Proses Manajemen Risiko k3 Tugas Kelompok 1
Proses Manajemen Risiko k3 Tugas Kelompok 1
Diajukkan kepada:
PJMK K3
Di susun Oleh:
Hasanudin 131711123072
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu permasalahan yang banyak
menyita perhatian berbagai organisasi saat ini karena mencakup permasalahan segi
perikemanusiaan, biaya dan manfaat ekonomi, aspek hukum, pertanggungjawaban serta
citra organisasi itu sendiri. Semua hal tersebut mempunyai tingkat kepentingan yang
samabesarnya walaupun di sana sini memang terjadi perubahan perilaku, baik di dalam
lingkungan sendiri maupun faktor lain yang masuk dariunsur eksternal industri Ervianto
(2005).
Proses pembangunan proyek kontruksi gedung pada umumnya merupakan kegiatan
yang banyak mengandung unsur bahaya. Situasi dalam lokasi proyek mencerminkan
karakter yang keras dan kegiatannya terlihat sangat kompleks dan sulit dilaksanakan
sehingga dibutuhkan stamina yang prima dari pekerja yang melaksanakannya. Namun
tidak dapat dipungkiri bahwa pekerjaan konstruksi ini merupakan penyumbang angka
kecelakaan yang cukup tinggi. Banyaknya kasus kecelakaan kerja serta penyakit akibat
kerja sangat merugikan banyak pihak terutama tenaga kerja bersangkutan Ervianto (2005).
Kecelakaan kerja sering terjadi akibat kurang dipenuhinya persyaratan dalam
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam hal ini pemerintah sebagai
penyelenggara Negara mempunyai kewajiban untuk memberikan perlindungan kepada
tenaga kerja. Hal ini direalisasikan pemerintah dengan dikeluarkannya peraturan-peraturan
seperti : UU RI No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Undang-undang No. 3 Tahun
1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), dan Peraturan Menteri Tenaga
Kerja No: Per.05/Men/1996 mengenai sistem manajemen K3. Namun pada kenyataannya,
pelaksana proyek sering mengabaikan persyaratan dan peraturan-peraturan dalam K3. Hal
tersebut disebabkan karena kurang menyadari betapa besar resiko yang harus ditanggung
oleh tenaga kerja dan perusahaannya. Sebagaimana lazimnya pada pelaksanaan suatu
proyek pasti akanberusaha menghindari economic cost. Disamping itu adanya peraturan
mengenai K3 tidak diimbangi oleh upaya hukum yang tegas dan sanksi yang berat,
sehingga banyak pelaksana proyek yang melalaikan keselamatan dan kesehatan tenaga
kerjanya.
BAB II
TINJAUN TEORI
Menghilangkan Bahaya
Penggantian
Engineering/Rekayasa
Administrasi
a. Menghilangkan Bahaya
Menghilangkan bahaya adalah langkah ideal yang dapat dilakukan dan menjadi
pilihan pertama dalam melakukan pengendalian risiko. Ini berarti menghentikan
peralatan atau prasarana yang dapat menimbulkan bahaya atau dengan kata lain
peralatan tersebut tidak digunakan lagi (Rudi Suardi, 2007:85).
c. Isolasi
Pada tahap ini dilakukan isolasi terhadap area berbahaya dari pekerja atau dari
orang yang ingin memasuki area tersebut (Rudi Suardi, 2007:87).
B. ManajemenRisiko
Manajemen risiko merupakan bagian dari sebuah sistem manajemen,
merupakan tahap awal dari proses peningkatan secara berkelanjutan yang diterapkan
pada sebuah perusahaan atau organisasi. Manajemen risiko dapat didefinisikan
sebagai proses untuk menghilangkan atau meminimalkan efek merugikan terhadap
risiko yang dimiliki oleh sebuah sistem kerja (Djunaedi, 2005).
Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis,
banyak terdapat teknik yang digunakan dalam melakukan manajemen risiko
tergantung terhadap tipe risiko, namun sebagian besar memiliki rangkaian kegiatan
yang sama yaitu identifikasi bahaya, evaluasi nilai risiko dan pengendalian. Proses
ini dapat diterapkan pada semua tingkatan kegiatan, jabatan, proyek, produk maupun
aset. Manajemen risiko dapat memberikan manfaat optimal jika diterapkan sejak
awal kegiatan.Walaupun demikian manajemen risiko dapat dilakukan pada tahap
pelaksanaan maupun operasional kegiatan. (Djunaedi,2005)
Berdasarkan AS/NZS 4360:2004 terdapat beberapa keuntungan yang akan
diperoleh oleh perusahaan jika menerapkan manajemen risiko, antara lain:
a. Fewer Surprise. Pengendalian kejadian yang tidak diinginkan adalah dengan cara
identifikasi dan melakukan usaha untuk menurunkan probabilitas dan mengurangi
efek buruk. Meskipun kejadian tidak dapat dihindari, namun perusahaan telah
mampu menghadapi dengan perencanaan danpersiapan.
b. Exploitation of opportunity. Sikap pencarian kemungkinan akan meningkat jika
seseorang memiliki kepercayaan diri akan pengetahuan mereka tentang risiko dan
memiliki kemampuan untukmengendalikannya.
c. Improved planning, performance and effectiveness. Akses terhadap informasi
strategis tentang organisasi, proses serta lingkungan membuka kesempatan untuk
muncul ide baru dan perencanaan yang lebih efektif. Hal ini dapat meningkatkan
kemampuan perusahaan dalam memperbesar opportunity, mengurangi hasil negatif
dan mencapai performa yang lebih baik.
d. Economy and Efficiency. Keuntungan dalam hal ekonomi dan efisiensi akan tercapai
dengan lebih fokus pada sumber daya, perlindungan aset, dan menghindari biaya
kesalahan.
e. Improved Stakeholder Realtionship. Manajemen risiko mendorong komunikasi
antara organisasi dengan stakeholder mengenai alasan pengambilan suatu keputusan
sehingga tercipta komunikasi dua arah.
f. Improved information for decision making. Manajemen risiko menyediakan
informasi dan analisis akurat sebagai penunjang pengambilan keputusan dalam hal
investasi danmerger.
g. Enhanced reputation. Investor, pemberi dana, suppliers, dan pelanggan akan lebih
tertarik terhadap perusahaan yang telah dikenal melakukan manajemen risiko
denganbaik.
h. Director protection. Dengan manajemen risiko yang baik maka pekerja akan lebih
hati-hati dan waspada terhadap risiko, maka akan menghindarkan dari masalah.
i. Accountability, assurance and governance. Keuntungan dan kelangsungan akan
diperoleh dengan melaksanakan dan mendokumentasikan pendekatan yang
dilaksanakanperusahaan.
j. Personal wellbeing. Manajemen risiko terhadap risiko pribadi secara umum akan
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraanpribadi.
IdentifikasiRisiko
AnalisaRisiko
Komunikasi dan Konsultasi
Monitordan review
EvaluasiRisiko
PengendalianRisiko
Fault Tree Analysis (FTA) merupakan suatu teknik yang dapat digunakan
untuk memprediksi atau sebagai alat investigasi setelah terjadinya kecelakaan
dengan melakukan analisis proses kejadian. FTA nantinya akan menghasilkan
quantitative assesment dari probabilitas kejadian yang tidak diinginkan.
FTA merupakan metode yang paling efektif dalam menemukan inti
permasalahan karena dapat menentukan bahwa kerugian yang ditimbulkan tidak
berasal dari satu kegagalan.FTA merupakan kerangka berpikir terbalik, dimana
evaluasi berawal dari insiden kemudian dikaji penyebab dan akar penyebabnya.
5. ETA
Event Tree Analysis (ETA) adalah metode yang menunjukan dampak yang
mungkin terjadi diawali dengan mengidentifikasi pemicu kejadian dan proses
dalam setiap tahapan yang menimbulkan terjadinya kecelakaan. Sehingga dalam
ETA perlu diketahui pemicu dari kejadian dan fungsi sistem keselamatan atau
prosedur kegawatdaruratan yang tersedia untuk menentukan langkah perbaikan
dampak yang ditimbulkan oleh pemicu kejadian.
6. JHA
Job Hazard Analysis (JHA) adalah teknik yang berfokus pada tahapan
pekerjaan sebagai cara untuk mengidentifikasi bahaya sebelum suatu kejadian
yang tidak diinginkan muncul. Metode ini lebih fokus pada interaksi antara
pekerja, tugas/pekerjaan, alat dan lingkungan. Setelah diketahui bahaya yang tidak
bisa dikendalikan, maka dilakukan usaha untuk menghilangkan atau mengurangi
risiko bahaya ke tingkat level yang bisa diterima. (OSHA 3071)
JHA dapat diterapkan dalam berbagai macam jenis pekerjaan, namun
terdapat beberapa prioritas pekerjaan yang perlu dilakukan JHA, antara lain:
Pekerjaan dengan tingkat kecelakaan/sakit yang tinggi
Pekerjaan yang berpotensi menyebabkan luka, cacat atau sakit meskipun tidak
terdapat insiden yang terjadi sebelumnya
Pekerjaan yang bila terjadi sedikit kesalahan kecil dapat memicu terjadinya
kecelakaan parah atauluka
Pekerjaan yang baru atau mengalami perubahan dalam proses dan prosedur
pekerjaan cukup kompleks untuk ditulis instruksi pelaksanaannya
D. AnalisisRisiko
a. AnalisaKualitatif
suatu
Terjadi cacat permanen/penyakit
parah, kerusakan lingkungan yang
Very Serious 25
tidak permanen, dengan kerugian
Terjadi dampak yang serius tapi
bukan cidera dan penyakit parah
Serious yang permanen, sedikit berakibat 15
buruk pada lingkungan, dengan
Membutuhkan penanganan
medis, terjadi emisi buangan
Important diluar lokasi, tetapi tidak 5
mengakibatkan kerusakan,
Terjadi cidera atau penyakit
ringan, memar bagian tubuh,
kerusakan kecil kurang dari $500,
Noticeable kerusakan ringan atau terhentinya 1
proses kerja sementara waktu,
Tingkat
Comment Action
Risiko
Penghentian aktivitas hingga risiko
> 350 Very high
dikurangi mencapai batas yang diterima
Nomor kamar pasien atau lokasi tidak bisa digunakan untuk identifikasi.
Kebijakan dan/atau prosedur juga menjelaskan penggunaan dua identitas yang
berbeda pada lokasi yang berbeda di rumah sakit, seperti di pelayanan rawat
jalan, unit gawat darurat, atau kamar operasi, termasuk identifikasi pada pasien
koma tanpa identitas. Suatu proses kolaboratoriumoratif digunakan untuk
mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur agar dapat memastikan semua
kemungkinan situasi dapat diidentifikasi.
Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan pasien dan dilakukan atas satu pada
tanda yang dapat dikenali. Tanda itu harus digunakan secara konsisten di rumah
sakit dan harus dibuat oleh operator /orang yang akan melakukan tindakan,
dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat
sampai saat akan disayat. Penandaan lokasi operasi ditandai dilakukan pada
semua kasus termasuk sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki,
lesi), atau multipel level (tulang belakang).
BAB III
A. Kesimpulan
Pekerja merupakan salah satu kelompok dalam masyarakat yang beresiko
mengalami berbagai masalah kesehatan dalam melakukan pekerjaannya.Kebijakan
Healty People tahun 2000, dengan salah satu prioritas meningkatkan derajat
kesehatan pekerja memberikan dampak terhadap praktik keperawatan yang diberikan
oleh perawat.Perawat kesehatan kerja dituntut untuk mememberikan pelayanan
keperawatan kesehatan komunitas di tempat kerja, dengan mengaplikasikan beberapa
model dan teori keperawatan kesehatan kerja yang sesuai.Upaya tersebut diharapkan
mampu meningkatkan dan memelihara kesehatan pekerja, meningkatkan produktifitas
kerja serta memberikan keuntungan institusi keja.
B. Saran
Demi menjaga keselamatan kerja, seorang perawat harus melakukan identifikasi
dengan baik agar mengetahui berbagai resiko yang akan terjadi pada pekerja, selain
itu perawat harus bisa memenejemen resiko tersebut agar tidak menimbulkan dampak
bagi kesehatan dan keselamatan pekerja, selian itu bagi para pekerja ketika
melakukan tindakan harus seuai dengan Standar Operasional Prosedur agar
keselamatan tercapai dengan baik.
Daftar Pustaka
Ratnasari S.T, 2009. Analisis Resiko. FKMUI Universotas Indonesia, Jurnal
Permatasari H. 2015 . Tinjauan Teori Keperawatan Kesehatan Kerja. Keperawatan
Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Jurnal
Gabby E. M. Soputan, Bonny F. Sompie, Robert J. M. Mandagi. 2014.
Manajemen RisikoKesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)(Study Kasus Pada
Pembangunan Gedung Sma Eben Haezar).Teknik Sipil Universitas Sam
Ratulang