I. SILABUS
Arti Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar.
Landasan Silabus
1. PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 17 ayat (2)
2. PP Republik Indonesia Nomor 19 thn 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan psl 20
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,
sumber belajar, dan penilaian hasil belajar
8 Prinsip Pengembangan silabus:
1) Ilmiah 5) Memadai 8) Menyeluruh
2) Relevan 6) Aktual dan
3) Sistematis Kontekstual
4) Konsisten 7) Fleksibel
Ilmiah : Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan
Relevan : Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus
sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta
didik
Sistematis : Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
Konsisten : Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem
penilaian.
Memadai : Cakupan indikator, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber
belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
Aktual dan Kontekstual : Cakupan indikator, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu,
teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi
Fleksibel : Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik,
pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
Menyeluruh : Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,
psikomotor).
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SILABUS
a. Mengkaji dan Menentukan Standar Kompetensi
b. Mengkaji dan Menentukan Kompetensi Dasar
c. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
d. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
e. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
f. Menentukan Jenis Penilaian
g. Menentukan Alokasi Waktu
h. Menentukan Sumber Belajar
Keterangan Mengkaji SK mapel & Mengkaji KD mapel :
a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak
harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;
b. keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
c. keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
Ket. Mengidentifikasi materi pokok mempertimbangkan:
a. potensi peserta didik;
b. relevansi dengan karakteristik daerah;
c. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
d. kebermanfaatan bagi peserta didik;
e. struktur keilmuan;
f. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
g. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;
h. alokasi waktu ;
Ket. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan
proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi
Pengalaman belajar dimaksud dapat terwujud melalui pendekatan pembelajaran yang bervariasi
dan berpusat pada peserta didik.
Pengalaman Belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Ket. Memberikan bantuan guru agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara
profesional :
a. Memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan peserta didik secara berurutan untuk
mencapai kompetensi dasar
b. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi
pembelajaran
c. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta didik yaitu
kegiatan siswa dan materi.
Ket. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi :
a. Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan
b. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan,
dan potensi daerah
c. Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
Pengembangan Indikator
a. Setiap KD dikembangkan menjadi beberapa indikator (lebih dari dua)
b. Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan/atau diobservasi
c. Tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah atau setara dengan kata kerja dalam KD
maupun SK
d. Prinsip pengembangan indikator adalah sesuai dengan kepentingan (Urgensi),
kesinambungan (Kontinuitas), kesesuaian (Relevansi) dan Kontekstual Keseluruhan
indikator dalam satu KD merupakan tanda-tanda, perilaku, dan lain-lain untuk
pencapaian kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak
secara konsisten.
Ket. MENENTUKAN JENIS PENILAIAN
a. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
b. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis
maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau
produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Ket. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN:
1. Untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik, yang dilakukan berdasarkan
indikator
2. Menggunakan acuan kriteria
3. Menggunakan sistem penilaian berkelanjutan
4. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut
5. Sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam kegiatan pembelajaran
Ket. MENENTUKAN ALOKASI WAKTU
a. Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu
efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah
kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan
kompetensi dasar.
b. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk
menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
Ket. MENENTUKAN SUMBER BELAJAR
a. Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran.
b. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan
fisik, alam, sosial, dan budaya.
c. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
FORMAT SILABUS
1. Nama Sekolah: 5. Kompetensi Dasar:
2. Mata Pelajaran: 6. Materi Pokok/Pembelajaran:
3. Kelas/Semester: 7. Kegiatan Pembelajaran:
4. Standar Kompetensi: 8. Indikator:
9. Penilaian: 11. Sumber Belajar:
10. Alokasi Waktu:
PENGEMBANGAN SILABUS BERKELANJUTAN
1. Dijabarkan ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
2. Dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing guru
3. Dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan masukan hasil
evaluasi hasil belajar, evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran),dan evaluasi rencana
pembelajaran.
II. RPP
LANDASAN RPP : PP NO 19 TAHUN 2005 Pasal 20
PP 19 th 2005 psl 20 : meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat
sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran,
sumber belajar, dan penilaian hasil belajar
Arti RPP : rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan
dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi
dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau
lebih.
Alur RPP : SK & KD Silabus RPP
KOMPONEN RPP (minimal) : Tujuan Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran 3. Sumber Belajar
2. Metode Pembelajaran 4. Penilaian Hasil Belajar
Format RPP :
Langkah-langkah Menyusun RPP
o Mengisi kolom identitas
o Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan
o Menentukan SK, KD, dan Indikator yang akan digunakan ( terdapat pada silabus yang
telah disusun)
o Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang telah
ditentukan. (Lebih rinci dari KD dan Indikator, pada saat-saat tertentu rumusan
indikator sama dengan tujuan pembelajaran, karena indikator sudah sangat rinci
sehingga tidak dapat dijabarkan lagi.)
o Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/ pembelajaran yang terdapat
dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian dari materi pokok/pembelajaran
o Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan
o Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan
akhir.
o Menentukan alat/bahan/ sumber belajar yang digunakan
o Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran, dll
III. SPN ( SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL )
Latar Belakang Wawasan Pendidikan Nasional :
1. Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketetiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
2. UUD 1945 MENGAMANATKAN PEMERINTAH INDONESIA AGAR:
a. mencerdaskan bangsa;
b. mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
bangsa;
3. SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL HARUS MAMPU MENJAMIN:
a. pemerataan kesempatan pendidikan;
b. peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan sesuai dengan
tuntutan perubahan lokal, nasional, dan global;
UU SPN :
UU Sistem Pendidikan Nasional yang baru telah disahkan oleh DPR pada tanggal 11 Juni 2003
dan diundangkan pada Juli 2003. UU Sisdiknas yang baru ini terdiri atas 22 Bab dan 77 Pasal.
Disamping itu, dilengkapi juga dengan Penjelasan yang terdiri atas Umum, dan Pasal demi
pasal. Secara menyeluruh Bab-bab dalam UU Sisdiknas yang baru adalah sbb.:
Di dalam standart isi yang dikembangkan oleh BSNP yang dibentuk berdasarkan
PP no. 19 tahun 2005 mencakup :
Keterangan :
Struktur Kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik. Termasuk kedalamam muatan kurikulum pada
setiap mata pelajaran yang dituangkan dalam Standart Kompetensi (SK ) dan
kompetensi Dasar (KD ) yang dikembangakan berdasarkan Standarat Kompetensi
LulusaN ( SKL ).Hal ini termasuk Mulok.
1.
Jenjang pendidikan selama enam ( 6 ) tahun kelas 1 - 6
2.
Memuat 8 mata pelajaran, muatan loKal dan pengembangan diri.
3.
IPA terpadu dan IPS terpadu
4.
Pembelajaran kelas I s.d III menggunakan pendekatan Tematik
5.
Pembelajaran kelas IV s.d VI menggunakan pendekatan mata pelajaran.
6.
Jumlah jam pembelajaran perminggu. Boleh menambah maksimum 4 jam
pembelajaran perminggu secara keseluruhan.
7. Satu jam pembelajaran 35 menit
8. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran ( dua semester ) adalah 34 – 38
minggu.
Komponen Kelas dan alokasi waktu
1. Pendidikan agama 3 3 3
2. Pendidikan 2 2 2
kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 5 5 5
4. Matematika 5 5 5
5. IPA 4 4 4
6. IPS 3 3 3
7. SBK 4 4 4
8. Penjas Orkes 4 4 4
B. Mulok :
1. Propinsi 2 2 2
2. Kebupaten
3. Sekolah
C. Pengembangan Diri 2)* 2)* 2)*
Jumlah 26 27 28 32 32 32
II. Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah : Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
K T S P adalah : kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan.
KTSP terdiri dari Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan , Struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan , kalender pendidikan dan silabus.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
( Berisi penjelasan tentang apa, mengapa , dan untuk apa KTSP itu )
B. Visi , Misi dan Tujuan Sekolah
1. Visi Sekolah
Berupa pernyataan singkat dan mudah diingat. Merupakan cita cita bersama
warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa dating.
2. Misi Sekolah
Misi sekolah merupakan langkah-langkah strategis untuk mencapai visi
3. Tujuan Sekolah
Tujuan sekolah mengacu pada tujuan umum pendidikan dasar sebagai berikut:
”meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup dan mengikuti pendidikan lebih lanjut”.
1. Mata Pelajaran
Menjelaskan tujuan dan ruang lingkup mata pelajaran (1) Pendidikan agama
(2) Pendidikan Kewarganegaraan (3) Bahasa Indonesia (4) matematika (5)
Ilmu Pengetahuan Alam (6) Ilmu pengetahuan social (7) Seni Budaya dan
keterampilan, dan (8) Pendidikan jasmani, Olah raga, dan Kesehatan.
Kurikulum untuk SD/MI dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup,
yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan social, kecakapan akademik,
dan atau kecakapan vokasional. Pendidikan kecakapan hidup dapat
merupakan bagian dari pendidikan semua mata pelajaran. Pendidikan
kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari sekolah yang
bersangkutan dan atau dari sekolah lain dan/atau dari lembaga pendidikan
non formal yang sudah memperoleh akreditasi.
Kurikulum untuk SD/MI dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan
lokal dan global. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat
merupakan bagian dari semua mata pelajaran. Pendidikan berbasis
keunggulan local dapat diperoleh peserta didik dari sekolah lain dan/atau
lembaga pendidikan non formal yang sudah memperoleh akreditasi.
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikulum untuk mengembangkan
kompetensi yang di susun dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam
mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan
pendidikan
3. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, minar, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor,
guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling yang berkenen dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan social, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
4. Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar yang digunakan pada jenjang SD/MI adalah system paket. Jam
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada system paket dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Untuk pembelajaran tematik
kelas 1,2,3 penalokasian waktu diatur dengan pembobotan, misalnya 50%
untuk membaca, menulis permulaan dan berhitung, 15% pendidikan agama
dan 35% untuk mata pelajaran lainnya. Sekolah dimungkinkan menambah
maksimum 4 jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan
peserta didik dalam mencapai kompetensi.
Alokasi waktu untuk penugasan struktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam system pakaet untuk SD/MI 0% - 40%, dari waktu kegiatan
tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu
tersebut mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi.
Alokasi waktu untuk praktik,dua jam kegiatan praktik disekolah setara
dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktek di luar sekolah setara
dengan satu jam tatap muka.
5. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indicator yang telah di tetapkan dalam suatu
kompetensi dasar berkisar antara 0 – 100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk
masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria
ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-
rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya
pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan
diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus
untuk mencapai criteria ketuntasan ideal. Pelaporan hasil belajar (raport)
peserta didik diserahkan pada satuan pendidikan dengan memperhatikan
rambu-rambu yang disusun oleh direktorat teknis terkait. Peserta didik yang
belum dapat mencapai ketuntasan belajar,satuan pendidikan harus
melaksanakan program perbaikan ( remidi) sampai mencapai ketuntasan
belajar yang di persyaratkan. Yang telah mencapai ketuntasan belajar 80%
sampai 90% dapat mengikuti program pengayaan (enrichmen), sedangkan
yang mencapai ketuntasan belajar lebih dari 90% dapat mengikuti program
percepatan (accelerated).
6. Kriteria Kenaikan Kelas
Siswa dinyatakan naik kelas apabila;
a) Jumlah mata pelajaran yang belum tuntas tidak bolehlebih dari 25%
dari jumlah mata pelajaran yang diajarkan di kelasnya masing-masing
b) Memiliki nilai minimal baik pada aspek kepribadian
c) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester
pada kelas yang diikuti.
Catatan:
Sekolah dapat menetapkan criteria kenaikan kelas dengan jumlah
mata pelajaran yang belum tuntas lebih dari 25% atau kurang dari
25%, atas pertimbangan komite sekolah.
7. Kriteria Kelulusan
Criteria kelulusan mengacu kepada standar penilaian yang dikembangkan
oleh BSNP dan mengacu pada 19/2005 pasal 72 ayat 1.
Peserta di nyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah ;
a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
b) Telah mengikuti ujian sekolah dan memiliki rata-rata nilai minimum
6,00 untuk semua mata pelajaran dan nilai minimum untuk setiap
mata pelajaran ditentukan oleh masing-masing satuan pendidikan.
c) Bagi sekolah yang menetapkan kriteria kelulusan lebih dari yang telah
disebutkan diatas, perlu mendapat pertimbangan dari komite
sekolah/ madrasah dan melaporkan ke diknas pendidikan/kandepag
kabupaten/ kota sesuai dengan kewenangan.
d) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
Catatan :
(1) Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, sebagai
perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertakwa kepada
Tuhan YME, di lakukan oleh guru dan sumber lain yang relevan.
(2) Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran
dan tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan warga negara
yang baik sesuai dengan norma dan nilai-nilai luhur yang berlaku
dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, adalah sebagian
dari penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian oleh guru dan sumber lain yang relevan.
PENGERTIAN SILABUS
PP No. 19 tahun 2005 pasal 20 bahwa Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus
dan RPP.
Silabus adalah Rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran /
tema tertentu yang mencakup Standart kompetensi , Kompetensi Dasar , Materi / poko
pembelajaran , Kegiatan pembelajaran Indikator pencapaian kompetensi unuk penilaian ,
penilaian , alokasi waktu , dan sumber belajar / bahan .
D.Profesional
STANDAR PROSES
PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007
berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah
di seluruh wilayah hukumNegara Kesatuan Republik Indonesia.
berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada
sistem paket maupun pada sistem kredit semester.
Dalam pelaksanaannya,
para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/ madrasah atau
beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat
Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
RPP
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam
upaya mencapai KD.
Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
sistematis.
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau
lebih.
Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan
penjadwalan di satuan pendidikan.
Komponen R P P :
Standar kompetensi
Kompetensi dasar
Tujuan pembelajaran
Materi ajar
Alokasi waktu
Metode pembelajaran
Kegiatan pembelajaran
Sumber belajar
PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RPP :
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN :
1. Kegiatan Pendahuluan
3. Kegiatan Penutup
Eksplorasi :
1. melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam sebagai
guru dan belajar dari aneka sumber;
2. menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
3. memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
4. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
5. memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau
lapangan
Elaborasi :
a) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas
tertentu yang bermakna;
b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut;
d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif can kolaboratif;
e) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi
belajar;
f) Menfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan balk lisan
maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
Konfirmasi :
1. memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat,
maupunhadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
2. memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber,
3. memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar
yang telah dilakukan
4. memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar:
a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang
baku dan benar;
b) membantu menyelesaikan masalah;
c) memberi acuan agar peserta didik dapatmelakukan pengecekan hasil
eksplorasi;
d) memberi informasi untuk bereksplorasi Iebih jauh;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif
1. Guru yang baik harus mempunyai 4 kompetensi. Sebutkan 4 kompetensi yang dimaksud !
Jawab :
A.Pedagogik
B.Kepribadian
C.Sosial
D.Profesional
Cara Pencapaiannya :
A.Pedagogik
1.Menguasai karakteristik peserta didik.
2.Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
3.pengembangan kurikulum.
4.kegiatan pembelajaran yang mendidik.
5.Pengembangan potensi peserta didik.
6.Komunikasi dengan peserta didik.
7.Penilaian dan evaluasi
B.KEPRIBADIAN
1.Bertindak sesuai dengan norma agama,hukum,sosial dan kebudayaan
nasional.
2.Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan
3.Etos kerja,tanggung jawab yang tinggi,rasa bangga menjadi guru
C.Sosial
D.Profesional
2. Seorang guru sebelum menyusun RPP harus menyusun silabus terlebih dulu. Ada
beberapa tahapan dalam menyusun silabus. Sebutkan tahapan- tahapan itu dan jelaskan
masing – masing tahapan tersebut !
Jawab :
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SILABUS
a) Mengkaji dan Menentukan Standar Kompetensi
1. Mengkaji dan Menentukan Kompetensi Dasar
2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
5. Menentukan Jenis Penilaian
6. Menentukan Alokasi Waktu
7. Menentukan Sumber Belajar
b) Keterangan Mengkaji SK mapel & Mengkaji KD mapel :
1. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak
harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;
2. keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
3. keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
c) Ket. Mengidentifikasi materi pokok mempertimbangkan:
1. potensi peserta didik;
2. relevansi dengan karakteristik daerah
3. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
4. kebermanfaatan bagi peserta didik;
5. struktur keilmuan;
6. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;
8. alokasi waktu ;
d) Ket. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan
1. pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar
peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam
rangka pencapaian kompetensi
2. Pengalaman belajar dimaksud dapat terwujud melalui pendekatan pembelajaran yang
bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
3. Pengalaman Belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
e) Ket. Memberikan bantuan guru agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara
profesional :
1. Memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan peserta didik secara berurutan
untuk mencapai kompetensi dasar
2. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep
materi pembelajaran
3. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta didik yaitu
kegiatan siswa dan materi.
f) Ket. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi :
1. Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan
2. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan
pendidikan, dan potensi daerah
3. Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
g) Pengembangan Indikator
1. Setiap KD dikembangkan menjadi beberapa indikator (lebih dari dua)
2. Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan/atau
diobservasi
3. Tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah atau setara dengan kata kerja dalam
KD maupun SK
4. Prinsip pengembangan indikator adalah sesuai dengan kepentingan (Urgensi),
kesinambungan (Kontinuitas), kesesuaian (Relevansi) dan Kontekstual Keseluruhan
indikator dalam satu KD merupakan tanda-tanda, perilaku, dan lain-lain untuk
pencapaian kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap, berpikir, dan
bertindak secara konsisten.
h) Ket. MENENTUKAN JENIS PENILAIAN
1. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan.
2. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis
maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau
produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
i) Ket. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN:
1. Untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik, yang dilakukan berdasarkan
indikator
2. Menggunakan acuan kriteria
3. Menggunakan sistem penilaian berkelanjutan
4. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut
5. Sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam kegiatan pembelajaran
j) Ket. MENENTUKAN ALOKASI WAKTU
1. Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.
2. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata
untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang
beragam.
k) Ket. MENENTUKAN SUMBER BELAJAR
1. Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran.
2. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
3. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.
Enrichment/Pengayaan
Pengayaan adalah cara memberikan pengalaman belajar yang sesuai untuk anak-anak
yang berbakat dalam bidang matematika. Dengan pengayaan menunjukkan bahwa materi
yang dibahas akan lebih luas daripada yang biasanya dipelajari. Ada dua jenis pengayaan :
pegayaan horisontal dan pengayaan vertikal.
1. Pengayaan horizontal. Pengayaan horisontal dengan memperkaya ruang lingkup yang lebih
luas daripada apa yang ada di tingkat kelas. Seringkali jenis ini diinterpretasikan "lebih
dari yang lain." Artinya, ketika peserta didik yang cepat ditugaskan mengerjakan latihan,
guru hanya memberikan yang latihan dari buku lain yang sama.
2. Pengayaan vertikal. Pengayaanjenis ini akan meningkatkan kualitas pekerjaan yang
diberikan, sehingga memperluas dan memperdalam pemahaman dan penguasaan materi
4. Salah satu pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru adalah pembelajaran tematik. Kelas
berapa saja yang menggunakan pembelajaran tematik? Dan apa saja yang ciri-ciri
pembelajaran tematik? Sebutkan !
Jawab :
Pembelajaran tematik untuk Peserta didik yang berada pada sekolah dasar
kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini, Karena Pada usia
tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ
tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Anak – anak usia diatas
membutuhkan Proses pembelajaran yang bergantung kepada objek-objek
konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung.
ciri-ciri pembelajaran tematik sebagai berikut :
a. Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini
sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak
menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak
berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan
kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
b. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada
siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa
dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk
memahami hal-hal yang lebih abstrak.
c. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi
tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan
tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
d. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata
pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa
mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini
diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
e. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan
keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya
sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2007 membahas tentang
Standar Penilaian . Sebutkan prinsip – prinsip penilaian !
Jawab : prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut :
1. Valid/sahih
2. Objektif
3. Sistematis
4. Transparan/ terbuka
5. Adil Bermakna
6. Terpadu
8. Akuntabel
Keterangan :
1) Sahih, yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diuku, agar memiliki bukti kesahihan dan keandalan dengan kata l;ain data Valid
2) Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai dengan harapan pendidik punya pedoman dalam
memberikan skor terhadap jawaban peserta didik atas butir soal uraian dan tes
praktik atau kinerja sehingga dapat meminimalkan subjektivitas pendidik.
3) Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.Dengan kata lain penilaian tidak
membedakan – bedakan.
4) Terpadu, yakni penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen kegiatan
pembelajaran. Diadakan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang
diselenggarakan oleh peserta didik. Jika hasil penilaian menunjukkan banyak
peserta didik yang gagal, sementara sedangkan instrumen yang digunakan sudah
memenuhi persyaratan secara kualitatif, berarti proses pembelajaran kurang baik.
Dalam hal demikian, pendidik harus memperbaiki rencana dan/atau pelaksanaan
pembelajarannya.
5) Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu,
pendidik menginformasikan prosedur dan kriteria penilaian kepada peserta didik.
Selain itu, pihak yang berkepentingan dapat mengakses prosedur dan kriteria
penilaian serta dasar penilaian yang digunakan.
6) Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu, penilaian
bukan semata-mata untuk menilai prestasi peserta didik melainkan harus mencakup
semua aspek hasil belajar untuk tujuan pembimbingan dan pembinaan.
7) Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku. Oleh karena itu, penilaian dirancang dan
dilakukan dengan mengikuti prosedur dan prinsip-prinsip yang ditetapkan. Dalam
penilaian kelas, misalnya, guru mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan
menyiapkan rencana penilaian bersamaan dengan menyusun silabus dan RPP.
8) Beracuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan. Oleh karena itu, instrumen penilaian disusun dengan
merujuk pada kompetensi (SKL, SK, dan KD). Selain itu, pengambilan keputusan
didasarkan pada kriteria pencapaian yang telah ditetapkan.
9) Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya. Oleh karena itu, penilaian dilakukan dengan mengikuti
prinsip-prinsip keilmuan dalam penilaian dan keputusan yang diambil memiliki
dasar yang objektif.
6. Ketika anda mengajar ternyata ada salah satu siswa yang mengatakan bahwa
konsep yang anda sampaikan salah, bagaimana sikap anda?
Jawab : kebijakan sendiri
7. Pembaharuan sistim Pendidikan Nasional dilakukan untuk memperbaharui Visi, dan
Misi UU sistim Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 ! Sebutkan Visi, dan Misi UU
sistim Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003!
Jawab :
o VISI DAN MISI PENDIDIKAN NASIONAL
VISI :
Pendidikan nasional mempunyai visi terwudnya sistem pendidikan sebagai
pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga
negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu
dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
MISI :
1) Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh
sejak dini sampai akhir hayat dalam rangka mawujudkan masyarakat belajar;
2) Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral;
3) Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai
pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan
nilai berdasarkan standar nasional dan global; dan
4) Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5) Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;
8. Sebelum mengajar guru telah menyiapkan RPP. Buatlah Sistimatika secara RPP
secara lengkap :
1. Mencantumkan Identitas
Terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas, Semester, Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu.
Misalnya:
Contoh:
Materi pembelajaran:
Ciri-Ciri Kehidupan:
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan
sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik
pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.
Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode yang
diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran peserta didik:
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
Kegiatan Inti
Menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik
dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
Eksplorasi
Elaborasi
Konfirmasi
− Serangkaian kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan bagi
peserta didik untuk dinilai, diberi penguatan dan diperbaiki secara
terus-menerus.
Kegiatan Penutup
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang
dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media,
narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional, dan
bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan. Misalnya, sumber belajar
dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan bahan ajar
yang sebenarnya.
Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut, pengarang, dan
halaman yang diacu.
Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT, maka harus ditulis nama file, folder
penyimpanan, dan bagian atau link file yang digunakan, atau alamat website yang
digunakan sebagai acuan pembelajaran.
7. Menentukan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang
dipakai.
Contoh minimal Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah sebagai berikut :
Mata Pelajaran :…
Kelas/Semester :…
Pertemuan Ke- :…
Standar Kompetensi :…
Kompetensi Dasar :…
I. Tujuan Pembelajaran :…
II. Materi Ajar
III.Alokasi waktu
V. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah :
Pertemuan pertama,
A. Kegiatan Awal :…
C. Kegiatan Akhir : …
VII. Penilaian : …
VIII.Sumber Belajar
Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi tahap
perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan
jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
C. Penyusunan Silabus
Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya dijadikan dasar
dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian.
mudah-mudahan dapat membantu dalam proses penyusunan RPP dan berikut adalah contoh
RPP Tematik Berkarakter silahkan klik link di bawah ini
9. Dalam menyampaikan materi pelajaran seorang guru menggunakan beberapa metode yang
anda ketahui !
Jawab :
1. Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran
kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah
yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai
beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi
pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam
pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar
yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
2. Metode Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk
berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam
pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang
menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne &
Briggs. 1979: 251).
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode
diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan
masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya
lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk
meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.
3. Metode Demonstrasi
a. Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan.
Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih
dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada
tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
5. Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa
membuat resume dengan kalimat sendiri.
6. Metode Eksperimental
Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan
memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya
langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan
manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan
membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.
Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari
satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk
sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung.
Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team
pendidik tersebut
Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode
mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.
Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
METODE PEMBELAJARAN
Metode ceramah.
Dalam metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru umumnya
didominasi dengan cara ceramah.
Dalam pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar (TIK), ada beberapa motode yang umum
digunakan, diantaranya adalah :
Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD)
atau lebih. Artinya bahwa seorang guru harus mengadakan ulangan pada setiap
menyelesaikan satu kompetensi dasar. Dengan prinsip belajar tuntas, apabila ada siswa
yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal, maka guru harus mengadakan program
remidial terhadap materi pembelajaran tersebut hingga tercapainya kompetensi dasar
yang bersangkutan.
Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu
kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh kompetensi dasar (KD) pada periode tersebut.
Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir
semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester
genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut.
Prinsip Penilaian
Dalam Standar Penilaian dikemukakan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai
berikut.
a. Sahih, yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diukur. Oleh karena itu, instrumen yang digunakan perlu disusun melalui prosedur
sebagaimana dijelaskan dalam panduan agar memiliki bukti kesahihan dan keandalan.
b. Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai. Oleh karena itu, pendidik menggunakan rubrik atau
pedoman dalam memberikan skor terhadap jawaban peserta didik atas butir soal
uraian dan tes praktik atau kinerja sehingga dapat meminimalkan subjektivitas
pendidik.
c. Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Faktor-faktor tersebut tidak relevan di
dalam penilaian, oleh karena itu perlu dihindari agar tidak berpengaruh terhadap hasil
penilaian.
d. Terpadu, yakni penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen kegiatan
pembelajaran. Dalam hal ini hasil penilaian benar-benar dijadikan dasar untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh peserta didik. Jika hasil
penilaian menunjukkan banyak peserta didik yang gagal, sementara sedangkan
instrumen yang digunakan sudah memenuhi persyaratan secara kualitatif, berarti
proses pembelajaran kurang baik. Dalam hal demikian, pendidik harus memperbaiki
rencana dan/atau pelaksanaan pembelajarannya.
e. Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, pendidik
menginformasikan prosedur dan kriteria penilaian kepada peserta didik. Selain itu,
pihak yang berkepentingan dapat mengakses prosedur dan kriteria penilaian serta
dasar penilaian yang digunakan.
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu, penilaian bukan
semata-mata untuk menilai prestasi peserta didik melainkan harus mencakup semua
aspek hasil belajar untuk tujuan pembimbingan dan pembinaan.
g. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku. Oleh karena itu, penilaian dirancang dan dilakukan
dengan mengikuti prosedur dan prinsip-prinsip yang ditetapkan. Dalam penilaian kelas,
misalnya, guru mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan menyiapkan rencana
penilaian bersamaan dengan menyusun silabus dan RPP.
h. Beracuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi
yang ditetapkan. Oleh karena itu, instrumen penilaian disusun dengan merujuk pada
kompetensi (SKL, SK, dan KD). Selain itu, pengambilan keputusan didasarkan pada
kriteria pencapaian yang telah ditetapkan.
i. Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya. Oleh karena itu, penilaian dilakukan dengan mengikuti
prinsip-prinsip keilmuan dalam penilaian dan keputusan yang diambil memiliki dasar
yang objektif.
Pada beberapa tahun karir saya sebagai pengajar, sekolah tempat saya mengajar
mendatangkan seorang ahli pendidikan yang bukan hanya ahli dalam jargon dan paradigma,
tetapi juga seorang guru yang mengajar dikelas. Orang tersebut adalah Tony Ryan.
Dari presentasi beliau saya mendapat beberapa ciri guru yang mungkin akan disukai siswa.
Seperti halnya manusia lainnya, siswa juga punya pendapat pribadi mengenai tipe guru yang
disukainya. 7 tipe dibawah ini mungkin membantu anda untuk lebih memahami siswa anda
dikelas.
1. Menghormati siswa dan tidak membuat mereka runtuh mentalnya dengan perkataan yang
negatif dan memojokkan.
2. Melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan. Tentunya anda punya hak
perogratif sebagai guru, namun melibatkan mereka boleh juga sebagai cara untuk membagi
kewenangan dan mempermudah tugas anda dalam mengendalikan mereka dikelas.
3. Mendengarkan mereka saat mereka berbicara pada anda. Tidak berteriak marah jika
mereka berbuat sesuatu yang mungkin menurut anda adalah sebuah kesalahan.
4. Adil, mudah diajak berkomunikasi, selalu ada saat mereka membutuhkan, selalu
mendukung.
5. Saat mengajar tidak tegang, dan melakukan pembelajaran yang menyenangkan dengan
berbagai macam cara dan metode.
6. Jelas, saat menerangkan sesuatu dikelas kepada mereka, artinya memang tidak mudah
berbicara dalam bahasa mereka. Namun ketahuilah lebih berat untuk mereka untuk
memahami anda dibandingkan sebaliknya.
7. Jangan menyerah terhadap mereka. Ada banyak film yang menjelaska menganai hal ini
salah satunya film Dangerous Minds. Mudah-mudahan anda pernah menontonnya.
Forgaty(1997) menyatakan bahwa PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat
konfrontasi kepada pebelajar (siswa/mahasiswa) dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-
structured, atau open ended melalui stimulus dalam belajar.
PBL memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: (1) belajar dimulai dengan suatu masalah, (2)
memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata siswa/mahasiswa, (3)
mengorganisasikan pelajaran diseputar masalah, bukan diseputar disiplin ilmu, (4) memberikan
tanggung jawab yang besar kepada pebelajar dalam membentuk dan menjalankan secara langsung
proses belajar mereka sendiri, (5) menggunakan kelompok kecil, dan (6) menuntut pebelajar untuk
mendemontrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk suatu produk atau kinerja.
Berdasarkan uraian tersebut tampak jelas bahwa pembelajaran dengan model PBL dimulai oleh
adanya masalah (dapat dimunculkan oleh siswa atau guru), kemudian siswa memperdalam
pengetahuannya tentang apa yang mereka telah ketahui dan apa yang mereka perlu ketahui untuk
memecahkan masalah tersebut. Siswa dapat memilih masalah yang dianggap menarik untuk
dipecahkan sehingga mereka terdorong berperan aktif dalam belajar.
Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok
sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada siswa seperti
kerjasama dan interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar yang berhubungan dengan
pemecahan masalah seperti membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan penyelidikan,
mengumpulkan data, menginterpretasikan data, membuat kesimpulan, mempresentasikan,
berdiskusi, dan membuat laporan. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa model PBL dapat
memberikan pengalaman yang kaya kepada siswa. Dengan kata lain, penggunaan PBL dapat
meningkatkan
pemahaman siswa tentang apa yang mereka pelajari sehingga diharapkan mereka dapat
menerapkannya dalam kondisi nyata pada kehidupan sehari-hari.
b. Penerapan
Ada beberapa cara menerapkan PBL dalam pembelajaran. Secara umum penerapan model ini mulai
dengan adanya masalah yang diharus dipecahkan atau dicari pemecahannya oleh siswa/mahasiswa.
Masalah tersebut dapat berasal dari siswa/mahasiswa atau mungkin juga diberikan oleh pengajar.
Siswa/mahasiswa akan memusatkan pembelajaran di sekitar masalah tersebut, dengan arti lain,
siswa belajar teori dan metode ilmiah agar dapat memecahkan masalah yang menjadi pusat
perhatiannya.
Hello my netter friends….. bpk dan ibu guru,pemerhati pendidikan,atau semua yang perduli
dengan pendidikan .... edisi kali ini kang Eko ngajak temen2 semua mbahas salah satu
pendekatan belajar yang konon dianggap mujarab untuk mengentaskan permasalahan
belajar anak-anak Indonesia yang Cuma textbook oriented. Pendekatan belajar ini
namanya CTL alias Catat Tinggal Lungo, eee salah ….Contextual Teaching and
Learning yang betul. Tolong ya, setelah baca postingan ini kang eko minta
masukan,komentar,atau sejenisnya di kolom komentar. Soalnya kang Eko kemampuanya
masih terbatas….heee.heee… Cuma ingin ngelempar bola panas bro…
Siswa duduk di deretan bangku yang lurus, rapi, menghadap ke depan, guru berpakaian
seragam mirip pak Polisi. Lantas guru/fasilitator memberikan materi panjang lebar, bercerita,
menerangkan. Otak siswa dijejali materi secara terus menerus sampai kriiing…bel berbunyi.
Apa yang terjadi selanjutnya???? Ketika diberi kesempatan bertanya siswa malah bengong,
diam, dan pura-pura sibuk… ini menandakan apa yang disampaikan guru masuk telinga
kanan dan wusssssss….keluar lagi dari kuping kiri… fasilitator terkadang melupakan hal
penting yaitu:
1. si pembelajar mesti senang dengan apa yang dipelajari
2. si pembelajar mesti tau manfaat apa yang dipelajari
3. si pembelajar mesti mempunyai target penguasaan materi
4. tersedia sumber belajar yang memadahi
5. gaya belajar pembelajar pasti berbeda-beda
6. si pembelajar harus akrab, familier, senang, tidak canggung dengan yang mengajari.
Belajar yang terbaik mestinya sesuai konteks. Maksudnya gimana bos?.... Kalau orang
belajar tendangan pisang ala David Beckam mestinya ya dilapangan, menendang bola
secara berulang-ulang. Kalau orang belajar nyenting mesin motor mestinya ya berhadapan
langsung dengan mesin motor, diutak-atik sampe keringetan, ampe lupa makan dan
tentunya harus belepotan oli. Kalau pingin pinter komputer ya harus berhadapan dengan
komputer, mencoba-mencoba, salah, dicoba lagi begitu seterusnya perkara eror, henk, file
nya pada bubar… itu wajib. Namanya juga belajar. Oke bos.. kita mulai serius nich….
Dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuan
belajar. Oleh karena itu guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi
informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk
menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru
(pengetahuan, keterampilan) datang dari menemukan sendiri, bukan dari apa kata
guru.Pembelajaran kontektual merupakan salah satu dari sekian banyak pendekatan
pembelajaran, pembelajaran kontekstual dikembangkan dengan tujuan membekali siswa
dengan pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan ke
permasalahan lain dan dari satu konteks ke konteks lainnya.
Penerapan model pembelajaran kontekstual dalam kelas secara garis besar mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut :
Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan
barunya
6). Lakukan refleksi di akhir pertemuan dan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara
2). membentuk group belajar yang saling ketergantungan (interdependent learning group)
3). Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self regulated learning)
yang mempunyai karakteristik : kesadaran berfikir, penggunaan strategi, dan motivasi
berkelanjutan.
Ciri-ciri kelas yang diajar menggunakan pendekatan kontekstual akan terlihat sebagai
berikut: Adanya kerjasama, Saling menunjang, Menyenangkan, tidak membosankan, Belajar
dengan bergairah, Pembelajaran terintegrasi, Menggunakan bebagai sumber, Siswa aktif,
Sharing dengan teman, Siswa kritis, guru kreatif, Laporan kepada orang tua berujud, rapor,
hasil karya siswa, laporan praktikum, dan karangan siswa, dll.