OLEH

Arif Firdaus, SKM.

› BENCANA MERUPAKAN PERISTIWA ATAU RANGKAIAN PERISTIWA
YANG DISEBABKAN OLEH ALAM, MANUSIA ATAU OLEH KEDUANYA
YANG MENGAKIBATKAN KORBAN PENDERITAAN MANUSIA,
KERUSAKAN HARTA BENDA, KERUSAKAN LINGKUNGAN, KERUSAKAN
SARANA DAN PRASARANA UMUM SERTA MENIMBULKAN GANGGUAN
TERHADAP TATA KEHIDUPAN DAN PENGHIDUPAN MASYARAKAT.

› PENANGGULANGAN BENCANA ADALAH SEGALA UPAYA DAN

KEGIATAN YANG DILAKUKAN, MELIPUTI KEGIATAN PENCEGAHAN,
PENJINAKAN, PENYELAMATAN, REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI
PADA TAHAP SEBELUM, PADA SAAT DAN SETELAH BENCANA TERJADI.
HASIL PENELITIAN YANG DILAKUKAN OLEH UGM PADA BULAN
APRIL S/D JUNI 2014 MENUNJUKKAN BAHWA WILAYAH
KABUPATEN SANGAT RENTAN TERHADAP BENCANA :
MISAL : - TANAH BERGERAK/TANAH LONGSOR,
- GEMPA BUMI,
- BANJIR/ROB,
- GAS BERACUN,
- KARHUTLA, DLL

INI DISEBABKAN KARENA LETAK GEOGRAFIS KABUPATEN

BATANG.
LETAK GEOGRAFIS

KABUPATEN BATANG SECARA GEOGRAFIS TERLETAK DI

WILAYAH PULAU JAWA DAN BERBATASAN SECARA
ADMINISTRASI SEBELAH BARAT DENGAN KAB/KOTA
PEKALONGAN, SEBELAH TIMUR DENGAN KAB. KENDAL,
SEBELAH SELATAN DENGAN KAB, BANJARNEGARA/WONOSOBO
DAN SEBELAH UTARA BERBATASAN LANGSUNG DENGAN LAUT
JAWA. SEHINGGA KAB, BATANG SANGAT RENTAN TERHADAP
BENCANA TANAH LONGSOR LAHAN, EROSI PANTAI ( ABRASI )
BANJIR/ROB DAN JUAGA GAS BERACUN, SERTA KARHUTLA.
.
DI KABUPATEN BATANG DAERAH ATAS PERNAH TERDAMPAK
BENCANA GEOLOGI DARI LETUSAN KAWAH SINILA YANG
TERLETAK DI PEGUNUNGAN DIENG KABUPATEN
BANJARNEGARA DAN DI BAGIAN TIMUR DI KAWASAN HUTAN
JATI TAHUN TERAKHIR TERCATAT ADA 5 ( LIMA ) KEJADIAN
BENCANA KARHUTLA ( DALAM KATEGORI KECIL ) YAITU DI
DAERAH

- DI WILAYAH KECAMATAN GRINGSING ( 2 KALI )

- DI WILAYAH KECAMATAN BANUPUTIH ( 2 KALI )
- DI WILAYAH KECAMATAN KANDEMAN ( 1 KALI )
KONDISI KABUPATEN BATANG YANG RAWAN TERHADAP
BENCANA KHUSUSNYA BANJIR DAN TANAH LONGSOR LAHAN/
TANAH BERGERAK, KARHUTLA DARI AKIBAT ALAM MAUPUN
MANUSIA MEMERLUKAN PERHATIAN KHUSUS GUNA MENJAMIN
STABILITAS KETENTRAMAN HIDUP MASYARAKAT MELALAUI
PENINGKATAN KEWASPADAAN DAN PENANGGULANGAN YANG
DILAKUKAN SECARA BERSAMA – SAMA OLEH SEGENAP
KOMPONEN MASYARAKAT DAN PEMERINTAH.
HAL INI DILAKUKAN AGAR BISA MEMINIMALISIR KORBAN JIWA
ATAU KERUGIAN HARTA BENDA SERTA KERUSAKAN
LINGKUNGAN.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI :
A. KEBIJAKAN :
- PENANGGULANGAN BENCANA DAN PENANGANAN PENGUNG
SI DILLAKSANAKAN SECARA TERPADU BAIK SEBELUM, SAAT
MAUPUN SESUDAH TERJADI BENCANA.

- PENANGGULANGAN BENCANA DAN PENANGANAN PENGUNG

SI MERUPAKAN SALAH SATU FUNGSI PEMERINTAH, OLEH
KARENA ITU DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH BERSAMA
UNSUR MASY, SWASTA DENGAN MENEMPATKAN
PEMERINTAH SEBAGAI FASILITATOR DAN PENANGGUNG
JAWAB UTAMA.
KOORDINASI PENANGGULANGAN BENCANA DAN
PENANGANAN PENGUNGSI DILAKSANAKAN OLEH PEMERINTAH
( BPBD ) BEKERJA SAMA DENGAN INSTANSI TERKAIT ( TNI,
POLRI, PRAMUKA, MASYARAKAT, DUNIA USAHA, DLL ) INI DI
LIHAT DARI TINGKAT KERAWANAN ANCAMAN BENCANA
YANG TERJADI.
B. STRATEGI :
1. PENANGGULANGAN BENCANA.
a. SEBELUM TERJADI ( PRA BENCANA )
PENGINTAIAN/PENGAMATAN DAN PENGUMPULAN
DATA KERAWANAN ANCAMAN BENCANA SEBAGAI
BAHAN KOORDINASI DALAM UPAYA MENENTU -
KAN LANGKAH MENGANTISIPASI KEADAAN.

SOSIALISASI MEMBERIKAN PETUNJUK MELALUI

BERBAGAI MEDIA/FORUM GUNA MENINGKATKAN
KEWASPADAAN ( KESIAPSIAGAAN )
PELAKSANAAN KEGIATAN FISIK DALAM UPAYA
MENGENDALIKAN ANCAMAN KEMUNGKINAN TERJADI
NYA BENCANA ( MEMINIMALISIR KEMUNGKINAN TER
JADINYA KORBAN JIWA, KERUGIAN HARTA BENDA
DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN )

MELAKUKAN KEGIATAN PELATIHAN KEPADA MASY.

DI SEKITAR LOKASI DAERAH RAWAN BENCANA.
b. SAAT BENCANA TERJADI ( TANGGAP DARURAT )

MENCARI, MENOLONG, MENYELAMATKAN KORBAN SERTA

MEMBERIKAN BANTUAN DAN SANTUNAN DENGAN PRINSIP
CEPAT TANGGAP DAN TEPAT BERTINDAK SESUAI
DENGAN TINGKATAN PERISTIWA BENCANA YANG TERJADI.

c. SETELAH BENCANA ( PASCA BENCANA )

MEMBANGUN KEMBALI BERBAGAI KERUSAKAN YANG DI

AKIBATKAN OLEH BENCANA ( PENANGANANNYA TERPADU
SESUAI DENGAN TUPOKSI INSTANSI TERKAIT ).
PENANGANAN PENGUNGSI
- TAHAP PREVENTIF

STRATEGI YANG DITEMPUH MENGUTAMAKAN UPAYA

PENCEGAHAN AGAR POTENSI KONFLIK TIDAK MUNCUL
SECARA TERBUKA YANG BERDAMPAK TERHADAP
PENGUNGSIAN.

PADA SAAT BENCANA TERJADI ( TANGGAP DARURAT )

PENYELAMATAN DILAKUKAN DENGAN MEMEBERIKAN
PERTOLONGAN, PENCARIAN DAN PENAMPUNGAN
 SEMENTARA, BANTUAN PANGAN, SANDANG, OBAT-OBATAN
AIR BERSIH, SANITASI DAN PEMBINAAN SERTA
PEMBERDAYAAN TANPA MEMBEDAKAN PERILAKU.

- PADA TAHAP REHABILITASI DAN REKONTRUKSI DI LAKUKAN

UPAYA PERBAIKAN FISIK DAN NON FISIK SERTA
PEMBERDAYAAN, MEMBINA KERUKUNAN DAN MENGEMBALI
KAN HARKAT HIDUP DI WILAYAN NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA,
- PADA TAHAP PENEMPATAN, PENGUNGSI DIARAHKAN PADA
3 ( TIGA ) ALTERNATIF :

1. KEMBALI KETEMPAT ASAL ( BILA SITUASI DAN KONDISI

MEMUNGKINKAN ),

2, PENYISIPAN PADA LOKASI/DESA TERDEKAT

3. KE PEMUKIMAN BARU ( RESETTLEMENT ) DAN

TRANSMIGRASI LOKAL.
 KEJADIAN BENCANA

KEWASPADAAN
TANGGAP DARURAT
SAAT

REHABILITASI
MITIGASI
&
PRA BENCANA PASCA BENCANA
REKONSTRUKSI
• MEMBUAT PETA DAERAH RAWAN BENCANA
• MENYIAPKAN POTENSI MASYARAKAT
• MENETAPKAN DAERAH AKTIVITAS
PENGUNGSIAN
• MEMBERI PERINGATAN DINI
• MENGUNGSIKAN KORBAN
• MENCARI DAN MENYELAMATKAN KORBAN
• PPPK
• DAPUR UMUM
• MENYIAPKAN TEMPAT PENAMPUNGAN
• MENGAMANKAN DAERAH BENCANA
• MENERIMA, MENGELOLA, MENYALURKAN BANTUAN
• MELAPORKAN KEJADIAN BENCANA SECARA HIERARKI
• MENGINVENTARISIR JUMLAH KORBAN
• MEMAKAMKAN KORBAN
• MEREHABILITASI DAN REKONSTRUKSI KORBAN
BENCANA
• MELAPORKAN KEJADIAN BENCANA DAN
BANTUAN YANG DIPERLUKAN
 Kegiatan Penyelenggaraan
PENANGGULANGAN BENCANA

Pra Pasca
Tanggap Darurat
Bencana Bencana

1. Pada tahapan pra-bencana, kegiatan di bidang ” pencegahan

& mitigasi ” menempati porsi terbesar.
2. Pd saat terjadi bencana, kegiatan di bidang ” tanggap
darurat ” menempati porsi / peran lebih besar.
3. Pada tahapan pasca-bencana, kegiatan di bidang ”
rehabilitasi dan rekonstruksi ” menempati porsi lebih besar. 20
 Pentahapan / Siklus Bencana

Perencanaan
Situasi Tidak Pencegahan
ada Bencana Pengurangan Risiko
Pendidikan
Pelatihan
Pra- Penelitian
bencana Penaatan Tata Ruang
Situasi ada
Mitigasi
Potensi Bencana Peringatan Dini
Pentahapan

Kesiapsiagaan
Saat Kajian Cepat
Status Keadaan Darurat
Tanggap Penyelamatan & Evakuasi
Darurat Pemenuhan Kebut. Dasar
Perlindungan
Pemulihan
Prasarana & Sarana
Rehabilitasi Sosial
Pasca- Ekonomi
Kesehatan
bencana Rekonstruksi Kamtib
Lingkungan

UU No. 24 Th 2007 - ps. 33. 21

Potensi Bencana di Kab
Kab.. Batang :,
- Banjir,
anjir,
- Tanah Longsor
Longsor//Gerakan Tanah,
- Angin Puting Beliung
Beliung,,
- Rob & Abrasi,
- Gas Beracun (berpotensi di Prenten Bawang & Gerlang Blado)
- Kegagalan Teknologi (Pipa Gas PT Geodipa Dieng)
- Konflik Sosial
Sosial..
MENINGKATNYA URBANISASI BERIMPLIKASI PD TERJADINYA ALIH FUNGSI LAHAN
LAHAN..
Lahan pertanian menjadi perumahan, penataan saluran air ex irigasi yang buruk memicu banjir
genangan di wilayah perkotaan.
perkotaan.
Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dilakukan
untuk mengurangi dampak buruk yang
mungkin timbul, terutama dilakukan dalam
situasi sedang tidak terjadi bencana
( ps. 37 UU no 24/2007)

Bagaimana agar
pelaksanaan PRB
bisa
berkesinambungan
?

Pengarus-Utamaan PRB
ke dalam Pembangunan
1. RISIKO BENCANA potensi kerugian yg
ditimbulkan akibat bencana pd suatu wilayah &
kurun waktu tertentu yg dpt berupa kematian, luka,
sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman,
mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, &
gangguan kegiatan masyarakat.

2. Probabilitas timbulnya kerusakan atau kerugian

( jiwa, harta, kehidupan & lingkungan) yg
diakibatkan oleh interaksi antara ancaman bahaya
( yg disebabkan oleh alam atau manusia) dgn
kondisi yang rentan & kapasitas yg rendah.
1. Suatu kondisi, secara
alamiah maupun krn
ulah manusia, yg
berpotensi
menimbulkan
kerusakan atau
kerugian & kehilangan
jiwa manusia.

2. Bahaya berpotensi
menimbulkan bencana,
ttp tidak semua bahaya
selalu menjadi
bencana.
 Sekumpulan kondisi &
atau suatu akibat keadaan
( faktor fisik, sosial,
ekonomi & lingkungan ) yg
berpengaruh buruk thd
upaya2 pencegahan &
Penanggulangan Bencana.
 Kapasitas (capacity)

Suatu kondisi
kemampuan
sumberdaya dlm
menghadapi
ancaman atau
bahaya, dimana
makin tinggi suatu
kapasitas akan
menurunkan tingkat
Risiko Bencana
 KONSEP DASAR PRB

Risiko

Kapasitas Ancaman

Kerentanan

PRB = Ancaman x Kerentanan

--------------------
Kapasitas
 Ketangguhan Daerah

Setiap kejadian / peristiwa harus mampu diatasi

oleh daerah / masyarakat setempat. Apabila mereka
mampu mengatasi, maka daerah / masyarakat
tersebut tangguh.
Ketangguhan adalah suatu kondisi dari masyarakat
/ komunitas yang memiliki kemampuan untuk :
1. Mengantisipasiancaman yg ada disekitarnya;
2. Melindungi, dpt berupa perlawanan atau
menghindari terhadap ancaman;
3. Mengadaptasi terhadap ancaman yg terjadi
4. Bangkit kembali dari akibat bencana yg
menimpanya.
 Antisipasi ancaman bencana

PERTAMA, bagaimana mengantisipasi

ancaman bencana ?
= Daerah / masyarakat hrs memiliki
kemampuan utk mengidentifikasi jenis2
ancaman yg ada di wilayahnya ( banjir,
longsor, dll.) yg diperoleh dari catatan
sejarah masa lalu Untuk itu daerah harus
memiliki Data & Informasi Bencana.
Melindungi diri dari ancaman bencana

KEDUA, bagaimana melindungi diri dari

ancaman bencana ?
= Bencana dpt terjadi jika ancaman ( hazard )
bertemu dgn kerentanan ( vulnerability ).
Upaya yg hrs dilakukan adalah menjauhkan
keduanya.
Filosofinya jauhkan masyarakat dari
ancaman bencana atau sebaliknya jauhkan
ancaman dari masyarakat Pencegahan,
yakni mencegah bertemunya Ancaman &
Kerentanan agar tdk terjadi bencana.
 Adaptasi bencana

KETIGA, bagaimana kita mengadaptasi bencana ?

= Bencana yg terjadi ber-ulang2 & periodik, menjadikan kita
dpt mengenali karakter dari bencana. Pengenalan karakter
ancaman hrs dijadikan dasar “skenario” utk melakukan
upaya mitigasi & kesiapsiagaan.
Berdasarkan skenario tsb disiapkan rencana kontijensi,
jalur evakuasi, tempat2 pengungsian & berbagai kebutuhan
mendasar yg hrs disiapkan.
Persiapan dilakukan, agar pd saat bencana terjadi, dpt
mengatasi secara efektif. Jika bencana tdk dpt dihindari,
mk kita harus “menyesuaikan” diri dengan sifat atau watak
bencana Living Harmony with the Disaster
 Bangkit kembali

KEEMPAT, bagaimana kita mampu bangkit kembali dari

bencana ?
= Manusia dibekali akal & kemampuan utk survive.
Bencana masih tetap terjadi, walaupun kita telah melakukan
upaya pencegahan, mitigasi & kesiapsiagaan. Namun bagi
mereka yg telah melakukan upaya pengurangan risiko
bencana, akan lebih cepat utk kembali pulih dibandingkan
dengan mereka yg tdk melakukannya. Apabila masyarakat
atau daerah dpt melakukan upaya2 tsb di atas, mulai dari
mengantisipasinya, melindungi, mengadaptasi dan mampu
bangkit kembali dari bencana itulah maka masyarakat atau
daerah itu disebut Masyarakat / Daerah TANGGUH
BENCANA.
 Pemicu/
Trigger

Bahaya/
Hazards

BENCANA
Risiko/ / disaster
Risk
Vulnerability/
Kerentanan
&
Kapasitas/
Capacity
 KONSEP DASAR
PENGURANGAN RISIKO BENCANA

Bahaya
& Kapasitas
Kerentanan
WUJUD UPAYA UTK MELINDUNGI SEGENAP
BANGSA INDONESIA
KEWAJIBAN BERSAMA ANTARA PEMERINTAH &
PARTISIPASI MASYARAKAT
DITITIKBERATKAN PD UPAYA PENCEGAHAN
SEBELUM TERJADI BENCANA
PENANGGULANGAN BENCANA ADALAH BAGIAN
DARI KEGIATAN PEMBANGUNAN
::: Strategi Pengurangan Risiko Bencana

1. Penetapan mekanisme koordinasi &

kerangka hukum utk PRB
2. Integrasi konsep PRB kedlm Rencana
Pembangunan
3. Perilaku dan Budaya Sadar Bencana
5. Membangun kemitraan dgn para
stakeholders & partisipasi publik
Pemerintah (TNI, POLRI, ESDM Prov. Jateng,
PUSDATARU Prov. Jateng,
PERHUTANI,POSMAT TNI AL, SATPOL AIR,
DPUPR, DPRKP, BAPELITBANG, BPKPAD,
DINKES, DINSOS, BLH, Saptol PP, Pos
Pengamat Gunung Api Dieng, UPP Pelabuhan
Batang,Bag. Kesra Setda Batang).
Masyarakat (Relawan Penanggulangan
Bencana dan khususnya masyarakat di
Daerah Rawan Bencana).
Dunia Usaha melalui CSR (PDAM, PLN,
TELKOM, PERBANKAN, PERUSAHAAN, DLL)
ESDM Prov. Jateng : Update daerah rawan
longsor dan edukasi masyarakat, EWS.
Pusdataru Prov. Jateng & DPUPR:
Pemeliharaan sungai dan Drainase yang
menjadi kewenangannya.
Perhutani & DPRKP: Pohon tua rawan
tumbang/ pohon terlalu rimbun yang menjadi
kewenangannya. DPRKP drainase kota.
PLN : perbaikan jaringan listrik di lokasi
bencana.
PDAM : Perbaikan Jaringan/droping air bersih.
Telkom : perbaikan jaringan /Bantuan
Komunikasi di lokasi bencana.
TNI, POLRI, POSMAT TNI AL, SATPOL AIR,
BPKAD, BAPELITBANG, DINKES, DINSOS,
SATPOL PP, UPP PELABUHAN, RELAWAN PB
DAN MASYARAKAT berperan aktif pada masa
pra bencana (Pengurangan resiko
 Bencana, saat Tanggap darurat dan pasca
Bencana (Rehabilitasi dan Rekonstruksi).
Camat : Memantau DRB, antisipasi daini dan
penanganan darurat bencana di wilayahnya.
DUNIA USAHA (PDAM, PLN, TELKOM,
PERUSAHAAN, DLL : Melalui CSR dapat
berperan dalam Pengurangan Resiko
Bencana, saat Tanggap darurat dan pasca
Bencana (Rehabilitasi dan Rekonstruksi).
1. Jauhkan Masyarakat dari Bencana
2. Jauhkan Bencana dari Masyarakat
3. Living Harmony with The Disaster
4. Kearifan Lokal
TERIMA KASIH

Kearifan Lokal
masih diyakini menjadi
Warisan Budaya
guna membaca
situasi & kondisi Alam
44