Anda di halaman 1dari 22

BAB I

KONSEP DASAR FRAKTUR METACARPAL

A. PENGERTIAN
Terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (
brunner suddarth.2002)
Atau fraktur yang terjadi pada ujung jari karena trauma pada sendi interfalang, atau
terjadi pada metacarpal karena karena tidak tahan terhadap trauma langsung ketika tangan
mengepal dan dislokasi basis metacarpal I (arief mansjoer.2000).

B. PENYEBAB FRAKTUR
1.Trauma langsung yaitu fraktur mendapat ruda paksa (misalnya benturan, pukulan yang
mengakibatkan patah tulang).
2.Trauma tak langsung misalnya penderita jatuh dengan lengan dalam keadaan ekstensi
dapat terjadi fraktur pada pergelangan tangan.
3.Trauma ringan pun dapat menyebabkan terjadinya fraktur bila tulang itu sendiri
rapuh/ada underlying desease dan disebut dengan fraktur patologis.

C. PEMBAGIAN FRAKTUR
1. Berdasarkan hubungan dengan dunia luar.
• Closed frakture (fraktur tertutup). Fraktur yang tidak menyebabkan luka terbuka
pada kulit.
• Compound fracture (fraktur terbuka). Adanya hubungan antara fragmen tulang yang
patah dengan dunia luar.
2. Berdasarkan jenisnya
• Fraktur komplit : Garis fraktur mengenai seluruh korteks tulang.
• Fraktur tidak komplit : Garis fraktur tidak mengenai seluruh korteks.
3. Berasarkan jenis fraktur metacarpal
Fraktur jari-jari tangan terbagi atas 3 :
a) Baseball finger (mallet finger) : fraktur ujung jari yang dalam keadaan tiba-tiba
fleksi pada sendi interfalang karena trauma.
b) Boxer fracture (street fighter’s fracture) : fraktur kolum metacarpal V terjadi karena
tidak tahan terhadap trauma langsung ketika tangan mengepal.
c) Fraktur bennet : fraktur dislokasi basis metacarpal I (arief mansjoer . 2000)
Klasifikasi menurut Gustilo Anderson :
• Patah tulang derajad I. : garis patah sederhana dengan luka kurang atau sama 1cm
bersih.
• Patah tulang derajad II : garis patah sederhana dengan luka > 1 cm bersih, tanpa
kerusakan jaringan lunak yang luas atau terjadinya flap atau avulsi.
• Patah tulang derajad III : Patah tulang yang disertai kerusakan jaringan lunak luas
termasuk kulit, otot, syaraf, pembuluh darah. Patah tulang ini disebabkan oleh
gaya dengan kecepatan tinggi.
• Derajad III A : bila patah tulang masih dapat ditutup dengan jaringan lunak.
• Derajad III B : bila patah tulang terbuka tidak dapat ditutup dengan jaringan
lunak, sebab jaringan lunak termasuk periosteum sangat berperan dalam proses
penyembuhan. Pada umumnya terjadi kontaminasi srius.
• Derajad III C : terdapat kerusakan pembuluh darah arteri.

D. GAMBARAN KLINIK
Baseball finger : pasien tidak dapat menggerakkan ekstensi penuh pada ujung distal
falang karena distal falang selalu dalam posisi fleksi pada sendi interfalang distal dan
terdapat hematoma pada sendi. Fraktur bennet : tampak adanya pembengkakan didaerah
karpometakarpal I, nyeri tekan, dan sakit ketika digerakkan ( arief mansjoer.2000).

E. PATOFISIOLOGI
Trauma dapat menyebabkan fraktur yang akan mengakibatkan seseorang memiliki
keterbatasan gerak, ketidakseimbangan dan nyeri pergerakan. Jaringan lunak yang terdapat
di sekitar fraktur seperti pembuluh darah syaraf dan otot serta organ lain yang berdekatan
dapat dirusak karena mencuatnya tulang yang patah. Apabila kulit sampai robek, hal ini
akan menyebabkan potensial infeksi. Tulang memiliki sangat banyak pembuluh darah.
Akibat dari fraktur, pembuluh darah di dalam keluar ke jaringan lunak atau pada luka yang
terbuka sehingga dapat mempercepat pertumbuhan bakteri. ( Arief Masjoer. 2000 ).
F. FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM KECEPATAN PENYEMBUHAN
FRAKTUR.
• Umur penderita.
• Lokalisasi dan konfigurasi fraktur.
• Pergeseran awal fraktur.
• Vaskularisasi pada kedua fragmen.
• Reduksi serta imobilisasi.
• Waktu imobilisasi.
• Ruangan di antara kedua fragmen serta interposisi oleh jaringan lunak.
• Adanya infeksi.
• Gerakan aktif dan pasif anggota gerak.

G. PENATALAKSANAAN FRAKTUR
Yang harus diperhatikan pada waktu mengenal fraktur adalah :
1. Recognisi/pengenalan. Di mana riwayat kecelakaannya atau riwayat terjadi fraktur
harus jelas.
2. Reduksi/manipulasi. Usaha untuk manipulasi fragmen yang patah sedapat mungkin
dapat kembali seperti letak asalnya.
3. Retensi/memperhatikan reduksi. Merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk
menahan Fragmen.
4. Traksi. Suatu proses yang menggunakan kekuatan tarikan pada bagian tubuh dengan
memakai katrol dan tahanan beban untuk menyokong tulang.
5. Gips. Suatu teknik untuk mengimobilisasi bagian tubuh tertentu dalam bentuk tertentu
dengan mempergunakan alat tertentu.
6. Operation/pembedahan. Saat ini metode yang paling menguntungkan, mungkin
dengan pembedahan. Metode ini disebut fiksasi interna dan reduksi terbuka. Dengan
tindakan operasi tersebut, maka fraktur akan direposisi kedudukan normal, sesudah itu
direduksi dengan menggunakan orthopedi yang sesuai.
H. KOMPLIKASI FRAKTUR
1. Mal union
2. Keadaan di mana fraktur menyembuh pada saatnya, tetapi terdapat deformitas yang
berbentuk angulasi, varus/valgus, rotasi, kependekan.
3. Delayed union
Fraktur yang tidak sembuh setelah selang waktu 3 – 5 bulan (tiga bulan untuk anggota
gerak atas dan lima bulan untuk anggota gerak bawah).
4. Non union
Apabila fraktur tidak menyembuh antaran 6 – 8 bulan dan tidak didapatkan konsolidasi
sehingga terdapat pseudoartritis (sendi palsu).

BAB II
Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar bagi seorang perawat dalam melakukan
pendekatan secara sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisa sehingga dapat
diketahui kebutuhan pasien tersebut. Pengumpulan data yang akurat dan sistematik akan
membantu me¬nentukan status kesehatan dan pola pertahanan pasien serta memudahkan
perumusan diagnosa keperawatan.
2. Diagnosa
a. Nyeri akut bd spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, cedera jaringan lunak,
pemasangan traksi, stress/ansietas.
b. Gangguan mobilitas fisik bd kerusakan rangka neuromuskuler, nyeri, terapi restriktif
(imobilisasi)

3. INTERVENSI

No Diagnosa Keperawatan Tujuan/ kriteria Intervensi


1 Nyeri akut bd spasme otot, gerakan Nyeri  Klien tidak mengeluh
fragmen tulang, edema, cedera berkurang, nyeri.
jaringan lunak, pemasangan traksi, dan dapat  Pembengkakan hilang
stress/ansietas. diatasi. atau berkurang.
 Otot relaksasi.
 Kaji keadaan nyeri yang
meliputi : lokasi,
intensitas,lamanya,
skala nyeri 1 - 10.
 Batasi pergerakan pada
daerah fraktur, klien
harus bed rest.
 Tinggikan dan sokong
ekstremitas yang
mengalami fraktur.
 Observasi perubahan
tanda vital.
 Berikan alternatif
Perubahan posisi secara
periodik.
 Ajarkan pasien tehnik
relaksasi nafas dalam
dan tehnik distraksi
untuk mengurangi rasa
sakit pada skala nyeri 
5.
 Berikan penjelasan
terhadap klien setiap
prosedur yang akan
dilakukan.
 Kerja sama dengan Tim
Medis : Pemberian obat
analgetika.
2 Gangguan mobilitas fisik bd kerusakan Tujuan :  Jelaskan aktifitas-
rangka neuromuskuler, nyeri, Aktifitas sehari- aktifitas apa yang dapat
terapi restriktif (imobilisasi) hari tetap dikerjakan sendiri oleh
terpenuhi. klien dan apa yang
Kriteria : perlu dibantu oleh
 Klien dapat perawat.
melakukan  Bantu untuk pemenuhan
aktifitas ke-butuhan sehari-hari
sehari-hari. yang tidak dapat
dilakukan klien.
 Ajarkan dan anjurkan
untuk la-tihan aktif pada
kaki yang cedera dan
yang normal, je-
laskan bahwa latihan
dapat mencegah
terjadinya kom-
plikasi, meningkatkan
ke-sembuhan.
 Ajarkan tehnik
relaksasi.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medical-Bedah, EGC, Jakarta.
Doenges, E. Marilynn, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III EGC, Jakarta.
Mansjoer, arief ,2000, Kapita Selekta Kedokteran.edisi II, Aeschepalus, Jakarta.
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn N DENGAN FRAKTUR DIGIT V
METACARPAL SINISTRA DI IGD RSUD KABUPATEN BATANG

PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn N
Usia : 60 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Tanggal masuk : 27 Oktoberr 2015 Jam 15.30 WIB
Tanggal Pengkajian : 27 Oktoberr 2015 Jam 15.30 WIB
No RM : 321842
Diagnosa medik : Fraktur digit V metacarpal sinistra
Sumber Biaya : BPJS Non PBI

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Sdr . E
Usia : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Buruh
Hubungan dengan pasien : Anak klien

B. KEADAAN PASIEN SECARA UMUM


Pasien masuk ruang IGD dalam keadaan lemas dan tampak kesakitan, kaki kiri bengkak

C. KELUHAN UTAMA / ALASAN MASUK RS


P : profokatif, paliatif, pencetus
Klien merasa nyeri di kaki kiri sejak 2 hari yang lalu, klien terjatuh saat turun dari tangga.
Klien merasa kakinya terkilir, terasa sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien.
Klien mengatakan tidak bisa berjalan karena nyeri pada kakinya, bila berjalan dibantu oleh
anaknya.
Q : Kualitatif/kuantitatif
Sifat sangat nyeri, tetapi masih bisa dikontrol dengan mengusap-usap daerah sekitar lokasi
nyeri
R : Regional
Lokasi nyeri pada daerah punggung kaki kiri
S : Skala
Skala nyeri 9 (nyeri berat, sangat nyeri tetapi masih bisa dikontrol oleh klien)
T : Timing
Nyeri ketika klien menggerakkan kaki kirinya, durasi nyeri panjang bila klien menggerak-
gerakkan kaki kirinya dan ketika untuk berjalan. Nyeri masih bisa dikontrol dengan
mengusap-usap daerah sekitar lokasi nyeri

D. PENGKAJIAN PRIMER

1. Airway
Kondisi airway paten tidak ada obstruksi, tidak ada sumbatan, tidak ada snoring/stridor dan
pasien masih dapat berbicara

2. Breathing
Nafas spontan, frekuensi nafas 20x/menit, tidak ada whezing, ronchi,

3. Circulation
Tekanan darah saat diperiksa 130/90 mmHg, pulsasi nadi kuat, frekuensi 96 x/menit, suhu
37˚Celcius, irama jantung teratur, kulit dan membran mukosa tidak pucat, seluruh
permukaan tubuh teraba hangat

4. Disability
Pasien dalam kondisi sadar dan masih bisa berkomunikasi

5. Eksposure / environment / event


Terdapat fraktur pada kaki kirinya ( fraktur digit V metacarpal sinistra), oedem pada
punggung kaki kiri, klien merasa kakinya sangat nyeri bila berjalan.
E. PENGKAJIAN SEKUNDER

1. Riwayat kesehatan sekarang


Menurut keterangan keluarga ( anak ). Klien mengeluh nyeri di kaki kiri sejak 2 hari yang
lalu, klien terjatuh saat turun dari tangga. Klien merasa kakinya terkilir, terasa sangat nyeri
bila untuk berjalan kaki, kemudian klien dibawa oleh keluarganya ke RSUD Batang.

2. Riwayat kesehatan dahulu


Menurut keterangan keluarga, sebelumnya klien tidak pernah mengalami penyakit seperti
sekarang. Pasien pernah di rawat di RSUD Batang pada tahun 2013 karena hipertensi.

3. Riwayat kesehatan keluarga


Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit jantung, kencing manis (DM)

4. Anamnesa singkat ( AMPLE )


Alergi : Klien tidak pernah mengalami alergi baik obat obatan maupun makanan
Medikasi : Obat yang diminum pasien bila ada masalah kesehatan biasanya berasal
dari dokter setempat atau puskesmas
Past Ilness : Klien pada tahun 2013 pernah menderita hipertensi dan dirawat di rumah
sakit.
Event : Klien mengeluh nyeri di kaki kiri sejak 2 hari yang lalu, klien terjatuh saat turun
dari tangga. Klien merasa kakinya terkilir, terasa sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol
oleh klien

5. Pemeriksaan head to toe


Kepala : rambut bersih, tidak ada luka maupun bekas trauma
Mata : penglihatan masih jelas, conjungtiva pucat, ekspresi wajah tampak menahan nyeri.
Hidung : tidak terdapat pernafasan cuping hidung
Mulut : bibir tampak pucat
Leher : leher teraba dingin, tidak terdapat pembesaran kelenjar gondok
Thorak : - Inspeksi : nafas cepat, tidak ada cidera
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, kulit teraba dingi
- Perkusi : sonor, tidak ada nyeri ketok
- Auskultasi : tidak ada whezing/ronchi, irama jantung teratur, cepat, tidak ada galop
Abdoment : - Inspeksi : pucat, tidak ada acites, tidak ada cidera
- Auskultasi : bising usus normal
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, kulit teraba dingin, tidak ada defans muskuler
- Perkusi : timpani, tidak ada nyeri ketok
Pelvis : Tidak ada tanda tanda cidera/jejas
Extremitas : Ekstrimitas atas gerakan normal tidak ada nyeri, denyut arteri radialis teraba,
terpasang infus Ringer Laktat 20 tetes/menit di tangan kiri. Extremitas bawah kanan gerak
normal, tidak ada nyeri gerak. Ekstrimitas bawah kiri ada fraktur pada digital V metacarpal
sinistra, klien mengatakan nyeri bila digerakkan, klien merasa sangat nyeri bila untuk
berjalan kaki, punggung kaki kiri tambah bengkak.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Hasil Rongten pelvis : fraktur digit V metacarpal sinistra

G. TERAPI MEDIS

1. Infus Ringer Laktat 20 tetes/menit


2. Injeksi Ceftriaxone 1 x 1 gram intra vena
Injeksi Ranitidine 3 x 50mg intra vena
Injeksi Ketorolac 3 x 30 mg intra vena

H. ANALISA DATA

No Hari/Tgl
Symtom Etiologi Problem
/Jam
1 Selasa Subyektif : Gerakan fragmen Nyeri akut
tulang
27-10-15 - Klien mengatakan
Jam terjatuh saat turun dari
16.00 tangga
- Klien mengatakan
nyeri pada punggung
kaki kiri
- Klien mengatakan
kakinya nyeri bila
untuk berjalan.
- Skala nyeri 9 (nyeri
berat, tetapi masih bisa
dikontrol oleh klien
yaitu dengan
mengusap-usap daerah
sekitar lokasi nyeri

Obyektif :
- Ekspresi wajah nampak
menahan nyeri
- Oedem pada punggung
kaki kiri
- Seluruh permukaan
tubuh teraba hangat
- T : 100/70mmHg
- S : 37˚Celcius
- N : 96 x/mnt
- Hasil Rogten : fraktur
pada digital V
metacarpal sinistra

2 Selasa Subyektif : Kerusakan integritas Hambatan


struktur tulang mobilitas fisik
27-10-15 - Klien mengatakan
Jam tidak bisa berjalan
16.00 karena nyeri pada
kakinya, bila berjalan
dibantu oleh anaknya.

Obyektif :
- Ekspresi wajah pasien
tampak menahan sakit
- Oedem pada kaki kiri
- Aktifitas klien waktu di
IGD dibantu oleh
anaknya.
- Ekstrimitas bawah kiri
ada fraktur pada digital
V metacarpal sinistra

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS DIAGNOSA


Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada Tn.N maka pasien pada saat
dilakukan pengkajian telah mengalami masalah keperawatan yang harus segera
mendapatkan penanganan dengan cepat. Diangnosa keperawatan yang muncul berdasarkan
skala prioritas pada pasien Tn N adalah :

No Tgl/Jam Diagnosa Prioritas


1 Selasa Nyeri akut berhubungan dengan gerakan
1
27-10-15 fragmen tulang ditandai dengan :
Jam - Klien mengatakan terjatuh saat turun dari
16.00 tangga
- Klien mengatakan nyeri pada punggung kaki
kiri
- Klien mengatakan kakinya nyeri bila untuk
berjalan.
- Skala nyeri 9 (nyeri berat, tetapi masih bisa
dikontrol oleh klien yaitu dengan mengusap-
usap daerah sekitar lokasi nyeri

Obyektif :
- Ekspresi wajah nampak menahan nyeri
- Oedem pada punggung kaki kiri
- Seluruh permukaan tubuh teraba hangat
- T : 100/70mmHg
- S : 37˚Celcius
- N : 96 x/mnt
- Hasil Rogten : fraktur pada digital V
metacarpal sinistra
-
2 Selasa Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan 2
27-10-15 kerusakan integritas struktur tulang ditandai
Jam dengan :
18.00 Subyektif :
- Klien mengatakan tidak bisa berjalan karena
nyeri pada kakinya, bila berjalan dibantu oleh
anaknya.

Obyektif :
- Ekspresi wajah pasien tampak menahan sakit
- Oedem pada kaki kiri
- Aktifitas klien waktu di IGD dibantu oleh
anaknya.
- Ekstrimitas bawah kiri ada fraktur pada digital
V metacarpal sinistra
J. INTERVENSI KEPERAWATAN

Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan NIC 1 : pemberian analgesic
dengan gerakan fragmen tindakan keperawatan - Kolaborasi dengan dokter
tulang selama 2 x 24 jam nyeri untuk pemberian analgetik
teratasi dengan kriteria - Kelola nyeri dng pemberian
hasil : analgetik yang terjadwal
 NOC 2 : Pengandalian - Sesuaikan frekuensi dan
nyeri efektif dibuktikan dosis dengan hasil
dengan psien mampu pengkajian nyeri
melakukan tehnik - Laporkan pada dokter jika
relaksasi untuk tindakan tidak berhasil
mengurangi nyeri -
 NIC 3 :Peñatalaksanaan
NOC 3 : Tingkat nyeri nyeri :
berkurang dibuktikan - Kaji nyeri secara
dengan skala nyeri antara komprehensif meliputi
1-5 lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kwalitas,
intensitas dan factor
presipitasinya
- Observasi tanda non verbal
adanya nyeri
- Ajarkan tehnik manipulasi
nyeri : tehnik relaksasi
- Libatkan pasien dan
keluarga untuk
menginformasikan kepada
perawat jika skala nyeri
berkurang atau tehnik
pengurangan nyeri tidak
tercapai
2. Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan NIC 1 : monitoring vital
berhubungan dengan tindakan keperawatan sign sebelum dan sesudah
kerusakan integritas selama 2 x 24 jam latihan dan lihat respon
struktur tulang hambatan mobilitas klien klien saat latihan
dapat teratasi dengan NIC 3 : bantu klien untuk
kriteria hasil : menggunakan tongkat saat
berjalan dan cegah terhadap
cidera
 NIC 5 : kaji kemampuan
klien dalam mobilisasai
 NIC 7 : berikan alat bantu
jika klien memerlukan
 NIC 8 : ajarkan klien
bagaimana merubah posisi
dan berikan bantuan jika
diperlukan

3. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No
Hari/Tgl
Dx Implementasi Evaluasi Paraf
/Jam
Kep
1 Selasa - Mengkaji nyeri secara DS :
20-10-15 komprehensif meliputi - Klien mengatakan nyeri
Jam lokasi,karakteristik durasi, pada punggung kaki kiri
18.30 frekuensi, keparahan nyeri dan - Klien mengatakan
factor pencetus kakinya nyeri bila untuk
berjalan.
- Skala nyeri 9 (nyeri
berat, tetapi masih bisa
dialihkan yaitu dengan
mengusap-usap daerah
sekitar fraktur)
DO:
- Ekspresi wajah nampak
menahan nyeri
- Oedem pada punggung
kaki kiri Deta
- Seluruh permukaan
tubuh teraba hangat
- T : 100/70mmHg
- Menganjurkan kepada pasien - S : 37˚Celcius
untuk relaksasi saat nyeri mulai - N : 96 x/mnt
muncul - Hasil Rogten : fraktur
pada digital V metacarpal
sinistra

DS :
- Pasien mengatakan mau
mencoba dan mau Deta
mengikuti instruksi
perawat untuk relaksasi
- Meminta persetujuan tindakan jika muncul nyeri
medik pemasangan infus dan DO:
injeksi. - Pasien Nampak
menirukan tehnik
relaksasi yang diajarkan
perawat Deta
DS :
- keluarga sudah
- Melaksanakan kolaborasi menandatangani
dengan dokter untuk pemberian persetujuan pemasangan
analgetik infus
DO :
- Melaksanakan Injeksi - Infus terpasang lancar
Ceftriaxone 1 x 1 gram intra dengan tetesan 20
vena, Ranitidine 3 x 50mg tetes/menit
intra vena , Ketorolac 3 x 30 mg
intra vena

DS :
- Meminta persetujuan kepada - Pasien mengatakan
keluarga dan klien tindakan bersedia untuk diberikan
Deta
pemasangan bidai obat injeksi melalui infus
DO:
- Melaksakan pemasangan bidai- Injeksi Ceftriaxone 1 x 1
pada telapak kaki kiri sampai ke gram intra vena,
tumit. Ranitidine 3 x 50mg
intra vena , Ketorolac 3 x
30 mg intra vena masuk
DS :
- Keluarga sudah
menandatangani
persetujuan pemasangan
bidai.
- Klien mengatakan terasa
lebih nyaman

DO :
- Klien kooperatif pada
saat pemasangan bidai Deta
- Bidai sudah terpasang
pada telapak kali kiri
sampai ke tumit
- Tidak terdapat warna
kebiruan

2
- Mengkaji kemampuan klien
Selasa DS :
20-10-15 dalam mobilisasi - Klien mengatakan masih
Jam
nyeri bila umtuk
18.30
- Mengajarkan klien bagaimana beraktifitas terutama
merubah posisi dan berikan untuk berjalan.
bantuan jika diperlukan - Klien mengatakan bila
berjalan dibantu oleh
anaknya.
- Klien paham apa yang
dianjurkan perawat
tetntang cara merubah
posisi

DO :
- Aktifitas klien dibantu
oleh anaknya ketika klien
datang ke IGD
- Klien hanya bisa mirang-
miring diatas tempat
tidur
- Kaki kiri terpasang bidai
- Tidak ada kebiruan
Deta
4. EVALUASI / C ATATAN PERKEMBANGAN

Hari/Tgl
No Dx Kep Catatan Perkembangan Paraf
/Jam
Selasa 1 S:
20-10-15
- Klien mengatakan nyeri pada punggung kaki kiri
Jam
19.30 - Klien mengatakan kakinya nyeri bila untuk
berjalan.
O:
- Ekspresi wajah nampak menahan nyeri
- Oedem pada punggung kaki kiri
- Seluruh permukaan tubuh teraba hangat
- T : 100/70mmHg
- S : 37˚Celcius
- N : 96 x/mnt
- Hasil Rogten : fraktur pada digital V metacarpal
sinistra
Deta

A: Masalah nyeri akut belum teratasi

P : Lanjutkan NIC 1 : pemberian analgesic dan


NIC 3 : Peñatalaksanaan nyeri

Selasa 2 S:
20-10-15
Jam - Klien mengatakan tidak bisa berjalan karena
19.30
nyeri pada kakinya, bila berjalan dibantu oleh
anaknya.
- Klien mengatakan masih nyeri bila umtuk
beraktifitas terutama untuk berjalan.
O:
- Ekspresi wajah pasien tampak menahan sakit
- Oedem pada kaki kiri
- Ekstrimitas bawah kiri ada fraktur pada digital V
metacarpal sinistra
- Aktifitas klien dibantu oleh anaknya ketika klien
datang ke IGD
- Klien hanya bisa mirang-miring diatas tempat
tidur
- Kaki kiri terpasang bidai
- Tidak ada kebiruan

A : Masalah Hambatan mobilitaa fisik belum


teratasi Deta

P : Lanjutkan
 NIC 1 : monitoring vital sign sebelum dan sesudah
latihan dan lihat respon klien saat latihan
 NIC 3 : bantu klien untuk menggunakan tongkat
saat berjalan dan cegah terhadap cidera
 NIC 5 : kaji kemampuan klien dalam mobilisasai
 NIC 7 : berikan alat bantu jika klien memerlukan
 NIC 8 : ajarkan klien bagaimana merubah posisi
dan berikan bantuan jika diperlukan

Anda mungkin juga menyukai