Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul Penelitian
Pengaruh Pembelajaran Aktif Tipe Active Knowledge Sharing dengan Pendekatan
Saintifik terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII MTs Laboraturium Kota Jambi tahun
ajaran 2019/2020 pada Materi Bangun Datar Segi Empat.

B. Bidang Ilmu
Pendidikan Matematika

C. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai siswa.
Karena dalam kehidupan sehari-hari Matematika sangat dibutuhkan, seperti dalam hal
jual beli misalnya dalam menghitung untung rugi, menghitung berat barang dan lainnya.
Dalam proses membuat rumah, Matematika juga sangat dibutuhkan seperti mengukur
tanah dan menghitung banyak ubin yang diperlukan dan masih banyak lainnya.
Hakekat Matematika adalah belajar konsep, sehingga belajar Matematika
memerlukan cara-cara khusus dalam belajar dan mengajarkannya. Belajar mengajar
merupakan interaksi antara siswa dengan guru. Seorang guru berusaha untuk mengajar
dengan sebaik -baiknya, sehingga siswa dapat memahami hasil belajar dengan baik.
Sebaliknya apabila kurang menguasai konsep maka siswa akan memperoleh hasil belajar
yang kurang baik.
Zulkardi dalam (Mutmainah, 2015: 16), menyatakan bahwa,
Mata pelajaran Matematika menekankan pada konsep. Artinya dalam
pelajaran Matematika siswa harus memahami konsep-konsep Matematika
terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal serta mampu
mengaplikasikan pembelajaran tersebut dalam dunia nyata. Sehingga
pembelajaran yang mengacu kepada pemahaman konsep Matematika
siswa, harusnya guru menanamkan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu
masalah sehingga mereka mencari tahu sendiri informasi-informasi yang
berkaitan dengan penyelesaian masalah yang diberikan oleh guru. Biarkan
saja mereka mencari tahu sendiri informasi tersebut hingga nanti mereka
dapat memahami sendiri konsep dan penyelesaiannya. Dengan ini siswa
diharapkan mampu berperan aktif selama proses pembelajaran. Dan tanpa

1
disadari dengan sendirinya tercipta pribadi siswa yang mandiri, kreatif, dan
inovatif serta akan terbentuknya interaksi aktif antara siswa dan siswa dan
antara guru dan siswa.
Di dalam pelajaran Matematika terdapat berbagai macam materi, salah satunya yaitu
materi bangun datar khususnya pada bangun datar segi empat. Pembelajaran materi
bangun datar membutuhkan pemahaman konsep yang baik. Pemahaman tentang
Matematika lebih luas akan mempermudah peserta didik dalam memperlajari bangun
datar terutama pada bentuk pemecahan masalah. Karakteristik soal cerita yang
membutuhkan pemahaman konsep untuk dapat mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan bangun datar.
Menurut (Atho’ur, 2011:2),
Permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran Matematika adalah
tentang penguasaan konsep. Dalam pembelajaran Matematika, semua
materi yang ada mengandung aspek pemahaman konsep karena memang
kemampuan mendasar dalam Matematika adalah penguasaan konsep.
Matematika tersusun secara hierarkis dan saling berkaitan unsur-unsurnya.
Konsep lanjutan tidak mungkin dapat dipahami sebelum memahami
konsep yang menjadi prasyarat, begitu juga dalam geometri.
Sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan dalam kegiatan
pembelajaran materi ini. Salah satu pokok bahasan dalam geometri adalah
bangun ruang. Keterkaitannya dengan materi lain diantaranya adalah
penguasaan konsep tentang materi bangun datar. Bangun datar merupakan
salah satu materi prasyarat sebelum mempelajari bangun ruang. Namun
hal seperti ini seringkali diabaikan oleh peserta didik. Mereka menganggap
bahwa apa yang sudah mereka pelajari terlebih dahulu tidak ada kaitannya
dengan materi selanjutnya. Sehingga mereka mengalami kesulitan dalam
kegiatan pembelajaran selanjutnya.
(Mutmainah, 2015:3) mengatakan,
Namun siswa di sekolah kurang menyukai pembelajaran Matematika.
Berdasarkan kenyataan di lapangan dan pengamatan peneliti sudah sejak
lama Matematika merupakan pelajaran yang sulit bagi siswa, dimana
siswa harus menguasai semua kemampuan Matematika yang diajarkan,
sedangkan siswa tidak memahami konsep yang diberikan oleh guru di
dalam kelas. Selain itu, sikap dan respon yang ditunjukkan oleh siswa di
dalam kelas sungguh sangat berbeda-beda, misalnya saja ketika awal
pembelajaran Matematika berlangsung perhatian mereka sangat fokus
tetapi setelah beberapa menit kemudian perhatian mereka terhadap materi
pembelajaran mulai berkurang. Contohnya seperti, ada beberapa siswa
yang mengantuk, mulai mengobrol dan berisik, atau ada saja siswa yang
tertidur.
Maslah lain yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung guru
masih menggunakan strategi pembelajaran konvensional yaitu ceramah

2
secara terus menerus. Padahal dengan penggunaan metode yang sama
secara terus-menerus dapat membuat siswa jenuh dan hal ini dapat
mengakibatkan siswa bosan dan kurang memahami materi yang diajarkan
sehingga mereka sulit untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh
guru. Selain itu, Matematika bukan harus dimengerti saja akan tetapi harus
dapat memahminya dengan baik, karena beberapa materi matematika
memiliki keterkaitan konsep satu sama lainnya. Oleh karenanya, agar
siswa memahami materi maka sebaiknya siswa tidak hanya mendapatkan
informasi dari guru tetapi mereka mencari sendiri informasi yang
berkaitan agar mereka dapat menyelesaikan masalah dengan baik dan
bahkan mereka mampu mengungkapkan kembali materi tersebut dengan
bahasa mereka sendiri.
Untuk meningkatkan mutu dan keaktifan siswa, guru sebaiknya mampu
mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat, guna menyampaikan berbagai konsep
dalam pembelajaran yang memberikan berbagai kesempatan untuk siswa saling bertukar
pendapat antar teman, berinteraksi dengan guru dan merespon pendapat siswa lain
sehigga siswa dengan mudah mengingat dan memahami konsep tersebut dan siswa akan
lebih aktif dalam belajar.
Menurut (Dessy, 2015:3) menjelaskan bahwa “kemampuan kreatif siswa
dalam pembelajaran merupakan salah satu bekal untuk siswa agar dapat
menyelesaikan soal-soal dalam pelajaran Matematika”.
Nisa dalam (Dessy, 2015:3) menjelaskan bahwa,
kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru,
atau melihat hubungan-hubungan baru antar unsur, data atau hal-hal yang
sudah ada sebelumnya. Ciri-ciri orang kreatif adalah ingin tahu, selalu
mencari masalah, menyukai tantangan, optimis, menunda keputusan,
sering bermain dengan imajinasi, melihat masalah sebagai kesempatan,
melihat masalah sebagai sesuatu yang menarik, gigih dan bekerja keras.
Kreativitas belajar Matematika siswa merupakan suatu proses memikirkan
berbagai gagasan dalam menghadapi masalah.
Berdasarkan permasalahan diatas maka salah satu strategi pembelajaran yang bisa
digunakan agar siswa lebih aktif dan termotivasi tidak hanya sekedar memahami materi
tetapi juga melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dan bisa bertukar pendapat
dengan siswa lain yaitu strategi tipe active knowledge sharing atau berbagi pengetahuan
dengan pendekatan saintifik. (Hisyam Zaini, 2008:22) menyatakan “bahwa strategi active
knowledge sharing ( aktif berbagi pengetahuan) merupakan strategi pembelajaran yang
dapat membawa peserta didik untuk siap belajar materi pelajaran dengan cepat. Strategi

3
ini dapat digunakan untuk melihat kemampuan peserta didik disamping untuk
membentuk kerjasama tim”.
Menurut (Agustina, 2010:49),
Melalui penggunaan strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing
(Saling Tukar Pengetahuan) kemampuan yang dapat dimiliki siswa antara
lain menunjukkan penerimaan dengan mengiyakan, mendengarkan, dan
menanggapi sesuatu (receiving), berperan serta dalam diskusi melalui
kegiatan menanggapi (responding), mendukung atau menentang suatu
gagasan (valuing), mendiskusikan permasalahan, merumuskan masalah,
menyimpulkan suatu gagasan (organization), dan kemampuan dalam
mencari penyelesaian suatu masalah (characterization). Kelima aspek
kemampuan yang diperoleh melalui penggunaan strategi pembelajaran
Active Knowledge Sharing (Saling Tukar Pengetahuan) merupakan aspek-
aspek kemampuan siswa dalam ranah afektif. Oleh karena itu, penggunaan
strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing dapat meningkatkan
kemampuan afektif siswa.

Dan Menurut (Amita, 2012),


Model pembelajaran berbasis peningkatan ketrampilan proses sains
(pendekatan saintifik) diharapkan dapat menjadi alternatif. Model
pembelajaran berbasis peningkatan ketrampilan proses sains adalah model
pembelajaran yang mengintegrasikan ketrampilan proses sains kedalam
sistem penyajian materi secara terpadu. Model ini menekankan pada proses
pencarian pengetahuan dari pada sekedar mentransfer pengetahuan, siswa
dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam
proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang hanya
membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar siswa. Model ini
mengajak siswa untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan
dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains
sebagaimana dilkuakan oleh para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan
ilmiah, dengan demikian siswa diarahkan untuk menemukan sendiri
berbagai fakta, membangun konsep, san nilai-nilai baru yang diperlukan
untuk kehidupannya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Siti Mutmainah, 2015), dapat


disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematik siswa yang proses
belajarnya menggunakan strategi Active Knowledge Sharing lebih tinggi dibandingkan
siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini terlihat
dari nilai rata-rata hasil tes yang diperoleh ke dua kelompok yaitu kelompok eksperimen
(menggunakan strategi Active Knowledge Sharing) sebesar 66,39 sedangkan kelompok
kontrol (menggunakan pembelajaran konvensional) sebesar 57,69. Dengan demikian

4
dapat disimpulkan bahwa, kemampuan pemahaman konsep matematik siswa yang
diajarkan dengan strategi Active Knowledge Sharing berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan pemahaman konsep matematik siswa.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gloria Yi dalam (Agustina,2010)
menyatakan bahwa melalui kegiatan saling tukar pengetahuan (knowledge sharing) siswa
lebih termotivasi untuk memperluas pengetahuannya. Hasil penelitian tersebut juga
mengindikasikan beberapa hal antara lain :
1) Melalui kegiatan knowledge sharing dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran.
2) Kegiatan knowledge sharing berpengaruh positif pada hasil belajar siswa baik pada
ranah kognitif (remember, understand, application, analyze, dan create) maupun pada
faktor-faktor afektif dan motivasi.
Berdasarkan dengan latar belakang di atas, penulis tertarik melakukan penelitian.
Adapun secara lebih rinci judul penelitiannya adalah “Pengaruh Pembelajaran Aktif
Tipe Active Knowledge Sharing dengan Pendekatan Saintifik terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas VII MTs Laboraturium Kota Jambi tahun ajaran 2019/2020 pada Materi
Bangun Datar Segi Empat”.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh baik terhadap hasil belajar
matematika siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe
active knowledge sharing dengan pendekatan saintifik?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarka Rumusan Masalah di atas, Adapun tujuan yang ingin dicapai dari hasil
penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui apakah ada pengaruh baik terhadap hasil belajar
matematika siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe
active knowledge sharing dengan pendekatan saintifik”.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

5
1. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan guru matematika dalam menentukan strategi
pembelajaran yang akan digunakan untuk membuat siswa termotivasi aktif dalam belajar.
2. Dapat memberikan manfaat sebagai pengembangan keilmuan mengenai strategi
pembelajaran aktif tipe learning active knoowledge sahring dengan pendekatan saintifik
terhadap hasil belajar matematika siswa.

G. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah


Adapun ruang lingkup dan keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Strategi yang digunakan adalah strategi pembelajaran aktif tipe active knowledge sharing
dengan pendekatan saintifik pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol tidak
diberikan tindakan.
2. Penelitian ini dilaksanakan dikelas VII MTs Laboraturium Kota Jambi pada semester
ganjil tahun ajaran 2019/2020.
3. Materi yang diajarkan adalah bangun datar segi empat.
4. Kurikulum yang dipakai adalah kurikulum 2013.

H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan tiga aspek yaitu aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor adalah: terdapat pengaruh baik terhadap hasil belajar
matematika siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe
active knowledge sharing dengan pendekatan saintifik.

6
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Strategi Pembelajaran


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), strategi adalah rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi digunakan untuk memperoleh
kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Strategi berbeda dengan metode,
strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode
adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.
Amri dan Ahmadi (2010) mengatakan “strategi belajar mengacu pada perilaku dan
proses-proses berpikir yang digunakan siswa dalam mempengaruhi hal-hal yang dipelajari,
termasuk proses memori dan metakognitif. Strategi ini merupakan operator-operator kognitif
yang meliputi proses-proses yang terlibat secara langsung dalam menyelesaikan suatu tugas
belajar”.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang berisi rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat membangkitkan siswa untuk belajar.
Strategi yang digunakan oleh guru harus disesuaikan dengan keadaan siswa di dalam kelas.

B. Strategi Pembelajaran Aktif


Untuk membuat siswa aktif dalam belajar, guru perlu menggunakan strategi
pembelajaran yang tepat agar siswa tertarik. Strategi pembelajaran aktif merupakan dasar
untuk dibangunnya pembelajaran yang aktif. Dengan rentetan kegiatan yang mengaktifkan
pembelajaran itulah pembelajaran dapat lebih bermakana bagi siswa sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Warsono dan Hariyanto (2012) mendefinisikan “pembelajaran aktif secara sederhana
sebagai metode pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran aktif mengkondisikan agar siswa selalu melakukan pengalaman belajar yang
bermakna dan senantiasa berpikir tentang apa yang dapat dilakukannya selama
pembelajaran”.
Betapa pentingnya model/srategi pembelajaran aktif dalam suatu Pembelajaran.
Model/srategi pembelajaran aktif itu diadakan guna membuat suasana belajar lebih hidup,
atau bisa disebut pembelajaran yang menekankan pada siswa agar aktif. Strategi
pembelajaran ada dua macam, yaitu strategi pembelajaran Aktif dan strategi Pembelajaran
Pasif. Namun sekarang ini yang terpenting itu strategi pembelajaran aktif, dimana semua
siswa diwajibkan Untuk aktif dalam kegiatan Belajar, sedangkan guru hanya sebagai
Fasilitator. dengan pembelajaran aktif diyakinkan bahwa siswa dapat mendapatkan suatu

7
materi dengan maksimal. Dengan strategi pembelajaran aktif ini diharapkan siswa tidak
bosan dalam kegiatan belajar.
Dari pembahasan di atas, suatu pembelajaran aktif sangat menekankan pendekatan
pembelajaran yang dilaksanakan dengan strategi pembelajaran yang dipusatkan kepada
siswa guna mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Sedangkan peran dari guru hanya
sebagai fasilitator yang menguasai teori, metode, dan materi ajar pembelajaran sehingga
membantu siswa dalam belajar dan memiliki keterampilan-keterampilan.

C. Active Knowledge Sharing


a. Pengertian Active Knowledge Sharing
(Hisyam Zaini dkk, 2008:22) menyatakan bahwa “Active knowledge sharing adalah
salah satu strategi yang dapat membawa peserta didik untuk siap belajar materi pelajaran
dengan cepat. Strategi active knowledge sharing dapat digunakan untuk melihat tingkat
kemampuan peserta didik disamping untuk membentuk kerjasama tim”.
(Fachruri, 2010), mengatakan bahwa,
strategi active learning tipe active knowledge sharing bermaksud untuk
berbagi pengetahuan secara aktif antar peserta didik. Aktif bukan berarti
dalam proses belajar hanya bermain saja, akan tetapi untuk mencegah
kejenuhan peserta didik maka dalam pembelajaran diselingi dengan sedikit
permainan. Jadi, strategi ini dimaksudkan dalam proses belajar mengajar pada
mata pelajaran Matematika antara peserta didik satu dengan yang peserta
didik yang lain saling bertukar pikiran. Apabila ada peserta didik belum
mengetahui jawaban dari permasalahan yang ada, maka peserta didik tersebut
bisa menunjuk kepada teman/peserta didik lain yang dianggap mampu untuk
menjawab permasalahan tersebut.

b. Prinsip-prinsip Active Knowledge Sharing


Menurut Badri Rhofiki (2009:28) dalam Agustina (2010: 62) prinsip-prinsip strategi
pembelajaran active knowledge sharing antara lain :
1) Stimulus belajar yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
guru berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut merangsang siswa untuk mempelajari materi yang akan dibahas
sehingga siswa lebih cepat menerima materi pelajaran.
2) Perhatian dan motivasi yang diperoleh siswa melalui kegiatan saling tukar
pengetahuan (knowledge sharing) dengan siswa yang lain sehingga
kegiatan belajar menjadi menarik dan menyenangkan.

c. Langkah-langkah Active Knowledge Sharing

8
(Hisyam Zaini dkk, 2008:22-23) adapun langkah-langkah strategi active learning tipe active
knowledge sharing yang harus dilakukan seorang guru adalahsebagai berikut:
1) Buatlah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan
diajarkan.
2) Minta peserta didik untuk menjawab pertanyaan dengan sebaik-baiknya.
3) Minta semua peserta didik untuk berkeliling mencari teman yang dapat
membantu menjawab pertanyaan yang tidak diketahui atau diragukan
jawabannya. Tekankan pada mereka untuk saling membantu.
4) Minta peserta didik untuk kembali ke tempat duduk mereka kemudian
periksalah jawaban mereka. Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang tidak
dapat dijawab oleh peserta didik. Gunakan jawaban-jawaban yang muncul
sebagai jembatan untuk mengenalkan topik yang penting di kelas.

D. Pendekatan Saintifik
a. Pengertian Pendekatan Saintifik
Menurut Kosasih (2014:72),
pendekatan saintifik (saintifik) disebut juga sebagai pendekatan ilmiah. Pada
intinya pendekatan saintifik merupakan pendekatan di dalam kegitan
pembelajaran yang mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan siswa.
Pengalaman belajar yang mereka peroleh tidak bersifat indoktrinisasi, hafalan
dan sejenisnya. Pengalaman belajar baik itu yang berupa pengetahuan,
ketrampilan dan sikap mereka peroleh berdasarkan kesadaran dan kepentingan
mereka sendiri.
Menurut Abidin (2014:127),
model pembelajaran saintifik proses merupakan model pembelajaran yang
meminjam konsep-konsep penelitian untuk diterapkan dalam pembelajaran.
Dengan kata lain, model saintifik proses pada dasarnya adalah model
pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang
diorientasikan guna membina kemampuan siswa memecahkan masalah
melalui serangkaian akktivitas inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir
kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan
pemahaman siswa.
Menurut Daryanto (2014:51),
pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses yang dirancang
dengan sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi
konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan tau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai
teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan
konsep , hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

b. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

9
Menurut Daryanto (2014:54), tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan
pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan
saintifik adalah:
1) Untuk meningkatkan kemempuan intelek, khususnya kemampuan berfikir
tingkat tinggi siswa.
2) Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah
secara sistematik.
3) Terciptanya kondidi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu
merupakan suatu kebutuhan.
4) Diperolehnya hasil belajara yang tinggi.
5) Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam
menulis artikel ilmiah.
6) Untuk mengembangkan karakter siswa.

c. Prinsip-prinsip Pendekatan Saintifik


Menurut Daryanto (2014:58), beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Pembelajarn berpusat pada siswa.
2) Pembelajaran membentuk student self concept.
3) Pembelajaran terhindar dari verbalisme.
4) Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengasimilisasi dan mengkomodasi konsep, hukum dan prinsip.
5) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir
siswa.
6) Pembelajaran meningkatkan motivasi mengajar guru.
7) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam
komunikasi.
8) Adanya proses validasi terhadap konsep, hukun, dan prinsip yang
dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

d. Karakteristik Pendekatan Saintifik


Menurut Kosasih(2014:72), pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karateristik
sebagai berikut:
1) Materi pembelajaran dipahami dengan standar logika yang sesuai dengan
taraf kedewasaannya. Mereka menerimanya dengan tidak ogmatis; tetapi
memungkinkan pula bagi mereka untuk mengkritisi; mengetahui prosedur
memperolehnya, bahkan kelemahan-kelemahannya.
2) Interaksi pembelajaran berlangsung secara terbuka dan objektif. Siswa
memiliki kesempatan seluas-luasnya, untuk mengemukakan pemikiran,
perasaan, sikap, dan pengalamannya. Namun, mereka tetap memperhatikan
sikap ilmiah dan tanggung jawab.

10
3) Siswa didorong untuk selalu berpikir analistis dan kritis; tapat dalam
memahami, mengidentifikasi, memecahkan masalah, serta
mengaplikasikan materi-materi pembelajaran.

e. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik


Menurut Kemendikbud (2013b) dalam Abidin (2014:133), secara komprehensif dan
terperinci menjelaskan ketrampilan-ketampilan belajar yang membangun pendekatan ilmiah
dalam belajar sebagai berikut.
1) Mengamati
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah seperti berikut:
a) Menemukan objek apa yang akan diobservasi.
b) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi.
c) Menemukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer
maupun sekunder.
d) Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi.
e) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
f) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi. Hasil
observasi seperti, menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video
perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
2) Menanya
Menurut kokasih (2014:72), “menanya merupakan proses mengajukan pertanyaan
tentang hal-hal yang tidak dipahami dari sesuatu yang diamatinya. Pertanyaan-pertanyaan
itu bisa bersifat faktual atau problematis”.
Menurut Kemendikbud (2013b) dalam Abidin (2014:136), aktivitas bertanya memiliki
beberapa fungsi sebagai berikut:
a) Mengembangkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik
tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
b) Mendorong dan menginspirasi peserta didk untuk aktif belajar, serta
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
c) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan
ancaman untuk mencari solusi.
d) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menunjukkan sikap, ketrampilan, dan pemahamannya atas
subtansi pembelajaran yang diberikan.
e) Membangkitkan ketrampilan peserta didikdalam berbicara, mengajukan
pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan
menggunakan bahasa yang baik dan benar.

11
f) Mendorong partisipsi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen
mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik kesimpulan.
g) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima
pendapat atau gagasan, memperkaya kosakata, serta mengembangkan
toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
h) Membiasakan peserta didik untuk berpikir spontan dan cepat, serta sigap
dalam merespons persoalan yang tiba-tiba muncul.
i) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan
berempati satu sama lain.
3) Menalar
Menurut Abidin (2014:139),
istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan
ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru
dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak
hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif dari pada guru. Penalaran adalah
proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta kata empiris yang dapat
diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan
daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini:
a) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai
dengan tuntutan kurikulum.
b) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tigas
utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai
contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi.
c) Bahan pelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang
sederhanna (persyaratan rendah) samapai pada yang kompleks (persyaratan
tinggi).
d) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan
diamati.
e) Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki.
f) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan
dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman.
g) Evaluasi atau penilaian didassari atas perilaku yang nyata atau otentik;
h) Guru mencata semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan
memberikan tindakan pembelajaran perbaikan.

4) Mencoba/mengasosiasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Kosasih (2014:80),
asosiasi adalah tautan dalam ingatan pada orang atau barang lain;
pembentukan hubungan atau pertalian antara gagasan, ingatan, atau kegiatan
pancaindra. Dalam pendekatan saintifik, mengasosiasi diartikan sebagai
menerapkan (mengembangkan, memperdalam) pemahaman atas suatu konsep
kepada konsep lain yang sejenis atau yang berbeda.

12
Kegiatan belajar yang dilakukan adalah menambah keluasan dan
kedalaman pemahaman siswa dengan mengaitkan pemahaman sebelumnya
pada konteks pembelajaran yang sejenis atau bahkan yang bertentangan.
Dengan kegiatan seperti itu pemahaman siswa lebih luas dan mendalam;
kebiasaannya tidak terpaku pada satu konteks. Misalnya, siswa bisa
menganalisi sebuah teks eksposisi diharapkan dapat pula menganalisis teks
eksposisi yang lainnya. Siswa tidak hanya bisa mengerjakan satu soal
Matematika, tetapi dengan kegiatan mengasosiasi tersebut, bisa pula
menyelesaikan soal-soal yang lainnya.
Menurut Abidin (2014:140), agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar hendaknya:
a) Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan
murid yang akan dilaksanakan murid.
b) Guru besama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan.
c) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu.
d) Guru menyediakan kertas kerja dan untuk pengarahan kegiatan murid.
e) Guru membicarakan msalah yang akan dijadikan eksperimen.
f) Membagi kertas kerja kepada murid.
g) Murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru.
h) Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila
dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.

5) Mengkomunikasikan
Menurut Kosasih(2014:80-81) mengkomunikasikan berarti menyampaikan hasil kegiatan
sebelumnya kepada orang lain, baik secara lisan ataupun tertulis. Kegiatan yang dimaksud
bisa dengan cara-cara berikut:
a) Silang baca antarsiswa.
b) Membacakan pendapat pribadi ataupun hasil diskusi kelompok untuk
mendapatkan tanggapan dari siswa lainnya.
c) Berpresentasi di depan kelas dengan menggunakan media tertentu, seperti
LCD sehingga menyerupai kegiatan diskusi umum.
d) Memajang karya di majalah dinding.
e) Memasukan karya di blog (internet).

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran tipe active knowledge sharing dan


Pendekatan Saintifik adalah sebagai berikut:
Menurut (Choiriyah, 2011:2),
Prosedur pengembangan kegiatan belajar dan pembelajaran di kelas biasanya
melalaui tahap pendahuluan yang meliputi persepsi, motivasi, introduksi dan
revisi. Kegiatan pendahuluan ini akan menentukan intensitas penyerapan
materi oleh peserta didik dan berpengaruh terhadap tujuan yang akan dicapai.
Keberhasilan guru dalam tahap pendahuluan ini akan menentukan pola
keberhasilan pada tahap pengembangan materi, sehingga materi yang

13
disajikan dapat terserap oleh peserta didik secara optimal. Intensitas materi
yang terserap oleh peserta didik menentukan prestasi belajarnya lebih lanjut.
Jadi, pengelolaan pembelajaran pada tahap pendahuluan perlu manajemen
yang profesional dari seorang guru.
Kegiatan pendahuluan yang berlangsung selama 10 menit, pertama guru
mengucapkan salam dan menginstruksikan siswa untuk berdoa yang dipimpin oleh ketua
kelas jika tidak ada ketua kelas maka boleh dipimpin oleh siswa lain dan secara tidak
langsung setelah dilakukan doa maka siswa akan lebih tenang atau kondusif dan siap dalam
melakukan proses belajar. Kemudian guru mengecek kehadiran siswa dengan mennayakan
secara langsung kepada sekretaris kelas, siapa saja yang tidak masuk hari itu dan apa
keterangannya. Selanjutnya guru memulai pembelajaran dengan kegiatan awal yaitu
menyampaikan tujuan pembelajaran antara lain, siswa dapat menjelaskan sifat-sifat bangun
datar berdasarkan gambar, dapat menentukan konsep luas dan keliling bangun datar
berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki, dapat menggunakan rumus keliling dan luas bangun
datar dalam menyelesaikan permasalahan. Kemudian guru membagi siswa dalam bentuk
kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang, karena apabila di dalam suatu
kelompok lebih dari 5 orang maka dapat dipastikan bahwa yang akan melakukan tugas
kelompok hanya beberapa orang saja. kemudian siswa diminta untuk duduk dalam
kelompok masing-masing. Setelah duduk dalam keompok, kemudian guru memberikan
permasalahan kepada setiap kelompok dengan cara meminta salah satu anggota kelompok
untuk maju mengambil pertanyaan yang telah disediakan guru. Hal ini dilakukan agar tidak
ada kecemburuan sosial antara siswa. Kemudian guru menyampaikan bahwa pembelajaran
materi sifat-sifat bangun datar segi empat ini akan diperlukan pada materi selanjutnya yaitu
pada materi menentukan keliling dan luas bangun datar segi empat berdasarkan sifat-sifat
yang telah diketahui dan juga berkelanjutan dengan materi bangun ruang.
Pada kegiatan inti yang berlangsung selama 60 menit, proses pembelajaran tipe
active knowledge sharing dan pendekatan saintifik yang berlangsung yaitu:

1) Mengamati
Guru menyiapkan bahan ajar mengenai materi bangun datar segi empat berupa
beberapa benda yang berbentuk segi empat yang ada di sekitar kelas dengan
permasalahannya yaitu siswa diminta untuk mengidentifikasi gambar-gambar tersebut dan

14
dapat menemukan sifat-sifat yang ada pada bangun datar segi empat yaitu persegi, persegi
panjang, jajar genjang, layang-layang, belah ketupat dan trapesium. Kemudian guru
memberikan permasalahan tersebut kepada siswa. Setelah siswa menerima permasalahan
tersebut, siswa diminta untuk mengidentifikasi dan mulailah proses mengamati beberapa
gambar tadi. Dalam proses mengamati dapat kita lihat apakah ada minat belajar dari siswa
tersebut terhadap materi bangun datar segi empat dalam menentukan keliling dan luas
berdasarkan sifat-sifatnya.

2) Menanya
Pada saat proses mengamati permasalahan yang diberikan guru, timbullah
pertanyaan-pertanyaan mengenai permasalahan tersebut. Misalnya timbul keraguan pada
siswa terhadap salah satu gambar yang diamatinya seperti bangun datar persegi. Dari
pertanyaan-pertanyaan yang muncul akan menambah motivasi siswa untuk mengetahui
jawaban dari pertanyaan tadi, dan menambah rasa ingin tahu siswa, terlebih untuk materi
segi empat ini. Dari proses diatas maka guru dapat memantau siswa apakah siswa tersebut
lebih giat dalam mencari tau jawaban dari permasalahan tadi dan lebih semangat dalam
belajar.

3) Menalar
Langkah selanjutnya yaitu proses menalar. Pada proses ini siswa diminta untuk
terlebih dahulu mendiskusikan didalam kelompok pertanyaan yang muncul dan
mendiskusikan di dalam kelompok apa jawaban dari permasalahan tersebut . Setelah diskusi
dalam kelompok masing-masing, apabila siswa menemukan kesulitan maka siswa
diperbolehkan untuk menanyakan ke kelompok lain atau diperbolehkan menambahkan
pengetahuan dengan berdiskusi dengan kelompok lain. Dan pada bagian menalar inilah
dapat dilihat proses active knowledge sharing antar siswa atau antar kelompok.

4) Mencoba
Setelah mendiskusikan dan bertukar pengetahuan dengan kelompok lain, siswa
diminta kembali pada kelompok masing-masing dan mendiskusikan kembali jawaban dari
permasalahan tersebut dan menyaring kembali pengetahuan yang didapat dari kelompok

15
lain. Setelah proses tadi selesai maka siswa memulai menuliskan sifat-sifat yang dimiliki
oleh bangun datar segi empat dari gambar-gambar tersebut. Setelah selesai menuliskan sifat-
sifat, maka siswa diminta untuk mencoba untuk menuliskan ssifat-sifat bangun datar segi
empat dengan bahasa/kalimat mereka sendiri berdasarkan berbagai kegiatan yang telah
dilakukan dan berbagai informasi yang diperoleh. Setelah proses tadi selesai, maka guru
memeriksa jawaban dari permasalahan yang diamati. Dan pada saat memeriksa, guru juga
menyampaikan sedikit materi tentang sifat-sifat pada bangun datar segi empat yang belum
dimengerti oleh siswa.

5) Menyimpulkan dan mengkomunikasikan


Setelah materi yang diberikan guru sudah dipahami oleh siswa, maka siswa memulai
proses menyimpulkan sifat-sifat yang terdapat pada bangun datar segi empat. Kemudian
siswa mampu mengkomunikasikan (menyampaikan) hasil dari diskusi kelompok yang
dilakukannya mengenai sifat-sifat bangun datar segi empat pada materi bangun datar dengan
pembelajaran tipe active knowledge sharing.
Pada bagian penutup yang berlangsung selama 10 menit, beberapa siswa diminta
untuk memilih salah satu bangun datar segi empat dan diminta untuk menyampaikan sifat-
sifat yang terdapat pada bangun datar segi empat di depan kelas yang ditunjuk oleh guru
secara acak. Jika siswa tersebut menyampaikan dan memberi contoh dengan benar maka
guru memberikan apresiasi positif berupa pujian namun jika salah maka diberitahu konsep
yang benar tanpa diberi hukuman. Setelah guru merasa siswa sudah bisa menjelaskan sifat-
sifat yang terdapat pada bangun datar segi empat, kemudian guru memberikan tugas
berdasarkan materi yang dibahas. Kemudian guru mengingatkan siswa untuk mengulang
kembali materi yang telah dipelajari dan mempelajari materi yang akan di bahas pada
pertemuan selanjutnya. Terakhir guru menutup pelajaran, memberi motivasi agar siswa
belajar dengan giat dan mengucapkan salam kepada siswa.

E. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan dasar yang digunakan untuk menentukan tingkat
keberhasilan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran. Hasil belajar adalah hasil yang
diperoleh individu setelah ia mengalami proses belajar. Akhir dari kegiatan belajar mengajar

16
akan memperoleh hasil bagi siswa yang belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Dimyati
dan Mujiono (2002) hasil belajar merupakan suatu interaksi belajar dan mengajar. Dari sisi
guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari pihak
siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya proses belajar.
Sedangkan menurut Sudjana (2002) hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan
yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami pengalaman belajar. Hasil belajar siswa
ditentukan dengan melakukan tes yang pada umumnya digunakan untuk menilai dan
mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan hasil
belajar intelektual yang terdiri atas 6 aspek yaitu pengetahuan/ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi. Jadi hasil belajar ini dapat digunakan untuk memberikan
informasi kepada orangtua, guru dan siswa itu sendiri tentang tingkat keberhasilan siswa
dalam belajar.

17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Laboraturium Kota Jambi, pada semester genap
tahun ajaran 2019/2020. Berdasarkan permasalahan yang diteliti yaitu untuk melihat ada
tidaknya pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe active knowledge sharing dengan
pendekatan saintifik terhadap hasil siswa pada materi bangun datar segi empat dikelas VII,
maka penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Untuk tujuan penelitian, diperlukan dua kelompok siswa (sampel). Masing-masing
kelompok disebut kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen
diberi perlakuan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe active knowledge sharing
dengan pendekatan saintifik pada materi bangun datar segi empat dan kelompok kontrol
tidak diberi perlakuan.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Control Group Pretest-
Posttes Design (Suryabrata, 2008: 105-106) seperti tabel 1 berikut:
Tabel 1
KELOMPOK PRE-TEST TREATMENT POST-TEST
Eksperimen O X O
Kontrol O O

Keterangan:
O :pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol
O :post-test kelas eksperimen dan kelas control
X : perlakuan perlakuan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe active knowledge
sharing dengan pendekatan saintifik pada meteri bangun datar segi empat di kelas VII MTs
Laboraturium Kota Jambi.
B. Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Laboraturium Kota Jambi pada semester ganjil tahun
ajaran 2019/2020 pada bulan Oktober 2019.
2. Populasi dan Sampel

18
Populasi dan sampel dalam penelitian ini akan dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut:
a. Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu ruang
lingkup dan waktu yang ditentukan (Margono, 2007:118). Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs Laboraturium Kota Jambi yang terdaftar pada
Tahun Ajaran 2019/2020. Jumlah siswa dalam populasi ini dapat dilihat pada tabel 2
berikut:
Tabel 2 Jumlah Siswa Kelas VII MTs Laboraturium Kota Jambi
NO KELAS JUMLAH SISWA KETERANGAN
1 VII-A 30 Kelas Eksperimen
2 VII-B 30 Kelas kontrol
b. Sampel
Sampel penelitian ini adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti
yang dianggap mewakili terhadap populasi dan diambil dengan teknik tertentu
(Syaiful,2014:32). Dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak dua
kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok
eksperimen diberi perlakuan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe active
knowledge sharing dengan pendekatan saintifik pada materi bangun datar segi empat
dan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan.
Sampel harus representataif yaitu segala karakteristik populasi harus
tercermin dalam sampel yang akan diambil, artinya sampel tersebut dapat mewakili
populasi (Sugiyono, 2008:62), maka penentuan sampel dalam penelitian ini
dilakukan langlah-langkah sebagai berikut:
1) mengambil nilai ujian semester matematika siswa kelas VII pada semester ganjil
Tahun Ajaran 2019/2020
2) mengambil nilai-nilai ulangan peserta didik sebelumnya.
3) menghitung nilai rata-rata dan standar deviasi nilai matematika untuk masing-
masing kelas dari populasi penelitian.
4) Melakukan uji kesamaan rata-rata, Melakukan uji statistik analisis varians untuk
melihat apakah populasi mempunyai rata-rata yang sama.
5) Teknik Sampling

19
Setelah diketahui rata-rata populasi sama, maka selanjutnya mengambil 2
kelas secara acak sebagai sampel dengan teknik sampling. Teknik sampling yang
digunakan adalah probability sampling. Probability sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2008:63). Cara
pengambilannya dengan menggunakan teknik kombinasi, setiap anggota hanya bisa
diambil satu kali (Sudjana, 2005:166).
Dari pengambilan secara acak diperoleh 2 kelas sebagai sampel yaitu (VIIA
dan VIIB). Sedangkan untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol akan digunakan teknik undian. Yang terpilih pertama sebagai kelas
eksperimen dan yang terpilih kedua sebagai kelas kontrol. Dari hasil pengundian
kelas VIIA sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIB sebagai kelas kontrol.
6) Setelah didapat dua kelas sebagai sampel, selajutnya untuk melihat kemampuan
dasar siswa maka kedua kelas sampel diberikan pre-test. Pre-test dilakukan pada
kedua kelas sampel dengan maksud untuk menilai dan mengatahui kemampuan awal
siswa terhadap materi segiempat sebelum siswa mengikuti atau menerima materi
pelajaran yang telah disiapkan guru. Kemampuan awal siswa merupakan salah satu
karakteristik yang perlu diperhatikan guru dalam merancang pembelajaran karena
kemampuan awal akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran selanjutnya.
Selain itu hasil pre-test juga digunakan untuk mengelompokkan siswa agar dapat
terbentuk kelempok yang heterogen.
C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen.
Menurut Arikunto (2005:3), penelitian eksperimen adalah penelitian untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan sebab akibat, dengan cara membandingkan satu atau lebih kelompok
eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak
diberi perlakuan.

D. Jenis Data dan Sumber Data


Menurut Arikunto (2006: 118) yaitu “ data adalah hasil catatan penelitian, baik
yang berupa fakta maupun angka”. Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah data

20
kualitatif yang diambil secara langsung dari nilai pos-test matematika siswa. Dan skala data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval, yakni skala yang menunjukkan
jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama (Ridwan,
2007:85).
Sumber data penelitian ini adalah:
a) Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari kelompok sampel melalui
instrument tes(post-test);
b) Data sekunder yaitu data tentang jumlah siswa dan nilai ujian matematika.

E. Tekhnik Pengambilan Data


Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes.Tes
akhir dilaksanakan setelah pokok bahasan diberikan. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Tahap persiapan
Pada tahap ini penulis mempersiapkan semua yang berhubungan dengan pelaksanaan
penelitian antara lain:
1) Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan segala yang berhubungan dengan pelaksanaan
penelitian, antara lain :
a) Menyiapkan surat izin penelitian
b) Mengambil data jumlah siswa dan hasil belajar matematika siswa pada ujian
semester ganjil kelas VII MTs Laboraturium Kota Jambi.
c) Menentukan kelas sampel yang diteliti yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
d) Menyusun jadwal kegiatan penelitian setelah penulis mendapat informasi
tentang alokasi waktu pengajaran.
e) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum.
f) Mempersiapkan hal yang mendukung pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe active knowledge sharing..

b) Tahap pelaksanaan pembelajaran

21
Dalam penelitian ini penulis mengajar dikelompok eksperimen strategi pembelajaran aktif
tipe active knowledge sharing dengan pendekatan saintifik pada materi bangun datar
segiempat sesuai dengan langkah-langkah skenario pembelajaran yang di uraikan dalam
tinjauan pustaka

c) Tahap pelaksanaan tes akhir


Tahap pelaksanaan tes askhir yaitu:
1) mempersiapkan soal-soal post-test
2) melakukan uji coba soal-soal post-test diluar kelompok sampel
3) memberikan soal-soal post-test pada kelompok sampel pada akhir pokok bahasan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh penulis
4) Menganalisis terhadap skor rata-rata hasil post-test dan mengambil kesimpulan

Secara singkat jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:


Bulan ke-1: September
Bulan ke-2: Oktober
Bulan ke-3: November

Tabel 3 . Jadwal penelitian


Bulan ke-

No Kegiatan 1 2 3

1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengusulan rancangan X
penelitian
2 Pembuatan instrumen X X

3 Mengurs perizinan X

4 Percobaan Instrumen X X
dan revisi
Bulan ke-

No Kegiatan 1 2 3
1 2 3 4 1 2 3 4
5 Melakukan penelitian X X X X

22
(pengumpulan data)
6 Pengolahan data X X
7 Penulisan laporan X X
akhir

F. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah soal-soal
tes. Soal-soal tes awal dan tes akhir berbentuk objektif. Menurut Arikunto (2008:164), tes
objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif, dimana
dalam tes objektif ini jumlah soal yang diajukan lebih banyak daripada tes esai. Agar tes
yang digunakan berkualitas, soal tes diuji coba terlebih dahulu kemudian dilakukan analisis
item. Analisis ini digunakan untuk mengetahui validitas, daya pembeda, indeks kesukaran
dan realibilitas.

a) Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrument.Sebuah instrumen apabila dapat mengungkap data dari variabel
yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana
data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
(Arikunto, 2006: 168).

b) Daya Beda
Menurut Arikunto (2010:226) daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal
untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang
kurang pandai (berkemampuan rendah).
Daya beda soal dihitung dengan rumus :

Keterangan :
D = Indeks diskriminasi atau daya pembeda
JA = Banyak peserta kelompok atas

23
JB = Banyak peserta kelompok bawah
BA = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab salah
PA = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
Dengan kriteria nilai D adalah :
D = Negatif : Jelek sekali
0,00 ≤D<0,20 : Jelek
0,20≤D<0,40 : Cukup
0,40 ≤D<0,10 : Baik
0,10 ≤D≤1,00 : Sangat baik.
Nilai D negatif berarti semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai
D negatif dibuang.Soal yang dipakai dalam penelitian ini adalah soal dengan kriteria D
sangat baik, baik dan cukup.

c) Taraf Kesukaran
Menurut Arikunto (2010:222) soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau
tidak terlalu sukar. Besarnya indeks kesukaran soal ditentukan dengan rumus :

Keterangan : P = Indeks Kesukaran


B = Banyak siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar
JS= jumlah seluruh siswa peserta tes
Untuk mengetahui besarnya indeks kesukaran, kriteria yang digunakan adalah:
0,00 ≤ P <0,30 : sukar
0,30 ≤ P < 0,10 : sedang
0,10 ≤ P ≤ 1,00 : mudah
Kriteria soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang mempunyai indeks
kesukaran, sukar, sedang dan mudah.

d) Reliabilitas

24
Reliabilitas berhubungan dengan ketepatan suatu alat ukur. Reliabilitas tes menunjukkan
apakah suatu tes cukup baik untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data yang dapat
dipercaya. Sebuah tes dikatakan memiliki reliabilitas apabila hasil-hasil tes tersebut
menunjukan ketepatan. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus
Richardson (KR-21) sebagai berikut:
𝒏 𝑴(𝒏 − 𝑴)
𝒓𝟏𝟏 = ( ) (𝟏 − )
𝒏−𝟏 𝒏. 𝑺𝒕𝟐
Dimana:
(𝚺𝑿)𝟐
𝚺𝑿𝟐 − ( 𝑵 )
𝑺𝒕𝟐 =
𝑵

Kriterianya :
r = 0,02-0,20 : sangat rendah
r = 0,21-0,40 : rendah
r = 0,41-0,60 : cukup
r = 0,61-0,80 : tinggi
r = 0,81-1,00 : sangat tinggi
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.Oleh
karena itu, agar diperoleh tes yang baik maka soal yang baik maka soal yang digunakan
dalam penelitian ini adalah soal yang memiliki reliabilitas sangat tinggi, tinggi, dan cukup.

G. Jadwal Penelitian
a) Tanggal 01-07 September 2019 pengusulan rancangan penelitian
b) Tanggal 07-15 September 2019 pembuatan instrumen
c) Tanggal 16-22 September 2019 mengurus perizinan
d) Tanggal 23-31 September 2019 percobaan instrumen dan revisi
e) Tanggal 01-31 Oktober 2019 melakukan penelitian
f) Tanggal 01-10 November 2019 Pengolahan data
g) Tanggal 11-24 November 2019 Penulisan laporan akhir

25
H. Anggaran Penelitian
Berdasarkan tahapan penelitian yang ada maka perencanaan rincian anggaran biaya
untuk kegiatan penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Rincian Anggaran Biaya
Biaya
No Rincian Satuan Volume
Satuan Total
1 Kertas HVS Rim 2 Rp 32.500 Rp 65.000
2 Tinta printer Pak 2 Rp 26.000 Rp 52.000
3 Pena Buah 10 Rp 3.000 Rp 30.000
4 Spidol (beda-beda warna) Buah 5 Rp 8.000 Rp 40.000
5 Map tulang Buah 10 Rp 2.500 Rp 25.000
6 Stop map besar untuk Buah 2 Rp 5.000 Rp 10.000
penyimpanan berkas
7 Biaya Transportasi PP Rp 50.000
8 Clip Ktk 3 Rp 3.500 Rp 10.500
9 Penggandaan laporan+jilid Buah 3 Rp 10.500 Rp 31.500
10 Dana tak terduga Rp 200.000
Jumlah Rp 514.000

Penelitian ini tidak melibatkan penelitian lembaga melainkan penelitian pribadi, sehingga
sumber dana yang didapat ialah dari peneliti itu sendiri.

I. Personalia Penelitian
Peneliti :
Nama Lengkap : JUNI KARTIKAWATI
NIM : RRA1C216014
Fakultas : KIP
Perguruan Tinggi :Universitas Jambi
Konsultan Metodologi Penelitian : Dr. Drs. Syaiful, M.pd

26
BAB IV
PENUTUP
A. Daftar Pustaka

Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.
Bandung: PT. Refika Aditama.

Agustina, Putri. 2010. Upaya Meningkatkan Kemampuan Afektif Siswa melalui Penggunaan
Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing Disertai Modul Hasil Penelitian
pada Sub Pokok Bahasan Zygomycotina Siswa Kelas X-1 Sma Negeri 3 Surakarta
Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: FKIP UNS.

Amita, Pinkan. 2012. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Active Knowledge


Sharing terhadap Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Ranah Kognitf dan
Ranah Afektif Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun
Pelajaran 2011/2012. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: FKIP UNS.

Amri, Ahmadi. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. 2008. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Choriyah, Nidaul. 2011. Pengaruh Pemberian Apersepdi Tanya Jawab terhadap Hasil
Belajar Matematika Materi Pokok Aritmatika Sosial pada Peserta Didik Kelas VII
MTs NU nurul Huda Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi tidak
diterbitkan. Semarang: FT IAIN Walisongo.

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava


Media.

Dimyati, Mudjiyono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Insan Madani.

Fachruri, Achmad. 2010. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik dalam
Pembelajaran PAI dengan Strategi Active Learning Tipe Active Knowledge Sharing

27
di SMP N 31 Semarang Semester II, Kelas VIII Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi
tidak diterbitkan. Semarang: Program S1 IAIN Walisongo.

Ilma, Dessy. 2015. Pengaruh Pendekatan Scientific Berbasis Realistic Mathematics


Education (RME) terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Kreativitas
Siswa SMP Muhammadiyah 1 Kartasura. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: FKIP
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi kurikulum 2013.


Bandung: Yrama Widya.

Mutmainah, Siti. 2015. Pengaruh Strategi Active Knowledge Sharing Terhadap Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematika Siswa. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Program
S1 FITK UIN Syarif Hidayatullah.

Rohman, M.Atho’ur. 2011. Pengaruh Penguasaan Konsep Bangun Datar terhadap


Kemampuan Menyelesaikan Soal dalam Materi Pokok Bangun Ruang pada Peserta
Didik Kelas IX Semester Gasal Di MTS Mathalibul Huda Mlonggo Jepara Tahun
Pelajaran 2011/2012. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: S1 FT IAIN Walisongo.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Warsono, Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Zaini, Hisyam. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani.

28
B. Riwayat Hidup

Nama saya Juni Kartikawati, saya anak ke - 3 dari empat bersaudara yang lahir di
Rimbo Mulyo pada tanggal 11 Juni 1998 dengan jenis kelamin perempuan dari pasangan
Konsul Guru Singa bin Mesin Guru Singa dan Rehulina binti Pittar. Ayah bekerja sebagai
petani karet dan Ibu sebagai ibu rumah tangga. Saya memiliki satu kakak perempuan, satu
kakak laki-laki yang berstatus kawin dan satu adik perempuan yang masih berstatus pelajar.
Saya berdarah Sumatera. Ayah dan Ibu asli dari Medan. Kami menganut agama Islam dan
berkewarganegaraan Indonesia. Ayah,Ibu, kakak dan adik, sekarang tinggal di Jambi, Kab.
Tebo, Kec. Rimbo Bujang, Desa Rimbo Mulyo.

Tahun 2004, tepatnya saya menginjak umur 6 tahun akhirnya saya bisa masuk di
sekolah dasar di dekat rumah yaitu SD Negeri 74/VIII Wirotho Agung. Selama enam tahun
sekolah di sana, saya mendapat prestasi yang bisa dibilang cukup memuaskan dan
membanggakan kedua orang tua berupa juara II lomba puisi se-Kecamatan. Setelah lulus
Sekoah Dasar, saya melanjutkan sekolah di SMP Negeri 30 Kab. Tebo. Di SMP, saya
menjadi siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan memperoleh banyak
prestasi. Saya mengikuti ekstrakurikuler Drum Band, dan pramuka. Prestasi saya di
akademik yaitu Peringkat IX Umum di kelas VIII, dan Peringkat VIII Umum di kelas IX.
Masa SMP adalah masa yang paling menyenangkan dan berkesan bagi saya. Setelah lulus
dari SMP, saya melanjutkan sekolah di SMA Negeri 5 Tebo. Saya mengambil jurusan IPA.
Saya dipercaya berorganisasi dengan menjabat sebagai bendahara eksternal di OSIS SMA.
Kesan saya selama di SMA adalah bertemu dengan guru-guru yang begitu perhatian dengan
saya , di antaranya Bu Rahma dan Bu Rina. Saya lulus dari SMA tahun 2015 dan
melanjutkan ke perguruan tinggi.

Saya berminat untuk masuk ke pend. Matematika UNIVERSITAS JAMBI. Untuk


melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, saya melewati serangkaian tes masuk
perguruan tinggi yaitu SNMPTN. Pada saat pengumuman tes SNMPTN, sayatidak lulus.
Saya mencoba lagi tes SBMPTN dan ternyata saya tidak lulus juga pada tahap SBMPTN.
Saya mencoba lagi tes UMBPTN dan ternyata saya tidak lulus juga pada tahap UMBPTN.
Sudah tiga tes yang saya ikuti, saya mulai merasa patah semangat. Apa yang saya inginkan
untuk bisa lulus di UNIVERSITAS JAMBI tidak kunjung tercapai. Terakhir, saya

29
memutuskan untuk mengikuti Tes Seleksi Mandiri Universitas Jambi dengan pilihan
pertama pendidikan matematika, pilihan kedua Pendidikan biologi, dan pilihan ketiga
PGSD FKIP. Tes Seleksi Mandiri Universitas Jambi ini saya ikuti di lokasi ujian yaitu
kampus Universitas Jambi-Mendalo. Tuhan akhirnya mengizinkan saya lulus di program
studi Pendidikan Matematika FKIP. Saya sangat bersyukur bisa lulus di tes ini karena saya
pun tidak ingin menunggu tahun depan lagi untuk tes masuk ataupun masuk perguruan
tinggi swasta. Saya memiliki tekad dengan Matematika dan saya pikir ini bisa dilewati maka
saya dengan ikhlas dan penuh semangat kuliah di program studi Pendidikan Matematika
FKIP-UNJA sejak 2016 hingga sekarang. Selama kuliah, saya dengan NIM RRA1C216014
tinggal Mendalo Darat, Lorong Hijrah, Kecamatan Jambi Luar Kota. Sekarang saya sudah
memasuki semester 5 dan berharap bisa menyelesaikan kuliah secepat mungkin.

Semua data yang saya tuliskan dan tercantum dalam riwayat hidup ini adalah benar
dan dapat dipertanggugjawabkan. Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan proposal penelitian.

Jambi, 29 Oktober 2018


Pengusul

Juni Kartikawati

30

Anda mungkin juga menyukai