Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sarana pelayanan rumah sakit termasuk dalam kriteria tempat
kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan
dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang
bekerja di rumah sakit, tetapi juga terhadap pasien maupun
pengunjung. Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola
menerapkan upaya-upaya manajemen risiko fasilitas dan lingkungan
rumah sakit.
Pengendalian risiko dilaksanakan guna terciptanya kerja yang
aman, efisien dan produktif. Potensi bahaya di rumah sakit selain
penyakit-penyakit infeksi juga terdapat bahaya-bahaya lain yang
dapat mempengaruhi situasi dan kondisi di tempat pelayanan. Risiko
bahaya fasilitas dan lingkungan di rumah sakit diantaranya yaitu :

a. Risiko Bahaya Fisika


a. Risiko bahaya mekanik, antara lain :
1) Benda-benda lancip, tajam dan panas dengan risiko bahaya
tertusuk, terpotong, tergores, dan lain-lain.
2) Benda-benda bergerak yang dapat membentur. Seperti kita
ketahui di rumah sakit banyak digunakan kereta dorong
untuk mengangkut pasien dan barang-barang logistik.
Resiko yang dapat muncul adalah pasien jatuh dari
brankart/ tempat tidur, terjepit / tertabrak kereta dorong,
dan lain-lain.
3) Resiko terjepit. Hal-hal yang perlu diperhatikan terutama di
ruang perawatan anak dan ruang perawatan jiwa. Pastikan
tidak ada pintu, jendela atau fasilitas lain yang berpotensi
memiliki resiko terjepit.
4) Resiko jatuh dari ketinggian yang sama yaitu terpeleset,
tersandung dan lain-lain. Resiko ini terutama pada lantai-
lantai yang miring baik di koridor, ramp atau batas lantai
dengan halaman. Pastikan area yang beresiko licin sudah

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan


1
Rumah Sakit Umum Daerah Batang Tahun 2019
ditandai dan jika perlu pasanglah handriil atau pemasangan
alat lantai anti licin serta rambu peringatan “awas licin”.
5) Jatuh dari ketinggian berbeda. Risiko ini ada pada pekerjaan
konstruksi bangunan seperti pembersihan kaca pada posisi
yang cukup tinggi. Jika pekerjaan dilakukan pada ketinggian
lebih dari 2 meter sebaiknya pekerja tersebut menggunakan
sabuk keselamatan. Pada ruang perawatan anak dan jiwa
yang terletak di lantai atas pastikan pengaman bed pasien
terpasang dan anak-anak selalu dalam pengawasan orang
dewasa saat bermain.
b. Risiko bahaya radiasi
Risiko ini biasanya terdapat di Instalasi Radiologi.
Pengendalian risiko bahaya radiasi dilakukan untuk pekerja
radiasi, peserta didik, pengunjung dan pasien hamil. Pekerja
radiasi harus sudah mendapatkan informasi tentang risiko
bahaya radiasi dan cara pengendaliannya. Selain APD yang
baik, monitoring tingkat paparan radiasi dan kepatuhan
petugas dalam pengendalian bahaya radiasi merupakan hal
yang penting. Sebagai indikator tingkat paparan, semua pekerja
radiasi harus memakai personal dosimetri untuk mengukur
tingkat paparan radiasi yang sudah diterima sehingga dapat
dipantau dan tingkat paparan tidak boleh melebihi ambang
batas yang diijinkan. Untuk pengunjung dan pasien hamil
hendaknya setiap ruang pemerikasaan atau therapy radiasi
terpasang rambu peringatan “Awas bahaya radiasi, bila hamil
harus melapor kepada petugas”.
c. Risiko bahaya kebisingan
Kebisingan akibat alat kerja atau lingkungan kerja yang
melebihi ambang batas tertentu dapat mengakibatkan risiko
bahaya. Risiko kebisingan di rumah sakit biasanya berasal dari
generator listrik dan peralatan yang menggunakan alat-alat
cukup besar dimana tingkat kebisingannya tidak dipantau dan
dikendalikan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
nomor 1204 tahun 2004 tentang Pengendalian Lingkungan Fisik
di rumah sakit, seluruh area pelayanan pasien harus dipantau
dan dikendalikan tingkat kebisingannya minimal 3 bulan sekali.
d. Resiko bahaya pencahayaan
Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan
2
Rumah Sakit Umum Daerah Batang Tahun 2019
Pencahayaan pada lingkungan kerja yang kurang atau
melebihi ambang batas dapat mengakibatkan risiko bahaya.
Tingkat pencahayaan di seluruh area rumah sakit harus
dipantau dan dilaporkan. Hal yang harus diperhatikan adalah
intensitas pencahayaan berbeda-beda pada setiap area maupun
ruangan disesuaikan dengan fungsi ruangan tersebut.
e. Risiko bahaya listrik.
Risiko bahaya listrik yang biasa terjadi yaitu konsleting
listrik, kesetrum arus listrik dan bahkan kebakaran yang
diakibatkan oleh percikan api dari kerusakan kabel listrik.
Pengendalian yang harus dilakukan yaitu melakukan upaya
preventif maintenance seluruh peralatan elektrik yang
dilakukan oleh IPSRS Non Medis dan Kalibrasi peralatan medis
dan penggantian peralatan yang telah out off date oleh IPS
Medis. Untuk mencegah bahaya kebakaran akibat peralatan
listrik yang dibawa peserta didik dan keluarga pasien dilakukan
sosialisasi kepada seluruh peserta didik pada saat orientasi dan
untuk keluarga pasien informasi diberikan pada saat pasien
masuk rumah sakit khususnya pasien rawat inap.
f. Risiko bahaya akibat iklim kerja
Risiko akibat iklim kerja ini berupa suhu ruangan dan
tingkat kelembaban. Jika suhu dan kelembaban di rumah sakit
tidak dikendalikan dapat mempengaruhi lingkungan kerja dan
kualitas hasil kerja.
g. Risiko bahaya akibat getaran
Risiko akibat getaran ini biasanya terdapat di klinik gigi
yang menggunakan bor dengan motor listrik dan pada bagian
housekeeping yang menggunakan mesin pemotong rumput
(bagian taman).
2. Risiko Bahaya Biologi
1. Risiko dari kuman-kuman patogen dari pasien (nosokomial).
Resiko ini di rumah sakit sudah dikendalikan oleh Pokja
PPI berkoordinasi dengan K3RS, Instalasi Sanitasi dan pemberi
pelayanan langsung kepada pasien.
2. Risiko dari binatang (tikus, kecoa, lalat, kucing, dan lain-lain).

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan


3
Rumah Sakit Umum Daerah Batang Tahun 2019
Risiko ini dikendalikan oleh Instalasi Sanitasi dan harus
didukung dengan housekeeping yang baik dari seluruh
karyawan dan penghuni rumah sakit.
3. Risiko Bahaya Kimia
Risiko dari bahan kimia di rumah sakit meliputi:
1) Desinfektan yaitu bahan-bahan yang digunakan untuk
dekontaminasi lingkungan dan peralatan di rumah sakit
seperti; mengepel lantai, desinfeksi peralatan dan permukaan
peralatan dan ruangan, dan lain-lain.
2) Antiseptik yaitu bahan-bahan yang digunakan untuk cuci
tangan dan mencuci permukaan kulit pasien seperti alkohol,
iodine povidone, dan lain-lain.
3) Detergen yaitu bahan-bahan yang digunakan untuk mencuci
linen dan peralatan lainnya.
4) Reagen yaitu zat atau bahan yang dipergunakan untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium klinik dan patologi
anatomi.
5) Obat-obat sitotoksik yaitu obat-obatan yang dipergunakan
untuk pengobatan pasien.
6) Gas medis yaitu gas yang dipergunakan untuk pengobatan dan
bahan penunjang pengobatan pasien seperti oksigen, karbon
dioxide, nitrogen, nitrit oxide, nitrous oxide, dan lain-lain.
Pengendalian bahan kimia dilakukan oleh Unit K3RS
berkoordinasi dengan seluruh satuan kerja. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah pengadaan B3, penyimpanan, pelabelan,
pengemasan ulang, pemanfaatan dan pembuangan limbahnya.
Pengadaan bahan beracun dan berbahaya harus sesuai
dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Penyedia B3 wajib
menyertakan Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety
Data Sheet / MSDS), petugas yang mengelola harus sudah
mendapatkan pelatihan pengelolaan B3, serta mempunyai
prosedur penanganan tumpahan B3.
Penyimpanan B3 harus terpisah dengan bahan bukan B3,
diletakkan diatas palet atau didalam lemari B3, memiliki daftar B3
yang disimpan, tersedia MSDS, safety shower, APD sesuai resiko
bahaya dan Spill Kit untuk menangani tumpahan B3 serta
tersedia prosedur penanganan Kecelakaan Kerja akibat B3.
Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan
4
Rumah Sakit Umum Daerah Batang Tahun 2019
Pelabelan dan pengemasan ulang harus dilakukan oleh
satuan kerja yang kompeten untuk memjamin kualitas B3 dan
keakuratan serta standar pelabelan. Dilarang melakukan
pelabelan tanpa kewenangan yang diberikan oleh pimpinan rumah
sakit.
Pemanfaatan B3 oleh satuan kerja harus dipantau kadar
paparan ke lingkungan serta kondisi kesehatan pekerja. Pekerja
pengelola B3 harus memiliki pelatihan teknis pengelolaan B3, jika
belum harus segera diusulkan sesuai prosedur yang berlaku.
Pembuangan limbah B3 cair harus dipastikan melalui
saluran air kotor yang akan masuk ke Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL). Limbah B3 padat harus dibuang ke Tempat
Pengumpulan Sementara Limbah B3 (TPS B3), untuk selanjutnya
diserahkan ke pihak pengolah limbah B3.
4. Risiko Bahaya Fisiologi / Ergonomi
Risiko ini terdapat pada hampir seluruh kegiatan di rumah
sakit berupa kegiatan: angkat dan angkut, posisi duduk, ketidak
sesuaian antara peralatan kerja dan ukuran fisik pekerja.
Pengendalian dilakukan melalui sosialisasi secara berkala oleh
Unit K3RS.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit melalui
manajemen risiko fasilitas lingkungan fisik dimana Rumah Sakit
mampu mewujudkan kondisi aman dan nyaman baik bagi pasien
dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan, maupun untuk
para pengunjung, dokter dan staff/karyawan.
2. Tujuan Khusus
a. Terwujudnya kondisi aman dan nyaman di lingkungan Rumah
Sakit.
b. Tersedianya fasilitas Rumah Sakit yang aman dan siap pakai.
c. Menurunnya angka KTD dan KNC.
d. Pencegahan agar KTD tidak berulang.

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan


5
Rumah Sakit Umum Daerah Batang Tahun 2019
BAB II
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1.1 Kegiatan Pokok


Memenuhi standar Keselamatan dan Keamanan Rumah Sakit
sebagaimana tertuang dalam Instrumen Akreditasi Rumah Sakit.

1.2 Rincian Kegiatan


1. Perencanaan program-program manajemen risiko fasilitas dan
lingkungan.
2. Pembaharuan SK Satuan Pengawas Fasilitas dan Lingkungan.
3. Pelaksanaan manajemen risiko fasilitas dan lingkungan.
4. Pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana fasilitas dan
lingkungan.
5. Pengujian fasilitas dan lingkungan rumah sakit.
6. Pendidikan / edukasi staff tentang manajemen fasilitas dan
keselamatan.
7. Pelaporan data insiden / kejadian / kecelakaan yang diakibatkan
oleh fasilitas dan lingkungan.
8. Monitoring Unit independent / penyewa lahan dalam hal
kepatuhan terhadap keselamatan dan keamanan, Limbah dan
Bahan Berbahaya B3, Kesiapan Menghadapi Bencana dan
Penanganan Kebakaran.
9. Evaluasi dan tindak lanjut program manajemen fasilitas dan
lingkungan.
10. Pelaporan tentang pencapaian program-program manajemen risiko
fasilitas dan lingkungan.

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan


6
Rumah Sakit Umum Daerah Batang Tahun 2019
BAB III
CARA MELAKSANAAN KEGIATAN

Cara pelaksanaan kegiatan, meliputi:


1. Menyusun program-program yang berkaitan dengan manajemen risiko
fasilitas dan lingkungan.
2. Meperbarui SK Satuan Pengawas Fasilitas dan Lingkungan.
3. Melaksanakan kegiatan pengawasan/monitoring secara terjadwal, rutin,
dan periodik.
4. Pemeliharaan dan perbaikan sarana prasarana rumah sakit dalam
upaya meminimalisir risiko bahaya dari fasilitas lingkungan fisik.
5. Pengujian fasilitas dan lingkungan rumah sakit secara rutin dan berkala
untuk meminimalisir risiko.
6. Melakukan edukasi staf tentang pengawasan fasilitas, keamanan,
keselamatan Rumah Sakit.
7. Mengumpulkan laporan data insiden / kejadian / kecelakaan yang
diakibatkan oleh fasilitas dan lingkungan untuk kemudian dianalisa dan
ditindaklanjuti.
8. Monitoring Unit independent / penyewa lahan dalam hal kepatuhan
terhadap keselamatan dan keamanan, Limbah dan Bahan Berbahaya
B3, Kesiapan Menghadapi Bencana dan Penanganan Kebakaran.
9. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut program manajemen risiko
fasilitas dan lingkungan.
10. Memberikan laporan secara periodik tentang pencapaian program-
program monitoring manajemen risiko fasilitas dan lingkungan.

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan


7
Rumah Sakit Umum Daerah Batang Tahun 2019
BAB IV
SASARAN

Sasaran program monitoring manajemen risiko fasilitas/lingkungan


fisik meliputi:
1. Program-program yang berkaitan dengan manajemen risiko fasilitas dan
lingkungan terlaksana 100%.
2. SK Satuan Pengawas Fasilitas dan Lingkungan diperbarui sesuai jadual.
3. Inspeksi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Rumah Sakit terlaksana
100% di seluruh area rumah sakit setiap bulan sekali.
4. Pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana fisik rumah sakit
terlaksana 100%.
5. Pengujian fasilitas dan lingkungan rumah sakit terlaksana 100%.
6. Pendidikan / edukasi staff tentang manajemen fasilitas dan keselamatan
terlaksana sesuai jadual.
7. Pelaporan data insiden / kejadian / kecelakaan yang diakibatkan oleh
fasilitas dan lingkungan dapat ditindaklanjuti 100%. Angka kecelakaan
dan cedera yang berasal dari fasilitas dan lingkungan mencapai zero
accident.
8. Monitoring Unit independent / penyewa lahan dalam hal kepatuhan
terhadap keselamatan dan keamanan, Limbah dan Bahan Berbahaya
B3, Kesiapan Menghadapi Bencana dan Penanganan Kebakaran
terlaksana 100%.
9. Evaluasi dan tindak lanjut program monitoring manajemen fasilitas dan
lingkungan terlaksana setiap 3 bulan sekali.
10. Pelaporan tentang pencapaian program-program monitoring manajemen
risiko fasilitas dan lingkungan.

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan


8
Rumah Sakit Umum Daerah Batang Tahun 2019
BAB V
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Program Monitoring Manajemen


Risiko Fasilitas Lingkungan Fisik
Tahun 2018
KEGIATAN POKOK /
NO. BULAN
RINCIAN KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Penyusunan program-
progam yang berkaitan
dengan manajemen risiko
fasilitas dan lingkungan.
2. Pembaharuan SK Satuan
Pengawas Fasilitas dan
Lingkungan.
3. Pelaksanaan kegiatan
pengawasan/monitoring
fasilitas dan lingkungan.
4. Pemeliharaan dan
perbaikan sarana
prasarana rumah sakit.
5. Pengujian fasilitas dan
lingkungan rumah sakit.
6. Pendidikan / edukasi staff
tentang manajemen
fasilitas dan keselamatan.
7. Pelaporan data insiden /
kejadian / kecelakaan
yang diakibatkan oleh
fasilitas dan lingkungan.
8. Monitoring Unit
independent / penyewa
lahan dalam hal
kepatuhan terhadap
keselamatan dan
keamanan, Limbah dan
Bahan Berbahaya B3,
Kesiapan Menghadapi
Bencana dan Penanganan
Kebakaran.

9. evaluasi dan tindak lanjut


program manajemen

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan


9
Rumah Sakit Umum Daerah Batang Tahun 2019
fasilitas dan lingkungan
fisik.
10. Pelaporan tentang
pencapaian program-
program monitoring
manajemen risiko fasilitas
dan lingkungan.

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan


10
Rumah Sakit Umum Daerah Batang Tahun 2019
BAB VI
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN, PENCATATAN DAN PELAPORAN

VI.1. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


Evaluasi program monitoring manajemen risiko fasilitas dan
lingkungan di RSUD Batang dilakukan setiap 3 bulan sekali. Evaluasi
tersebut diantaranya mencakup :

1. Schedule (jadual) kegiatan : untuk mengetahui apakah ada


pergeseran/penyimpangan jadual supaya dapat segera diperbaiki
di bulan berikutnya dan tidak mengganggu program secara
keseluruhan.
2. Frekuensi kegiatan : untuk mengetahui apakah frekuensi kegiatan
yang sudah direncanakan dapat dilaksanakan sesuai target.
3. Output kegiatan : untuk mengetahui apakah output kegiatan
sesuai dengan perencanaan.
Di dalam evaluasi monitoring manajemen risiko fasilitas dan
lingkungan, Tim K3RS membuat rekomendasi dan tindak lanjut.
Evaluasi program monitoring manajemen risiko fasilitas lingkungan
pada akhir tahun, ditujukan untuk melihat pencapaian sasaran dan
perencanaan kegiatan pada tahun berikutnya.

VI.2. Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dilakukan setelah selesai melakukan kegiatan.
Kemudian monitoring dan evaluasi dari kegiatan program proteksi
kebakaran dilaporkan kepada Bidang Monev maupun Bidang
penunjang medis dan non medis tiap 3 bulan sekali. Setelah satu
tahun, dilakukan evaluasi tahunan untuk dilaporkan kepada
Direktur.

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan


11
Rumah Sakit Umum Daerah Batang Tahun 2019
BAB VII
PENUTUP

Program monitoring manajemen risiko fasilitas lingkungan fisik ini


disusun sebagai acuan Tim K3RS dalam melaksanakan kegiatan yang
terkait dengan pengelolaan risiko fasilitas dan lingkungan di RSUD Batang
dari kehilangan nyawa, kecacatan maupun materiil yang sewaktu-waktu
bisa saja terjadi.
Dengan program ini Tim K3RS berkomitmen dalam pengelolaan
risiko fasilitas lingkungan fisik di RSUD Batang. Oleh karena itu,
diharapkan kerjasama dari berbagai unit terkait untuk ikut andil di dalam
program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan ini agar setiap kegiatan
yang telah direncanakan dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Batang, Januari 2019

Ketua Tim K3RS

dr. Yuliati
NIP. 19790503 200801 2 020

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan


12
Rumah Sakit Umum Daerah Batang Tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai