Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahan Bakar Minyak merupakan komoditas yang sangat vital di


Indonesia. BBM ini punya peran penting untuk menggerakkan perekonomian.
BBM mengambil peran di hampir semua aktivitas ekonomi di Indonesia.
Kebutuhan BBM membubung tinggi seiring pertumbuhan industri, transportasi,
juga kenaikan jumlah kendaraan bermotor yang beredar. Bahkan pada tahun 2008
Indonesia keluar dari OPEC, organisasi eksportir minyak dunia karena Indonesia
harus mengimpor minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang semakin
meningkat.

Pemerintah memberi subsidi untuk setiap liter BBM jenis Premium dan
Solar yang beredar di pasaran. Karena memberi subsidi, pemerintah menanggung
sebagian harga dari BBM yang beredar. Pada awalnya, memang tidak ada
masalah. Keuangan pemerintah masih mampu membiayai subsidi BBM. Namun,
harga minyak dunia juga terus berfluktuasi dan cenderung naik. Negara- negara di
Timur Tengah, produsen utama minyak dunia, diguncang konflik dalam negeri.
Revolusi dan konflik bersenjata dalam negeri sedang melanda negara- negara di
Timur Tengah hingga mengganggu produksi minyak di negara- negara Timur
Tengah. Ketegangan di Selat Hormuz antara Israel dan AS dengan Iran yang juga
produsen minyak besar juga ikut memberi andil dalam kenaikan harga minyak
dunia.

Dengan harga minyak dunia yang terus naik sementara di sisi lain
kebutuhan konsumsi BBM yang naik, keuangan pemerintah pun tidak mampu
untuk mencukupi kebutuhan subsidi BBM. Pemerintah pun mulai melakukan
sejumlah program yang dinilai bisa menghemat penggunaan BBM subsidi. Pada
awalnya, langkah yang diambil adalah program gerakan pembatasan BBM
bersubsidi dengan beralih dari BBM bersubsidi ke BBM nonsubsidi (pertamax).
Gerakan ini kurang berjalan dengan sukses, mengingat disparitas harga antara
BBM bersubsidi dan non subsidi yang tinggi.

1
Di sisi lain, harga minyak dunia terus naik. hal ini membuat pemerintah
harus mengambil kebijakan yang tidak populer di mata rakyat, yaitu dengan
menaikkan harga BBM bersubsidi. Menurut pemerintah, kebijakan ini harus
diambil mengingat APBN sudah tidak mampu menanggung lebih banyak subsidi
untuk BBM. Pengurangan subsidi diikuti kenaikan harga BBM ini punya efek
domino di dalam perekonomian Indonesia. Hampir semua sektor kehidupan dan
lapisan masyarakat pasti akan merasakan dampak itu, baik secara langsung
maupun tidak langsung.

Oleh karena itu, di dalam karya tulis ini, kami tertarik untuk menggali
bagaimana pengurangan subsidi BBM terhadap perekonomian Indonesia. Dampak
itu bisa terdiri dari dampak positif ataupun juga dampak negatifnya. Selain itu,
melalui karya tulis ini, kami juga mencoba menawarkan solusi terhadap polemik
di seputar kenaikan harga BBM yang berdampak negatif bagi perekonomian
Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi perminyakan di Indonesia dan luar negeri saat ini?
2. Bagaimana pengurangan subsidi BBM ditinjau dari segi etika atau moral?
3. Apa dampak negatif dari pengurangan subsidi BBM?
4. Apa dampak positif dari pengurangan subsidi BBM?
C. Tujuan
1. Mengetahui kondisi peminyakan di Indonesia dan luar negeri.
2. Mengetahui pengurangan subsidi BBM ditinjau dari segi etika atau moral.
3. Mengetahui dampak negatif sebagai akibat penguranagn subsidi BBM.
4. Mengetahui dampak negatif sebagai akibat pengurangan subsidi BBM.
D. Manfaat
1. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengurangan subsidi
BBM terkait dengan etika serta dampak yang ditimbulkan dari adanya
pengurangan subsidi BBM.

2
BAB III

LANDASAN TEORI

A. Subsidi

Grafik 1: Subsidi

Subsidi merupakan
sebuah kebijakan
pemerintah. Subsidi pada
dasarnya merupakan
kebalikan dari pajak.
Pemberian subsidi
ditujukan untuk
mengurangi harga produk.

Sebagai contoh
adalah subsidi bagi perumahan. Subsidi sebesar s menurunkan harga dari P
menjadi (1-s)P. Akibatnya, kuantitas bergerak meningkat dari h1 ke h2. Oleh
karena itu, subsidi dapat meningkatkan kuantitas penjualan.

Penurunan harga akan meningkatkan surplus konsumen dari mno menjadi


mqu. Meskipun demikian, kos yang harus ditanggung dari peningkatan surplus ini
adalah sebesar nquv, yang diperoleh dari kuantitas yang sekarang sebesar qu
dikalikan subsidi sebesar vu. Oleh karena itu, sebenarnya kos dari penyediaan
subsidi adalah sebesar ovu, yaitu selisih dari kos total dikurangi penambahan
surplus konsumen. Oleh karena itulah, penyediaan subsidi sebenarnya tidaklah
efisien. Hal ini terjadi karena subsidi mendorong orang untuk mengonsumsi lebih
banyak produk yang sekarang justru bernilai di bawah harga seharusnya. Selain

3
itu, subsidi juga meningkatkan anggaran pemerintah sehingga semakin tinggi
subsidi maka semakin tinggi anggaran pemerintah.

Secara teori, sebenarnya pemberian dana tunai seperti BLT adalah lebih
efisien, karena pemerintah dapat memberikan dana sebesar nouq saja, yang
jumlahnya lebih kecil bila dibanding nvuq. Sedangkan surplus yang dinikmati
konsumen tetap sama.

B. Prinsip Dasar Etika Bisnis atau Perekonomian

Utilitarianisme:
Dalam prinsip ini, ditekankan utilitas atau kegunaan dalam menilai suatui
tindakan sebagai prinsip moral paling dasar . Suatu tindakan dikatakan benar
apabila tindakan itu berguna, bisa menghasilkan keuntungan paling besar atau
mengeluarkan biaya yang paling kecil dan dirasakan banyak orang . Keuntungan-
keutungan dan biaya itu tidak melulu diukur secara material, tetapi bisa juga
dalam bentuk immaterial. Seperti misalnya: kegembiraan, kepuasan, kebahagiaan
(keuntungan) ataupun juga penyakit, kebodohan, ketidakpuasan (biaya). 3 kriteria
prinsip utilitarianisme adalah:
- manfaat: tindakan itu mendatangkan manfaat atau kegunaan tertentu. Jadi
tindakan yang baik adalah yang menghasilkan hal yang baik. Sebaliknya,tindakan
yang tidak baik adalah yang mendatangkan kerugian tertentu.
-manfaat terbesar, tindakan itu mendatangkan manfaat terbesar (atau dalam
situasi tertentu lebih besar)dibandingkan tindakan alternative lainnya.
- manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang, yaitu dengan kata lain suatu
tindakan yang baik dan tepat dari segi etis menurut etika utilitarianisme adalah
tindakan yang membawa manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang atau
sebaliknya membawa akibat merugikan yang sekecil mungkin bagi sedikit
mungkin orang.
Ketiga prinsip itu dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bertindaklah sedemikian
rupa sehingga tindakanmu itu mendatangkan keuntungan sebesar mungkin bagi
sebanyak mungkin orang.”
Hak dan Kewajiban

4
Secara umum, hak adalah klaim atau kepemilikan individu atas sesuatu.
Hak moral, adalah hak yang menetapkan kewajiban pada orang lain yang
memungkinkan seseorang untuk memilih dengan bebas apapun kepentgingan
yang akan dilakukannya.
Suatu hak bersifat negatif , jika seseorang bebas untuk melakukan sesuatu
atau memiliki sesuatu dan orang lain tidak boleh menghindari saya untuk
melakukan atau memilki hal itu. Contoh: hak atas kehidupan, hak mengemukakan
pendapat.
Suatu hak bersifat postif, jika seseorang berhak supaya orang lain berbuat
sesuatu untuknya. Contoh: hak atas pendidikan, pelayanan, dan kesehatan.
Hak dan kewajiban kontraktual, yaitu hak dan kewajiban yang terbatas
pada 2 orang/ pihak yang mengadakan perjanjian, isinya tergantung pada apa yang
tercantum dalam perjanjian itu.
Suatu dasar mengenai hak moral dikembangkan Immanuel Kant melalui
teori etis. Dalam teori itu Kant ingin menunjukkan bahwa ada hak dan kewajiban
moral tertentu yang dimiliki manusia , terlepas dari manfaat/ benefit yang
diberikan dari pelaksanaan hak dan kewajiban itu pada orang lain. Teori itu
didasarkan pada prinsip moral yang disebut perintah kategoris, yang mewajibkan
semua orang diperlakukan sebagai makhluk bebas dan sederajat dengan orang
lain.
Keadilan
1. Keadilan distributif: perlakuan terhadap seseorang sesuai jasa- jasa yang
telah dilakukannya
2. Keadilan sebagai kesamaan: semua orang harus memperoleh bagian
keuntungan yang sama dan menanggung bagian yang sama pula.
3. Keadilan berdasarkan kontribusi: keuntungan harus didistribusikan sesua
dengan kontribusi (sumbangan) yang diberikan tiap- tiap individu.
4. Keadilan sosialime: dari setiap orang sesuai kemampuan, untuk setiap
orang sesuai kebutuhan.
5. Keadilan sebagai kebebasan: dari setiap orang sesuai keinginannya, untuk
setiap orang sesuai apa yang dipilihkan bagi mereka.

5
6. Keadilan sebagai kewajaran: ada 3 prinsip dalam keadilan sebagai
kewajaran menurut teori John Rawls, yaitu:
a. Kebebasan sederajat, setiap warga negara harus dilindungi dari gangguan
orang lain dan sederajat dengan orang lain
b. Perbedaan: dalam sebuah masyarakat memang ada sejumlah perbedaan,
namun selanjutnya harus ada langkah- langkah untuk membantu
masyarakat yang kurang beruntung, prinsip ini mewajibkan golongan
masyarakat yang produktif untuk memaksimalkan keuntungan bagi orang-
orang yang kurang beruntung.
c. Kesamaan hak dalam memperoleh kesempatan, setiap orang punya
kesempatan yang sama untuk memperoleh jabatan dalam lembaga
masyarakat.
7. Keadilan Retributif: keadilan untuk menghukum seseorang karena
kesalahannya.
8. Keadilan Kompensatif: keadilan dalam memperbaiki kerugian akibat
perbuatan orang lain.

Etika dan Perhatian


Menekankan pada 2 persyaratan moral, yaitu:
1. Kita hidup dalam suatu rangkaian hubungan dan wajib mengembangkan
hubungan yang kongkret dan bernilai itu
2. Kita memberi perhatian khusus bagi borang- orang yang berhubungan baik
dengan kita
Namun, dalam etika perhatian itu, ada hambatan yaitu:
1. Etika perhatian bisa berubah menjadi favoritisme yang tidak adil (sikap
berat sebelah)
2. Mengakibatkan kebosanan (saat memberi perhatian)
Etika Kebaikan
Kebaikan moral, merupakan kecenderungan yang dinilai sebagai bagian
dari karakter manusia yang secara moral baik, ditunjukkan oleh perilaku dan
kebiasaannya, seperti perilaku penalaran perasaan yang menjadi karakteristik dari
seseorang yang secara moral baik. Sebuah tindakan, dikatakan benar secara moral

6
apabila dalam pelaksanaanya pelaku menerapkan, menunjukkan dan
mengembangkan karakter moral yang baik, dan sebaliknya, secara moral salah
jika dalam pelaksanaannya pelaku menerapkan, menunjukkan dan
mengembangkan karakter moral yang buruk.
Etika kebaikan tidak dalam posisi sejajar dengan prinsip- prinsip
utilitarian, hak, keadilan dan perhatian. Namun, etika kebaikan merupakan
pelengkap dari keempat prinsip itu. Etika kebaikan tidak berfokus pada tindakan
yang harus dilakukan, namun semacam karakter yang harus dimiliki.

7
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kondisi di Indonesia Saat Ini

Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak bumi. Sempat


menjadi anggota Organisasi Eksportir Minyak Dunia (OPEC), dan keluar pada
tahun 2008 karena Indonesia sudah menjadi importir minyak untuk mencukupi
kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat dan tidak bisa diimbangi oleh
produksi minyak bumi dalam negeri yang cenderung menurun.

Tabel 1: Cadangan Minyak Indonesia (2204-2011)

Tahun terbukti Potensial Total


2004 4.3 4.31 8.61
2005 4.19 4.44 8.63
2006 4.37 4.56 8.93
2007 3.99 4.41 8.4
2008 3.75 4.47 8.22
2009 4.3 3.7 8
2010 4.23 3.53 7.76
2011 4.04 3.69 7.73
Sumber: Ditjen Migas (2011)

Keterangan:
Dalam miliar barel

Dari tabel Cadangan Minyak Indonesia di atas, bisa dilihat sebenarnya


Indonesia punya cadangan minyak bumi yang besar. Jika melihat tabel di atas,
sebenarnya dari cadangan minyak bumi yang dimiliki, Indonesia mampu
mencukupi kebutuhan dalam negeri. Namun, minyak bumi yang berhasil
dieksploitasi dari cadangan yang ada itu tidak mencukupi kebutuhan dalam negeri,
sehingga harus mengimpor dari luar negeri. Untuk mengeksploitasi minyak bumi
sendiri, perlu investasi yang besar dan sumber daya yang besar pula. Sehingga

8
dari sekian banyak cadangan minyak yang ada, produksi minyak yang bisa
dihasilkan tidak sebanding dengan cadangan dan potensi yang ada.

Kebutuhan konsumsi BBM meningkat seiring dengan naiknya jumlah


kendaraan bermotor yang ada di Indonesia. Selain itu, meningkatnya konsumsi
BBM juga dipicu oleh pertumbuhan industri di Indonesia. Seperti dilihat dari data
di bawah ini, data mengenai kepemilikan kendaraan bermotor yang terus tumbuh,
terutama sepeda motor yang mencatat pertumbuhan paling signifikan, di tengah
penurunan kepemilikan kendaraan bermotor jenis lain. Selain itu, sepeda motor
adalah pengonsumsi Premium yang besar. Dengan naiknya populasi sepeda motor
ini, otomatis juga meningkatkan konsumsi BBM jenis Premium yang notabene
disubsidi oleh pemerintah.

Tabel 2: Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun 1987-


2010

Mobil
Tahun Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah
1987 1 170 103 303 378 953 694 5 554 305 7 981 480
1988 1 073 106 385 731 892 651 5 419 531 7 771 019
1989 1 182 253 434 903 952 391 5 722 291 8 291 838
1990 1 313 210 468 550 1 024 296 6 082 966 8 889 022
1991 1 494 607 504 720 1 087 940 6 494 871 9 582 138
1992 1 590 750 539 943 1 126 262 6 941 000 10 197 955
1993 1 700 454 568 490 1 160 539 7 355 114 10 784 597
1994 1 890 340 651 608 1 251 986 8 134 903 11 928 837
1995 2 107 299 688 525 1 336 177 9 076 831 13 208 832
1996 2 409 088 595 419 1 434 783 10 090 805 14 530 095
1997 2 639 523 611 402 1 548 397 11 735 797 16 535 119
1998 2 769 375 626 680 1 586 721 12 628 991 17 611 767
1999*) 2 897 803 644 667 1 628 531 13 053 148 18 224 149
2000 3 038 913 666 280 1 707 134 13 563 017 18 975 344
2001 3 261 807 687 770 1 759 547 15 492 148 21 201 272
2002 3 403 433 714 222 1 865 398 17 002 140 22 985 193
2003 3 885 228 798 079 2 047 022 19 976 376 26 706 705
2004 4 464 281 933 199 2 315 779 23 055 834 30 769 093
2005 5 494 034 1 184 918 2 920 828 28 556 498 38 156 278
2006 6 615 104 1 511 129 3 541 800 33 413 222 45 081 255
2007 8 864 961 2 103 423 4 845 937 41 955 128 57 769 449
2008 9 859 926 2 583 170 5 146 674 47 683 681 65 273 451
2009 10 364 125 2 729 572 5 187 740 52 433 132 70 714 569

9
2010 8 891 041 2 250 109 4 687 789 61 078 188 76 907 127

Sumber : Kantor Kepolisian Republik Indonesia dalam


BPS (2011)
*)
sejak 1999 tidak termasuk Timor-
Timur

Tabel 3: Sektor Pengguna BBM Bersubsidi Tahun 2010

Sektor pengguna Porsi konsumsi


Premium Solar Premium + Solar
Transportasi darat 99,40% 88,76% 95,54%
Transportasi air 0,13% 7,76% 2,90%
Usaha kecil 0,37% 1,75% 0,87%
Perikanan 0,10% 1,73% 0,69%
Sumber: RDP komisi VII DPR RI dengan BPH Migas dan Pertamina dalam Reforminer Institute
(2011)

Tabel 4: Konsumsi BBM Bersubsidi dalam Sektor Transportasi Darat 2010

Jenis Porsi Konsumsi (%)


transportasi Premium Solar Premium + Solar
darat
Mobil Pribadi 45,75% 14,20% 34,29%
Kendaraan 14,91% 0,88% 9,82%
Umum
Angkutan - 38,16% 13,84%
Barang
Sepeda Motor 38,76% - 24,70%
Bus - 35,30% 12,87%
Sumber: RDP komisi VII DPR RI dengan BPH Migas dan Pertamina dalam Reforminer Institute
(2011)

Dari kedua tabel di atas, bisa dilihat mayoritas pengkonsumsi BBM


bersubsidi menurut sektor pengguna adalah transportasi darat yang mengkonsumsi
mayoritas BBM besubsidi. Pertumbuhan alat transportasi darat yang meningkat
pesat membuat proporsi konsumsi BBM bersubsidi oleh transportasi darat
menjadi mayoritas. Dalam transportasi darat sendiri, konsumsi BBM didominasi
oleh kendaraan bermotor jenis mobil pribadi dan sepeda motor yang memang
punya populasi paling besar.

Tabel 5: Produksi Minyak Bumi (dalam ribuan barel)

10
Tahun Minyak Kondensat Jumlah
Bumi
2004 353.945 46.541 400.456
2005 341.203 46.450 387.654
2006 322.350 44.699 367.050
2007 305.137 43.211 348.348
2008 312.484 45.016 357.500
2009 301.663 44.650 346.313
2010 300.872 43.965 344.836
2011* 289.445 40.150 329.595

Sumber: Ditjen Migas, diolah Pusdatin (2011)


Keterangan:
MBOPD: Ribu Barel per Day
*data sementara

Grafik 2: Produksi dan Konsumsi Minyak Harian di Indonesia

Sumber: British Petroleum (2011)

Sementara itu, di sisi lain, seperti dilihat dari tabel dan grafik di atas,
produksi minyak Indonesia cenderung turun. Bahkan, setelah tahun 2002,
produksi di dalam negeri sudah tidak mampu mencukupi kebutuhan konsumsi

11
dalam negeri. Produksi di periode setelah 2002 pun cenderung menurun. Bahkan
indikasi penurunan produksi dalam negeri sudah terjadi sejak tahun 2000, meski
saat itu produksi minyak bumi masih mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Sempat mengalami kenaikan jumlah produksi pada tahun 2008, tetapi tahun-
tahun selanjutnya mengalami penurunan.

Konsumsi yang terus naik tetapi tidak diimbangi dengan kenaikan


produksi mengakibatkan pemerintah harus menutupi kekurangan itu dengan
mengimpor dari negara lain. Padahal, pada periode terdahulu, Indonesia dikenal
sebagai salah satu pengekspor minyak mentah dunia. Oleh karena itu, pada 2008
Indonesia keluar dari OPEC karena sudah menjadi pengimpor minyak. Dalam
setiap liter Premium, pemerintah memberi subsidi sebesar Rp 4000,00. Sehingga
jika rencana kenaikan premium menjadi Rp 6000,00 jadi dilaksanakan,
pemerintah masih menanggung subsidi sebesar Rp 2500,00 untuk setiap liter
premium yang terjual.

Untuk menutupi kekurangan dari produksi, pemerintah melakukan impor


seperti yang tercantum dalam tabel di bawah ini:

Tabel 6: Impor BBM (2005-2011)


year avtur RON88 RON95 RON92 DPK HOMC ADO Fuel oil IDO total
2005 654 6202 0 3 2.604 1.076 14.470 1.493 0 26.502
2006 796 5.841 0 69 861 1.088 10.846 1.682 0 21.184
2007 1.176 7.069 27 35 1.080 108 12.367 2.163 8 24.032
2008 769 8.572 17 40 333 0 12.284 2.573 28 24.615
2009 171 10.263 32 120 0 1.148 8.505 1.909 8 22.157
2010 578 12.437 0 214 0 1.767 8.413 408 0 23.633
2011* 733 13.712 0 1.411 0 157 8.681 654 0 25.347
Sumber: Ditjen Migas (2011)

Keterangan:
Dalam Ribu kiloliter
*) Data Sementara

Secara keseluruhan, dari tahun 2005- 2011, impor BBM secar total
cenderung naik turun atau berfluktuasi. Impor BBM tertinggi tercatat pada tahun
2006 sebesar 26. 502.000 kiloliter. Namun, impor BBM Bersubsidi (RON 88)
secara konstan terus naik. hal ini menunjukkan bahwa pemakaian BBM jenis
bersubsidi merupakan yang terbesar di antara BBM jenis yang lain sehingga harus
dilakukan impor untuk mencukupinya.

12
Dalam APBN 2012, pemerintah mematok harga minyak mentah sebesar $
90 per barrel, namun pada kenyataannya, harga minyak mentah dunia sendiri di
bulan Februari 2012 berkisar $ 122,17 per barrel. Sementara, untuk anggarannya,
pemerintah menganggarkan Rp 123,6 Trilyun untuk subsidi BBM tahun 2012. Itu
untuk asumsi harga minyak mentah per barrelnya $ 122,7. Namun pada
kenyataannya harga minyak mentah sendiri sudah mencapai $122,17 per barrel
dan diperkirakan akan terus meningkat. Mau tidak mau, pemerintah harus
merevisi anggaran subsidi BBM itu dalam APBN Perubahan 2012.

APBN-Perubahan 2012 pemerintah menganggarkan Rp 137,4 Trilyun


untuk subsidi BBM. Di luar itu, pemerintah masih mencadangkan sebesar Rp 23
Trilyun untuk cadangan apabila subsidi perlu di tambah. Sementara, Pertamina
sendiri mematok kuota BBM bersubsidi sebesar 40 juta kiloliter untuk tahun
2012. Namun, konsumsi untuk bulan Januari sampai Maret saja sudah mencapai
10,7 juta kiloliter. Padahal, selama 3 bulan itu adalah bulan normal. Dalam artian,
di 3 bulan awal itu tidak ada peristiwa yang mengakibatkan lonjakan konsumsi
BBM seperti momen hari raya keagamaan atau momen libur nasional.

Konsumsi BBM diperkirakan akan meningkat pada kuartal kedua dan


semester ke dua, dimana pada bulan Agustus jatuh hari raya Lebaran yang tentu
mengakibatkan lonjakan konsumsi BBM. Namun, patut dilihat juga bahwa harga
minyak dunia masih mingkin terus naik. Mengingat, konflik yang melanda
negara- negara di Timur Tengah dan Teluk Arab sebagai penghasil utama minyak
dunia diperkirakan masih akan terus berlangsung lama dan tentunya mengganggu
produksi dan pasokan minyak mentah dunia.

Perkiraan Pertamina, apabila kondisi konsumsi BBM dibiarkan tanpa ada


tindakan untuk mengerem, kemungkinan konsumsi BBM di tahun 2012 akan
meningkat menjadi 47 juta kiloliter. Bahkan, jika kondisi laju konsumsi BBM
dibiarkan tanpa kendali, pada bulan Agustus 2012 persediaan BBM bersubsidi
akan habis.

B. Kondisi di Luar Indonesia

13
Negara penghasil minyak bumi yang bertujuan untuk diekspor berhimpun
dalam organisasi eksportir minyak dunia yaitu OPEC. Produksi minyak dunia
sebagian besar dikendalikan oleh OPEC, karena negara anggota OPEC merupakan
produsen minyakbumi yang mencukupi kebutuhan seluruh dunia. OPEC punya
otoritas untuk menentukan jumlah produksi minyak oleh setiap negara
anggotanya, sehingga dapat mengontrol produksi minyak bumi dalam anggota
organisasi dan harga minyak bumi di pasaran internasional. Dengan demikian,
OPEC juga bisa mengontrol penawaran terhadap minyak bumi dalam pasar
internasional.

Tabel 7: Perbandingan Harga BBM di Indonesia dengan Beberapa negara Asia


Tenggara

Negara Harga eceran bensin Harga eceran bensin Harga tersebut


dalam mata uang dalam rupiah disubsidi/tidak
lokal disubsidi
Indonesia (RON 88) Rp 4.500, Rp 4.500 Disubsidi
Malaysia (RON 95) RM 1.90 Rp 5.733 Disubsidi
Thailand (Blue Baht 41,51 Rp 12.453 Tidak disubsidi
Gasoline 91)
Filipina (unleaded) P 56,50 Rp 12.147 Tidak disubsidi
Singapore (Grade 95) S$ 2.150 Rp 15.695 Tidak disubsidi
Sumber: Sekretariat Wakil Presiden (2011)
Keterangan:
Harga bensin per 12 Maret 2012,konversi kurs memakai kurs tengah BI

Dari data di atas, jika dibanding beberapa negara di ASEAN, harga bahan
bakar minyak di Indonesia termasuk rendah. Parameter pembandingnya adalah
harga dari Bahan Bakar Minyak dengan kualitas terendah. Harga BBM yang lebih
rendah inilah yang bisa memicu penyelundupan Bahan Bakar Minyak ke luar
Indonesia. Penyeludupan BBM ini yang berpotensi merugikan masyarakat
Indonesia karena merekalah yang berhak atas subsidi terhadap BBM.

Sementara itu, konflik yang melanda negara- negara Timur Tengah juga
mengganggu produksi minyak mentah dunia. Negara- negara Timur Tengah
punya peran strategis, karena di situlah mayoritas minyak mentah diproduksi dan
dipasok. Revolusi yang melanda Libya, Tunisia dan Mesir serta ketegangan di

14
sekitar Selat Hormuz antara Iran dengan AS dan Israel mengganggu pasokan
minyak dunia. Padahal, konflik di negara- negara Timur Tengah masih berpotensi
untuk berlanjut dalam jangka waktu lama. Ini artinya, produksi minyak masih
akan terus terganggu dan akibatnya harga minyak dunia masih tinggi dan punya
kemungkinan akan terus naik.

C. Pengurangan Subsidi BBM Menurut Prinsip- Prinsip Etika dalam


Perekonomian atau Bisnis

Etika memegang peranan penting dalam dunia bisnis dan perekonomian


dan memang harus diterapkan dalam dunia bisnis dan perekonomian. Tanpa
dilandasi dengan adanya etika, pengambilan keputusan di dalam perekonomian
bisa saja hanya mementingkan kepentingan sendiri, merugikan pihak lain,
menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan dan masih banyak tindak yang
merugikan sebagai akibat dari tidak adanya etika yang melandasi setiap
pengambilan keputusan. Etika itu sendiri punya beberapa prinsip dalam dunia
bisnis atau perekonomian, ada prinsip utilitarianisme, hak, keadilan danperhatian

Utilitarianisme

Menurut prinsip utilitarianisme, sebuah tindakan atau keputusan dinilai


beretika apabila mampu memberi keuntungan sebesar- besarnya bagi masyarakat
dan atau juga memberi beban (kerugian) yang paling minim. Dalam konteks
pengurangan subsidi BBM, tentu keputusan untuk mengurangi subsidi BBM akan
merugikan bagi banyak pihak. Pengurangan subsidi BBM tentu secara otomatis
akan membuat harga BBM yang disubsidi naik. naiknya harga BBM subsidi inilah
yang akan berdampak sampai kemana- mana.

Naiknya harga BBM, akan mengakibatkan biaya operasional bagi moda-


moda transportasi dan kendaraan- kendaraan yang memakai BBM bersubsidi.
Dengan demikan harus ada penyesuaian tarif untuk menghindari kerugian.
Penyesuaian tarif ini berupa naiknya tarif angkutan umum atau juga naiknya biaya
pengangkutan barang hasil produksi dan komoditas yang diperdagangkan. Dengan
naiknya tarif, akan membuat harga dari komoditas itu naik, karena biaya untuk
pengangkutan juga naik. Masyarakatlah yang sebenarnya menanggung

15
penyesuaian tarif itu. Masyarakat harus membayar lebih untuk mendapatkan
barang hasil produksi atau komoditas yang diperdagangkan. Masyarakat juga
harus membayar lebih untuk moda transportasi umum yang mereka pakai.

Naiknya berbagai komoditas dan kebutuhan pokok tentu membuat


pengeluaran masyarakat juga naik. Sementara, di sisi lain belum tentu pendapatan
mereka naik. sehingga, mau tidak mau mereka menuntut kenaikan upah (jika
bekerja di suatu instansi atau perusahaan) atau menghemat pengeluaran.
Perusahaan juga akan kena imbas dari kenaikan harga BBM yang berakibat
turunnya daya beli masyarakat itu. Yang paling rawan terkena dampaknya adalah
Usaha Kecil dan Menengah (UKM). UKM inilah yang punya struktur modal
paling kecil juga susah untuk mengakses pinjaman dari dunia perbankan.
Sehingga, jika tejadi penurunan daya beli masyarakat, UKM menjadi titik yang
paling rawan mengalami kesulitan keuangan. Padahal, UKM menjadi salah satu
sokoguru perekonomian Indonesia. Menurunnya daya beli masyarakat juga
berdampak pada angka inflasi yang naik, dan di sisi lain inflasi menjadi indikator
perekonomian suatu negara.

Serangkaian efek domino di atas merupakan kerugian yang diakibatkan


jika subsidi BBM dikurangi. Namun, apakah dampak negatif di atas merupakan
kerugian terbesar yang dialami sesuai prinsip utilitarianisme?. Jika dilihat lagi,
apabila pemerintah memutuskan tidak mengurangi subsidi akan ada lebih banyak
kerugian dan dampak negatif dalam jangka waktu yang pendek maupun panjang.

Jika pemerintah memutuskan tidak mengurangi subsidi BBM, maka


konsumsi atas BBM tidak terkontrol. Pemerintah dan Pertamina harus
menyediakan kuota BBM yang mencukupi agar tidak terjadi kelangkaan di
pasaran. Padahal, dalam kenyataannya, harga minyak dunia tidak sesuai dengan
asumsi yang dipakai pemerintah dalam menentukan anggaran untuk subsidi BBM
dalam APBN 2012. Hal ini tentu membuat pemerintah harus menambah anggaran
untuk subsidi BBM dalam APBN Perubahan 2012, seperti yang terjadi saat ini.

Pada hakikatnya, APBN adalah uang rakyat. Salah satu sumber utama
pendanaan adalah uang masyarakat yang dihimpun melalui pajak, cukai dan

16
serangkaian pungutan lainnya. Dengan kata lain, APBN seharusnya dipakai untuk
menyejahterakan rakyat sebesar- besarnya. Subsidi BBM juga salah satu bentuk
yang dipakai pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat.
Namun, jika anggaran subsidi itu terus naik dan membebani APBN, pantaskah
apabila hal itu dikatakan memberikan kesejahteraan sebesar- besarnya bagi
masyarakat?.

Proyeksi pemerintah, apabila subsidi BBM porsinya tidak dikurangi dan


mengikuti pergerakan harga minyak dunia, kemungkinan anggaran yang dipakai
mencapai angka 191 Trilun Rupiah. Uang sebesar itu tentu akan lebih efektif
dipakai untuk mendanai program lain yang lebih bermanfaat bagi masyarakat
daripada untuk subsidi BBM yang dinikmati sebagian kecil masyarakat pemilik
kendaraan bermotor saja. Uang sebanyak itu bisa untuk mendanai program
pengentasan kemiskinan, pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan, jembatan,
jalan raya ataupun juga bandar udara, membuka akses terhadap daerah pedalaman,
menciptakan lapangan kerja dan juga program- program lain yang lebih
bermanfaat bagi masyarakat luas ketimbang untuk subsidi BBM.

Jika dilihat dalam jangka panjang, konsumsi BBM yang tidak terkontrol
juga akan berdampak bagi lingkungan. Hasil pembakaran dari BBM akan melepas
residu yang berbahaya dalam jangka panjang ke bagi kesehatan manusia. Jika
semakin banyak konsumsi terhadap BBM, tentu akumulasi residu di lingkungan
juga akan meningkat. Udara makin tidak sehat dan makin mengancam kesehatan
manusia. Hal ini tentu merugikan bagi banyak masyarakat. Selain masyarakat
pengguna BBM, juga masyarakat yang tidak menggunakan BBM yang ikut
terdampak dari pencemaran lingkungan dari residu pembakaran BBM yang
dilepas ke udara bebas. Salah satu mekanisme yang dipakai untuk mengontrol
penggunaan BBM adalah pengurangan subsidi itu. Dengan pengurangan subsidi
BBM, diharapkan konsumsi atas BBM bisa ditekan dan dampak lainnya adalah
mengurangi pencemaran udara akibat BBM.

Dari uraian di atas, keputusan pemerintah mengurangi subsidi BBM bisa


dikatakan etis sesuai prinsip etika utilitarianisme. Walaupun pada awalnya akan
berdampak negatif bagi perekonomian, namun hal tersebut akan diikuti

17
penyesuaian- penyesuaian dalam dunia perekonomian sehingga tercapai titik
keseimbangan baru. Bukan sekali dua kali harga BBM naik. Pada masa terdahulu
harga BBM juga pernah naik. Menurut pengalaman yang sudah terjadi,
mekanisme perekonomian selalu menyesuaikan terhadap perubahan dalam dunia
ekonomi itu sendiri, dalam kasus ini kenaikan harga BBM subsidi, dan mencapai
titik keseimbangan baru. Lain halnya dengan kemiskinan yang harus dientaskan
dengan peran serta pemerintah di dalamnya, atau lingkungan yang akan terus
rusak tanpa tindakan kongkret untuk mencegahnya. Anggaran yang bisa dihemat
dari pengurangan subsidi BBM dapat dipakai untuk prograam lain yang berguna
bagi masyarakat luas. Selain itu, dampak negatif terhadap lingkungan bisa lebih
terkontrol sebagai akibat dari pengurangan subsidi BBM. Dengan demikian,
pengurangan subsidi BBM punya dampak positif yang lebih besar dari dampak
negatifnya,

Hak

Subsidi BBM merupakan hak bagi masyarakat. Subsidi BBM dinikmati


oleh banyak pihak yang secara ekonomi mampu untuk membeli BBM nonsubsidi.
Perbedaan harga yang mencolok menjadi salah satu penyebab mengapa banyak
orang lebih memilih menggunakan BBM bersubsidi. Selisih harga antara Rp
4500,00 untuk BBM subsidi Premium dengan Rp 9000,00 ke atas untuk BBM non
subsidi Pertamax tentu godaan yang menggiurkan bagi pemilik kendaraan
bermotor di tengah perekonomian yang semakin sulit seperti saat ini.

Dengan banyaknya masyarakat yang mampu tetapi memilih memakai


BBM bersubsidi, ada pelanggaran hak terhadap masyarakat yang kurang mampu
secara ekonomi, ada pelanggaran etika di dalamnya. Jika masyarakat sudah
mampu secara ekonomi, bukankah sebaiknya subsidi BBM dialihkan ke bentuk
lain yang lebih berguna membantu masyarakat yang kurang mampu? karena,
masyarakat yang kurang mampu bukanlah pengonsumsi terbesar BBM bersubsidi,
dan dengan demikian masyarakat yang kurang mampu tidak banyak menikmati
adanya subsidi BBM itu.

18
Di sisi lain, penyelundupan BBM bersubsidi ke luar negeri menjadi ekses
lain akibat perbedaan harga mencolok antara yang ada di Indonesia dan negara
tetangga. Hal ini juga merupakan suatu bentuk pelanggaran terhadap hak
masyarakat Indonesia atas subsidi BBM. Bagaimanapun juga, subsidi BBM itu
didanai dengan APBN, yang sejatinya adalah uang rakyat. Sehingga yang
sebenarnya berhak atas subsidi BBM itu adalah rakyat Indonesia, bukan penduduk
negeri tetangga yang ikut kecipratan menikmati BBM bersubsidi hasil
selundupan.

Sebenarnya, jika pengunaan dan peruntukan BBM bersubsidi dilakukan


secara konsekuen, mungkin pengurangan subsidi BBM belum perlu dilakukan.
Dalam artian, subsidi BBM benar- benar diperuntukkan bagi rakyat yang benar-
benar membutuhkan subsidi. Jika hal itu terjadi, tentu konsumsi BBM tidak
meningkat sebanyak seperti yang ada sekarang ini. Karena yang terjadi sekarang
ini, subsidi BBM menjadi salah arah dan ikut dinikmati oleh masyarakat yang
sebenarnya mampu secara ekonomi untuk beralih ke BBM nonsubsidi.

Rupanya, himbauan secara moral oleh pemerintah untuk beralih ke BBM


nonsubsidi bagi masyarakat yang mampu secara ekonomi melalui berbagai bentuk
sosialisasi saja tidak cukup. Hal ini tidak mampu mengurangi konsumsi terhadap
BBM subsidi seperti yang diharapkan pemerintah melalui himbauan itu.
Pemerintah menganggap perlu adanya langkah kongkret untuk mengurangi
pengeluaran untuk subsidi BBM yang terus membebani APBN, yaitu dengan
mengurangi subsidi BBM.

Pengurangan subsidi BBM juga berarti sebenarnya mengurangi hak dari


masyarakat terhadap subsidi BBM. Tetapi, di balik itu, anggaran yang bisa
dihemat dengan pengurangan itu bisa dialihkan untuk mendanai program lain
yang lebih tepat sasaran untuk membantu rakyat yang kurang mampu secara
ekonomi. Bukankah rakyat yang kurang mampu juga punya hak atas penggunaan
APBN? karena pada dasarnya APBN adalah uang rakyat, yang seharusnya
digunakan untuk memberi kesejahteraan sebesar- besarnya bagi semua
masyarakat Indonesia.

19
Keadilan

Dalam etika, keadilan punya konsep yang berbeda- beda sesuai ideologi
yang mendasarinya. Pemberian subsidi BBM sudah memenuhi konsep keadilan
sebagai kesamaan, karena subsidi yang diberikan merupakan hak bagi semua
rakyat tanpa terkecuali. Tetapi dalam prosesnya, subsidi BBM lebih banyak
dinikmati oleh masyarakat yang mampu dan tidak banyak berdampak bagi
masyarakat kurang mampu secara ekonomi yang sebenarnya lebih membutuhkan
bantuan pemerintah dalam bentuk subsidi. Pengurangan subsidi BBM dan
pengalokasian dana yang bisa dihemat dari pengurangan subsidi BBM untuk
mendanai program lain yang lebih bermanfaat dan tepat guna bagi masyarakat
menunjukkan pengurangan subsidi lebih adil dan bisa dinikmati secara lebih luas
cakupannya oleh masyarakat.

Di satu sisi, pemerintah tetap memberi subsidi BBM kepada semua rakyat
tanpa terkecuali, dan hanya mengurangi besaran subsidinya saja, dan di sisi lain
pemerintah memperhatikan kepentingan masyarakat yang lebih luas dari sekedar
subsidi BBM. Dengan dana hasil penghematan subsidi, pemerintah bisa mendanai
program- program lain yang bisa dinikmati masyarakat secara menyeluruh dan
lebih luas seperti pembangunan infrastruktur, penciptaan lapangan kerja, akses
pendidikan yang lebih luas dan program- program lain yang lebih tepat daripada
subsidi BBM.

Perhatian

Pemberian subsidi BBM menunjukkan perhatian pemerintah kepada


rakyatnya untuk mengurangi beban perekonomian sebagai akibat dari mahalnya
suatu komoditas pokok di pasaran. Namun, melihat fakta yang ada bahwa subsidi
BBM banyak dinikmati oleh masyarakat yang mampu secara ekonomi, tentu
pemberian subsidi BBM patut dipertanyakan lagi, masihkah subsidi dibutuhkan
oleh masyarakat yang sebetulnya sudah mampu. Di sisi lain, masyarakat yang
lebih luas membutuhkan perhatian pemerintah dalam bentuk lapangan kerja,
pendidikan, infrastruktur dan lain- lain. Dengan pengurangan subsidi BBM,
diharapkan pemerintah memberi perhatian lebih kepada masyarakat yang lebih

20
luas dangan menciptakan program- program dengan anggaran dari penghematan
subsidi, yang bisa menjawab kebutuhan- kebutuhan masyarakat yang lebih dari
sekedar subsidi BBM.

D. Dampak Negatif

Harga BBM yang naik akan menjadi pemacu dari kenaikan harga
komoditas lain, mengingat peran vital BBM mulai dari proses produksi hingga
pengangkutan. Dampak dari kenaikan harga BBM tidak hanya dirasakan oleh
pemilik kendaraan bermotor saja. Masyarakat yang tidak memiliki kendaraan
bermotor juga turut terdampak dengan adanya kenaikan BBM ini.

Naiknya harga BBM, akan mengakibatkan biaya operasional bagi moda-


moda transportasi dan kendaraan- kendaraan yang memakai BBM bersubsidi.
Dengan demikian harus ada penyesuaian tarif untuk menghindari kerugian.
Penyesuaian tarif ini berupa naiknya tarif angkutan umum atau juga naiknya biaya
pengangkutan barang hasil produksi dan komoditas yang diperdagangkan. Dengan
naiknya tarif, akan membuat harga dari komoditas itu naik, karena biaya untuk
pengangkutan juga naik. Masyarakatlah yang sebenarnya menanggung
penyesuaian tarif itu. Masyarakat harus membayar lebih untuk mendapatkan
barang hasil produksi atau komoditas yang diperdagangkan. Masyarakat juga
harus membayar lebih untuk moda transportasi umum yang mereka pakai.

Naiknya berbagai komoditas dan kebutuhan pokok tentu membuat


pengeluaran masyarakat juga naik. Sebenarnya, tidak menjadi masalah apabila
pengeluaran yang lebih dari biasanya itu bisa diimbangi dengan pemasukan yang
lebih besar. Tetapi, untuk mencapai pemasukan yang kebih besar tentu butuh
waktu yang tidak singkat, sementara, pembelian kebutuhan pokok itu tidak bisa
ditunda.

Mau tidak mau mereka menuntut kenaikan upah (jika bekerja di suatu
instansi atau perusahaan) atau menghemat pengeluaran. Dengan melakukan
penghematan pengeluaran, masyarakat menjadi selektif dalam penggunaan
pengeluarannya. Pengeluaran yang kurang penting dipangkas atau tidak dilakukan

21
sama sekali. Penghematan pengeluaran membuat daya beli masyarakat menjadi
turun.

Perusahaan juga akan kena imbas dari kenaikan harga BBM yang
berakibat turunnya daya beli masyarakat. Produsen komoditas yang tidak menjadi
prioritas masyarakat akan mengalami penurunan penjualan, padahal di sisi lain
biaya operasional perusahaan meningkat akibat naiknya BBM bersubsidi.
Penurunan penjualan dan naiknya biaya operasional membuat perusahaan
berpotensi mengalami kerugian. Kerugian yang dialami bisa berimbas kepada
karyawan yang dipekerjakan. Untuk mengurangi kerugian, produsen bisa saja
mengurangi jumlah karyawan, atau bahkan menutup usahanya. Padahal, karyawan
itu di sisi lain juga mengalami kesulitan akibat meningkatnya kebutuhan hidup
sehari- hari.

Yang paling rawan terkena dampaknya adalah Usaha Kecil dan


Menengah (UKM). UKM inilah yang punya struktur modal paling kecil juga
susah untuk mengakses pinjaman dari dunia perbankan. Sehingga, jika tejadi
penurunan daya beli masyarakat, UKM menjadi titik yang paling rawan
mengalami kesulitan keuangan. Padahal, UKM menjadi salah satu sokoguru
perekonomian Indonesia, dimana lebih dari 90% pelaku industri di Indonesia
tergolong sebagai UKM.

Inflasi

Tabel 8: Dampak Kebijakan Penaikan Harga BBM 2012

Jenis BBM Kenaikan Nilai Dampak


harga penghematan Inflasi* (%)
(Rp/liter) (Rp Triliun)
1.000 38,70 1,07
Premium 1.500 57,45 1,58
dan Solar 2.000 76,60 2,14

Sumber: Reforminer Institute


(2011)
*)tidak termasuk dampak yang tidak dapat dikuantifikasikan

Kenaikan BBM bisa memicu meningkatnya inflasi. Inflasi sendiri


merupakan indikator perekonomian suatu negara. Inflasi memang wajar, tetapi

22
dalam besaran yang terkendali. Kenaikan harga hampir semua komoditas
membuat angka inflasi menjadi naik. Dalam tabel di atas yang merupakan hasil
simulasi oleh Reforminer Institute yang mengungkapkan dampak dari besaran
kenaikan BBM terhadap angka inflasi. Semakin tinggi besaran kenaikan harga
BBM, akan semakin banyak keuangan negara yang bisa di hemat, akan tetapi
dampak inflasi yang ditimbulkan akan semakin tinggi. Jika pemerintah menaikkan
harga BBM sebesar Rp 2000,00 atau kenaikan maksimal sesuai yang dicanangkan
pemerintah, keuangan pemerintah yang bisa dihemat sebesar 76,60 Trilyun.
Besaran inflasi diprediksi akan mencapai 2,14% sebagai dampak kenaikan BBM
bersubsidi sebesar Rp 2.000,00 per liter.

Padahal, target inlasi tahunan pemerintah adalahsebesar 5,3 % untuk tahun


2012. Dalam data yang dirilis BPS, untuk tahun 2012 inflasi sampai bulan Maret
32012 sudah mencapai 0.88%. belum lagi perkiraan inflasi akibat kenaikan BBM
yang diprediksi mencapai 2,14%. Rencana pemerintah yang akan menaikkan tarif
dasar listrik di tahun 2012 juga akan berdampak terhadap angka inflasi yang tentu
akan naik. Patut dilihat pula, tren inflasi di Indonesia yang meningkat di bulan-
bulan tertentu di saat ada hari raya keagamaan atau juga di akhir tahun yang
bertepatan dengan periode tutup buku instansi pemerintahan atau perusahaan yang
tentu akan berdampak bagi inflasi secara keseluruhan. Dengan demikian, target
inflasi tahunan pemerintah yang sebesar 5,3 % akan sulit tercapai. Bahkan dari
data di bawah ini jika dilihat di tahun 2005 ketika pemerintah menaikkan harga
BBM subsidi, inflasi tahunannya mencapai 17,11%. Bukan tidak mungkin hal
yang sama akan terjadi di tahun 2012.

E. Dampak Positif

Kebijakan pengurangan subsidi BBM akan punya dampak positif,


disamping juga dampak negatif. Dampak positif yang pertama adalah
penghematan terhadap keuangan pemerintah. Seperti dalam tabel Dampak
Kebijakan Penaikan Harga BBM 2012, akan ada penghematan keuangan
pemerintah. Dengan mengurangi subsidi, maka akan ada dana yang bisa dihemat
dan dipergunakan mendanai program dan kebijakan lain yang lebih efektif dan
berguna bagi masyarakat. Dana itu bisa dipakai untuk tambahan anggaran

23
pendidikan, program pengentasan kemiskinan, menciptakan lapangan kerja baru
dan pembangunan infrastruktur dan program- program lainnya yang lebih berguna
bagi masyarakat ketimbang subsidi BBM yang jelas- jelas tidak banyak dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat miskin.

Dampak positif yang kedua adalah mengurangi defisit anggaran. Dengan


melakukan pengurangan subsidi BBM, defisit anggaran akan turun menjadi Rp
109,8 Triliun atau 2,23% dari Produk Domestik Bruto. Jika tidak melakukan
kebijakan untuk mengurangi subsidi BBM, defisit anggaran dapat melonjak
menjadi Rp 299 Triliun atau 3,59% dari Produk Domestik Bruto. Defisit anggaran
yang terlalu tinggi tentu tidak baik bagi keuangan suatu negara. Krisis di Eropa
juga salah satunya dipicu oleh defisit anggaran yang terlalu tinggi.

Dampak postif ketiga adalah kontrol terhadap konsumsi BBM. Dengan


adanya kenaikan harga BBM bersubsidi karena pengurangan subsidi, tentu akan
membuat pemilik kendaraan bermotor akan lebih selektif dalam aktivitasnya
untuk menggunakan kendaraan bermotor karena harga dari BBM yang lebih
mahal. Dengan demikian, konsumsi atas BBM bersubsidi bisa terkontrol dan tidak
berlebihan dan membebani keuangan pemerintah.

Dampak positif keempat adalah penghematan terhadap pemakaian minyak


bumi. Minyak bumi adalah sumber daya alam yang tidak terbarukan. Suatu saat,
cadangan minyak bumi akan habis, dan butuh waktu jutaan tahun untuk
menghasilkan minyak bumi lagi. Terkontrolnya pemakaian BBM seperti dampak
positif ketiga, berdampak pula terhadap eksploitasi minyak bumi yang bisa
dikurangi. Dengan demikian, cadangan minyak bumi bisa lebih lestari lagi.

Dampak positif kelima adalah pengembangan energi alternatif yang lebih


murah daripada BBM. Harga BBM bersubsidi yang lebih mahal akan memacu
pihak- pihak tertentu untuk berpikir kreatif untuk mencari dan mengembangkan
energi- energi alternatif selain BBM. Dengan energi alternatif, masyarakat tidak
bergantung terhadap keberadaan BBM. Selain itu, energi alternatif akan lebih
ramah lingkungan daripada BBM.

24
Dampak positif keenam, adalah kelestarian lingkungan. Residu hasil
pembakaran BBM yang dilepas ke udara punya potensi membahayakan bagi
kesehatan manusia dalam jangka panjang dan terakumulasi dalam jumlah besar.
Pengurangan subsidi BBM mencegah konsumsi BBM secara berlebihan.
Sehingga, pencemaran lingkungan dan udara bisa dikurangi. Lebih jauh lagi,
dengan lingkungan hidup yang lebih sehat, memperkecil peluang masyarakat
untuk mengalami gangguan kesehatan sebagai akibat lingkungan hidup dan
kondisi udara yang tidak baik bagi kesehatan. Dengan demikian, biaya yang
timbul, seperti biaya kesehatan yang harus dikeluarkan akibat gangguan kesehatan
karena lingkungan dan udara yang tercemar bisa berkurang.

Dampak postitif ketujuh, mengurangi tindak kejahatan penyelundupan


BBM. Dengan naiknya harga BBM bersubsidi, disparitas harga BBM di Indonesia
dan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura bisa dipangkas. Perbedaan
harga yang semakin kecil itu membuat penyelundup tidak tertarik
menyelundupkan BBM bersubsidi karena keuntungan menjadi lebih kecil
sementara resiko yang harus dihadapi besar. Sehingga, BBM bisa dinikmati oleh
masyarakat Indonesia yang memang berhak terhadap penggunaan BBM
bersubsidi itu.

Dampak positif ke delapan, Pengurangan subsidi BBM menyebabkan


harga BBM naik sehingga permintaan akan kendaraan bermotor (barang
komplementer) menurun dan industri kendaraan bermotor akan mengalami
penurunan. Penurunan jumlah permintaan kendaraan bermotor dapat mengerem
laju pertambahan jumlah kendaraan bermotor yang terus meningkat yang pada
akhirnya akan mencegah pencemaran udara yang lebih parah dan mengurangi
potensi terjadinya kemacetan, terutama di kota- kota besar sebagai akibat dari
total panjang jalan yang sudah tidak proporsional dengan jumlah kendaraan
bermotor yang beredar di jalan.

BAB IV

KESIMPULAN

25
Pengurangan BBM Bersubsidi sudah seharusnya dilakukan pemerintah.
Subsidi BBM sudah membebani keuangan dan berpotensi terus memberi beban
yang lebih berat terhadap keuangan negara di masa- masa mendatang apabila
pemerintah tidak mengambil keputusan untuk mengurangi subsidi BBM. Apalagi,
subsidi BBM sekarang ini sudah tidak efektif dan tidak banyak dirasakan
masyarakat yang tergolong miskin. Melihat dari kondisi perminyakan di Indonesia
dan dunia, pengurangan subsidi BBM tepat dilakukan oleh pemerintah. Jika tidak
dilakukan pengurangan subsidi BBM, keuangan pemerintah akan semakin
terbebani oleh besaran anggaran untuk subsidi BBM yang terus naik karena harga
minyak dunia yang cenderung naik.

Ditinjau dari etika, keputusan untuk mengurangi subsidi BBM sudah tepat
menurut prinsip etika di dunia bisnis dan perekonomian. Menurut prinsip
utilitarianisme, pengurangan subsidi BBM sudah tepat karena memberi
keuntungan yang paling besar bagi masyarakat. Menurut prinsip hak, walaupun
pengurangan subsidi BBM mengurangi hak masyarakat Indonesia untuk
menikmati subsidi BBM, tetapi pengurangan subsidi BBM juga memberi hak bagi
masyarakat untuk mencapai kesejahteraan melalui program- program yang lebih
tepat sasaran yang didanai dengan anggaran yang bisa dihemat karena
pengurangan subsidi BBM.

Dampak negatif yang dirasakan adalah:

1. Naiknya harga BBM bersubsidi.


2. Naiknya harga komoditas yang diperdagangkan dan komoditas-
komoditas yang tergolong kebutuhan pokok.
3. Turunnya daya beli masyarakat.
4. Potensi kerugian karena penurunan penjualan dan naiknya biaya
operasional pada produsen- produsen komoditas yang bukan
merupakan prioritas masyarakat, kemudian diikuti oleh potensi
terjadinya pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan akibat
kerugian perusahaan.
5. Usaha Kecil Menengah yang terancam kerugian karena turunnya daya
beli masyarakat.

26
6. Naiknya angka inflasi serta kemungkinan tidak tercapainya target
inflasi yang dicanangkan pemerintah di tahun 2012.

Adapun dampak positif yang bisa diraih akibat pengurangan subsidi BBM
adalah:

1. Penghematan terhadap keuangan pemerintah sehingga bisa dialihkan


untuk mendanai program lain yang lebih tepat guna dan tepat sasaran.
2. Mengurangi defisit anggaran.
3. Kontrol terhadap konsumsi BBM sehingga tidak terjadi pemakaian
BBM secara berlebihan.
4. Penghematan terhadap pemakaian minyak bumi yang merupakan
sumber daya alam tidak terbarukan.
5. Pengembangan energi alternatif yang lebih murah daripada BBM.
6. Kelestarian lingkungan yang berdampak pada berkurangnya biaya
kesehatan yang harus dikeluarkan akibat lingkungan hidup dan udara
yang tercemar residu pembakaran BBM.
7. Mengurangi tindak kejahatan penyelundupan BBM bersubsidi ke luar
negeri.
8. Permintaan akan kendaraan bermotor (barang komplementer)
menurun.

DAFTAR PUSTAKA

1. Rosen, Harvey S. dan Ted Gayer. 2010. Public Finance. 9th ed. New York :
McGraw-Hill.

27
2. Velazquez, Manuel G. 2002. Business Ethics: Concepts and Case 5th Ed.
New Jersey: PearsonEducation Inc.
3. Kementerian Sekretariat Negara RI, Sekretariat Wakil Presiden. 2012.
Subsidi BBM Buat (Si) Apa?.
4. Ditjen Migas. 2011. Statistik Minyak Bumi.
5. Majalah detik edisi 19. Artikel “Potong Gaji Demi Subsidi” dan “Agar Si
Kaya Tak Curi Subsidi.
6. prokum.esdm.go.id/Publikasi/Statistik/Statistik%20Minyak%20Bumi.pdf
diakses tanggal 16 April 2012.
7. oil-price.net/en/articles/iran-oil-strait-or-hormuz.php diakses tanggal 15 April
2012.
8. bicaraenergi.com/2011/09/bp-statistical-review-2011-minyak-bumi/ diakses
tanggal 16 April 2012.
9. www.reforminer.com/media-coverage/tahun-2012/1196-antisipasi-dampak-
penaikan-harga-bbm. diakses tanggal 17 April 2012.
10. www.indonesiafinancetoday.com/read/13694/Pemerintah-Optimistis-Target-
Inflasi-2012-Tercapai- diakses tanggal 16 April 2012.

28

Anda mungkin juga menyukai