Anda di halaman 1dari 49

RINGKASAN MATERI GURU BERPRESTASI

I. SILABUS
Arti Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar.
Landasan Silabus
1. PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 17 ayat (2)
2. PP Republik Indonesia Nomor 19 thn 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan psl 20
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,
sumber belajar, dan penilaian hasil belajar
8 Prinsip Pengembangan silabus:
1) Ilmiah 5) Memadai 8) Menyeluruh
2) Relevan 6) Aktual dan
3) Sistematis Kontekstual
4) Konsisten 7) Fleksibel
Ilmiah : Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan
Relevan : Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus
sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta
didik
Sistematis : Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
Konsisten : Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem
penilaian.
Memadai : Cakupan indikator, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber
belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
Aktual dan Kontekstual : Cakupan indikator, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu,
teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi
Fleksibel : Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik,
pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
Menyeluruh : Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,
psikomotor).
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SILABUS
a. Mengkaji dan Menentukan Standar Kompetensi
b. Mengkaji dan Menentukan Kompetensi Dasar
c. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
d. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
e. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
f. Menentukan Jenis Penilaian
g. Menentukan Alokasi Waktu
h. Menentukan Sumber Belajar
Keterangan Mengkaji SK mapel & Mengkaji KD mapel :
a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak
harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;
b. keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
c. keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
Ket. Mengidentifikasi materi pokok mempertimbangkan:
a. potensi peserta didik;
b. relevansi dengan karakteristik daerah;
c. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
d. kebermanfaatan bagi peserta didik;
e. struktur keilmuan;
f. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
g. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;
h. alokasi waktu ;
Ket. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan
proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi
Pengalaman belajar dimaksud dapat terwujud melalui pendekatan pembelajaran yang bervariasi
dan berpusat pada peserta didik.
Pengalaman Belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Ket. Memberikan bantuan guru agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara
profesional :
a. Memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan peserta didik secara berurutan untuk
mencapai kompetensi dasar
b. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi
pembelajaran
c. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta didik yaitu
kegiatan siswa dan materi.
Ket. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi :
a. Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan
b. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan,
dan potensi daerah
c. Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
Pengembangan Indikator
a. Setiap KD dikembangkan menjadi beberapa indikator (lebih dari dua)
b. Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan/atau diobservasi
c. Tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah atau setara dengan kata kerja dalam KD
maupun SK
d. Prinsip pengembangan indikator adalah sesuai dengan kepentingan (Urgensi),
kesinambungan (Kontinuitas), kesesuaian (Relevansi) dan Kontekstual Keseluruhan
indikator dalam satu KD merupakan tanda-tanda, perilaku, dan lain-lain untuk
pencapaian kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak
secara konsisten.
Ket. MENENTUKAN JENIS PENILAIAN
a. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
b. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis
maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau
produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Ket. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN:
1. Untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik, yang dilakukan berdasarkan
indikator
2. Menggunakan acuan kriteria
3. Menggunakan sistem penilaian berkelanjutan
4. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut
5. Sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam kegiatan pembelajaran
Ket. MENENTUKAN ALOKASI WAKTU
a. Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu
efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah
kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan
kompetensi dasar.
b. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk
menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
Ket. MENENTUKAN SUMBER BELAJAR
a. Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran.
b. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan
fisik, alam, sosial, dan budaya.
c. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
FORMAT SILABUS
1. Nama Sekolah: 5. Kompetensi Dasar:
2. Mata Pelajaran: 6. Materi Pokok/Pembelajaran:
3. Kelas/Semester: 7. Kegiatan Pembelajaran:
4. Standar Kompetensi: 8. Indikator:
9. Penilaian: 11. Sumber Belajar:
10. Alokasi Waktu:
PENGEMBANGAN SILABUS BERKELANJUTAN
1. Dijabarkan ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
2. Dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing guru
3. Dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan masukan hasil
evaluasi hasil belajar, evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran),dan evaluasi rencana
pembelajaran.
II. RPP
 LANDASAN RPP : PP NO 19 TAHUN 2005 Pasal 20
 PP 19 th 2005 psl 20 : meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat
sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran,
sumber belajar, dan penilaian hasil belajar
 Arti RPP : rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan
dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi
dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau
lebih.
 Alur RPP : SK & KD Silabus RPP
 KOMPONEN RPP (minimal) : Tujuan Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran 3. Sumber Belajar
2. Metode Pembelajaran 4. Penilaian Hasil Belajar
 Format RPP :
 Langkah-langkah Menyusun RPP
o Mengisi kolom identitas
o Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan
o Menentukan SK, KD, dan Indikator yang akan digunakan ( terdapat pada silabus yang
telah disusun)
o Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang telah
ditentukan. (Lebih rinci dari KD dan Indikator, pada saat-saat tertentu rumusan
indikator sama dengan tujuan pembelajaran, karena indikator sudah sangat rinci
sehingga tidak dapat dijabarkan lagi.)
o Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/ pembelajaran yang terdapat
dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian dari materi pokok/pembelajaran
o Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan
o Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan
akhir.
o Menentukan alat/bahan/ sumber belajar yang digunakan
o Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran, dll
III. SPN ( SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL )
Latar Belakang Wawasan Pendidikan Nasional :
1. Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketetiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
2. UUD 1945 MENGAMANATKAN PEMERINTAH INDONESIA AGAR:
a. mencerdaskan bangsa;
b. mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
bangsa;
3. SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL HARUS MAMPU MENJAMIN:
a. pemerataan kesempatan pendidikan;
b. peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan sesuai dengan
tuntutan perubahan lokal, nasional, dan global;
UU SPN :

UU Sistem Pendidikan Nasional yang baru telah disahkan oleh DPR pada tanggal 11 Juni 2003
dan diundangkan pada Juli 2003. UU Sisdiknas yang baru ini terdiri atas 22 Bab dan 77 Pasal.
Disamping itu, dilengkapi juga dengan Penjelasan yang terdiri atas Umum, dan Pasal demi
pasal. Secara menyeluruh Bab-bab dalam UU Sisdiknas yang baru adalah sbb.:

1. Bab I : Ketentuan Umum, 1 pasal


2. Bab II : Dasar, Fungsi dan Tujuan, 2 pasal
3. Bab III : Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan, 1 pasal
4. Bab IV : Hak dan Kewajiban Warga Negara, Masyarakat, dan Pemerintah, 7 pasal
5. Bab V : Peserta Didik, 1 pasal
6. Bab VI : Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan, 20 pasal
7. Bab VII : Bahasa Pengantar, 1 pasal
8. Bab VIII : Wajib Belajar, 1 pasal
9. Bab IX : Standar Nasional Pendidikan, 1 pasal
10. Bab X : Kurikulum, 3 pasal
11. Bab XI : Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, 6 Pasal
12. 12. Bab XII : Sarana dan Prasarana Pendidikan, 1 Pasal
13. 13. Bab XIII : Pendanaan Pendidikan, 4 Pasal
14. 14. Bab XIV : Pengelolaan Pendidikan, 4 Pasal
15. 15. Bab XV : Peran Serta Masyarakat Dalam Pendidikan, 3 Pasal
16. 16. Bab XVI : Evaluasi, Akreditasi, dan Sertifikasi Pendidikan, 5 Pasal
17. 17. Bab XVII: Pendirian Satuan Pendidikan, 2 Pasal
18. 18. Bab XVIII: Penyelenggaraan Pendidikan Oleh Lembaga Negara Lain, 2 Pasal
19. 19. Bab XIX : Pengawasan, 1 Pasal
20. 20. Bab XX : Ketentuan Pidana, 5 Pasal
21. 21. Bab XXI : Ketentuan Peralihan, 3 Pasal
22. 22. Bab XXII: Ketentuan Penutup, 3 Pasal
PENGERTIAN PENDIDIKAN, PENDIDIKAN NASIONAL, DAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
1. PENDIDIKAN : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
2. PENDIDIKAN NASIONAL : Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan
Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai
agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntuan zaman.
3. SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL : Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan
komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan
pendidikan nasionsal
VISI DAN MISI PENDIDIKAN NASIONAL
VISI : Pendidikan nasional mempunyai visi terwudnya sistem pendidikan sebagai pranata
sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia
berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab
tantangan zaman yang selalu berubah.
MISI :
1. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak dini
sampai akhir hayat dalam rangka mawujudkan masyarakat belajar;
2. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan
pembentukan kepribadian yang bermoral;
3. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat
pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan
standar nasional dan global; dan
4. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan
prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang
bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;
DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL :
• DASAR
Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan UUD RI 1945
• FUNGSI
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa.
• TUJUAN
Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. ( FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN MERUPAKAN DUA HAL YANG SALING
TERKAIT. OLEH KARENA ITU, KEDUANYA DIRUMUSKAN DALAM SATU PASAL (PASAL 3))
KUALITAS SDM INDONESIA YANG DIINGINKAN :
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Berakhlak mulia 5. Cakap 8. Demokratis
3. Sehat 6. Kreatif 9. Bertanggung
4. Berilmu 7. Mandiri jawab
Sekarang ini kualitas SDM Indonesia masih rendah bila dibandingkan dengan SDM negara-
negara ASEAN sekalipun. Dengan sistem Pendidikan Nasional yang baru ini diharapkan
kualitas SDM Indonesia dapat segera ditingkatkan

STRATEGI PEMBAHARUAN PENDIDIKAN


Pembaharuan pendidikan dalam Sistem Pendidikan Nasional menggunakan
strategi sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia;
2. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi;
3. Proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis;
4. Evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan;
5. Peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan;
6. Penyediaan sarana belajar yang mendidik;
7. Pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan keadilan;
8. Penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata;
9. Pelaksanaan wajib belajar;
10. Pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan;
11. Pemberdayaan peran masyarakat;
12. Pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat;
13. Pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional.
Paradigma baru dalam pendidikan nasional dengan desentralisasi, pendidikan berbasis
masyarakat, dan manajemen berbasis sekolah memberikan peran yang sangat besar kepada
masyarakat untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan,
pengawasan, dan evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan dan
komitesekolah/madrasah. Dengan paradigma baru dalam pendidikan ini sangat dimungkinkan
pemberdayaan tenaga kependikan secara optimal.
Hak dan Kewajiban Masyarakat : Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan. Pada sisi lain, masyarakat
berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.
Hak dan Kewajiban Pemerintah dan Pemerintah Daerah : Pemerintah dan Pemerintah Daerah
berhak mengarahkan, membimbing, membantu dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada sisi lain Pemerintah dan Pemerintah Daerah
wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan
yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Di samping itu Pemerintah dan
Pemerintah Daerah berkewajiban menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya
pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun.
JALUR, JENIS, DAN JENJANG PENDIDIKAN
 Jalur Pendidikan
1. Jalur pendidikan formal: pendidikan yang berstruktur dan berjenjang, terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidian tinggi.
2. Jalur pendidikan nonformal: pendidikan yang di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakn secara berstruktur dan berjenjang.
3. Jalur pendidikan informal: pendidian keluarga dan lingkungan
 Jenjang Pendidikan
Pendidikan formal terdiri atas Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan
Pendidikan Tinggi
 Jenis Pendidikan
Pendidikan Umum, Kejuruan, Akademik, Profesi, Vokasi, dan khusus
WAJIB BELAJAR
1. Setiap warga negara yang berusia 6 th dapat mengikuti program wajib belajar
2. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggarakannya wajib belajar
minimalpada jenjang pendidikan dasar tanpa dipungut biaya
3. Wajib belajar merupakan tanggungnjawb negara dan diselenggarakan oleh lembaga
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
 SNP terdiri atas 8 standar :
1. isi,
2. proses,
3. kompetensi lulusan,
4. tenaga pendidikan ,
5. sarana dan prasarana,
6. pengelolaan,
7. pembiayaan,
8. penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan Berkala
 Standar nasional digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
 Pengembangan standar nasional serta pemantauan dan pelaporan pencapaiannya
dilaksanakan oleh suatu badan standarisasi, penjamin, dan pengendali mutu
pendidikan
KURIKULUM
1. Pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan.
2. Kurikulum di semua jenjang dikembangkan dengan prinsipp diversifikasi sesuai dengan
satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik
3. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang dalam kerangaka NKRI dengan memperhatikan:
a. peningkatan iman dan takwa;
b. peningkatan akhlak mulia;
c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat anak didik;
d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
f. tuntutan dunia kerja
g. perkembangan IPTEK dan seni;
h. agama;
i. dinamika perkembangan global
Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsa PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proes pendidikan pada satuan
pendidikan.
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
PT.
Pendidik dan Tenaga Kependidikan berhak memperoleh:
a. penghasilan dan jaminan sosial yang pantas dan memadai;
b. penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi;
c. pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas;
d. perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan
intelektual.
e. kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan
untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas
Pendidik dan Tenaga Kependidikan berkewajiban
1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna menyenangkan, kreatif, dinamis,
dan dialogis;
2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan
3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya
PENDIDIKAN BERBASIS MASYARAKAT
1. Konsep ini mengandung pengertian bahwa UU Sisdiknas yang baru memberi
keleluasaan kepada masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan berbasis
masyarakat pada tingkat pendidikan formal, nonformal sesuai dengan kekhasan
agama, lingkungan sosial, dan budaya untuk kepentingan Masyarakat.
2. Kurikulum, evaluasi, manajemen, dan pendanaannya mengacu/sesuai dengan standar
nasional.
3. Dana yang digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan berbasis sekolah dapat
bersumber dari penyelenggara, masyarakat, pemerintah pusat/daerah dan dari
sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
4. Lembaga Pendidikan berbasis sekolah dapat memperoleh bantuan teknis, subsidi
dana, dan sumber dana lain dari pemerintah secara adil dan merata dari pemerintah
pusat/daerah.
5. Ketentuan mengenai peran masyarakat dalam Pendidikan Berbasis Masyarakat ini
diatur dalam Peraturan Pemerintah.
DEWAN PENDIDIKAN :
1. Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi
perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan melalui dewan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah
2. Dewan Pendidikan merupakan lembaga yang otonom. Dewan ini berperanan dalam
peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan,
dan dukungan tenaga, sarana, prasarana, serta pengawasan pendidikan.
3. Dewan Pendidikan dibentuk dalam tingkat nasional, propinsi, daerah/kota. Namun
antara tingkat-tingkat itu tidak mempunyai hirarkis.
(MELALUI DEWAN PENDIDIKAN INI MASYARAKAT BERPERAN DALAM MERENCANAKAN,
MENGAWASI,DAN MENGEVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DI DAERAHNYA)
KOMITE SEKOLAH:
Komite Sekolah merupakan lembaga yang otonom. Komite ini berperan dalam
meningkatkan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan
tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan
Peningkatan KOMPOTENSI GURU dilakukan untuk 4 (empat) hal yaitu:
- Kompetensi Pedagogik
- Kompetensi Profesional
- Kompetensi Sosial
- Kompetensi Kepribadian
JABATAN FUNGSIONAL GURU
TERDIRI DARI:

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

I. Implementasi UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


dijabarkan dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah No. 19
tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan. Peraturan ini memberikan
arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan 8 standart Nasional
Pendidikan yaitu :
1. Standart Isi (Permendiknas No. 22 Th. 2006)
2. Standart Proses
3. Standart Kompetensi lulusan (Permendiknas No. 23 Th. 2006)
4. Starndart Pendidik dan tenaga kependidikan
5. Standart Sarpras
6. standart pengelolaan (Permendiknas No. 19 Th. 2007)
7. Standart pembiayaan
8. Standart penilaian

Di dalam standart isi yang dikembangkan oleh BSNP yang dibentuk berdasarkan
PP no. 19 tahun 2005 mencakup :

1. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum


2. Beban belajar bagi peserta didik
3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan oleh satuan
pendidikan
4. Kalender pendidikan

Keterangan :
Struktur Kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik. Termasuk kedalamam muatan kurikulum pada
setiap mata pelajaran yang dituangkan dalam Standart Kompetensi (SK ) dan
kompetensi Dasar (KD ) yang dikembangakan berdasarkan Standarat Kompetensi
LulusaN ( SKL ).Hal ini termasuk Mulok.

Struktur Kurikulum SD meliputi :

1.
Jenjang pendidikan selama enam ( 6 ) tahun kelas 1 - 6
2.
Memuat 8 mata pelajaran, muatan loKal dan pengembangan diri.
3.
IPA terpadu dan IPS terpadu
4.
Pembelajaran kelas I s.d III menggunakan pendekatan Tematik
5.
Pembelajaran kelas IV s.d VI menggunakan pendekatan mata pelajaran.
6.
Jumlah jam pembelajaran perminggu. Boleh menambah maksimum 4 jam
pembelajaran perminggu secara keseluruhan.
7. Satu jam pembelajaran 35 menit
8. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran ( dua semester ) adalah 34 – 38
minggu.
Komponen Kelas dan alokasi waktu

A. Mata pelajaran I II III IV V VI

1. Pendidikan agama 3 3 3

2. Pendidikan 2 2 2
kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 5 5 5

4. Matematika 5 5 5

5. IPA 4 4 4

6. IPS 3 3 3

7. SBK 4 4 4

8. Penjas Orkes 4 4 4

B. Mulok :
1. Propinsi 2 2 2
2. Kebupaten
3. Sekolah
C. Pengembangan Diri 2)* 2)* 2)*

Jumlah 26 27 28 32 32 32
II. Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah : Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
K T S P adalah : kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan.
KTSP terdiri dari Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan , Struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan , kalender pendidikan dan silabus.

III. Tujuan pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan , pengetahuan ,


kepribadian , akhlak mulia , serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN


SD / MI ;
KAB. / KOTA :
PROPINSI :

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
( Berisi penjelasan tentang apa, mengapa , dan untuk apa KTSP itu )
B. Visi , Misi dan Tujuan Sekolah
1. Visi Sekolah
Berupa pernyataan singkat dan mudah diingat. Merupakan cita cita bersama
warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa dating.
2. Misi Sekolah
Misi sekolah merupakan langkah-langkah strategis untuk mencapai visi
3. Tujuan Sekolah
Tujuan sekolah mengacu pada tujuan umum pendidikan dasar sebagai berikut:
”meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup dan mengikuti pendidikan lebih lanjut”.

II. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM


A. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh
oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Struktur kurikulum SD/MI
meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan
selama enam tahun mulai kelas I sampai dengan kelas VI. Struktur kurikulum
SD/MI disusun berdasarkan standart kompetensi lulusan dan standart
kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan bahwa kurikulum SD/MI memuat
8 mata pelajaran, muatan local, dan pengembangan diri.
B. Muatan kurikulum
Muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan meliputi sejumlah mata pelajaran
yang keluasan dan kedalamannya merupakan beben belajar bagi peserta didik
pada satuan pendidikan. Disamping itu materi muatan local dan kegiatan
pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.

1. Mata Pelajaran
Menjelaskan tujuan dan ruang lingkup mata pelajaran (1) Pendidikan agama
(2) Pendidikan Kewarganegaraan (3) Bahasa Indonesia (4) matematika (5)
Ilmu Pengetahuan Alam (6) Ilmu pengetahuan social (7) Seni Budaya dan
keterampilan, dan (8) Pendidikan jasmani, Olah raga, dan Kesehatan.
Kurikulum untuk SD/MI dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup,
yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan social, kecakapan akademik,
dan atau kecakapan vokasional. Pendidikan kecakapan hidup dapat
merupakan bagian dari pendidikan semua mata pelajaran. Pendidikan
kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari sekolah yang
bersangkutan dan atau dari sekolah lain dan/atau dari lembaga pendidikan
non formal yang sudah memperoleh akreditasi.
Kurikulum untuk SD/MI dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan
lokal dan global. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat
merupakan bagian dari semua mata pelajaran. Pendidikan berbasis
keunggulan local dapat diperoleh peserta didik dari sekolah lain dan/atau
lembaga pendidikan non formal yang sudah memperoleh akreditasi.
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikulum untuk mengembangkan
kompetensi yang di susun dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam
mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan
pendidikan
3. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, minar, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor,
guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling yang berkenen dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan social, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
4. Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar yang digunakan pada jenjang SD/MI adalah system paket. Jam
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada system paket dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Untuk pembelajaran tematik
kelas 1,2,3 penalokasian waktu diatur dengan pembobotan, misalnya 50%
untuk membaca, menulis permulaan dan berhitung, 15% pendidikan agama
dan 35% untuk mata pelajaran lainnya. Sekolah dimungkinkan menambah
maksimum 4 jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan
peserta didik dalam mencapai kompetensi.
Alokasi waktu untuk penugasan struktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam system pakaet untuk SD/MI 0% - 40%, dari waktu kegiatan
tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu
tersebut mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi.
Alokasi waktu untuk praktik,dua jam kegiatan praktik disekolah setara
dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktek di luar sekolah setara
dengan satu jam tatap muka.
5. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indicator yang telah di tetapkan dalam suatu
kompetensi dasar berkisar antara 0 – 100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk
masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria
ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-
rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya
pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan
diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus
untuk mencapai criteria ketuntasan ideal. Pelaporan hasil belajar (raport)
peserta didik diserahkan pada satuan pendidikan dengan memperhatikan
rambu-rambu yang disusun oleh direktorat teknis terkait. Peserta didik yang
belum dapat mencapai ketuntasan belajar,satuan pendidikan harus
melaksanakan program perbaikan ( remidi) sampai mencapai ketuntasan
belajar yang di persyaratkan. Yang telah mencapai ketuntasan belajar 80%
sampai 90% dapat mengikuti program pengayaan (enrichmen), sedangkan
yang mencapai ketuntasan belajar lebih dari 90% dapat mengikuti program
percepatan (accelerated).
6. Kriteria Kenaikan Kelas
Siswa dinyatakan naik kelas apabila;
a) Jumlah mata pelajaran yang belum tuntas tidak bolehlebih dari 25%
dari jumlah mata pelajaran yang diajarkan di kelasnya masing-masing
b) Memiliki nilai minimal baik pada aspek kepribadian
c) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester
pada kelas yang diikuti.
Catatan:
Sekolah dapat menetapkan criteria kenaikan kelas dengan jumlah
mata pelajaran yang belum tuntas lebih dari 25% atau kurang dari
25%, atas pertimbangan komite sekolah.
7. Kriteria Kelulusan
Criteria kelulusan mengacu kepada standar penilaian yang dikembangkan
oleh BSNP dan mengacu pada 19/2005 pasal 72 ayat 1.
Peserta di nyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah ;
a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
b) Telah mengikuti ujian sekolah dan memiliki rata-rata nilai minimum
6,00 untuk semua mata pelajaran dan nilai minimum untuk setiap
mata pelajaran ditentukan oleh masing-masing satuan pendidikan.
c) Bagi sekolah yang menetapkan kriteria kelulusan lebih dari yang telah
disebutkan diatas, perlu mendapat pertimbangan dari komite
sekolah/ madrasah dan melaporkan ke diknas pendidikan/kandepag
kabupaten/ kota sesuai dengan kewenangan.
d) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
Catatan :
(1) Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, sebagai
perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertakwa kepada
Tuhan YME, di lakukan oleh guru dan sumber lain yang relevan.
(2) Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran
dan tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan warga negara
yang baik sesuai dengan norma dan nilai-nilai luhur yang berlaku
dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, adalah sebagian
dari penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian oleh guru dan sumber lain yang relevan.

III. KALENDER PENDIDIKAN


Kalender pendidikan disusun sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah,
kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan
sebagaimana tercantum dalam standar isi.
Lampiran-lampiran :
1. Silabus Mata Pelajaran
2. Silabus Muatan Lokal
3. Silabus Kegiatan Pengembangan Diri
4. Pedoman-pedoman Pendukung KTSP.

PENGERTIAN SILABUS
PP No. 19 tahun 2005 pasal 20 bahwa Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus
dan RPP.

Silabus adalah Rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran /
tema tertentu yang mencakup Standart kompetensi , Kompetensi Dasar , Materi / poko
pembelajaran , Kegiatan pembelajaran Indikator pencapaian kompetensi unuk penilaian ,
penilaian , alokasi waktu , dan sumber belajar / bahan .

KOMPETENSI MATERI KEGIATAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI SUMBER


DASAR PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN WAKTU BELAJAR

RPP adalah Rencana pembelajaran


RPP dijabarkan dari silabus
RPP merupakan sekenario proses pembelajaran untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa
dalam upaya mencapai KD.
Didalam RPP tercermin kegiatan guru dan siswa

EVALUASI KINERJA GURU

Evaluasi kinerja guru meliputi kompetensi :


A.Pedagogik
B.Kepribadian
C.Sosial
D.Profesional
Cara Pencapaiannya :
A.Pedagogik
1.Menguasai karakteristik peserta didik.
2.Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
3.pengembangan kurikulum.
4.kegiatan pembelajaran yang mendidik.
5.Pengembangan potensi peserta didik.
6.Komunikasi dengan peserta didik.
7.Penilaian dan evaluasi
B.KEPRIBADIAN
1.Bertindak sesuai dengan norma agama,hukum,sosial dan kebudayaan
nasional.
2.Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan
3.Etos kerja,tanggung jawab yang tinggi,rasa bangga menjadi guru
C.Sosial

1.Bersikap inklusif ,bertindak obyektif,serta tidak diskriminatif.


2.komunikasi sesama guru,tenaga kependidikan,orang tua,peserta
didik,dan masyarakat.

D.Profesional

1.Penguasaan materi,struktur,konsep dan pola pikir keilmuan yan


mendukung
mata pelajaran yang diampu.

2.Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif.

Sumber belajar dapat diperoleh dari :


a,Kurikulum.
b.Perpustakaan.
c.Internet.
d.Kegiatan KKG
e.Pengembangan diri.
F.Peningkatan Profesioanalitas guru.

STANDAR PROSES
PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

 berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah
di seluruh wilayah hukumNegara Kesatuan Republik Indonesia.

 adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran


pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.

 berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada
sistem paket maupun pada sistem kredit semester.

Standar proses mencakup:

 perencanaan proses pembelajaran,

 pelaksanaan proses pembelajaran,

 penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran

Perencanaan Proses Pembelajaran : Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Silabus Dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan:

 Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, dan


 Panduan Penyusunan KTSP.

Dalam pelaksanaannya,

pengembangan silabus dapat dilakukan oleh:

 para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/ madrasah atau
beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat
Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.

 Pengembangan silabus disusun di bawah supervisi dinas kab./kota yang bertanggung


jawab untuk jenjang SD dan SMP, dan dinas provinsi untuk jenjang SMA dan SMK, serta
departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA,
dan MAK

RPP

 RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam
upaya mencapai KD.

 Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
sistematis.

 RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau
lebih.

 Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan
penjadwalan di satuan pendidikan.

Komponen R P P :

 Identitas mata pelajaran

 Standar kompetensi

 Kompetensi dasar

 Indikator pencapaian kompetensi

 Tujuan pembelajaran

 Materi ajar

 Alokasi waktu

 Metode pembelajaran

 Kegiatan pembelajaran

 Penilaian hasil belajar

 Sumber belajar
PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RPP :

 Memperhatikan perbedaan individu peserta didik;

 Mendorong partisipasi aktif peserta didik;

 Mengembangkan budaya membaca dan menulis;

 Memberikan umpan balik dan tindak lanjut;

 Keterkaitan dan keterpaduan;

 Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi;

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN :

1. Kegiatan Pendahuluan

 2. Kegiatan Inti : Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi

3. Kegiatan Penutup

 Eksplorasi :

1. melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam sebagai
guru dan belajar dari aneka sumber;
2. menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
3. memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
4. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
5. memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau
lapangan
 Elaborasi :
a) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas
tertentu yang bermakna;
b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut;
d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif can kolaboratif;
e) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi
belajar;
f) Menfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan balk lisan
maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
 Konfirmasi :
1. memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat,
maupunhadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
2. memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber,
3. memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar
yang telah dilakukan
4. memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar:
a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang
baku dan benar;
b) membantu menyelesaikan masalah;
c) memberi acuan agar peserta didik dapatmelakukan pengecekan hasil
eksplorasi;
d) memberi informasi untuk bereksplorasi Iebih jauh;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif

Penilaian Hasil Pembelajaran :

1. Dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk:


a) Mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik,
b) Bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan Memperbaiki proses
pembelajaran
2. Dilakukan secara: Konsisten, Sistematik, dan Terprogram
3. Menggunakan:
a) tes dan non-tes
b) bentuk tertulis atau lisan,
c) pengamatan kinerja,
d) pengukuran sikap,
e) penilaian hasil karya (tugas, proyek dan/atau produk)
portofolio, dan penilaian diri

Soal Guru berprestasi tanggal, 5 Mei 2011

1. Guru yang baik harus mempunyai 4 kompetensi. Sebutkan 4 kompetensi yang dimaksud !
Jawab :
A.Pedagogik
B.Kepribadian
C.Sosial
D.Profesional
Cara Pencapaiannya :
A.Pedagogik
1.Menguasai karakteristik peserta didik.
2.Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
3.pengembangan kurikulum.
4.kegiatan pembelajaran yang mendidik.
5.Pengembangan potensi peserta didik.
6.Komunikasi dengan peserta didik.
7.Penilaian dan evaluasi
B.KEPRIBADIAN
1.Bertindak sesuai dengan norma agama,hukum,sosial dan kebudayaan
nasional.
2.Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan
3.Etos kerja,tanggung jawab yang tinggi,rasa bangga menjadi guru

C.Sosial

1.Bersikap inklusif ,bertindak obyektif,serta tidak diskriminatif.


2.komunikasi sesama guru,tenaga kependidikan,orang tua,peserta didik,
dan masyarakat.

D.Profesional

1.Penguasaan materi,struktur,konsep dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu.

2.Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif.

2. Seorang guru sebelum menyusun RPP harus menyusun silabus terlebih dulu. Ada
beberapa tahapan dalam menyusun silabus. Sebutkan tahapan- tahapan itu dan jelaskan
masing – masing tahapan tersebut !
Jawab :
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SILABUS
a) Mengkaji dan Menentukan Standar Kompetensi
1. Mengkaji dan Menentukan Kompetensi Dasar
2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
5. Menentukan Jenis Penilaian
6. Menentukan Alokasi Waktu
7. Menentukan Sumber Belajar
b) Keterangan Mengkaji SK mapel & Mengkaji KD mapel :
1. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak
harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;
2. keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
3. keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
c) Ket. Mengidentifikasi materi pokok mempertimbangkan:
1. potensi peserta didik;
2. relevansi dengan karakteristik daerah
3. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
4. kebermanfaatan bagi peserta didik;
5. struktur keilmuan;
6. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;
8. alokasi waktu ;
d) Ket. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan
1. pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar
peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam
rangka pencapaian kompetensi
2. Pengalaman belajar dimaksud dapat terwujud melalui pendekatan pembelajaran yang
bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
3. Pengalaman Belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
e) Ket. Memberikan bantuan guru agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara
profesional :
1. Memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan peserta didik secara berurutan
untuk mencapai kompetensi dasar
2. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep
materi pembelajaran
3. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta didik yaitu
kegiatan siswa dan materi.
f) Ket. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi :
1. Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan
2. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan
pendidikan, dan potensi daerah
3. Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
g) Pengembangan Indikator
1. Setiap KD dikembangkan menjadi beberapa indikator (lebih dari dua)
2. Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan/atau
diobservasi
3. Tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah atau setara dengan kata kerja dalam
KD maupun SK
4. Prinsip pengembangan indikator adalah sesuai dengan kepentingan (Urgensi),
kesinambungan (Kontinuitas), kesesuaian (Relevansi) dan Kontekstual Keseluruhan
indikator dalam satu KD merupakan tanda-tanda, perilaku, dan lain-lain untuk
pencapaian kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap, berpikir, dan
bertindak secara konsisten.
h) Ket. MENENTUKAN JENIS PENILAIAN
1. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan.
2. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis
maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau
produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
i) Ket. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN:
1. Untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik, yang dilakukan berdasarkan
indikator
2. Menggunakan acuan kriteria
3. Menggunakan sistem penilaian berkelanjutan
4. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut
5. Sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam kegiatan pembelajaran
j) Ket. MENENTUKAN ALOKASI WAKTU
1. Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.
2. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata
untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang
beragam.
k) Ket. MENENTUKAN SUMBER BELAJAR
1. Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran.
2. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
3. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.

3. Guru setelah melaksanakan evaluasi pembelajaran selalu melaksanakan program


perbaikan dan pengayaan . program pengayaan terdiri dari horizontal dan vertical.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan program pengayaan horizontal dan program vertical !
Jawab :

Enrichment/Pengayaan

Pengayaan adalah cara memberikan pengalaman belajar yang sesuai untuk anak-anak
yang berbakat dalam bidang matematika. Dengan pengayaan menunjukkan bahwa materi
yang dibahas akan lebih luas daripada yang biasanya dipelajari. Ada dua jenis pengayaan :
pegayaan horisontal dan pengayaan vertikal.
1. Pengayaan horizontal. Pengayaan horisontal dengan memperkaya ruang lingkup yang lebih
luas daripada apa yang ada di tingkat kelas. Seringkali jenis ini diinterpretasikan "lebih
dari yang lain." Artinya, ketika peserta didik yang cepat ditugaskan mengerjakan latihan,
guru hanya memberikan yang latihan dari buku lain yang sama.
2. Pengayaan vertikal. Pengayaanjenis ini akan meningkatkan kualitas pekerjaan yang
diberikan, sehingga memperluas dan memperdalam pemahaman dan penguasaan materi
4. Salah satu pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru adalah pembelajaran tematik. Kelas
berapa saja yang menggunakan pembelajaran tematik? Dan apa saja yang ciri-ciri
pembelajaran tematik? Sebutkan !
Jawab :
 Pembelajaran tematik untuk Peserta didik yang berada pada sekolah dasar
kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini, Karena Pada usia
tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ
tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Anak – anak usia diatas
membutuhkan Proses pembelajaran yang bergantung kepada objek-objek
konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung.
 ciri-ciri pembelajaran tematik sebagai berikut :
a. Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini
sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak
menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak
berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan
kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
b. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada
siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa
dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk
memahami hal-hal yang lebih abstrak.
c. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi
tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan
tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
d. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata
pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa
mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini
diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
e. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan
keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya
sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2007 membahas tentang
Standar Penilaian . Sebutkan prinsip – prinsip penilaian !
Jawab : prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut :

1. Valid/sahih

2. Objektif
3. Sistematis

4. Transparan/ terbuka

5. Adil Bermakna

6. Terpadu

7. Menyeluruh dan berkesinambungan

8. Akuntabel

9. Mengacu kriteria tertentu

Keterangan :

1) Sahih, yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diuku, agar memiliki bukti kesahihan dan keandalan dengan kata l;ain data Valid
2) Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai dengan harapan pendidik punya pedoman dalam
memberikan skor terhadap jawaban peserta didik atas butir soal uraian dan tes
praktik atau kinerja sehingga dapat meminimalkan subjektivitas pendidik.
3) Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.Dengan kata lain penilaian tidak
membedakan – bedakan.
4) Terpadu, yakni penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen kegiatan
pembelajaran. Diadakan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang
diselenggarakan oleh peserta didik. Jika hasil penilaian menunjukkan banyak
peserta didik yang gagal, sementara sedangkan instrumen yang digunakan sudah
memenuhi persyaratan secara kualitatif, berarti proses pembelajaran kurang baik.
Dalam hal demikian, pendidik harus memperbaiki rencana dan/atau pelaksanaan
pembelajarannya.
5) Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu,
pendidik menginformasikan prosedur dan kriteria penilaian kepada peserta didik.
Selain itu, pihak yang berkepentingan dapat mengakses prosedur dan kriteria
penilaian serta dasar penilaian yang digunakan.
6) Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu, penilaian
bukan semata-mata untuk menilai prestasi peserta didik melainkan harus mencakup
semua aspek hasil belajar untuk tujuan pembimbingan dan pembinaan.
7) Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku. Oleh karena itu, penilaian dirancang dan
dilakukan dengan mengikuti prosedur dan prinsip-prinsip yang ditetapkan. Dalam
penilaian kelas, misalnya, guru mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan
menyiapkan rencana penilaian bersamaan dengan menyusun silabus dan RPP.
8) Beracuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan. Oleh karena itu, instrumen penilaian disusun dengan
merujuk pada kompetensi (SKL, SK, dan KD). Selain itu, pengambilan keputusan
didasarkan pada kriteria pencapaian yang telah ditetapkan.
9) Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya. Oleh karena itu, penilaian dilakukan dengan mengikuti
prinsip-prinsip keilmuan dalam penilaian dan keputusan yang diambil memiliki
dasar yang objektif.
6. Ketika anda mengajar ternyata ada salah satu siswa yang mengatakan bahwa
konsep yang anda sampaikan salah, bagaimana sikap anda?
Jawab : kebijakan sendiri
7. Pembaharuan sistim Pendidikan Nasional dilakukan untuk memperbaharui Visi, dan
Misi UU sistim Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 ! Sebutkan Visi, dan Misi UU
sistim Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003!
Jawab :
o VISI DAN MISI PENDIDIKAN NASIONAL
VISI :
Pendidikan nasional mempunyai visi terwudnya sistem pendidikan sebagai
pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga
negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu
dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
MISI :
1) Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh
sejak dini sampai akhir hayat dalam rangka mawujudkan masyarakat belajar;
2) Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral;
3) Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai
pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan
nilai berdasarkan standar nasional dan global; dan
4) Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5) Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;
8. Sebelum mengajar guru telah menyiapkan RPP. Buatlah Sistimatika secara RPP
secara lengkap :

Langkah-langkah minimal dari penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),


dimulai dari mencantumkan Identitas RPP, Tujuan Pembelajaran, Materi
Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran,
Sumber Belajar, dan Penilaian. Setiap komponen mempunyai arah pengembangan
masing-masing, namun semua merupakan suatu kesatuan.

Penjelasan tiap-tiap komponen adalah sebagai berikut.

1. Mencantumkan Identitas

Terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas, Semester, Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu.

Hal yang perlu diperhatikan adalah :

a. RPP boleh disusun untuk satu Kompetensi Dasar.


b. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus.
(Standar kompetensi – Kompetensi Dasar – Indikator adalah suatu alur pikir
yang saling terkait tidak dapat dipisahkan)
c. Indikator merupakan:
 ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa
peserta didik telah mencapai kompetensi dasar
 penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
 dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan,
dan potensi daerah.
 rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi.
 digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
d. Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar,
dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 45
menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat
diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada
kompetensi dasarnya.

2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Output (hasil langsung) dari satu paket kegiatan pembelajaran.

Misalnya:

Kegiatan pembelajaran: ”Mendapat informasi tentang sistem peredaran darah


pada manusia”.

Tujuan pembelajaran, boleh salah satu atau keseluruhan tujuan pembelajaran,


misalnya peserta didik dapat:
1. mendeskripsikan mekanisme peredaran darah pada manusia.
2. menyebutkan bagian-bagian jantung.
3. merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh teman-
teman sekelasnya.
4. mengulang kembali informasi tentang peredaran darah yang telah disampaikan
oleh guru.
Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya tujuan
pembelajaran juga dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga tiap pertemuan
dapat memberikan hasil.

3. Menetukan Materi Pembelajaran

Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari indikator.

Contoh:

Indikator: Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan.

Materi pembelajaran:

Ciri-Ciri Kehidupan:

Nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi, regulasi, iritabilitas, bernapas, dan


ekskresi.

4. Menentukan Metode Pembelajaran

Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan
sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik
pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.

Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode yang
diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran peserta didik:

a. Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan proses,


kontekstual, pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan sebagainya.
b. Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri, observasi, tanya
jawab, e-learning dan sebagainya.

5. Menetapkan Kegiatan Pembelajaran

a. Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah


kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat
unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Langkah-langkah minimal yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan


pembelajaran adalah sebagai berikut:
Pembelajaran interaktif
− adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menjalin kerjasama yang bermakna dengan teman dan
guru.
− adalah pembelajaran yang mendorong dan memicu peserta didik
untuk mencaritemukan hal-hal yang baru dan inovatif.
Pembelajaran yang menyenangkan
− adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dalam suasana
tanpa tekanan, bebas, terlibat secara psikis dan fisik.
Pembelajaran yang menantang
− adalah pembelajaran dimana peserta didik diperhadapkan pada
masalah, kemungkinan-kemungkinan baru, persoalan-persoalan
dilematis, dan paradoks sesuai dengan tingkat usianya

Pembelajaran yang memotivasi

− adalah pembelajaran yang mendorong dan memberi semangat pada


peserta didik untuk mencapai prestasi, teknik, berani mengekspresikan
dan mengaktualisasikan diri, dan berkompetisi

1. Kegiatan Pendahuluan
 Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti


proses pembelajaran;
b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai;
d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus.

 Kegiatan Inti
 Menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik
dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
Eksplorasi

− Serangkaian kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada


peserta didik untuk mencaritemukan berbagai informasi, pemecahan
masalah, dan inovasi

Elaborasi

− Serangkaian kegiatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik


mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri melalui berbagai kegiatan
dan karya yang bermakna.

Konfirmasi
− Serangkaian kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan bagi
peserta didik untuk dinilai, diberi penguatan dan diperbaiki secara
terus-menerus.

Kegiatan Penutup

− Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat


rangkuman/simpulan pelajaran
− Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram

6. Memilih Sumber Belajar

Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang
dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media,
narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional, dan
bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan. Misalnya, sumber belajar
dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan bahan ajar
yang sebenarnya.

Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut, pengarang, dan
halaman yang diacu.

Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT, maka harus ditulis nama file, folder
penyimpanan, dan bagian atau link file yang digunakan, atau alamat website yang
digunakan sebagai acuan pembelajaran.

7. Menentukan Penilaian

Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang
dipakai.

Contoh minimal Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah sebagai berikut :

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran :…

Kelas/Semester :…

Pertemuan Ke- :…

Standar Kompetensi :…

Kompetensi Dasar :…

I. Tujuan Pembelajaran :…
II. Materi Ajar

III.Alokasi waktu

IV. Metode Pembelajaran :…

V. Kegiatan Pembelajaran

Langkah-langkah :

Pertemuan pertama,

A. Kegiatan Awal :…

B. Kegiatan Inti : (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi)

C. Kegiatan Akhir : …

Pertemuan kedua, dst.

VI Indikator Pencapaian kompetensi

VII. Penilaian : …

VIII.Sumber Belajar

IX. Alat Mengetahui /Bahan : …

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

tahap-tahap penyusunan RPP Tematik Berkarakter.

Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi tahap
perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan
jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran.

A. Pemetaan Kompetensi Dasar


Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan
utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata
pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah:

1. Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator


Melakukan kegiatan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar dari
setiap mata pelajaran ke dalam indikator. Dalam mengembangkan indikator perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik
• Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
• Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang terukur dan/atau dapat diamati
2. Menentukan tema
a. cara penentuan tema
Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara yakni:

Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang


terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan
tema yang sesuai.

Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan,


untuk menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik
sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

b. Prinsip Penentuan tema


Dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:
• Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa:
• Dari yang termudah menuju yang sulit
• Dari yang sederhana menuju yang kompleks
• Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.
• Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa
• Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa,termasuk minat,
kebutuhan, dan kemampuannya

3. Identifikasi dan analisis Standar Kompetensi, Kompetensi dasar dan Indikator


Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap Standar Kompetensi, Kompetensi
Dasar dan indikator yang cocok untuk setiap tema sehingga semua standar
kompetensi, kompetensi dasar dan indikator terbagi habis.
B. Menetapkan Jaringan Tema
Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan
tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema,
kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat
dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.

C. Penyusunan Silabus
Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya dijadikan dasar
dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian.

D. Penyusunan Rencana Pembelajaran


Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran. Rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar
siswa yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Komponen rencana
pembelajaran tematik meliputi:
1. Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas,semester, dan
waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).
2. Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan.
3. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai
kompetensi dasar dan indikator.
4. Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa
dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai
kompetensi dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukaan, inti dan
penutup).
5. Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar,serta
sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai.
6. Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai
pencapaian belajar peserta didik serta tindak lanjut hasil penilaian).

mudah-mudahan dapat membantu dalam proses penyusunan RPP dan berikut adalah contoh
RPP Tematik Berkarakter silahkan klik link di bawah ini

9. Dalam menyampaikan materi pelajaran seorang guru menggunakan beberapa metode yang
anda ketahui !
Jawab :

Macam-Macam Metode pembelajaran :

1. Metode Ceramah

Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran
kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah
yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai
beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi
pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam
pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar
yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.

2. Metode Diskusi

Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk
berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam
pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang
menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne &
Briggs. 1979: 251).

Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode
diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan
masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya
lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk
meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.

3. Metode Demonstrasi

Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif


untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara
mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya.
Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang
demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada
seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara
membuat kue, dan sebagainya.
Kelebihan Metode Demonstrasi :

a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.


b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.

Kelemahan metode Demonstrasi :

a. Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan.

Macam-Macam Metode pembelajaran

4. Metode Ceramah Plus

Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih
dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada
tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)

5. Metode Resitasi

Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa
membuat resume dengan kalimat sendiri.

Kelebihan Metode Resitasi adalah :


a. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih
lama.
b. Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung
jawab dan mandiri.
Kelemahan Metode Resitasi adalah :
a. Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil
pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b. Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.

6. Metode Eksperimental

Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana


siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu
yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.

7. Metode Study Tour (Karya wisata)


Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak
peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya
peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan
tersebut dengan didampingi oleh pendidik.

8. Metode Latihan Keterampilan

Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan
memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya
langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan
manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan
membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.

9. Metode Pengajaran Beregu

Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari
satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk
sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung.
Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team
pendidik tersebut

10. Peer Theaching Method

Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode
mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.

11. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode


mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat
menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada
menarik kesimpulan.
Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan
wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus
pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.

12. Project Method


Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta
peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.

13. Taileren Method

Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-


sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja
berkaitan dengan masalahnya

14. Metode Global (ganze method)


Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan
materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi
tersebut.

Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

METODE PEMBELAJARAN

Metode ceramah.
Dalam metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru umumnya
didominasi dengan cara ceramah.

Dalam pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar (TIK), ada beberapa motode yang umum
digunakan, diantaranya adalah :

a. Metode Tanya jawab


Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan
mengahasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami
materi tersebut. Metoda Tanya Jawab akan menjadi efektif bila materi yang
menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi.
Pertanyaaan yang diajukan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup
(pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan
terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban), serta disajikan
dengan cara yang menarik.
b. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian
materi melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi
yang pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan
siswa bila diskusi itu melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan
suatu pemecahan masalah.
Jika metoda ini dikelola dengan baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam
forum ini sangat tinggi. Tata caranya adalah sebagai berikut: harus ada
pimpinan diskusi, topik yang menjadi bahan diskusi harus jelas dan menarik,
peserta diskusi dapat menerima dan memberi, dan suasana diskusi tanpa
tekanan.
c. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui
penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Pemberian tugas dapat
secara individual atau kelompok. Pemberian tugas untuk setiap siswa atau
kelompok dapat sama dan dapat pula berbeda.
Agar pemberian tugas dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran,
maka: 1) tugas harus bisa dikerjakan oleh siswa atau kelompok siswa, 2) hasil
dari kegiatan ini dapat ditindaklanjuti dengan presentasi oleh siswa dari satu
kelompok dan ditanggapi oleh siswa dari kelompok yang lain atau oleh guru
yang bersangkutan, serta 3) di akhir kegiatan ada kesimpulan yang didapat.
d. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana
siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan
sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan
untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu
proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya. Di dalam TIK, percobaan
banyak dilakukan pada pendekatan pembelajaran analisis sistem terhadap
produk teknik atau bahan.
Percobaan dapat dilakukan melalui kegiatan individual atau kelompok. Hal ini
tergantung dari tujuan dan makna percobaan atau jumlah alat yang tersedia.
Percobaan ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, bila alat yang tersedia
hanya satu atau dua perangkat saja.
e. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi,
benda, atau cara kerja suatu produk teknologi yang sedang dipelajari.
Demontrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda baik yang
sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan.
Demonstrasi akan menjadi aktif jika dilakukan dengan baik oleh guru dan
selanjutnya dilakukan oleh siswa. Metoda ini dapat dilakukan untuk kegiatan
yang alatnya terbatas tetapi akan dilakukan terus-menerus dan berulang-
ulang oleh siswa.
f. Metode Tutorial/Bimbingan
Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan
melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa
baik secara perorangan atau kelompok kecil siswa. Disamping metoda yang
lain, dalam pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar, metoda ini banyak
sekali digunakan, khususnya pada saat siswa sudah terlibat dalam kerja
kelompok.
Peran guru sebagi fasilitator, moderator, motivator dan pembimbing sangat
dibutuhkan oleh siswa untuk mendampingi mereka membahas dan
menyelesaikan tugas-tugasnya
Penyelenggaraan metoda tutorial dapat dilakukan seperti contoh berikut ini:
- Misalkan sebuah kelas dalam bahan ajar Pengerjaan Kayu 2, jam
pelajaran pertama digunakan dalam bentuk kegiatan klasikal untuk
menjelaskan secara umum tentang teori dan prinsip.
- Kemudian para siswa dibagi menjadi empat kelompok untuk membahas
pokok bahasan yang berbeda, selanjutnya dilakukan rotasi antar kelompok.
- Sementara para siswa mempelajari maupun mengerjakan tugas-tugas,
guru berkeliling diantara para siswa, mendengar, menjelaskan teori, dan
membimbing mereka untuk memecahkan problemanya.
- Dengan bantuan guru, para siswa memperoleh kebiasaan tentang
bagaimana mencari informasi yang diperlukan, belajar sendiri dan berfikir
sendiri.

Standar Penilaian Pendidikan

Apa dan mengapa perlu ada standar penilaian?

Dalam Permendiknas Nomor 20/2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan


dikemukakan bahwa standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta
didik. Standar nasional pendidikan dijadikan dasar untuk penjaminan dan pengendalian
mutu pendidikan. Standar penilaian pendidikan diperlukan oleh guru dalam melaksanakan
tugasnya sebagai agen pembelajaran. (disarankan dihapus karena pokok pembicaraan
tidak lagi ttg standar penilaian tapi penilaian pembelajaran)

Apa pengertian dari masing-masing jenis ulangan tersebut?

Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD)
atau lebih. Artinya bahwa seorang guru harus mengadakan ulangan pada setiap
menyelesaikan satu kompetensi dasar. Dengan prinsip belajar tuntas, apabila ada siswa
yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal, maka guru harus mengadakan program
remidial terhadap materi pembelajaran tersebut hingga tercapainya kompetensi dasar
yang bersangkutan.

Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu
kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh kompetensi dasar (KD) pada periode tersebut.

Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir
semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester
genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut.
Prinsip Penilaian

Dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian, guru perlu mengacu pada


sejumlah prinsip penilaian. Apa prinsip penilaian yang sesuai dengan standar?

Dalam Standar Penilaian dikemukakan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai
berikut.

a. Sahih, yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diukur. Oleh karena itu, instrumen yang digunakan perlu disusun melalui prosedur
sebagaimana dijelaskan dalam panduan agar memiliki bukti kesahihan dan keandalan.
b. Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai. Oleh karena itu, pendidik menggunakan rubrik atau
pedoman dalam memberikan skor terhadap jawaban peserta didik atas butir soal
uraian dan tes praktik atau kinerja sehingga dapat meminimalkan subjektivitas
pendidik.
c. Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Faktor-faktor tersebut tidak relevan di
dalam penilaian, oleh karena itu perlu dihindari agar tidak berpengaruh terhadap hasil
penilaian.
d. Terpadu, yakni penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen kegiatan
pembelajaran. Dalam hal ini hasil penilaian benar-benar dijadikan dasar untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh peserta didik. Jika hasil
penilaian menunjukkan banyak peserta didik yang gagal, sementara sedangkan
instrumen yang digunakan sudah memenuhi persyaratan secara kualitatif, berarti
proses pembelajaran kurang baik. Dalam hal demikian, pendidik harus memperbaiki
rencana dan/atau pelaksanaan pembelajarannya.
e. Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, pendidik
menginformasikan prosedur dan kriteria penilaian kepada peserta didik. Selain itu,
pihak yang berkepentingan dapat mengakses prosedur dan kriteria penilaian serta
dasar penilaian yang digunakan.
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu, penilaian bukan
semata-mata untuk menilai prestasi peserta didik melainkan harus mencakup semua
aspek hasil belajar untuk tujuan pembimbingan dan pembinaan.
g. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku. Oleh karena itu, penilaian dirancang dan dilakukan
dengan mengikuti prosedur dan prinsip-prinsip yang ditetapkan. Dalam penilaian kelas,
misalnya, guru mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan menyiapkan rencana
penilaian bersamaan dengan menyusun silabus dan RPP.
h. Beracuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi
yang ditetapkan. Oleh karena itu, instrumen penilaian disusun dengan merujuk pada
kompetensi (SKL, SK, dan KD). Selain itu, pengambilan keputusan didasarkan pada
kriteria pencapaian yang telah ditetapkan.
i. Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya. Oleh karena itu, penilaian dilakukan dengan mengikuti
prinsip-prinsip keilmuan dalam penilaian dan keputusan yang diambil memiliki dasar
yang objektif.

7 ciri guru berpretasi yang (mungkin) siswa sukai

Pada beberapa tahun karir saya sebagai pengajar, sekolah tempat saya mengajar
mendatangkan seorang ahli pendidikan yang bukan hanya ahli dalam jargon dan paradigma,
tetapi juga seorang guru yang mengajar dikelas. Orang tersebut adalah Tony Ryan.

Dari presentasi beliau saya mendapat beberapa ciri guru yang mungkin akan disukai siswa.
Seperti halnya manusia lainnya, siswa juga punya pendapat pribadi mengenai tipe guru yang
disukainya. 7 tipe dibawah ini mungkin membantu anda untuk lebih memahami siswa anda
dikelas.

1. Menghormati siswa dan tidak membuat mereka runtuh mentalnya dengan perkataan yang
negatif dan memojokkan.

2. Melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan. Tentunya anda punya hak
perogratif sebagai guru, namun melibatkan mereka boleh juga sebagai cara untuk membagi
kewenangan dan mempermudah tugas anda dalam mengendalikan mereka dikelas.

3. Mendengarkan mereka saat mereka berbicara pada anda. Tidak berteriak marah jika
mereka berbuat sesuatu yang mungkin menurut anda adalah sebuah kesalahan.

4. Adil, mudah diajak berkomunikasi, selalu ada saat mereka membutuhkan, selalu
mendukung.

5. Saat mengajar tidak tegang, dan melakukan pembelajaran yang menyenangkan dengan
berbagai macam cara dan metode.
6. Jelas, saat menerangkan sesuatu dikelas kepada mereka, artinya memang tidak mudah
berbicara dalam bahasa mereka. Namun ketahuilah lebih berat untuk mereka untuk
memahami anda dibandingkan sebaliknya.

7. Jangan menyerah terhadap mereka. Ada banyak film yang menjelaska menganai hal ini
salah satunya film Dangerous Minds. Mudah-mudahan anda pernah menontonnya.

Model PBI / model-pembelajaran-berbasis-masalah.

Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Pembelajaran berbasis masalah (Probelem-based learning), selanjutnya disingkat PBL, merupakan
salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa.
PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah
melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan
masalah .

Forgaty(1997) menyatakan bahwa PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat
konfrontasi kepada pebelajar (siswa/mahasiswa) dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-
structured, atau open ended melalui stimulus dalam belajar.

PBL memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: (1) belajar dimulai dengan suatu masalah, (2)
memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata siswa/mahasiswa, (3)
mengorganisasikan pelajaran diseputar masalah, bukan diseputar disiplin ilmu, (4) memberikan
tanggung jawab yang besar kepada pebelajar dalam membentuk dan menjalankan secara langsung
proses belajar mereka sendiri, (5) menggunakan kelompok kecil, dan (6) menuntut pebelajar untuk
mendemontrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk suatu produk atau kinerja.
Berdasarkan uraian tersebut tampak jelas bahwa pembelajaran dengan model PBL dimulai oleh
adanya masalah (dapat dimunculkan oleh siswa atau guru), kemudian siswa memperdalam
pengetahuannya tentang apa yang mereka telah ketahui dan apa yang mereka perlu ketahui untuk
memecahkan masalah tersebut. Siswa dapat memilih masalah yang dianggap menarik untuk
dipecahkan sehingga mereka terdorong berperan aktif dalam belajar.

Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok
sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada siswa seperti
kerjasama dan interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar yang berhubungan dengan
pemecahan masalah seperti membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan penyelidikan,
mengumpulkan data, menginterpretasikan data, membuat kesimpulan, mempresentasikan,
berdiskusi, dan membuat laporan. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa model PBL dapat
memberikan pengalaman yang kaya kepada siswa. Dengan kata lain, penggunaan PBL dapat
meningkatkan

pemahaman siswa tentang apa yang mereka pelajari sehingga diharapkan mereka dapat
menerapkannya dalam kondisi nyata pada kehidupan sehari-hari.

b. Penerapan
Ada beberapa cara menerapkan PBL dalam pembelajaran. Secara umum penerapan model ini mulai
dengan adanya masalah yang diharus dipecahkan atau dicari pemecahannya oleh siswa/mahasiswa.
Masalah tersebut dapat berasal dari siswa/mahasiswa atau mungkin juga diberikan oleh pengajar.
Siswa/mahasiswa akan memusatkan pembelajaran di sekitar masalah tersebut, dengan arti lain,
siswa belajar teori dan metode ilmiah agar dapat memecahkan masalah yang menjadi pusat
perhatiannya.

Ciri kelas dengan pendekatan CTL

Hello my netter friends….. bpk dan ibu guru,pemerhati pendidikan,atau semua yang perduli
dengan pendidikan .... edisi kali ini kang Eko ngajak temen2 semua mbahas salah satu
pendekatan belajar yang konon dianggap mujarab untuk mengentaskan permasalahan
belajar anak-anak Indonesia yang Cuma textbook oriented. Pendekatan belajar ini
namanya CTL alias Catat Tinggal Lungo, eee salah ….Contextual Teaching and
Learning yang betul. Tolong ya, setelah baca postingan ini kang eko minta
masukan,komentar,atau sejenisnya di kolom komentar. Soalnya kang Eko kemampuanya
masih terbatas….heee.heee… Cuma ingin ngelempar bola panas bro…

Disadari atau tidak disadari, diamini atau mau dibantah, disetujui


atau mau dinterupsi, ternyata pola mengajar guru-guru di Indonesia dari sabang sampai
Merauke, dari Natuna hingga Pulau Rote memiliki kesamaan yaitu berpola Teacher centered
alias berpusat pada guru. Kira-kira kayak gambar disamping ini… sory ya bu photonya saya
upload...

Siswa duduk di deretan bangku yang lurus, rapi, menghadap ke depan, guru berpakaian
seragam mirip pak Polisi. Lantas guru/fasilitator memberikan materi panjang lebar, bercerita,
menerangkan. Otak siswa dijejali materi secara terus menerus sampai kriiing…bel berbunyi.
Apa yang terjadi selanjutnya???? Ketika diberi kesempatan bertanya siswa malah bengong,
diam, dan pura-pura sibuk… ini menandakan apa yang disampaikan guru masuk telinga
kanan dan wusssssss….keluar lagi dari kuping kiri… fasilitator terkadang melupakan hal
penting yaitu:
1. si pembelajar mesti senang dengan apa yang dipelajari
2. si pembelajar mesti tau manfaat apa yang dipelajari
3. si pembelajar mesti mempunyai target penguasaan materi
4. tersedia sumber belajar yang memadahi
5. gaya belajar pembelajar pasti berbeda-beda
6. si pembelajar harus akrab, familier, senang, tidak canggung dengan yang mengajari.

Belajar yang terbaik mestinya sesuai konteks. Maksudnya gimana bos?.... Kalau orang
belajar tendangan pisang ala David Beckam mestinya ya dilapangan, menendang bola
secara berulang-ulang. Kalau orang belajar nyenting mesin motor mestinya ya berhadapan
langsung dengan mesin motor, diutak-atik sampe keringetan, ampe lupa makan dan
tentunya harus belepotan oli. Kalau pingin pinter komputer ya harus berhadapan dengan
komputer, mencoba-mencoba, salah, dicoba lagi begitu seterusnya perkara eror, henk, file
nya pada bubar… itu wajib. Namanya juga belajar. Oke bos.. kita mulai serius nich….

Pembelajaran dengan pendekatan


kontekstual merupakan konsep belajar yang mengkaitkan materi yang dipelajari dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya. Pendekatan ini diilhami oleh filsafat pembelajaran
yang diintroduksi oleh John Dewey. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan
lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk
kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. Coba ente perhatiin gambar
disamping.

Landasan filosofi pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah konstruktivisme,


yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghapal.
Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak siswa sendiri. Pengetahuan tidak
dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proporsi yang terpisah, tetapi
mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan. Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti
apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana
mencapainya. Siswa perlu menyadari bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya
nanti. Dengan demikian siswa memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu
bekal untuk hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan
berupaya menggapainya. Dalam upaya ini, siswa memerlukan guru sebagai pengarah dan
pembimbing.

Dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuan
belajar. Oleh karena itu guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi
informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk
menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru
(pengetahuan, keterampilan) datang dari menemukan sendiri, bukan dari apa kata
guru.Pembelajaran kontektual merupakan salah satu dari sekian banyak pendekatan
pembelajaran, pembelajaran kontekstual dikembangkan dengan tujuan membekali siswa
dengan pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan ke
permasalahan lain dan dari satu konteks ke konteks lainnya.

Pendekatan kontekstual memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme


(contructivism), menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning
community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya
(authentic assessment). Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual jika
menerapkan ketujuh komponen tersebut dalam pembelajarannya. Model pembelajaran
kontektual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas
yang bagaimanapun keadaannya.

Penerapan model pembelajaran kontekstual dalam kelas secara garis besar mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut :

Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan
barunya

2). Laksanakan sejauh mungkin kegiatan penemuan untuk semua topik

3). Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya

4). Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok)

5). Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran

6). Lakukan refleksi di akhir pertemuan dan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara

Pembelajaran kontekstual menempatkan siswa dalam konteks bermakna yang


menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajari dan
sekaligus memperhatikan faktor kebutuhan individual siswa dan peran guru. Untuk itu guru
dalam menggunakan pendekatan pengajaran konekstual memperhatikan hal-hal sebagai
berikut.
1). merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan mental siswa
(developmentally appropriate)

2). membentuk group belajar yang saling ketergantungan (interdependent learning group)

3). Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self regulated learning)
yang mempunyai karakteristik : kesadaran berfikir, penggunaan strategi, dan motivasi
berkelanjutan.

4). Mempertimbangkan keragaman siswa (disversity of student)

5). Memperhatikan multi-intelegensi siswa (mltiple intelligences), spasial-verbal, linguistic-


verbal, interpersonal, musikal ritmik, naturalis, badan-kinestetika, intrapersonal, dan
logismatematis. (Gardner, 1993)

6). Menggunakan teknik-teknik bertanya yang meningkatkan pembelajaran siswa,


perkembangan pemecahan masalah dan keterampilan berfikir tingkat tinggi.

7). Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment).

Ciri-ciri kelas yang diajar menggunakan pendekatan kontekstual akan terlihat sebagai
berikut: Adanya kerjasama, Saling menunjang, Menyenangkan, tidak membosankan, Belajar
dengan bergairah, Pembelajaran terintegrasi, Menggunakan bebagai sumber, Siswa aktif,
Sharing dengan teman, Siswa kritis, guru kreatif, Laporan kepada orang tua berujud, rapor,
hasil karya siswa, laporan praktikum, dan karangan siswa, dll.

Anda mungkin juga menyukai