai
dengan pengupasan biji karet, 1 Kg biji karet
Penentuan konsentrasi logam merkuri pada menghasilkan 612,40 gram daging biji dan
umpan dan permeat, menggunakan atomic 387,60 gram kulit biji karet. Setelah
absorption spectrophotometry (AAS) (AA- pengeringan daging biji untuk mengurangi
6300), dilakukan di Laboratorium Instrumen, kadar air dalam daging biji, daging biji karet
Jurusan Kimia FMIPA UNSYIAH, Banda Aceh. berkurang menjadi 411,85 gram. Proses
ekstraksi minyak biji karet menghasilkan

190
Salfauqi Nurman dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan, Vol. 10, No. 4

minyak 167,86 gram atau 40,76% (g/g).


Hasil penelitian lain menyebutkan kandungan 3781222 -
minyak dalam biji karet sebanyak 40-50% 2
(Novia dkk., 2009; Styawardhani dkk.,
2010). Minyak biji karet yang dihasilkan
berwarna kuning dengan berat jenis 0,9108 3
g/cm3.

Intensitas
3.2. Karakterisasi Minyak Biji Karet 4
1
3.2.1. Bilangan hidroksi dan bilangan
iod minyak biji karet

Penentuan bilangan hidroksi dan bilangan


iod, bertujuan untuk mengetahui jumlah 40.0
0.0 50.0
gugus -OH dan jumlah ikatan rangkap pada Waktu retensi (menit)
minyak. Komponen-komponen berhubungan
langsung dengan material untuk pembuatan Gambar 1. Kromatogram GC minyak biji karet
membran poliuretan. Bilangan hidroksi dan
bilangan iod minyak biji karet yang 3.3. Membran Poliuretan
dihasilkan berturut-turut yaitu 40,33 mg
KOH/g dan 154,05 gI2/g. Hasil penelitian lain Pembuatan membran poliuretan dengan
juga menyebutkan hasil yang sama (Bakare memvariasikan komposisi heksametilen-1,6-
dkk., 2010; Wildan dkk., 2014). diisosianat, untuk mendapatkan membran
yang optimum. Tabel 2 menunjukkan variasi
3.2.2. Komponen minyak biji karet komposisi heksametilen-1,6-diisosianat,
yang menghasilkan membran poliuretan
Hasil analisis komponen minyak biji karet yang berbeda karakteristiknya. Komposisi
terlihat pada Gambar 1 dan Tabel 1. Gambar heksametilen-1,6-diisosianat 1 dan 3 gram
1 menunjukkan kromatogram GC minyak biji menghasilkan membran poliuretan yang
karet, ada 4 puncak yang dihasilkan. Puncak tidak kering (berminyak). Hal ini disebabkan
tersebut difragmentasi pada MS untuk karena masih banyak sisa minyak yang tidak
melihat berat molekul (m/z) dari masing- bereaksi. Sedangkan pada komposisi
masing puncak. Hasil m/z dari masing- heksametilen-1,6-diisosianat 7 gram meng-
masing puncak (Tabel 1) disesuaikan dengan hasilkan membran poliuretan yang kering,
data referensi. Sehingga dari keempat sedikit kaku dan kurang elastis. Membran
puncak tersebut dapat diketahui jenis dengan karakeristik seperti ini tidak baik
senyawanya. untuk diaplikasikan di lapangan.

Senyawa yang dihasilkan dari keempat Komposisi optimum antara minyak biji karet
puncak tersebut adalah asam palmitat, asam dan heksametilen-1,6-diisosianat yaitu
linoleat, asam oleat dan asam stearat. Asam 4,55:5 (g/g) dengan suhu polimerisasi 90-
linoleat memiliki persen kelimpahan yang 100°C dan suhu curing 165-170°C.
terbesar yaitu 41,06%. Hasil penelitian lain Membran poliuretan yang dihasilkan bersifat
juga menyebutkan kandungan terbesar homogen, kering (tidak berminyak), elastis,
minyak biji karet adalah asam linoleat (Novia berwarna kuning kecoklatan dan
dkk., 2009; Setyawardhani dkk., 2010; bergelombang, seperti yang terlihat pada
Bakare dkk., 2010). Minyak biji karet yang Gambar 2. Komposisi optimum tersebut yang
dihasilkan mengandung asam lemat jenuh akan dikarakterisasi lebih lanjut.

20,35% dan asam lemak tak jenuh 79,65%.

Tabel 1. Hasil GC-MS Minyak biji karet

Waktu retensi Berat molekul


Puncak Kelimpahan (%) Intensitas Senyawa
(menit) (m/z)
1 40,79 9,92 1178399 270 Asam palmitat
2 44,36 41,06 3547922 294 Asam linoleat
3 44,47 38,59 2741185 264 Asam oleat
4 44,85 10,43 1216092 298 Asam stearat

191
Salfauqi Nurman dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan, Vol. 10, No. 4

Tabel 2. Variasi komposisi pada pembuatan dengan melihat hubungan linier antara
membran poliuretan tekanan yang digunakan dan fluks yang
dihasilkan.
MBK* HMDI* Keterangan visual
No (gram) (gram) membran poliuretan 3.4.2. Gugus fungsi membran
1. 4,55 1tidak kering, mudah sobek,
bergelombang Gambar 3 menunjukkan spectrum FTIR dari
2. 4,55 3 sedikit tidak kering, elastis, minyak biji karet (biru), heksametilen-1,6-
bergelombang diisosianat (merah) dan membran poliuretan
3. 4,55 4 kering, elastis, bergelombang (hijau). Spektrum dari membran poliuretan
4. 4,55 5 kering, elastis, bergelombang menunjukkan terbentuknya ikatan uretan.
5. 4,55 7 kering, sedikit kaku,
Ikatan uretan ditandai dengan adanya
bergelombang
serapan terhadap ikatan -N-H pada bilangan
*MBK = minyak biji karet
*HMDI = heksametilen-1,6-diisosianat gelombang 3480 cm-1 dan 1540 cm-1, -C-N
pada bilangan gelombang 1374 cm-1, -C=O
pada bilangan gelombang 1738 cm-1. Serta
tidak adanya serapan -NCO pada bilangan
gelombang 2280 cm-1 untuk spektrum
membran poliuretan. Hal tersebut menunjuk-
kan bahwa isosianat (-NCO) dari heksa-
metilen-1,6-diisosianat habis bereaksi
10,7 cm
dengan minyak biji karet membentuk uretan.

100 -

N-H
Transmitan (%T)

Gambar 2. Membran poliuretan N-H

3.4. Karakteriasi Membran Poliuretan MBK C-N


HMDI
3.4.1. Proses filtrasi MPU

NCO
Tabel 3 menunjukkan hasil fluks dan faktor C=O
0
rejeksi membran poliuretan dari proses 3800 3000 2200 1400 600
filtrasi. Faktor rejeksi didapat dengan Bilangan gelombang (cm-1)
menghitung konsentrasi logam merkuri,
pada umpan dan permeat dengan MBK = minyak biji karet
menggunakan atomic absorption HMDI = heksametilen-1,6-diisosianat
MPU = membran poliuretan
spectrophotometry (AAS). Umpan yang
digunakan berupa air sumur yang tercemar Gambar 3. Spektrum FTIR minyak biji karet,
merkuri dengan konsentrasi 0,0703 ppb, HMDI dan membran poliuretan
permeat yang dihasilkan tidak terdeteksi
adanya logam merkuri. Sehingga faktor 3.4.3. Struktur morfologi membran
rejeksi yang dihasilkan adalah 100%.
Struktur morfologi membran poliuretan
Tabel 3. Hasil fluks dan faktor rejeksi dianalisa menggunakan SEM pada bagian
cross sectional dengan pembesaran 100x
Faktor
MBK HMDI Fluks dan 500x. Hasil photo SEM diperlihatkan
rejeksi
No (gram) (gram) L/m2.h.bar pada Gambar 4. Dari gambar tersebut
%
1. 4,55 4 0,680 * terlihat bahwa, membran yang dihasilkan
2. 4,55 5 0,544 100 merupakan membran padat (dense). Tidak
3. 4,55 7 0,612 * terlihat adanya struktur pori pada bagian
cross section membran. Struktur morfologi
* Tidak dianalisis
membran dense seperti ini berhubungan
dengan material polimer yang serta proses
Hasil fluks dan faktor rejeksi menunjukkan
pembentukan yang digunakan. Hasil ini
bahwa membran poliuretan yang disintesis
mendukung nilai fluks yang kecil, karena
dapat digunakan untuk menyaring merkuri
prinsip pemisahan pada membran padat
pada air. Tipe membran yang dihasilkan
berdasarkan proses difusi permeat, sehingga
adalah membran reverse osmosis (RO),
laju alir permeat yang dihasilkan kecil.

192
100 -

80 -

Berat (%)
60 -

40 -

20 -

0 200 400 600


Temperatur (oC)

Gambar 5. Kurva TGA membran poliuretan

Gambar 6 menunjukkan hasil analisis termal


menggunakan differential thermal analysis
(DTA). Analisis termal menggunakan DTA
merupakan suatu teknik analisis, dengan
menentukan perbedaan temperatur (∆T)
antara sampel dan bahan pembanding, yang
terlihat perbedaannya pada sumbu Y.
Sedangkan sumbu X merupakan kenaikan
pemanasan sampel dan pembanding. Dari
kurva DTA tersebut terlihat bahwa titik
transisi gelas membran poliuretan pada
suhu 65°C. Transisi gelas merupakan
pergeseran endotermik pada garis dasar
Gambar 4. Morfologi membran poliuretan dengan (baseline) awal karena kapasitas panas
pembesaran 100x dan 500x sampel yang naik (Stevens, 1989).

3.4.4. Ketahanan termal


Perbedaan temperatur (⁰C/mg)

0.0 -
Hasil analisis termal membran poliuretan
-0.02 -
menggunakan thermogravimetric analysis
(TGA), terlihat pada Gambar 5 dan Tabel 4.
Terdapat dua tahap dekomposisi membran, -0.04 -
yang ditandai dengan kehilangan berat pada
suhu 210oC dan 392oC. Dekomposisi -0.06 -
pertama terjadi pada titik terlemah dalam
struktur makromolekul dan dekomposisi -0.08 -
kedua terjadi pada ikatan uretan, unit yang
termostabil, gugus aromatik dan kelompok -0.10 -
ester dari soft segment dalam struktur 0 200 400 600
makromolekul (Das dkk., 2012; Humberto Temperatur (⁰C)
dkk., 2013; Saalah dkk., 2014; Gurunathan
Gambar 6. Kurva DTA membran poliuretan
dkk., 2014). Membran poliuretan kehilangan
berat 50% pada suhu 413oC, kehilangan
3.4.5. Kekuatan mekanik
berat 90% pada suhu 478oC dan sisa residu
2,2% pada suhu 500oC.
Kekuatan mekanik membran diuji dengan uji
tarik. Hasil uji terik menunjukkan bahwa
Tabel 4. Hasil TGA untuk membran poliuretan
membran poliuretan yang dihasilkan
memiliki sifat kuat dan elastis, dengan
residu tensile strength 1,03 kgf/mm² dan elongasi
T1 on T1end T2 on T2end T50% T90%
500oC
497,14%. Nilai tensile strength pada
210 332 392 464 413 478 2,2%
membran poliuretan, disebabkan karena
adanya ikatan silang uretan (hard segment)
yang terbentuk. Sedangkan nilai elongasi
pada membran, disebabkan oleh panjangnya

193
rantai minyak sebagai soft segment yang terhadap bahan kimia kecuali pada basa
dapat mengalami kemuluran (elastis) jika (KOH 3%). Dari hasil karakterisasi membran
ditarik. poliuretan, membran tersebut dapat
digolongkan pada tipe membran reverse
3.4.6. Ketahanan kimia osmosis.

Analisis ketahanan kimia bertujuan untuk Daftar Pustaka


melihat ketahanan membran terhadap
umpan dengan kondisi yang ekstrim (seperti Bakare, I.O., Okieimen, F.E., Pavithran, C.,
asam, basa, garam atau alkohol). Membran Abdul, H.P.S.K., Brahmakumar, M.
poliuretan yang dihasilkan cenderung tahan (2010) Mechanical and Thermal
terhadap beberapa bahan kimia (asam, Properties of Sisal Fiber-Reinforced
garam atau alkohol), yang hanya mengalami Rubber Seed Oil-Based Polyurethane
kehilangan berat ± 1%, terlihat pada Tabel Composites, Material and Design, 31,
5. Hal ini disebabkan karena adannya 4274-4280.
berbagai jenis interaksi yang kuat dalam
struktur membran poliuretan. Sedangkan Das, B., Konwar, U., Mandal, M., Karak, N.
pada larutan KOH 3% (basa) membran (2012) Sunflower Oil Based Bio-
poliuretan mengalami kehilangan berat degradable Hyperbranched Poly-
15,1495%. Hal ini disebabkan karena urethane As a Thin Film Material,
adanya perlawanan dari alkali (basa) Industrial Crop and Products, 44, 396-
terhadap ikatan ester terhidrolisa, dalam 404.
struktur minyak pada membran, atau
terjadinya proses saponifikasi (Das dkk., Datta, J., Głowińka, E. (2014) Effect of
2012). Terjadinya proses saponifikasi Hydroxylated Soybean Oil and Bio-
tersebut ditandai dengan adanya perubahan Based Propanediol on the Structure
warna larutan KOH 3%, dari bening menjadi and Thermal Properties of Synthesized
berwarna kuning dan berbusa (sabun), Bio-Polyurethanes, Journal Industrial
setelah 7 hari perendaman. Crop and Products, 61, 84-91.

Tabel 5. Kehilangan berat membran setelah Gurunathan, T., Mohanty, S., Nayak, S.K.
perendaman dalam larutan (2014) Isocyanate Terminated Castor
Oil-Based Polyurethane Prepolymer:
Kehilangan
Larutan Wt0 (gram) Wt7 (gram)
berat (%)
Synthesis and Characterization,
NaCl 10% 0,3045 0,3015 0,9852 Journal Progress in Organic Coatings,
KOH 3% 0,3010 0,2554 15,1495 80, 39-48.
Aquades 0,3359 0,3333 0,7740
Air sumur 0,3324 0,3294 0,9025 Humberto, J.S.A.J., Assunpcao, D.B.,
H2SO4 3% 0,2969 0,2942 0,9094 Meneguzzi, A., Arthur, C.F., Dani,
Metanol 25% 0,3551 0,3529 0,6195 F.R.A. (2013) Castor Oil and
Commercial Thermoplastic Polyurethan
Membrane Modified with Polyaniline: A
4. Kesimpulan
Comparative Study, Journal Materials
Research, 16(4), 860-866.
Minyak biji karet yang direaksikan dengan
heksametilen-1,6-diisosianat dapat meng-
Marlina (2007) Pemanfaatan Asam Lemak
hasilkan membran poliuretan. Komposisi
Bebas Teroksidasi dari Minyak Jarak
optimum pada sintesis membran poliuretan
untuk Sintesis Membran Poluretan,
dari minyak biji karet dan heksametilen-1,6-
Jurnal Rekayasa Kimia dan
diisosianat adalah 4,55:5 (g/g). Membran
Lingkungan, 6(2), 67-70.
yang dihasilkan memiliki sifat homogen,
kering, elastis, berwana kuning kecoklatan
Marlina (2010) Sintesis Membran Poliuretan
bergelombang, fluks 0,544 L/m2.h.bar dan
dari Karagenan dan 2,4 Toylulene
faktor rejeksi 100%. Hasil karakterisasi
diisosianat, Jurnal Rekayasa Kimia dan
membran poliuretan menunjukkan ter-
Lingkungan, 7(3), 138-148.
bentuknya ikatan uretan pada bilangan
gelombang 3480 cm-1, struktur morfologi
Min, M.A., Yaakob, Z., Kamarudin, S.,
membran padat, memiliki dua tahap
Chuah, L.A. (2014) Synthesis and
dekomposisi pada 210oC dan 392oC, titik
Characterization of Jatropha (Jatropha
transisi gelas 65oC, tensile strength 1,03
Curcas L.) Oil-Based Polyurethane
kgf/mm2, elongasi 497,14% dan membran
Wood Adhesive, Industrial Crops and
poliuretan yang dihasilkan juga tahan
Products, 60, 177-185.

194
Mulder, M. (1996) Basic Principles of Pre-Treatment, Ekuilibrium, 9(1), 11-
Membrane Technology, 2nd edition, 15.
Kluwer Academic Publisher, London.
Stevens, M.P. (1989) Polymer Chemistry,
Novia, Yuliyati, H., Yuliandhika, R. (2009) Oxford University Press, Inc University
Pemanfaatan Biji Karet Sebagai Semi of Hartford, USA.
Drying Oil Dengan Metode Ekstraksi
Menggunakan Pelarut N- Heksana, Wildan, A., Hartati, I., Widayat (2014)
Jurnal Teknik Kimia, 16(4), 1-10. Proses Ekstraki Minyak dari Limbah
Padat Biji Karet Berbantu Gelombang
Ramanathan L.S., Sivaran S., Munmaya K. Mikro, Momentum, 10(1), 1-5.
M. (1999) Polyurethanes, Polymer
Data Handbook, Oxford University Yang, L.T., Shan, C.Z., Lan, C.D., Yu, L.F.,
Press Inc., USA. Quan, S.L. (2011) Thermal and
Mechanical Propertise of Polyurethane
Saalah, S., Chuah, L.A., Min, M.A., Zah, Rigid Foam Based on Epoxidized
M.A., Zah, M.S., Radiah, D.A.B., Basri, Soybean Oil, Journal of Polymer and
M., Rose, E.J. (2014) Waterborne the Environment, 20, 230-236.
Polyurethane Dispersions Synthesized
from Jatropha Oil, Journal Industrial Zhang, M., Pan, H., Zhang, L., Hu, L., Zhou,
Crops and Products, 64, 194-200. Y. (2014) Study of the Mechanical,
Thermal Properties and Flam
Setyawardhani, D.A., Distantina, S., Dewi, Retardancy of Rigid Polyurethane
N., Utami, M.D. (2010) Pembuatan Foams Prepared From Modified Castor-
Biodiesel Berkualitas Baik Dengan Acid Oil-Based Polyols, Journal Industrial
Crops and Products, 59, 135-143.

195

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai