Anda di halaman 1dari 2

Dian Nuryanda

260110100143

Kumis Kucing dan Seledri Untuk Hipertensi

Senin, 20 Mei, 2002 oleh: Gsianturi


Kumis Kucing dan Seledri Untuk Hipertensi
Gizi.net - Selama ini kumis-kucing dan seledri diyakini berkhasiat menyembuhkan berbagai
penyakit. Banyak orang percaya akan khasiat itu semata dari pengalaman orang lain. Uji
klinis yang dilakukan atas kedua tanaman itu memang membuktikan, campuran kumis-
kucing dan seledri sangat efektif untuk menurunkan hipertensi.

Hipertensi merupakan faktor risiko penting penyakit jantung koroner di Indonesia. Hasil
penelitian terakhir mengungkapkan, prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar antara 17-
22 persen. Karena itu usaha nyata untuk melakukan penekanan jumlah penderita hipertensi
akan memberikan dorongan positif menurunkan angka kematian penderita jantung koroner.

Tujuan pengobatan hipertensi saat ini selain untuk menurunkan tekanan darah, juga
dimaksudkan untuk menurunkan komplikasi kardiovaskular. Menurut konsensus pengobatan
nonfarmakologik harus lebih dulu dilakukan baru kemudian, jika tidak berhasil menurunkan
tekanan darah, akan diberikan pengobatam farmakologik atau secara medis. Jika
pengobatan non-medis gagal, tentu saja penderita hipertensi akan mengkonsumsi obat-
obat farmakologik seumur hidupnya.

Memastikan Keamanan
Beruntung Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya dengan tanaman obat
sehingga ada harapan baru bagi penderita hipertensi untuk tidak tergantung pada obat-
obatan farmakologik. Kenyataan ini dapat dilihat dari banyaknya obat tradisional atau
fitofarmaka guna mengobati hipertensi yang resmi beredar dan dikonsumsi masyarakat
luas.

Salah satu fitofarmaka yang cukup dikenal saat ini adalah Tensigard yang formalasinya
terdiri dari kumis-kucing (orthosiphon stamineus bent) dan seledri (apium graviolens). Pada
uji klinis fase dua, fitomarmaka ini dibuktikan dapat menurunkan tekanan darah binatang
percobaan kucing dan pada manusia sehat dan pada subjek hipertensi dalam jumlah
terbatas (16 orang laki-laki).

Seledri diketahui mengandung senyawa aktif yang dapat menurunkan tekanan darah yaitu
''apigenin'' (yang berfungsi sebagai calcium antagonist) dan manitol yang berfungsi seperti
diuretik. Sedangkan kumis-kucing terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada manusia.
Efek diuretik pada kumis-kucing yang dominan itu memang sangat dibutuhkan untuk
menurunkan tekanan darah tinggi.

Uji klinis ini dilakukan untuk membuktikan apakah Tensigard sebagai obat tradisonal yang
terdiri dari ekstrak seledri dan kumis-kucing dapat menurunkan darah tinggi pada penderita
hipertensi ringan dan sedang. Termasuk untuk mengetahui apakah ada efek samping yang
membahayakan pada pemberian fitofarmaka tersebut.

Setelah 12 Minggu
Menurut Dr. dr. Fadilah Supari, SpJP dari Kardiologi FKUI yang melakukan uji klinis kumis-
kucing dan seledri ini menjelaskan, metodolgi yang digunakan dengan melakukan penelitian
di RS Jantung Harapan Kita , Jakarta, dari 3 Juli hingga 29 Oktober 2001.

Uji klinis dilakukan terhadap 142 penderita hipertensi dengan randomized double blind
controlled study. Kemudian subyek uji dipisahkan dalam dua kelompok. Kelompok satu
mendapat perlakuan dengan diberikan fitofarmaka yang berisi seledri dan kumis kucing
sebanyak 3 kali 250 mg, sedang kelompok yang lain diberikan Amlodipin 1 kali 5 mg.

Pengamatan kemuidan dilakukan selama 12 minggu dan parameter yang diukur adalah
tekanan darah sistolik maupun diastolik, kadar lipid plasma, kadar gula darah sebelum dan
sesudah perlakuan serta kadar elektrolit tiap dua minggu perlakuan.

Uji statistik dilakukan untuk menilai perbedaan perubahan tekanan darah antar dua
kelompok. Nilai dinyatakan berbeda makna bila p < 0.05. Demikian juga faktor-faktor yang
dipengaruhi oleh pemberian perlakuan. Maka kesimpulan yang didapat, pemberian
fitofarmaka Tensigard 3 kali 1 kapsul (250 mg) per hari selama dua belas minggu mampu
menurunkan tekanan darah sistolik maupun diastolik setara dengan farmakologik Amlodipin
1 kali 5 perhari. Selain itu pemberian Tensigard juga tidak mempengaruhi kadar elektrolit
plasma, kadar lipid plasma maupun kadar gula darah.

Sementara itu efek samping yang dicatat dalam uji klinis ini menunjukkan pemberian
Tensigard berupa sakit kepala, nausea yang sama atau tidak berbeda bermakna dengan apa
yang terjadi di kelompok farmakologi Amlodipin. Tidak ditemukan udem tibia maupun
takikardi ataupun bradikardi di dua kelompok.

Tercatat ada satu kasus TIA (Temporary Ischemic Attack) pada kelompok Amlodipin dan
satu kasus Angina tak stabil yang teratasi dengan pengobatan nitrat pada kelompok
Tensigard. Pada hasil uji klinik ini juga tidak ditemukan perbedaan yag bermakna pada
parameter fungsi hati maupun ginjal. Semoga obat uji klinis serupa juga dapat dilakukan
untuk tanaman-tanaman obat jenis lain. @ Lalang Ken Handita

Sumber: Kompas, 15 Mei 2002


http://www.kompas.com/kesehatan/news/senior/kiat/0205/15/kiat.htm

Anda mungkin juga menyukai